• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

1. Guru

A. Kajian Teori

1. Guru

a. Pengertian Guru

Guru adalah pribadi yang selalu digugu dan ditiru, menjadi seorang guru itu tidaklah mudah karena guru merupakan suatu profesi atau jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar pendidikan. Kata guru sudah tidak asing lagi di telinga kita, kata guru memiliki banyak sinomin kata seperti: pendidik, pelatih, pengajar, trainer, tutor dan lain sebagainya. Dimana tugas mereka adalah sama-sama mendidik dan mengajar para peserta didiknya baik itu dalam pendidikan formal maupun informal. Seperti yang dikatakan oleh Syaiful Bahari Djamarah “Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak harus dilembaga formal.”1

Menurut Abuddin Nata, menjelaskan makna guru sebagai “seseorang yang memberikan pengetahuan, keterampilan atau pengalaman kepada orang lain.”2

Selain itu, Ramayulis berpendapat bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab untuk membimbing peserta didik menjadi manusia yang manusiawi yang memanusiakan manusia, sehingga tugas utamanya yaitu “mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi muridnya dalam pendidikan.”3

1

Syaiful Bahari Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet ke-1, h. 31

2

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), Cet. Ke-1, h. 113

3

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang guru dijelaskan pula pengertian guru yaitu: “Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah.4

Mengajar bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, melainkan suatu proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional, maka untuk menjadi seorang guru harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Harus memiliki bakat sebagi guru 2) Harus memiliki keahlian sebagia guru

3) Memiliki keperibadian yang baik dan terintegrasi 4) Memiliki mental yang sehat

5) Berbadan sehat

6) Memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas 7) Guru adalah manusia berjiwa pancasila

8) Guru adalah seorang warga negara yang baik.5

Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru adalah seorang pendidik yang profesional yang tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi para peserta didik baik dalam lembaga pendidikan formal maupun non formal pada semua jenjang dari pendidikan usia dini, dasar dan menegah.

b. Tugas dan Peran Guru

Menjadi seorang guru bukanlah sebatas mengajar dikelas atau diruangan saja. Seorang guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat dinas maupun di luar dinas yang berbentuk pengabdian dalam belajar mengajar. Guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi para peserta didiknya untuk mencapai tujuan. Selain itu guru juga mempunyai tanggung jawab

4

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru bab I pasal I

5

Departemen Agama, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 66

untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa dalam belajar.

Menurut Moh. Uzer Usman dan Syaiful Bahari, tugas guru di kelompokkan menjadi tiga jenis yaitu “tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.”6

Yang pertama tugas guru sebagai profesi yaitu seorang guru memiliki tugas untuk mengembangkan profesionalitas diri, mendidik, mengajar dan melatih anak didik sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai pendidik, pengajar dan pelatih harus mampu meneruskan dan mengembangkan nilai nilai kehidupan, meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan zaman.

Yang ke dua tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah yakni guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi para peserta didiknya. Ia juga harus mampu menarik simpatinya sehingga ia menjadi idola dan publik figur bagi siswa-siswanya. Pelajaran apapun yang akan disampaikan hendaknya dapat memberikan memotivasi dan menjadi inspirasi bagi siswanya dalam belajar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bagi seorang guru pada aspek penampilan baik dalam berbusana maupun bersikap kepada para peserta didiknya. Karena jika penampilan guru sudah tidak menarik baik dari segi berpakaian maupun dari sikap mengajarnya, maka kegagalan pertama yang diperoleh adalah tidak tercapainya indikator pembelajaran. Sehingga seorang guru perlu memperhatikan perfomencenya dalam mengajar karena seorang guru adalah publik figur di kelas.

Yang ke tiga tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, guru mempunyai tugas mendidik, melatih dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara yang bermoral dan berakhlak mulia. Karena

6

pendidikan tidak hanya cukup dilakukan di dalam kelas atau lingkungan sekolah saja akan tetapi pendidikan adalah hak semua warga negara baik itu kecil atau besar mereka semua berhak menerima dan memperoleh pendidikan. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu pendidikan adalah hak semua bangsa jadi semuanya orang berhak merasakan dan memperoleh pendidikan yang layak baik itu laki-laki atau perempuan, tua atau muda, besar atau kecil semuanya memiliki hak yang sama dalam pendidikan. Dan pendidikan itu tidak hanya bisa didapatkan dalam pendidikan formal saja, melainkan dapat di peroleh juga dalam lembaga pendidikan non formal seperti pendidikan dalam lingkungan keluarga ataupun masyarakat. Dengan demikian seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa.

Dalam penelitian ini, peranan guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peran guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses kegiatan guru dan siswa yang menciptakan hubungan timbal balik sehingga guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran yang mana proses pembelajaran tersebut merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Seperti yang di dikemukakan oleh Adam dan Dickley dalam basic principle of student teaching, peran guru antara lain:” guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator dan konselor.”7

Rusman dalam bukunya yang berjudul model-model pembelajaran, mengklasifikasikan peranan guru sebagai berikut: 1) Peran guru berkaitan dengan kompetensi guru seperti melakukan

diagnosis terhadap perilaku awal siswa, membuat RPP, dan melaksanakan proses pembelajaran.

7

Moh. Uzer Usman , Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2006), Cet ke-20, h. 9

2) Guru sebagai pelaksana administrasi di sekolah 3) Guru sebagai komunikator

4) Guru sebagai demonstrator 5) Guru sebagai pengelola kelas

6) Guru sebagai mediator dan fasilitator 7) Guru sebagai evaluator

8) Guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah8

c. Kompetensi Guru

Guru yang profesional harus memiliki beberapa kompetensi yang di persyaratkan bagi seorang guru yang dapat di pertanggung jawabkan dalam mencapai suatu tujuan. Menurut Abdul Majid, kompetensi adalah “seperangkat tindakan inteligent penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu”.9

Heri Jauhari menjelaskan kompetensi guru yaitu“kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap guru/ pendidik sehingga dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan benar”.10

Di dalam UU nomor 14 tahun 2005 telah dijelaskan pula pengertian kompetensi yaitu: “seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.11

Ramayulis juga berpendapat tentang pengertian kompetensi yaitu “satu kesatuan yang menggambarkan potensi, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu”.12

Sedangkan menurut Mulyasa “kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup

8

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT. Rajawali Pres, 2013), Cet ke-3, h.59-65

9

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet X, h. 5

10

Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) h.151

11

Syaiful Salaga, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfa Beta, 2013), Cet ke-4, h. 23

12

penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.”13

Jejen Musfah juga menjelaskan kompetensi adalah “kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan pendidikan”.14

Dari serangkaian pengertian kompetensi yang dikemukakakn oleh pakar ahli pendidikan dapat di tarik kesimpulan bahwa kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, perilaku dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk melaksanakan tugas dan kewajiban guru secara profesional dan bertanggung jawab agar tercapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.

Adapun kompetensi yang wajib dimiliki seorang guru sebagai syarat untuk menjadi guru yang profesional meliputi:

Kompetensi Pedagogis (kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik), Kompetansi Keterampilan (kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang menjadi teladan bagi peserta didik), Kompetensi Sosial (kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif), dan Kompetensi Profesional (kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam). 15

Berikut ini adalah tabel kompetensi yang harus dimiliki oleh para guru yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1

Tabel Kompetensi Dasar Guru

Kompetensi Sub kompetensi Indikator

Kompetensi Pedagogis

Memahami peserta didik secara

mendalam

1. Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip

perkembangan kognitif 2. Memahami peserta didik

dengan memanfaatkan prinsip-prinsip

13

E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakaya, 2009), h. 34

14

Jejen Musfah , Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. I, h. 27.

15

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Op, cit, h. 22

keperibadian

3. Mengidentifkasi bekal ajar awal peserta didik

Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran 1. Memahami landasan kependidikan

2. Menerapkan teori beelajar dan pembelajaran

3. Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karateristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai dan materi ajar 4. Menyusun rancangan

pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih Melaksanakan

pembelajaran

1. Menata latar (setting) pembelajaran 2. Melaksanakan pembelajaran yang kondusif Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran 1. Merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan

dengan berbagai metode. 2. Menganalisis hasil

evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning)

3. Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum

Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya 1. Memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik 2. Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan pelbagai potensi non akademik

Kompetensi keperibadian

Keperibadian yang mantap dan stabil

1. Bertindak sesuai dengan norma hukum

2. Bertindak sesuai norma sosial dan bangga sebagai guru

3. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma.

Keperibadian yang arif

Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan

masyarakat serta

menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak Keperibadian yang

berwibawa

Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. Berakhlak mulia

dan menjadi

teladan

Bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas dan suka menolong) dan memiliki perilaku yang di teladani peserta didik. Kompetensi sosial Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik

Berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar

1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik

2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan masyarakat sekitar Menguasai struktur

dan metode

keilmuan

Mengusasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis

untuk memperdalam

studi Kompetensi profesional Mengetahui struktur keilmuan mapel yang di ajarkan

Menguasai materi, stuktur konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung matpelajaran yang di ampu dan Mengembangkan materii pembelajaran yang di ampu secara kreatif Memahami kurikulum silabus dan RPP mapel yang di ajarkan 1. Menguasai standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran.

Bidang pengembangan yang diampu 2. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif 3. Memahami dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.16 Dalam penelitian ini kompetensi guru yang dikhususkan terkait pelaksanann kurikulum 2013 adalah kompetensi pedagogis guru. Kompetensi pedagogis berasal dari kata kompetensi dan pedagogis. Secara etimologis kompetensi pedagogis berasal dari bahasa Yunani “paedos dan agogos (paedos= anak dan agoge = mengantar atau membimbing)”.17

Kata pedagogis dapat dimaknai dengan membimbing anak maksudnya tugas membimbing anak itu adalah tugas pendidik baik itu guru ataupun orang tua, guru adalah pendidik di sekolah sedangkan orang tua adalah pendidik di rumah. Namun yang dimaksud kompetensi pedagogis dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogis yang ditujukan kepada guru.

16

Ali Mudlofir, Pendidik Profesional:Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta:Rajawali Press,2012)Cet. I h. 115-116

17

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru (Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya), (Jakarta: Indeks, 2011) h. 28

Menurut E. Mulyasa kompetensi pedagogis adalah “kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.”18

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang di kutip oleh Jejen Musfah, yang dimaksud dengan kompetensi pedagogis adalah

Kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: pemahaman atau landasan kependidikan, pemahaman tentang peserta didik, pengembangan kurikulum/ silabus, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.19

Dari serangkaian pengertian kompetensi pedagogis di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogis merupakan kemampuan guru menyelenggarakan dan mengelola pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses dan hasil pembelajaran.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Marselus R. Payong dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, terkait dengan kompetensi pedagogis yaitu:

1) Menguasai karateristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural emosional, dan intelektual.

2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran.

6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

18

E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2015), Cet. Ke-2 h. 30

19

7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar.

9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.20

Dokumen terkait