• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.3 Grafik dan Pembahasan Pompa

Gambar 4.1 Grafik hubungan variasi head dengan daya pompa menggunakan dua evaporator dan selang osilasi 3/8 inci.

Pembahasan Gambar 4.1 :

Daya pompa yang dihasilkan dengan menggunakan selang osilasi 3/8inci memiliki perbedaan yang cukup besar seperti terlihat pada grafik di atas, pompa dengan head 1,5 m daya yang dihasilkan 0,035 watt, dengan head 1,8 m daya yang dihasilkan 0,056 watt, dan dengan head 2,5 m daya yang dihasilkan 0,096 watt, hal ini menunjukkan bahwa head yang rendah belum tentu menghasilkan daya yang terbaik karena tekanan di dalam evaporator belum tentu sesuai untuk selang osilasi 3/8 inci sehingga mengakibatkan penurunan daya pompa.

Gambar 4.2 Grafik hubungan head dengan efisiensi pompa menggunakan dua evaporator dan selang osilasi 3/8 inci.

Pembahasan Gambar 4.2 :

Dari grafik dapat dilihat bahwa efisiensi pompa yang dihasilkan antara head 1,5 m, 1,8 m dan 2,5 m memiliki perbedaan yang cukup besar. Pompa dengan head 1,5 m memiliki efisiensi 0,022 %, pada pompa dengan head 1,8 m memiliki efisiensi 0,036 % dan pada pempa dengan head 2,5 m memiliki efisiensi 0,061 %. Hal ini menunjukkan bahwa head yang rendah belum tentu memiliki efisiensi yang terbaik, karena tekanan dididalam evaporator belum tentu sesuai untuk selang osilasi 3/8 inci sehingga mengakibatkan penurunan efisiensi pompa.

37

Gambar 4.3 Grafik hubungan variasi diameter selang osilasi dengan daya pompa menggunakan dua evaporator dan head 1,8 m.

Pembahasan Gambar 4.3 :

Dari grafik dapat dilihat bahwa pompa dengan head 1,8 m yang dihasilkan antara selang osilasi 3/8 dan 1/2 inci memiliki perbedaan daya pompa yang cukup besar seperti terlihat ada grafik di atas, pompa dengan selang osilasi 3/8 inci menghasilkan daya 0,056 watt sedangkan pada pompa dengan selang osilasi 1/2 inci memiliki daya 0,048 watt, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar diameter selang osilasi maka semakin besar gesekan yang terjadi dan mengakibatkan penurunan daya pompa.

Gambar 4.4 Grafik hubungan variasi diameter selang osilasi dengan efisiensi menggunakan dua evaporator dan head 1,8 m.

Pembahasan Gambar 4.4 :

Dari grafik dapat dilihat bahwa pompa dengan head 1,8 m yang dihasilkan antara selang osilasi 3/8 dan 1/2 inci memiliki perbedaan efisiensi pompa yang cukup besar seperti terlihat grafik di atas, pompa dengan selang osilasi 3/8 inci menghasilkan efisiensi 0,036 % sedangkan pada pompa dengan selang osilasi 1/2inci memiliki efisiensi 0,031 %, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar diameter selang osilasi maka semakin besar gesekan yang terjadi dan mengakibatkan penurunan efisiensi pompa.

39

Gambar 4.5 Grafik hubungan posisi evaporator (35 cc) dengan daya pompa menggunakan selang osilasi 3/8 inci dan head 1,8 m.

Gambar 4.6 Grafik hubungan posisi evaporator (35 cc) dengan efisiensi pompa menggunakan selang osilasi 3/8 inci dan head 1,8 m.

Pembahasan Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 :

Dari grafik dapat dilihat bahwa posisi evaporator sangat berpengaruh terhadap daya pompa dan efisiensi pompa walaupun kecil. Diposisi kiri menghasilkan daya 0,07055 watt dan diposisi kanan menghasilkan daya 0,07098 watt. Sehingga efisiensi pompa yang dihasilkan diposisi kiri sebesar 0,04522 % dan diposisi kanan efisiensi pompa yang dihasilkan sebesar 0,04550 %. Hal ini disebabkan karena faktor pemanasan dan juga faktor pada sambungan pada tee.

Gambar 4.7 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan dua evaporator pada head 1,5 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

41

Gambar 4.8 Grafik hubungan waktu (menit) dengan Debit (ml/menit) menggunakan dua evaporator pada head 1,5 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.9 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan dua evaporator pada head 1,5 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.10 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan dua evaporator pada head 1,5 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.11 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan dua evaporator pada head 1,8 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

43

Gambar 4.12 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan dua evaporator pada head 1,8 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.13 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan dua evaporator pada head 1,8 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.14 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan dua evaporator pada head 1,8 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.15 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan dua evaporator pada head 2,5 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

45

Gambar 4.16 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan dua evaporator pada head 2,5 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.17 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan dua evaporator pada head 2,5 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.18 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan dua evaporator pada head 2,5 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci

Gambar 4.19 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan dua evaporator pada head 1,8 m dan diameter selang osilasi 1/2 inci.

47

Gambar 4.20 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan dua evaporator pada head 1,8 m dan diameter selang osilasi 1/2 inci.

Gambar 4.21 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan dua evaporator pada head 1,8 m dan diameter selang osilasi 1/2 inci.

Gambar 4.22 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan dua evaporator pada head 1,8 m dan diameter selang osilasi 1/2 inci.

Gambar 4.23 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan satu evaporator (35 cc) pada posisi kiri, head 1,8 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

49

Gambar 4.24 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan satu evaporator (35 cc) pada posisi kiri, head 1,8 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.25 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan satu evaporator (35 cc) pada posisi kiri, head 1,8 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.26 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan satu evaporator (35 cc) pada posisi kiri, head 1,8 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.27 Grafik hubungan waktu (menit) dengan temperatur (ºC) menggunakan satu evaporator (35 cc) pada posisi kanan, head 1,8 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

51

Gambar 4.28 Grafik hubungan waktu (menit) dengan debit (ml/menit) menggunakan satu evaporator (35 cc) pada posisi kanan, Head 1,8 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.29 Grafik hubungan waktu (menit) dengan daya pompa (watt) menggunakan satu evaporator (35 cc) pada posisi kanan, Head 1,8 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Gambar 4.30 Grafik hubungan waktu (menit) dengan efisiensi pompa (%) menggunakan satu evaporator (35 cc) pada posisi kanan, head 1,8 m dan diameter selang osilasi 3/8 inci.

Pembahasan Gambar 4.7 – 4.30 :

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kenaikan temperatur T1, T2, T3 dan T4 pada saat pengambilan data mengalami kenaikan suhu yang stabil dari waktu ke waktu, begitu juga dengan debit, daya pompa, dan efisiensi pompa juga mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan temperatur. Dikarenakan evaporator semakin panas seiring dengan waktu pemanasannya ,begitu juga dengan penurunan suhunya dari waktu ke waktu, penurunan suhu terjadi karena mengecilnya nyala api bersamaan dengan berkurangnya spritus di dalam kotak pembakar.

53

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Telah berhasil dibuat model pompa air energi termal jenis pulsejet air

Dokumen terkait