• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Grafik dan Pembahasan Pompa

Gambar 4.2 Grafik hubungan variasi head dengan debit pompa menggunakan dua evaporator dan selang osilasi 3/8 inci

Pembahasan Gambar 4.2 :

Debit pompa yang dihasilkan dengan menggunakan selang osilasi 3/8 inci memiliki perbedaan yang cukup besar seperti terlihat ada grafik di atas, pompa dengan head 1,5 m debit yang dihasilkan 58,08ml dengan head 1,8m, debit yang dihasilkan 73,74ml dan dengan head 2,5m debit yang dihasilkan 49,33ml.Hal ini menunjukkan bahwa head yang rendah belum tentu menghasilkan daya yang terbaik karena tekanan dididalam evaporator belum tentu sesuai untuk selang osilasi 3/8 inci sehingga mengakibatkan penurunan debit pompa.

Gambar 4.3 Grafik hubungan variasi head dengan daya pompa menggunakan dua evaporator dan selang osilasi 3/8 inci

Pembahasan Gambar 4.3 :

Daya pompa yang dihasilkan dengan menggunakan selang osilasi 3/8 inci memiliki perbedaan yang cukup besar seperti terlihat ada grafik di atas, pompa dengan head 1,5 m daya yang dihasilkan 0,013 watt, dengan head 1,8 m daya yang dihasilkan 0,022 watt,dan dengan head 2,5 m daya yang dihasilkan 0,020 watt,hal ini menunjukkan bahwa head yang rendah belum tentu menghasilkan daya yang terbaik karena tekanan dididalam evaporator belum tentu sesuai untuk selang osilasi 3/8 inci sehingga mengakibatkan penurunan daya pompa.

41

Gambar 4.4 Grafik hubungan head dengan efisiensi pompa menggunakan dua evaporator dan selang osilasi 3/8 inci

Pembahasan Gambar 4.4 :

Dari grafik dapat dilihat bahwa efisiensi pompa yang dihasilkan antara head 1,5 m, 1,8 m dan 2,5 m memiliki perbedaan yang cukup besar, pompa dengan head 1.5 m memiliki efisiensi 0,008%,pada pompa dengan head 1,8 m memiliki efisiensi 0,014% dan pada pempa dengan head 2,5 m memiliki efisiensi 0,013%, hal ini menunjukkan bahwa head yang rendah belum tentu memiliki efisiensi yang terbaik, karena tekanan dididalam evaporator belum tentu sesuai untuk selang osilasi 3/8 inci sehingga mengakibatkan penurunan efisiensi pompa.

Gambar 4.5 Grafik hubungan variasi diameter selang osilasi dengan debit pompa menggunakan dua evaporator dan head 1,8m

Pembahasan Gambar 4.5 :

Debit pompa yang dihasilkan dengan head yang sama memiliki perbedaan yang cukup besar dikarenakan diameter selang osilasi yang digunakan berbeda seperti terlihat ada grafik di atas, pompa dengan selang osilasi 3/8 inci debit yang dihasilkan 73,74ml dan dengan selang osilasi 1/2inci debit yang dihasilkan 25,66ml. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar diameter selang osilasi belum tantu debit pompa yang dihasilkan akan lebih baik karena frekwensinya belum tentu cocok untuk evaporator sehingga mengakibatkan penurunan debit pompa.

43

Gambar 4.6 Grafik hubungan variasi diameter selang osilasi dengan daya pompa menggunakan dua evaporator dan head 1.8 m

Pembahasan Gambar 4.6 :

Dari grafik dapat dilihat bahwa pompa dengan head 1,8 m yang dihasilkan antara selang osilasi 3/8 dan 1/2 inci memiliki perbedaan daya pompa yang cukup besar seperti terlihat ada grafik di atas, pompa dengan selang osilasi 3/8 inci menghasilkan daya 0,022 watt sedangkan pada pompa dengan selang osilasi 1/2 inci memiliki daya 0,008 watt, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar diameter selang osilasi belum tantu daya pompa yang dihasilkan akan lebiah baik karena frekwensinya belum tentu cocok untuk evaporator yang terjadi mengakibatkan penurunan daya pompa.

Gambar 4.7 Grafik hubungan variasi diameter selang osilasi dengan efisiensi menggunakan dua evaporator dan head 1.8 m

Pembahasan Gambar 4.7 :

Dari grafik dapat dilihat bahwa pompa dengan head 1,8 m yang dihasilkan antara selang osilasi 3/8 dan 1/2 inci memiliki perbedaan efisiensi pompa yang cukup besar seperti terlihat ada grafik di atas, pompa dengan selang osilasi 3/8 inci menghasilkan efisiensi 0,014% sedangkan pada pompa dengan selang osilasi 1/2 inci memiliki efisiensi 0,005%, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar diameter selang osilasi belum tantu efisiensi pompa yang dihasilkan akan lebiah baik karena frekwensinya belum tentu cocok untuk evaporator,yang terjadi yang terjadi mengakibatkan penurunan efisiensi pompa.

45

Gambar 4.8 Grafik hubungan posisi evaporator (80cc) dengan daya pompa menggunakan selang osilasi 3/8 dan head 1,8 m

Gambar 4.9 Grafik hubungan posisi evaporator (80cc) dengan efisiensi pompa menggunakan selang osilasi 3/8 dan head 1,8 m

Pembahasan Gambar 4.8 dan Gambar 4.9:

Dari grafik dapat dilihat bahwa posisi evaporator sangat berpengaruh terhadap daya pompa dan efisiensi pompa, Diposisi kiri menghasilakan daya 0,069watt dan diposisi kanan menghasilkan daya 0,066watt.Sehingga efisiansi pompa yang dihasilkan diposisi kiri sebesar 0,088% dan diposisi kanan efisiensi pompa yang dihasilkan sebesar 0,085%. Hal ini disebabkan karena faktor pemanasan dan juga faktor pada sambungan pada tee.

Gambar 4.10 Grafik hubungan posisi evaporator (75cc) dengan daya pompa menggunakan selang osilasi 3/8 dan head 1,8 m

47

Gambar 4.11 Grafik hubungan posisi evaporator 75cc dengan daya pompa menggunakan selang osilasi 3/8 dan head 1,8 m

Pembahasan Gambar 4.10 dan Gambar 4.11:

Dari grafik dapat dilihat bahwa posisi evaporator sangat berpengaruh terhadap daya pompa dan efisiensi pompa, Diposisi kiri menghasilakan daya 0,110watt dan diposisi kanan menghasilkan daya 0,053watt.Sehingga efisiansi pompa yang dihasilkan diposisi kiri sebesar 0,140% dan diposisi kanan efisiensi pompa yang dihasilkan sebesar 0,068%. Hal ini disebabkan karena faktor pemanasan dan juga faktor pada sambungan pada tee.

Gambar 4.12 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan dua evaporator pada head 1,5m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.13 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan dua evaporator pada head 1,5m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

49

Gambar 4.14 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan dua evaporator pada head 1,5m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.15 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan dua evaporator pada head 1,5m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.16 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan dua evaporator pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.17 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan dua evaporator pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

51

Gambar 4.18 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan dua evaporator pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.19 Grafik hubungan Waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan dua evaporator pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.20 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan dua evaporator pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 1/2 inci

Gambar 4.21 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan dua evaporator pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 1/2 inci

53

Gambar 4.22 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan dua evaporator pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 1/2 inci

Gambar 4.23 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan dua evaporator pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 1/2 inci

Gambar 4.24 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan dua evaporator pada head 2,5m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.25 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan dua evaporator pada head 2,5m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

55

Gambar 4.26 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan dua evaporator pada head 2,5m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.27 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan dua evaporator pada head 2,5m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.28 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan satu evaporator(80cc) dikiri pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.29 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan satu evaporator(80cc) dikiri pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

57

Gambar 4.30 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan satu evaporator(80cc) dikiri pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.31 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan satu evaporator(80cc) dikiri pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.32 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan satu evaporator(80cc) dikanan pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.33 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan satu evaporator(80cc) dikanan pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

59

Gambar 4.34 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan satu evaporator(80cc) dikanan pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.35 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan satu evaporator(80cc) dikanan pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.36 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan satu evaporator(75cc) dikiri pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.37 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan satu evaporator(75cc) dikiri pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

61

Gambar 4.38 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan satu evaporator(75cc) dikiri pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.39 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan satu evaporator(75cc) dikiri pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

.

Gambar 4.40 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan satu evaporator(75cc) dikanan pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.41 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan satu evaporator(75cc) dikanan pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

63

Gambar 4.42 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan satu evaporator(75cc) dikanan pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.43 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan satu evaporator(75cc) dikanan pada head 1,8m dan menggunakan diameter selang Osilasi 3/8 inci

Pembahasan Gambar 4.12 – 4.43 :

Dari grafik dapat dilihat bahwa kenaikan temperatur T1, T2,T3 dan T4 pada saat pengambilan data mengalami kenaikan suhu yang stabil dari waktu ke waktu,begitu juga dengan debit,daya pompa, dan efisiensi pompa juga mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan temperatur.Dikarenakan evaporator semakin panas seiring dengan waktu pemanasanya,begitu juga dengan penurunan suhunya dari waktu ke waktu, penurunan suhu terjadi karena mengecilnya nyala api seiring dengan berkurangnya spritus di dalam kotak pembakar.

65 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Telah berhasil dibuat model pompa air energi termal jenis pulse jet air (water pulse jet) menggunakan dua evaporator paralel dengan volume 155cc

2. Debit (Q) maksimum 73,74 terdapat pada variasi head 1,8m menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci.

3. Daya pompa (Wp) maksimum adalah 0,022 watt terdapat pada variasi head 1,8m menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci.

4. Efisiensi pompa (η pompa) maksimum 0,014% terdapat pada variasi head 1,8m menggunakan diameter selang osilasi 3/8 inci.

5. Ukuran diameter selang osilasi sangat berpengaruh terhadap kinerja pompa, dalam penelitian ini ukuran diameter selang osilasi yang terbaik menggunakan selang osilasi 3/8 inci.

5.2 Saran

1. Periksa dan pastikan tidak ada kebocoran pada pompa maupun sambungan pada selang agar tidak mempengaruhi kerja sistem.

2. Kurangi belokan atau pengecilan penampang pada sistem pompa, agar pompa memiliki kinerja yang baik.

3. Pastikan posisi katup hisap dan katup buang vertikal searah keatas dan pastikan posisi katup tidak miring karena akan memungkinkan terjadinya kebocoran pada katup tersebut.

4. Dalam pengisian sistem pompa dengan fluida kerja khususnya pada bagian evaporator harus terisi sempurna tanpa ada udara yang terjebak di dalamnya, agar pompa memiliki kinerja yang baik.

5. Usahakan selang osilasi dibuat tinggi agar pada saat pompa mulai bekerja fluida dalam selang tidak keluar karena akan mempengaruhi kerja sistem.

5.3 Penutup

Demikian penulis menyusun tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis akan sangat terbuka menerima kritik dan saran yang membangun penulis.

Semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi pembaca dan demi perkembangan teknologi pompa air tenaga termal.

67

Dokumen terkait