• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Habitat

1. H agilis albibarbis

Visualisasi GC kalawet H. agilis albibarbis dalam bentuk sonagram ditampilkan dalam Gambar 34, sedangkan hasil kuantifikasi berbagai peubah GC disajikan dalam Tabel 19.

Gambar 34 menunjukkan bahwa frase GC H. agilis albibarbis secara jelas terdiri dari tiga fase yaitu pre-trill, trill, dan post-trill. Sebelum GC, diawali dengan serangkaian not-not pendek betina yang diselingi dengan not-not jantan pasangannya membentuk nyanyian duet; dan beberapa saat setelah fase post-trill, GC ditutup dengan beberapa not jantan yang dikenal sebagai coda jantan.

Pola sonagram GC kalawet mirip dengan GC ungko (H. agilis ungko) di Sumatera, dan GC H. lar. Tetapi, pre-trill ungko terdiri dari jumlah not yang lebih banyak dengan durasi not yang lebih pendek; jumlah not pre-trill H. lar juga lebih banyak dengan durasi not relatif panjang seperti halnya kalawet. Jumlah not trill kalawet relatif sama dengan ungko, tetapi lebih banyak dari pada trill H. lar (Geissmann 1995, Geissmann 2006a).

Adanya kombinasi suara pasangan jantan-betina dalam serangkaian vokalisasi kalawet menunjukkan adanya duet song dari spesies tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan Geissmann (2006a), Geissmann (2002), Dallmann & Geissmann (2001), dan Chivers (2001) bahwa Hylobates yang tergabung dalam kelompok Hylobates lar (lar group), termasuk Hylobates agilis, dapat bervokalisasi dalam bentuk duet, kecuali H. moloch dan H. klossii. Itu berarti, tidak semua Hylobates dapat bervokalisasi dalam formasi duet.

Pada Tabel 19 terlihat bahwa durasi total (DT) GC H. agilis albibarbis rata-

rata 16.50±1,86 detik dengan kisaran 12,35-20,70 detik, jumlah not GC (TNGC) rata-rata 9,31±1,37 not dengan kisaran 8-13 not, dan kecepatan not GC (KNGC) rata-rata 0,56±0,04 not/detik dengan kisaran 0,48-0,68 not/detik.

Durasi fase pre-trill (DPrT) rata-rata 4,84±1,46 detik dengan kisaran 1,95- 8,58 detik, frekuensi maksimum pre-trill (FMaPrT) rata-rata 942,23±146,57 Hz dengan kisaran 744,20-1554,30 Hz, frekuensi minimum fase pre-trill (FMiPrT) rata-rata 555,01±29,69 Hz dengan kisaran 441,70-629,40 Hz, jumlah not pre-trill

Tabel 19 Nilai rata-rata peubah great call H. agilis albibarbis Individu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Rata- rata Standar deviasi Peubah1 N = 7 N = 12 N = 24 N = 11 N = 9 N = 4 N = 4 N = 4 N = 3 N = 7 N = 5 N = 3 N = 3 N = 96 p DT 12,81 15,25 16,68 17,36 15,20 14,96 15,02 18,82 19,99 19,17 17,95 15,53 19,29 16,50 1,86 0,000 TNGC 8 8,08 9,33 8,91 8,22 8 9 11,25 12,33 12 10 9 11,33 9,31 1,37 0,000 KNGC 0,63 0,53 0,56 0,51 0,54 0,53 0,60 0,60 0,62 0,63 0,56 0,58 0,59 0,56 0,04 0,000 DPrT 4,70 4,17 4,74 7,63 5,36 6,09 5,99 7,21 7,60 6,98 7,51 7,75 7,48 5,84 1,46 0,000 FMaPrT 944,54 1192,52 1044,02 809,13 829,21 915,53 810,78 855,13 875,83 862,49 826,74 791,13 871,60 942,23 146,57 0,000 FMiPrT 591,34 584,88 565,72 539,85 556,29 537,55 487,68 540,63 554,63 547,11 528,94 524,60 541,80 555,01 29,69 0,000 JNPrT 353,20 607,64 478,30 269,27 272,92 377,98 323,10 314,50 321,20 315,37 297,80 266,53 329,80 387,22 133,55 0,000 MFPrT 2,86 1,83 2 3,91 2,44 3 3 3,25 3,67 3,29 3,60 3 3,33 2,74 0,80 0,000 KNPrT 0,61 0,44 0,42 0,51 0,45 0,49 0,50 0,45 0,48 0,47 0,48 0,39 0,44 0,47 0,06 0,000 DFT 5,42 7,12 7,91 7,12 6,59 6,71 7,05 6,85 7,73 7,41 6,43 6,03 6,86 7,07 0,95 0,000 FMaT 1748,80 1995,23 1856,58 1606,58 1658,69 1467,53 1497,85 1848,08 1821,23 1843,57 1829,18 1381,27 1851,60 1768,85 172,64 0,000 FMiT 673,34 680,11 661,45 597,36 650,58 666,63 541,85 597,15 604,83 579,19 603,58 606,93 612,47 634,82 57,34 0,000 MFT 1075,46 1315,12 1195,13 1009,22 1008,11 800,90 956,00 1250,93 1216,40 1264,39 1225,60 774,33 1239,13 1134,03 165,57 0,000 JNT 3 3,33 3,83 3,09 3 3 3 3 3,67 3,43 3 3 3 3,31 0,49 0,000 KNT 0,55 0,47 0,48 0,44 0,46 0,45 0,43 0,44 0,47 0,46 0,47 0,50 0,44 0,47 0,04 0,000 DPoT 1,80 3,44 3,70 2,16 2,53 1,76 1,68 4,49 4,48 4,26 3,88 1,55 4,66 3,15 1,19 0,000 FMaPoT 837,66 803,25 761,56 614,19 762,68 560,45 709,23 763,25 709,77 726,20 741,74 665,40 758,53 736,72 88,46 0,000 FMiPoT 499,69 419,05 435,96 348,47 449,84 284,40 349,08 385,15 361,97 382,73 411,22 420,30 376,90 407,90 64,38 0,000 MFPoT 337,97 384,20 325,60 265,72 312,83 276,05 360,15 378,10 347,80 343,47 330,52 245,10 381,63 328,82 67,10 0,000 JNPoT 2,14 2,92 3,50 1,91 2,78 2 3 5 5 5,29 3,40 3 5 3,26 1,12 0,000 KNPoT 1,24 0,85 0,97 0,89 1,12 1,13 1,78 1,13 1,12 1,25 0,88 2,00 1,08 1,08 0,30 0,000 1) DT = durasi total (detik), TNGC = jumlah not great call, KNGC = kecepatan not great call (not/detik), DPrT = durasi

pre-trill (detik), FMaPrT = frekuensi tertinggi pre-trill (Hz),

FMiPrT = frekuensi terendah pre-trill (Hz), MFPrT = modulasi frekuensi pre-trill (Hz), JNPrT = jumlah not pre-trill, KNPrT = kecepatan not pre-trill (not/detik), DFT = durasi trill (detik), FMaT = frekuensi tertinggi fase trill (Hz), FMiT = frekuensi terendah trill (Hz), MFT = modulasi frekuensi trill (Hz), JNT = jumlah not trill, KNT = kecepatan not trill (not/detik)

DPoT = durasi post-trill (detik), FMaPoT = frekuensi tertinggi post-trill (Hz), FMiPoT = frekuensi terendah post-trill (Hz), MFPoT = modulasi frekuensi post-trill (Hz), JNPoT = jumlah not Post-trill, KNPoT = kecepatan not post-trill (not/detik), MAFT = Frekuensi maksimum saat power maksimum great call (Hz), MPT = power maksimum great call (db).

Gambar 34 Sonagram dan gelombang suara great call H. agilis albibarbis (bagian pre-trill, trill, dan post-trill yang disorot dengan warna hijau muda adalah bentuk gelombang suara yang direnggangkan)

(JNPrT) rata-rata 2,74±0,80 not dengan kisaran 1-4 not, kecepatan not pre-trill (KNPrT) rata-rata 0,47±0,60 not/detik dengan kisaran 0,35-0,63 not/detik, dan modulasi frekuensi fase pre-trill rata-rata 387,22±133,55 Hz dengan kisaran 183- 976 Hz.

Durasi fase trill (DFT) rata-rata 7,07±0,95 detik dengan kisaran 5,20-9,89 detik, jumlah not fase trill (JNT) rata-rata 3,31±0,49 not dengan kisaran 3-5 not, kecepatan not trill (KNT) rata-rata 0,47±0,04 not/detik dengan kisaran 0,41-0,58 not/detik, frekuensi maksimum fase trill (FMaT) rata-rata 1768,85±172,64 Hz dengan kisaran 1345-2120,10 Hz, frekuensi minimum fase trill (FMiT) rata-rata 634,82±57,34 Hz dengan kisaran 427,5-749,1 Hz, dan modulasi frekuensi fase trill (FMT) rata-rata 1134,03±165,57 Hz dengan kisaran 707,10-1496,2 Hz.

Durasi fase post-trill (DPoT) rata-rata 3,15±1,19 detik dengan kisaran 1,08- 8,62 detik, jumlah not fase post-trill (JNPoT) rata-rata 3,26±1,12 not dengan kisaran 1-6 not, dan kecepatan not fase post-trill (KNPoT) rata-rata 1,08±0,30 not/detik dengan kisaran 0,58-2,27 not/detik, frekuensi maksimum fase post-trill

Coda jntn

Gelombang suara GC H. a. albibarbis Coda jntn

(FMaPoT) rata-rata 736,72±88,46 Hz dengan kisaran 538,1-993,40 Hz, dan frekuensi minimum post-trill (FMiPoT) rata-rata 407,9±64,38 Hz dengan kisaran 253,8-691,40 Hz, sedangkan modulasi frekuensinya (MFPoT) rata-rata 328,82±67,10 Hz dengan kisaran 125,7-537,1 Hz.

Durasi setiap fase GC berbeda antara satu dengan lainnya. Durasi terpanjang adalah fase trill, kemudian fase pre-trill, dan terpendek fase post-trill. Demikian halnya dengan peubah frekuensi maksimum, frekuensi minimum, dan modulasi frekuensi, tertinggi pada fase trill, kemudian pre-trill dan terendah pada fase post- trill. Peubah jumlah not tertinggi pada fase trill, diikuti fase post-trill dan pre-trill; sedangkan kecepatan not tertinggi pada fase post-trill, kemudian fase trill dan pre-trill.

Semua peubah great call (21 peubah) dari 13 individu betina H. agilis albibarbis, menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,0001). Hal ini berarti vokalisasi GC kalawet di LAHG mempunyai keragaman yang tinggi. Keragaman vokalisasi GC tersebut, kemungkinan terkait dengan keragaman genetik kalawet di LAHG Sebangau. Hal yang sama didapatkan pada ungko (Hylobates agilis) oleh Haimoff dan Gittins (1985), Hylobates klossii (Haimoff dan Tilson 1985), dan owa Jawa Hylobates moloch (Dallmann dan Geissmann 2001, Dallman dan Geissmann 2001a).

Haimoff dan Gittins (1985) menganalisis beberapa peubah GC Hylobates agilis di Semenanjung Malaysia, antara lain durasi total GC, modulasi frekuensi GC, durasi fase pre-trill, jumlah not pre-trill, durasi not pertama trill, modulasi frekuensi not pertama trill, frekuensi maksimum not pertama trill, frekuensi minimum not pertama trill, jumlah not fase post-trill, dan durasi post-trill. Semua peubah GC antar individu tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dallmann dan Geissmann (2001) mendapatkan tingkat keragaman GC owa Jawa antar individu dalam populasi (intra-population) lebih rendah dibandingkan keragaman GC antar populasi (inter-population).

Keragaman berbagai peubah vokalisasi antar individu, menunjukkan bahwa vokalisasi sebagai kombinasi dari berbagai tipe not, tidak hanya sebagai ekspresi

kondisi emosional satwa, tetapi juga menggambarkan identitas individu (Ujhelyi 1996).

2. Hylobates muelleri

Visualisasi GC H. muelleri dalam bentuk sonagram ditampilkan dalam Gambar 35, sedangkan hasil kuantifikasi berbagai peubah GC disajikan dalam Tabel 20. Pada Gambar 35 terlihat bahwa pola sonagram frase GC hanya terdiri dari dua fase yaitu pre-trill dan trill, tanpa adanya fase terminasi atau post-trill yang jelas seperti pada Hylobates agilis. Fase pre-trill berupa not dengan frekuensi yang relatif datar dan durasi relatif panjang serta frekuensi menjadi sedikit tinggi di akhir durasi not.

Gambar 35 Sonagram dan gelombang suara great call H. muelleri (bagian pre- trill dan trill yang disorot dengan warna biru adalah bentuk gelombang yang direnggangkan).

Semua frase GC H. muelleri yang dianalisis hanya mempunyai dua not pre- trill. Fase trill diawali 3-4 not dengan frekuensi yang sedikit datar kemudian tinggi melebihi frekuensi not pre-trill, diikuti not-not durasi pendek dengan frekuensi maksimum yang tinggi, kemudian frekuensi not-not berangsur-angsur

Pre-trill Trill Coda jntn

Sonagram GC H.muelleri

menurun, tetapi tidak diikuti dengan perubahan tipe not, sehingga tidak ada fase yang dapat dikategorikan sebagai post-trill. Jumlah not trill H. muelleri berkisar antara 43-71 not.

Tabel 20 Nilai rata-rata peubah great call Hylobates muelleri Individu 1 2 3 Peubah1 N = 21 N = 5 N = 10 Rata-rata Standar deviasi p DT 10,64 10,14 10,51 10,53 1,10 0,673 TNGC 62,33 65,60 63,40 63,08 6,50 0,604 KNGC 5,87 6,47 6,06 6,01 0,50 0,046 DPrT 2,60 2,22 1,95 2,37 0,56 0,006 FMaPrT 1376,87 1317,02 1345,59 1359,87 97,65 0,416 FMiPrT 602,65 597,66 523,84 580,07 70,82 0,009 MPrT 774,21 719,36 821,75 779,80 90,40 0,105 JNPrT 2 2 2 2 0 - KNPrT 0,81 0,90 1,06 0,89 0,21 0,004 DFT 7,80 7,77 8,35 7,95 0,91 0,262 FMaT 1635,71 1661,68 1588,78 1626,28 59,57 0,039 FMiT 626,32 621,74 597,70 617,73 44,17 0,241 MFT 1009,40 1039,94 991,08 1008,55 67,81 0,431 JNT 60,33 63,60 61,40 61,08 6,50 0,604 KNT 7,74 8,20 7,38 7,70 0,53 0,012

1) DT = durasi total (detik), TNGC = jumlah not great call, KNGC = kecepatan not great call (not/detik),

DPrT = durasi pre-trill (detik), FMaPrT = frekuensi tertinggi pre-trill (Hz), FMiPrT = frekuensi terendah

pre-trill (Hz), MFPrT = modulasi frekuensi pre-trill (Hz), JNPrT = jumlah not pre-trill, KNPrT = kecepatan not pre-trill (not/detik), DFT = durasi trill (detik), FMaT = frekuensi tertinggi fase trill (Hz), FMiT = frekuensi terendah trill (Hz), MFT = modulasi frekuensi trill (Hz), JNT = jumlah not trill, KNT = kecepatan not trill (not/detik)

Vokalisasi GC H. muelleri juga diawali dengan serangkaian not-not kombinasi suara jantan-betina berupa nyanyian duet, dan beberapa saat setelah

fase trill, GC ditutup dengan satu frase suara jantan sebagai coda jantan. H. muelleri juga tergolong dalam kelompok Hylobates lar yang dapat bervokalisasi dalam bentuk duet seperti H. agilis albibarbis.

Pada Tabel 20 terlihat bahwa durasi total (DT) GC H. muelleri rata-rata

10.53±1,10 detik dengan kisaran 8,47-12,56 detik, jumlah not GC (TNGC) rata- rata 63,08±6,50 not dengan kisaran 45-73 not, dan kecepatan not GC (KNGC) rata-rata 6,01±0,50 not/detik dengan kisaran 5,23-7,03 not/detik.

Durasi fase pre-trill (DPrT) rata-rata 2,37±0,56 detik dengan kisaran 1,52- 3,38 detik, frekuensi maksimum pre-trill (FMaPrT) rata-rata 1359,87±97,65 Hz

dengan kisaran 1076,10-1603,90 Hz, frekuensi minimum fase pre-trill (FMiPrT) rata-rata 580,07±70,82 Hz dengan kisaran 263,70-646,0 Hz, jumlah not pre-trill (JNPrT) rata-rata 2 not, kecepatan not pre-trill (KNPrT) rata-rata 0,89±0,21 not/detik dengan kisaran 0,59-1,31 not/detik, dan modulasi frekuensi fase pre-trill

(MFPrT) rata-rata 779,80±90,40 Hz dengan kisaran 637,0-1030,70 Hz.

Durasi fase trill (DFT) rata-rata 7,95±0,91 detik dengan kisaran 6,11-9,97 detik, jumlah not fase trill (JNT) rata-rata 61,08±6,50 not dengan kisaran 43-71 not, kecepatan not trill (KNT) rata-rata 7,70±0,53 not/detik dengan kisaran 6,56- 8,62 not/detik, frekuensi maksimum fase trill (FMaT) rata-rata 1626,28±59,57 Hz dengan kisaran 1486,10-1733,90 Hz, frekuensi minimum fase trill (FMiT) rata- rata 617,73±44,17 Hz dengan kisaran 477,90-683,50 Hz, dan modulasi frekuensi fase trill (FMT) rata-rata 1008,55±67,81 Hz dengan kisaran 854,70-1181,80 Hz.

Variasi peubah-peubah GC H. muelleri lebih rendah dibandingkan H. agilis albibarbis. Terdapat sembilan peubah dari 15 peubah GC yang dianalisis menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (p>0,05), yaitu durasi total GC, jumlah not GC, frekuensi maksimum pre-trill, modulasi frekuensi pre-trill, jumlah not pre-trill, durasi fase trill, frekuensi minimum trill, modulasi frekuensi trill, dan jumlah not trill; sedangkan peubah yang berbedah signifikan adalah kecepatan not GC (p<0,046), durasi pre-trill (p<0,006), frekuensi minimum pre- trill (p<0,009), kecepatan not pre-trill (p<0,004), frekuensi maksimum trill (p<0,039), dan kecepatan not trill (p<0,012).

Keragaman vokalisasi GC yang relatif rendah pada H. muelleri, kemungkinan disebabkan (1) satwa tersebut tidak hidup di habitatnya, melainkan mungkin sejak kecil dipelihara oleh masyarakat, sehingga tidak mengembangkan potensi vokalisasi spesifiknya karena tidak ada tekanan untuk berbagi ruang dengan kelompok lainnya seperti di alam, dan (2) jumlah sampel yang sedikit (3 individu). Dallmann dan Geissmann (2001) menduga Hylobates menghasilkan great call yang lebih stabil pada kondisi kepadatan populasi yang tinggi, sebagai karakteristik spesifik individu agar lebih mudah dikenali oleh kelompok lain disekitarnya. Sebaliknya, karakteristik spesifik individu tidak terlalu dibutuhkan pada kondisi kepadatan populasi yang rendah.

Dokumen terkait