• Tidak ada hasil yang ditemukan

Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Bulukumba 2013

Dalam dokumen OLEH: POKJA SANITASI KABUPATEN BULUKUMBA (Halaman 46-54)

-50 100 150 200 250 300 CLUSTER 0 CLUSTER 1 CLUSTER 2 CLUSTER 3 CLUSTER 4 24 23 28 24 46 68 63 57 64 8 99 84 48 96 99 15 22 26 34 70 44 46 51 38 75

Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten

Bulukumba 2013

5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT.

4. GENANGAN AIR. 3. PERSAMPAHAN. 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 1. SUMBER AIR

Laporan Studi EHRA| 46

Indeks Resiko Sanitasi (IRS) merupakan rangkuman dari studi EHRA, dimana penilaian meliputi : Sumber air bersih, Air Limbah domestik, Persampahan, genangan air dan perilaku hidup bersih sehat. Berdasarkan survey di 30 desa/kelurahan maka diperolah indeks resiko Sanitasi kabupaten Bulukumba yang tertinggi Yakni 268 dan sebaliknya yang paling terendah 189 dengan interval 20. Perhitungannya dari analisa beresiko dapat dilihat pada tabel berikut

Laporan Studi EHRA| 48

Bab 4

Penutup

Sudi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan yang dilakukan di Kabupaten Bulukumba merupakan sebuah survey partisipatif yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang ada di Kabupaten Bulukumba. Hasil Studi EHRA ini diharapkan dapat berkontribusi bagi pengembangan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan perencanaan strategi dan program-program sanitasi yang dituangkan dalam Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK).

Beberapa Indikator yang terkait dalam program sanitasi (seperti : Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, Pembuangan Air Limbah Domestik, Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir, Pengelolaan Air Bersih Rumah Tangga, Perilaku Higiene, dan Kejadian Penyakit Diare), akan menjadi dasar bagi penetapan area berisiko. Area berisiko yang dimaksudkan adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat disuatu daerah.

Studi EHRA dirancang sedemikian rupa agar Pemerintah Kabupaten Bulukumba dapat melakukan pengulangan studi EHRA dalam kurun waktu tertentu, misalnya setiap 3 tahun. Biayanya pun seminimum mungkin tanpa harus mengorbankan kualitas informasi yang diperoleh. Pengulangan studi EHRA beberapa tahun kemudian dapat merupakan bagian dari kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev). Apakah intervensi kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan hasil yang didapaktkan pada saat studi EHRA pertama.

Studi EHRA ke depan dapat memanfaatkan sumber daya setempat untuk pengumpulan data (Enumerator) karena wawancara dan pengamatan adalah rumah responden dan yang diwawancara sebisa mungkin ibu rumah tangga. Dengan catatan perlu pelatihan yang memadai bagi kader/tokoh masyarakat yang akan terjun sebagai Enumerator. Keterlibatan dan koordinasi dengan aparat setempat, serta data awal yang akurat tentang nama dan nomor rumah warga sebagai responden yang jelas akan sangat membantu kegiatan studi ini.

Yang perlu diperhatikan juga adalah kesiapan Tim Entry data, terutama program yang harus dikuasai, kecermatan memasukan hasil survey karena pengisian kuisioner tidak boleh ada yang terlewati, disinilah peran seorang supervisor untuk mengecek kuisioner yang sudah diisi seorang enumerator, sudah lengkap informasinya atau belum. Kerjasama Tim memang sangat dibutuhkan dalam studi ini, terutama Tim Entry data. Selain kesiapan tenaga yang sudah terlatih , kelengkapan sarana untuk mengentry data selayaknya harus dilengkapi, seperti komputer dengan program SPSS dan EPI Info serta GIS untuk pemetaan area beresiko juga harus ada dalam perangkat lunak lainnya yang semestinya disiapkan.

Dan inilah yang bisa kami susun sebagai suatu dokumen tentang Penilaian Area Beresiko kesehatan Lingkungan di Kabupaten Bulukumba untuk tahun 2013, besar harapan kami dokumen ini bisa dipergunakan sebagaimana yang menjadi tujuan survey ini, menjadi bagian „roh dan nafasnya‟ Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bulukumba, dan dapat memberikan gambaran situasi sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan di Kabupaten Bulukumba. Demikian pula dengan tersusunnya laporan Studi EHRA, dengan isu isu sanitasi yang didapat bisa digunakan untuk bahan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi, dan tersedianya informasi yang valid dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, dapat disusun Strategi Sanitasi Kabupaten Bulukumba yang sesuai dengan prioritas masalah kesehatan lingkungan yang dialami masyarakat di Kabupaten Bulukumba

Laporan Studi EHRA| 49

Harapan Tim Penyusun laporan Studi EHRA ini hasil dari survey bisa menjadi bahan untuk memberikan pertimbangan kepada penentu kebijakan dalam pengarusutamaan pembangunan sanitasi.

Beberapa hal penting yang menjadi catatan pelaksanaan studi EHRA tahun 2013 adalah perlunya sosiallisasi awal kepada seluruh Tim Pokja Sanitasi, Aparat setempat yang akan dilakukan survey. Disamping kesiapan SDM yang terlibat secara langsung dalam kegiatan study EHRA ini antara lain petugas enumerator, supervisor, dan Tim Entry data .

Tentu saja kesiapan SDM didukung dari Pelatihan yang dilakukan dengan baik dan benar, dan diberikan oleh narasumber yang kompeten, siap dengan petunjuk teknis yang sudah dikuasainya. Satu hal yang tidak bisa dikesampingkan adalah sarana untuk input data serta proses analisis yang harus dilakukan, semua memerlukan sarana yang memadai seperti tersedianya Laptop dengan menu lengkap untuk menganalisis data survey EHRA, kamera untuk mendokumentasikan setiap kegiatan survey dan tentu saja terpenting adalah tenaga yang menguasai entry data dan pengolahan datanya.

Trimakasih buat Tim Pokja Sanitasi Kabupaten Bulukumba, Tim Enumerator, Tim Supervisor, Tim Entry Data, dan tim analisis data EHRA, yang sudah bahu membahu menyelesaikan studi ini dengan kendala kendala yang ada, dengan keterbatasan yang ada hingga kegiatan ini bisa selesai dan menghasilkan dokumen Penilaian Area Beresiko terhadap Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Bulukumba tahun 2013. Dan tidak kalah pentingnya, trimakasih buat konsultan PPSP yang tugas di Kabupaten, konsultan PPSP yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan maupun konsultan PPSP yang ada di pusat, khusunya yang menangani studi EHRA, yang tidak kenal lelah untuk diajak koordinasi, dan jadi acuan kami melaksanakan studi EHRA ini. Demikian pula keterlibatan lintas sektor terkait dan semua pihak , terutama masyarakat Bulukumba yang sudah jadi „bagian‟ studi ini sudah meluangkan waktu nya untuk diwawancara.

Demikian laporan kami, harapan kami dokumen ini tidak hanya menjadi sekedar „dokumen‟ tetapi betul betul dimanfaatkan seperti tujuan dilaksanakannya studi EHRA di Kabupaten Bulukumba.

Laporan Studi EHRA| 50

DAFTAR SINGKATAN

EHRA : Environmental Health Risk Assessment 3R : Reduce, Reuse, Recycle

STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat PF : Provincial Facilitator

CF : City Facilitator

Pokja Sanitasi : Kelompok Kerja Sanitasi Monev : Monitoring dan Evaluasi

Laporan Studi EHRA| 51

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko Tabel 2.2 Klastering Kecamatan dan Kelurahan/desa di Kabupaten Bulukumba Tabel 2.3 Hasil Klastering Kecamatan

Tabel 2.4 Hasil Klastering Desa/Kelurahan

Tabel 2.5 Hasil Klastering Kecamatan dan Desa/Kelurahan untuk penentuan area Studi EHRA secara proporsional

Tabel 2.6 Desa/Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2013 Kabupaten Bulukumba Tabel 3.1 Informasi Responden

Tabel 3.2 Area Beresiko Persampahan Berdasarkan Hasil Study EHRA Tabel 3.3 Area Beresiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Study EHRA Tabel 3.4 Area Beresiko Genangan Air Berdasarkan Hasil Study EHRA Tabel 3.5 Area Beresiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Study EHRA

Tabel 3.7 Area Beresiko Perilaku Higiene dan Sanitasi Berdasarkan Hasil Study EHRA Tabel 3.5 Kejadian Diare pada Penduduk Berdasarkan Hasil Study EHRA

Laporan Studi EHRA| 52

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Grafik Pengelolaan Sampah

Gambar 3.2 Grafik Perilaku Pemilahan Sampah Oleh Rumah Tangga Gambar 3.3 Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar

Gambar 3.4 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja

Gambar 3.5 Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik Gambar 3.6 Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik

Gambar 3.7 Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Gambar 3.8 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir Gambar 3.9 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin Gambar 3.10 Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir

Gambar 3.11 Grafik Lokasi Genangan di Sekitar Rumah Gambar 3.12 Grafik Persentase Kepemilikan SPAL

Gambar 3.13 Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga Gambar 3.14 Grafik Persentase SPAL yang Berfungsi

Gambar 3.15 Grafik Pencemaran SPAL Gambar 3.16 Grafik Akses Terhadap Air Bersih Gambar 3.17 Grafik Sumber Air Minum dan Memasak Gambar 3.18 Grafik CTPS di Lima Waktu Penting Gambar 3.19 Grafik Waku Melakukan CTPS

Gambar 3.20 Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS Gambar 3.21 Grafik Indeks Resiko Sanitasi (IRS)

Laporan Studi EHRA| 53

Dalam dokumen OLEH: POKJA SANITASI KABUPATEN BULUKUMBA (Halaman 46-54)

Dokumen terkait