• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pemeriksaan Orientasi Agregat

1. Gradasi Rekayasa

Dry sieving Wet sieving

1 1

2. Berat jenis dan penyerapan 3 3 3. Bentuk agregat 1 1 4. Sand equivaent 2 2 5. Berat 1 1 6. Total 16

a. Pemeriksaan kekuatan mekanik bahan RAP dan agregat RAP.

1) Pemeriksaan pelapukan agregat (Soundness Test) berdasarkan ASTM C 88-76 (Anonim, 2001)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui nilai durabilitas agregat terhadap proses pelapukan akibat pengaruh alam dan juga proses pengausan secara kimia. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

a) Menyediakan alat dan benda uji. Benda uji dibagi menjadi 2 yaitu agregat kasar dan halus. Benda uji dicari setiap fraksi butiran.

41

b) Siapkan larutan 215 gram NaSO4 untuk 1 liter air atau 350 gram MgSO4 untuk 1 liter air. Kemudian larutan tersebut didiamkan terlebih dahulu selama 2 hari.

c) Rendam benda uji dengan larutan tersebut selama 20-24 jam dengan minimal perendaman 1 cm dari benda uji.

d) Tutup tempat perendaman untuk mengurangi penguapan yang terjadi.

e) Setelah 20-24 jam, tiriskan benda uji lalu masukan ke dalam oven selama 2-4 jam.

f) Setelah berat tetap tercapai sampel dibiarkan dingin terlebih dahulu.

g) Kemudian lakukan langkah c) sampai f) sampai 5 kali perendaman.

h) Setelah perendaman ke-5 benda uji didinginkan dan kemudian dicuci dengan air hangat.

i) Kemudian keringkan benda uji di dalam oven selama 2-4 jam. j) Kemudian saring benda uji dengan saringan yang sudah

disyaratkan.

k) Lakukan langkah b) sampai j) untuk benda uji agregat RAP.

2) Pemeriksaan keausan berdasarkan SNI 2417-2008 (Anonim, 2001) Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui nilai keausan dari suatu benda uji. Pemeriksaan ini menggunakan mesin Los Angeles. Dalam pelaksanaan pengujiannya antara bahan RAP dan agegat

RAP bisa bersamaan. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

a) Menyediakan alat dan bahan. Menyediakan benda uji dengan spesifikasi tipe B sebanyak 5000 gr.

b) Masukkan benda uji dan bola baja sebanyak 11 buah ke dalam mesin Los Angeles.

d) Kemudian disaring no.12. kemudian timbang butiran yang lolos saringan no.12.

e) Lakukan langkah b) sampai d) untuk benda uji agregat RAP.

3) Pemeriksaan Aggregate Impact Value dan modified AIV

berdasarkan SNI M-20-1990-F (Anonim, 2001)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan benda uji untuk menahan rapid load nilainya dapat diketahui dari nilai

AIV. Dalam hal ini simulasinya berupa beban tumbukan. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

a) Menyediakan alat Aggregate Impact Value Machine dan bahan

RAP dan agregat RAP lolos saringan 14 mm dan tertahan 10 mm. Jika AIV biasa benda uji dalam keadaan kering, sedangkan pada modified AIV benda uji dalam keadaan jenuh air karena perendaman di dalam air selama 24 jam.

b) Timbang cup dalam keadaan kosong.

c) Kemudian masukkan benda uji sebanyak 3 lapis sama tebal. Setiap lapisnya dipadatkan dengan tusukan sebanyak 25 tusukan.

d) Ratakan permukaan benda uji dan kemudian timbang.

e) Letakkan alat aggregate impact value pada bidang yang datar dan keras.

f) Letakkan cup + benda uji tadi pada tempatnya dan pastikan letak cup sudah baik dan tidak bergeser akibat beban tumbukan palu. g) Atur ketinggian jatuh antara bidang kontak palu dan permukaan

benda uji setinggi sekitar 380 mm.

h) Lepaskan pengunci palu dan biarkan palu jatuh bebas ke benda uji. Lakukan tumbukan sebanyak 15 kali.

i) Kemudian saring benda uji yang sudah ditumbuk tadi dengan saringan no.8 (2,36 mm). Masing-masing benda uji yang tertahan dan lolos ditimbang.

43

k) Ulangi langkah b) sampai j) untuk pengujian modified AIV untuk agregat RAP.

4) Pemeriksaan Aggregate Crushing Value (ACV) berdasarkan SNI M-20-1990-F (Anonim, 2001)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan relatif agregat terhadap tekanan (crushing) dengan menyatakan nilai ACV

dan sebagai salah satu simulasi kemampuan agregat terhadap slow load. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

a) Menyiapkan alat Aggregate Crushing Value Machine dan bahan

RAP dan agregat RAP lolos saringan 14 mm dan tertahan 10 mm.

b) Timbang silinder pengujian dalam keadaan kosong.

c) Masukkan benda uji dalam 3 lapis sama tebalnya dengan 25 kali tusukan tiap lapisnya.

d) Ratakan permukaan benda uji dan kemudian timbang. e) Letakkan silinder + benda uji pada mesin ACV.

f) Kemudian letakkan pluger penekan di atas benda uji.

g) Kemudian benda uji ditekan dengan beban 25 ton selama 10 menit.

h) Lepaskan beban dan saring benda uji dengan saringan no.8 (2,36 mm). Masing-masing benda uji yang lolos dan tertahan ditimbang.

i) Lakukan langkah a) sampai h) untuk benda uji agregat RAP.

5) Pemeriksaan Ten Percent Fines Value berdasarkan SNI M-20-1990-F (Anonim, 2001)

Pemeriksaan ini pada prinsipnya hampir sama dengan pengujian

ACV, yang membedakan dalam hali ini adalah yang dicari adalah beban maksimal yang mampu ditahan oleh agregat dengan nilai kehancuran agregat sebesar 10%. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

a) Menyiapkan alat Aggregate Crushing Value Machine dan bahan

RAP dan agregat RAP lolos saringan 14 mm dan tertahan 10 mm.

b) Timbang silinder pengujian dalam keadaan kosong.

c) Masukkan benda uji dalam 3 lapis sama tebalnya dengan 25 kali tusukan tiap lapisnya.

d) Ratakan permukaan benda uji dan kemudian timbang. e) Letakkan silinder + benda uji pada mesin ACV.

f) Kemudian letakkan pluger penekan di atas benda uji.

g) Kemudian benda uji ditekan dengan variasi beban mulai dari 20 kN selama 10 menit.

h) Lepaskan beban dan saring benda uji dengan saringan no.8 (2,36 mm). Masing-masing benda uji yang lolos dan tertahan ditimbang.

i) Ulangi prosedur tersebut pada benda uji yang lain dengan beban maksimal mencapai 260 kN.

j) Lakukan langkah a) sampai i) untuk benda uji agregat RAP.

Rencana benda uji pemeriksaan kekuatan mekanik dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4 Rencana Benda Uji Kekuatan Mekanik.

No. Jenis Pengujian Jumlah Benda Uji

Bahan RAP Agregat RAP

1. Pelapukan Agregat 1 1

2. Keausan 1 1

3. AIV 3 3

4. Modified AIV 3 3

5. ACV 3 3

6. Ten percent fines value 13 13

Total 24 24

48

4. Tahap IV : Pemeriksaan terhadap agregat RAP

Pada tahap ini berisi tentang pemeriksaan orientasi agregat, sifat fisik, kekuatan mekanik dari agregat RAP. Pada tahap sebelumnya berisi benda

45

uji bahan RAP selesai diteliti orientasi agregat, sifat fisik, dan kekuatan mekaniknya. Pada tahap ini adalah mengumpulkan benda uji agregat RAP

yang nantinya akan diuji yang sama pada bahan RAP pada tahap sebelumnya. Proses pengumpulan material agregat RAP ini adalah dengan cara menghilangkan kandungan aspal yang masih melekat pada RAP

dengan proses ekstraksi menggunakan Reflux Extractor.

5. Tahap V : Pengolahan data pengujian

Pada tahap ini, data mentah dari semua jenis pemeriksaan yaitu orientasi agregat, sifat fisik, dan kekuatan dari bahan RAP dan agregat RAP diolah dengan menggunakan microsoft excel dan selanjutnya dianalisis masing-masing jenis pemeriksaan. Setiap hasil pemeriksaan dianalisis dengan teori setiap pemeriksaan maka nantinya didapatkan hipotesa awal yang nantinya digunakan untuk membuat analisis dan kesimpulan pada tahap berikutnya. 6. Tahap VI : Analisis dan pembahasan

Pada tahap ini, setelah data mentah dari semua pemeriksaan diolah maka data hasil pemeriksaan dapat dianalisis. Dalam hal ini muncul hipotesa awal pada pemeriksaan orientasi agregat adanya aspal dan butiran kecil yang masih menyelimuti permukaan agregat ini akan menjadi penghambat dalam kemampuan agregat untuk melakukan manuver pergerakan ketika dipadatkan dengan alat uji tekan hidrolis. Dari pengujian sifat fisik adanya aspal dan butiran kecil ini berakibat mengubah distribusi gradasi campuran menjadi lebih kasar, menjadi penghambat kemampuan agregat dalam menyerap air, dan juga merubah bentuk agregat. Dari pemeriksaan kekuatan mekanik adanya aspal ini menjadi peredam beban benturan, tumbukan, dan tekanan.

7. Tahap VII : Kesimpulan dan saran

Setelah didapatkan analisis dan pembahasan yang dihasilkan pada tahap VII, maka dapat disimpulkan yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu evaluasi peranan agregat dalam mendukung kekuatan bahan RAP.

BAB V

Hasil dan Pembahasan

Mada Pramindana D 100 110 068

47 A. Pengujian Identitas RAP

Pada penelitian ini terlebih dahulu perlu diketahui identitas dari bahan RAP tersebut dengan hasil sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Warna RAP

Berdasarkan uji warna RAP yang dilakukan secara visual, warna RAP

ini memiliki warna coklat keabu-abuan. RAP dapat dilihat pada Gambar 5.1. Diketahui bahwa perkerasan baru (hot mix) berwarna hitam pekat, tetapi ternyata RAP berwarna coklat keabu-abuan, terindikasi material penyusunnya sudah mengalami penuaan, mengalami pelapukan oleh adanya perubahan suhu dan iklim, terinfiltrasi oleh air, akibat beban lalu lintas kendaraan, dan terjadinya oksidasi udara.

Gambar 5.1. Warna RAP.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi) 2. Pemeriksaan Ekstraksi

Pemeriksaan ekstraksi dimaksudkan untuk mengetahui kadar aspal yang terkandung dalam campuran RAP tersebut, selain itu pemeriksaan ini juga bertujuan mengetahui persentase kandungan aspal yang hilang (yang larut dalam bensin dan melekat pada kertas filter saat proses ekstraksi

48

RAP). Hasil dari pemeriksaan ini didapatkan kadar aspal sebesar 4,16%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan Lampiran II.1. Kadar aspal yang didapat dari proses ekstraksi RAP ternyata rendah, dikarenakan aspal yang terkandung dalam RAP sudah kehilangan bahan penyusunnya. Kondisi diakibatkan oleh adanya perubahan suhu dan iklim yang ekstrim, mengalami proses stripping, aspal berubah bentuk menjadi komponen yang getas dan keras, terjadinya penguapan dan oksidasi, serta aspal yang sudah larut dalam air.

3. Pemeriksaan Kadar Air RAP

Pemeriksaan kadar air ini bermaksud untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam RAP tersebut. Hasil dari pemeriksaan kadar air didapat kadar air sebesar 1,30%. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan ditampilkan pada Lampiran II.2.

Tabel 5.1 Pemeriksaan Identitas RAP

No. Jenis Pengujian Hasil Satuan

1. Warna Aspal Coklat keabu-abuan

2. Kadar Aspal 4,16 %

3. Kadar Air 1,30 %

(Sumber : Hasil Penelitian)

B. Pemeriksaan Orientasi Agregat

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh material RAP

dan agregat RAP ini bergerak ketika dipadatkan. Material ini dipadatkan dengan menggunakan mesin tekan (press). Dalam hal ini peneliti hanya mengamati pergerakannya pada 2 dimensi saja yaitu pada salah satu sisi dinding mold saja, dikarenakan dalam penelitian ini benda uji tidak menggunakan bahan pengikat seperti aspal, jadi kemungkinan besar akan runtuh jika benda uji dikeluarkan dari mold tersebut. Dalam pemeriksaan orientasi pada penelitian lainnya menggunakan bahan pengikat seperti aspal maka pengamatan bisa dengan mengeluarkan benda uji dari mold kemudian dipotong untuk di amati agent yang telah diletakkan sebelumnya. Dalam

pemeriksaan ini benda uji yang digunakan adalah bahan RAP dan agregat

RAP.

1. Gradasi Rekayasa

Agar mendapatkan campuran yang memenuhi spesifikasi gradasi, maka dilakukanlah perekayasaan ulang gradasi baik RAP maupun agregat RAP.

Gradasi rekayas adalah suatu susunan distribusi campuran agregat yang direkayasa agar memenuhi spesifikasi yang digunakan untuk persyaratan. Dalam hal ini material bahan RAP maupun agregat RAP direkayasa gradasinya memenuhi gradasi AC-BC. Gradasi rekayasa ini didapatkan dengan cara langsung menentukan persen lolos agar gradasi yang diinginkan masuk di antara spesifikasi campuran AC-BC. Gradasi rekayasa ini nantinya digunakan untuk beberapa pemeriksaan seperti orientasi agregat, dan juga berat isi. Gradasi rekayasadapat dilihat pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Grafik Gradasi Rekayasa AC-BC

(Sumber : Hasil Perhitungan)

Berdasarkan grafik gradasi diatas dapat disimpulkan bahwa gradasi yang digunakan sudah memenuhi spesifikasi campuran AC-BC. Berdasarkan gradasi di atas dapat dihitung nilai Cc dan Cu, sehingga didapatkan nilai Cc=1,620 dan Cu=31,743. Berdasarkan hasil perhitungan nilai Cu dan Cc gradasi tersebut tergolong dense graded.

50

Dokumen terkait