• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

H. setariae A. spiraecola

A. euginae Abdomen terdapat perisai berwarna hitam

Abdomen transparan

24

Kunci Identifikasi Dikotomi Kutudaun pada Gulma di Bogor

1 a. Pada antena ruas ketiga terdapat rinaria sekunder... Tribe Macrosiphini (Gambar 15a)

2 b. Pada antena ruas ketiga tidak terdapat rinaria sekunder... Tribe

Aphidini (Gambar 15b)

3

Gambar 15 Karakter morfologi Aphidinae; Antena ruas ketiga Tribe ..Macrosiphini (a) dan antena ruas ketiga Tribe Aphidini (b) 2 a. Tuberkel antena berkembang dan terdapat zona poligonal pada ujung

kornikel... S. miscanthi (Gambar 16a dan 16b)

b. Tuberkel antena tidak berkembang dan tidak terdapat zona poligoal pada ujung kornikel... J. papillata (Gambar 16c dan 16d)

Gambar 16 Karakter morfologi Tribe Macrosiphini; Tuberkel antena berkembang ..(a), zona poligonal pada ujung kornikel (b), tuberkel antena tidak ..berkembang (c), dan ujung kornikel tanpa zona poligonal (d)

3 a. Kornikel lebih panjang daripada kauda (Gambar 17a) 4 b. Kornikel lebih pendek daripada kauda dan bagian atas kepala

memiliki warna yang lebih gelap... S. graminum (Gambar 17b dan 17c)

Gambar 17 Karakter morfologi perbandingan panjang kornikel dan kauda serta warna kepala; Kornikel .lebih pendek daripada kauda (a) kornikel lebih panjang daripada .kauda (b), bagian atas kepala memiliki warna lebih gelap dari .bagian yang lainnya (c)

(a) (b)

(a) (b) (c)

25 4 a. Kornikel berwarna pucat dan panjang terminal proses lebih panjang

>3 kali daripada dasar ruas terakhir antena... M. shorgi (Gambar 18a dan 18b)

b. Kornikel berwarna gelap (Gambar 18c) 5

Gambar 18 Karakter morfologi warna kornikel dan perbandingan panjang .terminal proses serta pangkal antena ruas terakhir; Kornikel .berwarna pucat (a), panjang terminal proses lebih panjang >3 kali .daripada dasar ruas terakhir antena (b), dan.kornikel berwarna .gelap (c)

5 a. Kauda berwarna gelap (Gambar 19a) 6

b. Kauda berwarna pucat (Gambar 19b) 7

Gambar 19 Karakter morfologi warna kauda; Kauda berwarna gelap (a) dan ..kauda ..berwarna pucat (b)

6 a. Abdomen terdapat perisai berwarna gelap dan kornikel terdapat rambut 4-7 helai... A. craccivora (Gambar 20a dan 20b)

b. Abdomen berwarna transparan (Gambar 20c) 8

Gambar 20 Karakter morfologi abdomen dorsal dan jumlah rambut pada kauda; Abdomen terdapat perisai berwarna .gelap (a), kornikel terdapat rambut 4-7 helai (b), dan abdomen berwarna .transparan (c)

7 a. Femur berwarna gelap seperti kornikel dan tidak terdapat zona poligonal di tepi abdomen... H. setariae (Gambar 21a dan 21b)

b. Femur berwarna pucat kontras dengan kornikel yang berwarna gelap dan terdapat zona poligonal di tepi abdomen... A. gossypii (Gambar 21c dan 21d) (b) (c) (a) (b) (a) (c) (b) (a)

26

Gambar 21 Karakter morfologi warna femur, kornikel, dan keberadaan zona poligonal di tepi abdomen; Femur dan kornikel .berwarna gelap (a), bagian tepi abdomen tanpa zona poligonal (b), .femur berwarna pucat sedangkan kornikel .berwarna gelap (c), dan .bagian tepi abdomen dengan zona poligonal (d)

8 a. Terdapat rambut pada bagian atas kepala dan kornikel berbentuk silind gan pangkal ramping... A. euginea (Gambar 22a dan 22b)

b. Tidak terdapat rambut pada bagian atas kepala dan kornikel berbentuk tapering... A. spiraecola (Gambar 22c dan 22d)

Gambar 22 Karakter morfologi keberadaan rambut di bagian atas kepala dan bentuk kornikel; Terdapat.rambut di tuberkel antena (a), kornikel berbentuk silinder dengan pangkal ramping (b), tidak terdapat rambut di .tuberkel antena (c), dan kornikel silinder yang meruncing (d)

Semut yang Berasosiasi dengan Koloni Kutudaun

Semut adalah salah satu serangga yang sering berasosiasi dengan serangga lain. Kutudaun merupakan serangga yang sering ditemukan berasosiasi dengan semut di lapangan. Asosiasi semut dengan koloni kutudaun pada umumnya saling menguntungkan. Semut mendapatkan makanan tambahan dari embun madu yang dikeluarkan oleh kutudaun, sedangkan kutudaun mendapatkan perlindungan dari semut terhadap serangga yang menjadi musuh alaminya. Semut juga dapat melindungi kutudaun dari infeksi patogen obligat dari golongan cendawan, sehingga dapat mengurangi penularan penyakit di dalam koloninya (Nielsen et al. 2010).

Terdapat empat subfamili semut yang ditemukan berasosiasi dengan koloni kutudaun, yaitu Cerapachyinae, Dolichoderinae, Formicinae, dan Myrmicinae. Dari 35 koloni kutudaun pada gulma yang berasosiasi dengan semut, 55% berasosiasi dengan Subfamili Formicinae, 23% berasosiasi dengan Subfamili Myrmicinae, 15% berasosiasi dengan Subfamili Cerapachyinae, dan 7% berasosiasi dengan Subfamili Dolichoderinae (Gambar 23). Semut yang berasosiasi dengan koloni kutudaun terdapat 15 spesies, yaitu Acanthomyrmex sp., Acropyga sp., Camponotus sp., Cardiocondyla sp., Cerapachys sp.,

(c)

(a) (b) (d)

27 Crematogaster sp., Dolichoderus sp., Loweriella sp., Monomorium sp., Myrmecina sp., Paratrechina sp., Philidris sp., Polyrhachis sp., Pseudolasius sp., dan Tetramorium sp. Semua semut yang ditemukan diasumsikan berasosiasi dengan koloni kutudaun karena berada disekitar koloni kutudaun. Terdapat jenis kutudaun yang ditemukan berasosiasi dengan semut lebih dari satu jenis di koloni kutudaun yang berbeda.

Gambar 23 Proporsi subfamili semut yang ditemukan berasosiasi dengan koloni kutudaun pada gulma di Bogor

Deskripsi Semut Subfamili Cerapachyinae

Cerapachys sp. Semut jenis ini merupakan satu-satunya spesies dari Subfamili Cerapachyinae yang ditemukan berasosiasi dengan koloni kutudaun pada gulma inang. Semut ini berasosiasi dengan A. gossypii pada gulma inang A. conyzoides, E. hirta, serta S. nudiflora dan H. setariae pada gulma S. diander (Lampiran 1, 3, dan 4)). Semut ini mempunyai panjang tubuh 2.75 mm dan tubuh berwarna cokelat dengan abdomen berwarna hitam (Gambar 24a). Ciri morfologi spesies semut ini, yaitu mesosoma terhubung dengan gaster oleh dua ruas (petiole dan postpetiole) ruas ini terbagi dengan jelas, tidak mempunyai segitiga yang saling berhadapan di sekitar pangkal antena, dan permukaan atas ujung gaster (pygidium) berbentuk rata serta mempunyai barisan duri halus atau gigi di sepanjang permukaan luar dan tepi.

Gambar 24 Semut dari Subfamili Cerapachyinae; Cerapachys sp. (a)

1 mm

28

Subfamili Dolichoderinae

Dolichoderus sp. Semut jenis ini ditemukan berasosiasi dengan A. gossypii pada gulma inang M. micrantha (Lampiran 1 dan 3). Semut ini mempunyai panjang tubuh 3.92 mm dan tubuh berwarna hitam (Gambar 25a). Ciri morfologi dari spesies ini, yaitu mesosoma yang dihubungkan dengan gaster oleh satu ruas petiol, tidak mempunyai duri sengat, ujung gaster terdapat celah atau belahan dan tidak dikelilingi bulu pendek dan bagian depan klipeus mempunyai rambut pendek, dan bagian belakang propodeum berbentuk cengkung.

Philidris sp. Semut jenis ini ditemukan berasosiasi dengan A. gossypii pada gulma inang A. conyzoides (Lampiran 1 dan 3). Semut ini mempunyai panjang tubuh 2.37 mm dan tubuh berwarna hitam (Gambar 25b). Ciri morfologi dari spesies ini, yaitu mesosoma yang dihubungkan dengan gaster oleh satu ruas petiol, tidak mempunyai duri sengat, ujung gaster terdapat celah atau belahan dan tidak dikelilingi bulu pendek, mata terletak di bagian bawah kepala, dan bagian belakang kepala mencengkung (Polimorfik).

Loweriella sp. Semut jenis ini ditemukan berasosiasi dengan H. setariae pada gulma D. ciliaris (Lampiran 1 dan 4). Semut ini mempunyai panjang tubuh 2.13 mm dan tubuh berwarna hitam (Gambar 25c). Ciri morfologi dari spesies ini, yaitu mesosoma yang dihubungkan dengan gaster oleh satu ruas petiol, tidak mempunyai duri sengat, ujung gaster terdapat celah atau belahan dan tidak dikelilingi bulu pendek, terdapat karina yang saling berhadapan. Kombinasi palpus 6:4 (palpus terpanjang mempunyai 6 ruas sedangkan palpus labia mempunyai 4 ruas).

Gambar 25 Semut dari Subfamili Dolichoderinae; Dolichoderus sp. (a), Philidris sp. (b), dan Loweriella sp. (c)

Subfamili Formicinae

Acropyga sp. Semut jenis ini ditemukan berasosiasi dengan A. gossypii pada gulma inang S. acuta dan S. nudiflora serta A. spiraecola pada gulma inang C. odorata, H. rhomboidea, dan M. micrantha (Lampiran 1 dan 3). Semut ini memiliki panjang tubuh 3.25 mm dengan tubuh berwarna cokelat (Gambar 26a). Karakter morfologi spesies semut ini, yaitu mesosoma dihubungkan dengan gaster oleh satu ruas petiol, duri sengat tidak ada, ujung gaster berbentuk bulatan atau seperti bulatan yang membuka (acidopore) yang biasanya dikelilingi oleh bulu

1 mm 1 mm 1 mm

29 pendek, antena 9-11 ruas, palpus pendek dengan kombinasi 5:3 (palpus terpanjang 5 ruas sedangkan palpus labia 3 atau kurang), dan palpus tidak mencapai bagian belakang bawah kepala bila diluruskan.

Camponotus sp. Semut jenis ini ditemukan berasosiasi dengan A. gossypii pada gulma inang C. surinamensis (Lampiran 1 dan 3). Semut ini memiliki panjang tubuh 7 mm dengan tubuh berwarna cokelat (Gambar 26b). Karakter morfologi dari spesies ini, yaitu mesosoma dihubungkan dengan gaster oleh satu ruas petiol, duri sengat tidak ada, ujung gaster berbentuk bulatan atau seperti bulatan yang membuka (acidopore) yang biasanya dikelilingi oleh bulu pendek, antena mempunyai 12 ruas, mesosoma tidak mempunyai metanotal dengan cekungan yang dalam, spirakel metatorik tuberkel tidak melebihi permukaan atas propodeum pada pekerja minor, dan propodeum tidak mempunyai garis pematang yang melintang (spesies ini sering dijumpai).

Paratrechina sp. Semut jenis ini ditemukan berasosiasi dengan A. gossypii pada gulma inang M. micrantha dan H. setariae pada gulma P. polystation (Lampiran 1, 2, dan 3). Semut ini memiliki panjang tubuh 3.92 mm dengan tubuh berwarna hitam (Gambar 26c). Karakter morfologi dari spesies ini, yaitu mesosoma dihubungkan dengan gaster oleh satu ruas petiol, duri sengat tidak ada, ujung gaster berbentuk bulatan atau seperti bulatan yang membuka (acidopore) yang biasanya dikelilingi oleh bulu pendek, antena memiliki 12 ruas, dan memiliki palpus yang panjang sehingga dapat mencapai bagian belakang bawah kepala dengan kombinasi 6:4 (palpus terpanjang 6 ruas sedangkan palpus labia 4 ruas).

Polyrachis sp. Semut jenis ini ditemukan berasosiasi dengan A. gossypii pada gulma inang A. conyzoides dan H. setariae pada gulma inang E. indica serta P. conjugatum (Lampiran 1, 3, dan 4). Semut ini memiliki panjang tubuh 5.04 mm dengan tubuh berwarna hitam (Gambar 26d). Karakter morfologi dari spesies ini, yaitu mesosoma dihubungkan dengan gaster oleh satu ruas petiol, duri sengat tidak ada, ujung gaster berbentuk bulatan atau seperti bulatan yang membuka (acidopore) yang biasanya di kelilingi oleh bulu pendek, ujung mesosoma di bagian atas kaki belakang licin dan berbentuk curam, tidak mempunyai bagian yang membuka, dan panjang ruas pertama tergit gaster kurang dari setengah daripada panjang keseluruhan gaster.

Pseudolasius sp. Semut jenis ini ditemukan berasosiasi dengan A. gossypii pada gulma inang B. bitternata serta M. affine dan A. spiraecola pada gulma inang C. odororata serta M. micrantha (Lampiran 1 dan 3). Semut ini memiliki panjang tubuh 2.7 mm dengan tubuh berwarna hitam (Gambar 26e). Karakter morfologi dari spesies ini, yaitu mesosoma dihubungkan dengan gaster oleh satu ruas petiol, duri sengat tidak ada, ujung gaster berbentuk bulatan atau seperti bulatan yang membuka (acidopore) yang biasanya dikelilingi oleh bulu pendek, mesonotum dan episternum bergabung membentuk segitiga dari samping, dan sisi luar ujung mandibel sedikit melengkung.

30

Gambar 26 Semut dari Subfamili Formicinae; Acropyga sp. (a), Camponotus sp. (b), .Paratrechina sp. (c), Polyrhachis sp. (d), dan Pseudolasius sp. (e)

Subfamili Myrmicinae

Acanthomyrmex sp. Semut jenis iniberasoisasi dengan A. spiraecola pada gulma inang M. micrantha (Lampiran 1 dan 3). Semut ini mempunyai panjang tubuh 2.41 mm dan tubuh berwarna hitam (Gambar 28a). Semut dari spesies ini memiliki karakteristik morfologi seperti mesosoma terhubung dengan gaster oleh dua ruas (petiole dan postpetiole) ruas ini terbagi dengan jelas, mata biasanya kecil dan bulat terletak di bawah satu perdua dari permukaan kepala, segmen pertama mesosoma (pronotum) bergabung dengan segmen kedua (mesonotum), antena memiliki 12 ruas, tidak mempunyai segitiga yang saling berhadapan, sehingga sambungan antena terlihat.

Cardiocondyla sp. Semut jenis ini berasosiasi dengan H. setariae pada gulma inang D. ciliaris (Lampiran 1 dan 3). Semut ini mempunyai panjang tubuh 1.96 mm dan tubuh berwarna cokelat dan abdomen berwarna hitam (Gambar 28b). Semut dari spesies ini memiliki karakteristik morfologi seperti mesosoma terhubung dengan gaster oleh dua ruas (petiole dan postpetiole) ruas ini terbagi dengan jelas, mata biasanya kecil dan bulat terletak di bawah satu perdua dari permukaan kepala, daerah sekitar klipeus di bawah alas antena terangkat membentuk lubang bersisi tajam, dan bagian lateral klipeus pipih dan terlihat seperti rak di atas mandibel.

Crematogaster sp. Semut jenis ini berasosiasi dengan A. gossypii pada gulma inang A. conyzoides (Lampiran 1 dan 3). Semut ini mempunyai panjang tubuh 2.22 mm dan tubuh berwarna hitam (Gambar 28c). Semut dari spesies ini memiliki karakteristik morfologi seperti mesosoma terhubung dengan gaster oleh dua ruas (petiole dan postpetiole) ruas ini terbagi dengan jelas, mata biasanya kecil dan bulat terletak di bawah satu perdua dari permukaan kepala, postpetiole

1 mm (e) 1 mm (d) 1 mm (c) 1 mm (b) 1 mm (a)

31 terhubung pada permukaan atas gaster. Gaster berbentuk hati jika dilihat dari atas. Antena terdiri dari 9-11 ruas.

Monomorium sp. Semut jenis ini berasosiasi dengan A. gossypii pada gulma inang H. rhomboidea (Lampiran 1 an 3). Semut ini mempunyai panjang tubuh 2.22 mm dan tubuh berwarna cokelat (Gambar 28d). Semut dari spesies ini memiliki karakteristik morfologi seperti mesosoma terhubung dengan gaster oleh dua ruas (petiole dan postpetiole) ruas ini terbagi dengan jelas, mata biasanya kecil dan bulat terletak di bawah satu perdua dari permukaan kepala, bagian atas permukaan kepala tidak mempunyai alur (antennal scrobe), ujung antena membentuk 3 ruas yang jelas, dan mata terlihat.

Myrmecina sp. Semut jenis ini berasosiasi dengan H. setariae pada gulma inang E. indica (Lampiran 1 dan 4). Semut ini mempunyai panjang tubuh 3.07 mm dan berwarna cokelat tua (Gambar 28e). Semut dari spesies ini memiliki morfologi seperti mesosoma terhubung dengan gaster oleh dua ruas (petiole dan postpetiole) ruas ini terbagi dengan jelas, mata biasanya kecil dan bulat terletak di bawah satu perdua dari permukaan kepala, kepala mempunyai garis atau alur memanjang melintasi daerah bawah mata, dan petiol rendah dan tidak terangkat.

Tetramoriumsp. Semut jenis ini berasosiasi dengan A. gossypii pada gulma inang A. conyzoides dan M. affine serta H. setariae pada gulma inang E. indica (Lampiran 1, 3, dan 4). Semut ini mempunyai panjang tubuh 2.7 mm dan berwarna cokelat (Gambar 28f). Semut dari spesies ini memiliki morfologi seperti mesosoma terhubung dengan gaster oleh dua ruas (petiole dan postpetiole) ruas ini terbagi dengan jelas, mata biasanya kecil dan bulat terletak di bawah satu perdua dari permukaan kepala, alur antena sangat tipis, mempunyai segitiga yang saling berhadapan dan menutupi sambungan antena, dan daerah sekitar klipeus di bawah alas antena terangkat membentuk pematang yang tajam.

32

Gambar 27 Semut dari subfamili Myrmicinae; Acanthomyrmex sp. (a), Cardiocondyla sp. (b), .Crematogaster sp. (c), Monomorium sp. (d), Myrmecina sp. (e), dan Tetramorium sp. (f)

Spesimen hasil penilitian ini disimpan di Museum Serangga Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB sebagai koleksi spesimen. Spesimen yang disimpan di musem serangga yaitu preparat slide permanen kutudaun dan koleksi kering semut. 1 mm (f) 1 mm (e) 1 mm (d) 1 mm (c) 1 mm (b) 1 mm (a)

33

Dokumen terkait