• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PROFESI GURU DAN GURU PROFESIONAL 91

B. Guru Profesional

a. Definisi Guru Professional

Guru professional, adalah orang atau individu yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan tingkat kemampuan yang optimal. Kemampuan atau kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang disyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan: “The state of legally competent of qualified”. Hal ini memungkinkan seorang guru berada pada wilayah dan keadaan berwenang atau memenuhi syarat sebagai seorang profesioanal. Dengan demikian kemampuan atau kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesinya. Sedangkan professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Atau dengan kata lain, guru professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Terdidik dan terlatih yang dimaksudkan bukan hanya memperoleh pendidikan formal, tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan belajar-mengajar, serta menguasai landasan-landasan kependidikan. Dalam profesi digunakan teknik dan prosedur intelektual yang harus dipelajari secara sengaja sehingga dapat diterapkan untuk kemaslahatan orang lain. Seorang guru professional memiliki filosofi yang menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya.

b. Persyaratan Guru Profesional

Untuk melakukan kewenangan profesionalitasnya, guru dituntut memiliki seperangkat kemampuan (kompetensi) yang beraneka ragam, sehubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya, maka profesi guru memerlukan persyaratan khusus, antara lain:

1) Memiliki ketrampilan yang didasarkan pada konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.

2) Memiliki suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.

3) Memiliki tingkat pendidikan keguruan yang memadai 4) Memiliki kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari

pekerjaan yang dilaksanakannya.

5) Mampu mengikuti perkembangan melalui aktualisasi diri sejalan dengan dinamika kehidupan yang terus berkembang secara cepat.

Disamping itu perlu memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, serta memiliki pelanggan atau objek layanan yang tetap seperti guru dan muridnya. Untuk memudahkan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, guru harus dapat menjabarkan, memperluas, dan menciptakan relevansi kurikulum dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan yang lebih penting mampu mewujudkan kurikulum potensial menjadi kurikulm aktual melalui proses pembelajaran.

Profesionalisasi.

a) Pengertian Profesionalisasi

Profesionalisasi adalah suatu proses, pertumbuhan, perawatan dan pemeliharaan untuk mencapai tingkat profesi yang optimal. Dalam hal ini bisa dikaitkan dengan

usaha-110

usaha pengembangan status jabatan guru sebagai pengajar dan pendidik menjadi guru yang profesional.

b) Pentingnya Usaha Profesionalisasi Jabatan Guru sebagai Pengajar dan Pendidik

Guru itu bagaikan sumber air yang terus menerus mengalir sepanjang kariernya, jika sumber air itu tidak diisi terus menerus maka sumber air itu akan kering. Demikian juga jabatan guru, apabila guru tidak berusaha menambah pengetahuan yang baru, maka materi sajian waktu mengajar akan “gersang”. Dalam usaha profesionalisasi ini ada dua motif, yaitu : a. Motif eksternal yaitu pimpinan yang mendorong guru untuk mengikuti penataran, atau kegiatan-kegiatan akademik yang sejenis. Atau ada lembaga pendidikan yang memberi kesempatan bagi guru untuk belajar lagi. Dan ini termasuk in-service education. b. Motif internal yaitu dorongan dari diri guru itu sendiri yang berusaha belajar terus menerus untuk tumbuh dalam jabatannya, baik itu melalui membaca dan mengikuti berita yang berkaitan dengan pendidikan, maupun mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, demi untuk meningkatkan profesinya di bidang pendidikan.

c. Peran Guru Professional

Guru menjadi panutan dan teladan bagi masyarakat, sehingga guru tidak hanya diperlukan oleh murid di kelas, akan tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat, yakni sebagai sumber teladan dan inspirasi di tengah-tengah masyarakat. Kedudukan guru yang demikian itu senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapanpun diperlukan peran serta edukatifnya, sebagai berikut:

1) Guru sebagai sumber pembelajaran

Guru memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber belajar (learning resource) bagi siswa, walaupun kemajuan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat dan dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar, akan tetapi guru dalam proses pembelajaran tetap diperlukan sebagai sumber yang sangat penting.

2) Guru sebagai fasilitator

Dalam kegiatan memberikan pelayanan kemudahan bagi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran , guru perlu melakukan elaborasi terhadap metode dalam menyampaikan materi. Disamping itu guru harus bersikap agar mendapatkan simpati dari para siswanya, dengan demikian transformasi nilai dan ilmu disampaikan secara efektif. Tujuan guru mengajarrkan ilmu pengetahuan untuk mempermudah siswa belajar, dan ini merupakan hakikat peran fasilitator dalam proses pembelajaran.

3) Guru sebagai pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa. Guru sebagai pengelola juga akan sampai pada spirit untuk melakukan pengorganisasian dengan seksama dan teliti. Fungsi pengorganisasian melibatkan penciptaan secara sengaja suatu lingkungan pembelajaran yang kondusif serta melakukan pendelegasian tanggung jawab dalam rangka mewujudkan tujuan program pendidikan yang telah direncanakan. Untuk mengusahakan agar proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun, dilakukan fungsi pengawasan. Dalam batas tertentu, fungsi pengawasan melibatkan pengambilan keputusan yang

112

terstruktur, walaupun proses tersebut mungkin sangat kompleks, khususnya bila mengadakan kegiatan remedial. 4) Guru sebagai demonstranstator

Maksud dari peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan, dalam konteks: Pertama, sebagai guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji kepada anak didiknya maupun civitas akademik. Kedua, guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa yang erat kaitannya dengan pengaturan strategi pembelajaran yang lebih efektif.

5) Guru sebagai pembimbing

Guru membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan capaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat.

6) Guru sebagai mediator

Guru dituntut untuk dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini, ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan yang positif dengan para siswa.

7) Guru sebagai evaluator

Dengan menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat mengetahui apakah prose belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian. Karena dengan

penilaian, guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar.

Disamping itu, guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi merupakan umpan balik terhadap proses belajar-mengajar yang dapat digunakan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar-mengajar selanjutnya dengan tujuan memperoleh hasil yang optimal.

8) Guru sebagai Orang Tua Kedua

Seorang guru, meski merupakan keniscayaan untuk menampilkan perilaku laiknya orang tua, memiliki tuntutan untuk menjadi orang tua kedua bagi anak-anak didiknya. Menjadi orang tua memang bukanlah pekerjaan mudah, meski demikian apabila seorang guru benar-benar menikmati maka pekerjaan berat tersebut menjadi sangat ringan dan nikmat. Dengan demikian, dapat diberi titik simpul bahwa persepsi dan paradigma seorang guru terhadap pekerjaannya memberikan peran yang sangat signifikan dalam keberlangsungan pendidikan dan pembelajaran. Sebagai seorang manusia yang sedang belajar, seorang siswa akan menempatkan dirinya sebagai pribadi dengan gagasan dan paradigma untuk terus menunjukkan eksistensinya. Apabila seorang guru dapat memerankan sebagai orang tua bagi anak didiknya, maka pencarian tersebut akan begitu dinikmati. Konsep diri laksana, atau minimal menempatkan diri, sebagai orang tua kedua, akan bermuarakan dasar yang kuat bagi anak didiknya, sehingga akan terus melangkahkan kakinya menuju masa depan yang lebih baik.

9) Guru sebagai Seorang Motivator

Guru sebagai seorang pendidik yang baik akan selalu memotivasi anak didiknya untuk terus belajar dan berkarya.

114

Dengan demikian secara terus menerus guru akan mengajak anak didiknya untuk mengembangkan kreativitas dan keahliannya diharapkan akan membawa implikasi yang sangat besar dalam perkembangan pola pikir dan pola sikap peserta didik. Motivasi diberikan seorang guru, apalagi karena sang guru telah berhasil memerankan diri sebagai orang tua kedua bagi anak didiknya, akan sangat berkesan. Dengan motivasi tersebut, anak didik akan memiliki semangat baru dalam menyikapi semua hal yang terjadi dalam bidang kehidupan, tentunya termasuk pelajaran yang diajarkan di sekolah. Motivasi yang diberikan oleh guru dapat menjadi titik pelita penerang bagi kehidupan para siswa. Dengan motivasi guru, anak didik akan semakin bersemangat untuk berkreasi dan mengembangkan kreativitasnya.

10) Guru sebagai Petualang

Guru sebagai petualang mempunyai makna bahwa seorang guru juga dituntut untuk memiliki kepekaan dalam merespon gerak langkah anak didiknya. Dari kepekaan ini seorang guru bisa melakukan penelusuran terhadap diri dan jiwa anak didiknya. Manfaatnya, guru tersebut bisa senantiasa berada pada sikap diri proaktif atas gerak dan perilaku para siswa. Guru sebagai petualang adalah bahwa guru juga mempunyai kewajiban untuk mencari informasi-informasi baru, atau senantiasa mengupdate data atau informasi yang berkembang disekitarnya.

Kesediaan melakukan penjelajahan dan petualangan tersebut membuat pelajaran yang diberikan tidak monoton dan tidak dianggap basi oleh para siswa.

11) Guru sebagai Pembebas dan Pejuang

Guru dalam setiap aktivitasnya adalah untuk mengubah keadaan anak-anak didiknya menjadi lebih baik. Seorang guru akan terus berusaha membebaskan anak-anak didiknya

dari kebodohan dan keterbelakangan dalam berbagai renik bentuknya. Dengan demikian, apabila itu yang dilakukan dapat dikatakan bahwa seorang guru adalah pejuang dan pembebas dari kebodohan, ketidaktahuan, dan kemalasan. Guru adalah pejuang dan pembebas, bahkan meski dia berada dalam kesulitan. Masalah tersebut tetap tidak membuat seorang guru berhenti untuk mengabdi dan memberikan pemahaman baru kepada anak didiknya. Para guru sebaiknya memiliki semangat untuk k terus memberikan pengajaran dan bimbingan kepada siswanya, minimal agar jangan sampai mengalami hidup yang tidak menguntungkan.

12) Guru sebagai Pribadi Berjiwa Profetik

Para guru sangat wajar jika disebut sebagai sebuah sikap profetik, yaitu sikap yang berusaha memberikan motivasi positif kepada siswa yang awalnya tidak yakin akan potensi dan bakatnya. Sikap yang meyakinkan bahwa semua dalam kehidupan ini membutuhkan kecermatan pilihan, dan setiap pilihan pun pasti mengandung resiko, tiada pula yang bisa dikatakan kepada guru selain praktik profetik. Belum lagi sikap yang senantiasa bersemangat memberikan bimbingan kepada anak didik, meski mereka merupakan anak didik yang memiliki serba kekurangan. Guru yang baik menganggap anak didik sebagai anggota keluarga, bahkan seorang guru juga dapat menempatkan diri sebagai seorang sahabat bagi anak didiknya.

C. Kepribadian Guru