• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Hubungan Pendidikan Agama Islam dan Lingkungan Hidup

3. Hablum Min Al Alam

67

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengena59l”

Pada ayat tersebut terlihat jelas bahwa Allah menciptakan manusia berbedah-bedah, karena dalam ayat tersebut menyeruhkan perintah saling mengenal. Perintah mengenal sesama, ini dimaksud dalam teori sosial tentang keniscayaan manusia atas kesendiriannya. Hubungan manusia dengan manusia, ini merupakan implementasi dari tugas manusia yang ke dua, yakni khalifah yang menjaga kemakmuran antar sesama di muka bumi.

3. Hablum Min Al alam

Hubungan manusia dengan alam (lingkungan hidup) bagaikan hubunganikan dengan air. Artinya air memberikan ikan kehidupan, begitupun juga dengan alam yang memberi kehidupan bagi manusia. Meskipun sama-sama berada dalam instruktur garis horizontal dengan hubungan manusia dengan manusia, namun yang dimaksud dengan hubungan manusia dengan alam adalah hubungan ekologis sebagai upaya manusia hidup berdampingan dengan alam secara serasi dan harmonis.

Menurut Abujamin Rohan yang dikutip oleh Yahya Obaid dalam jurnalnya menjelaskan setidaknya ada tiga peran utama antara hubungan manusia dan lingkungan hidup menurut pendidikan agama Islam, yakni: pertama, al-intifa’u bih, saling mengambil manfaat; kedua, al-i’tibar,

68

mengambil pelajaran; dan ketiga, al-ikhtifadh, yakni konservasi lingkungan. Artinya manusia dan potensinya semestinya bisa menempatkan diri dalam hubungan mengambil manfaat, mengambil pelajaran dan melestarikan alam60

. Ketiga peran utama tersebut menunjukkan adanya lingkungan memberikan peran penting bagi kehidupan manusia.

Berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam, Agus Iswanto dalam jurnalnya menyebutkan ada dua konsep dalam sudut pandang Islam yang mengkaji tentang hubungan manusia dengan lingkungan hidup atau alam61. Dua konsep itu adalah; Tujuan penciptaan lingkungan hidup atau

alam; dan tujuan penciptaan manusia.

a. Tujuan penciptaan lingkungan hidup atau alam semseta

Tujuan penciptaan lingkungan hidup atau alam semesta telah disebutkan dalam al qur’an, ayat yang menjelaskan tujuan penciptaan lingkungan hidupp atau alam semesta sebagai mana berrikut; 1) penciptaan lingkungan hidup atau alam atas dasar tanda kekuasaan Allah bagi makhluk yang berakal, yakni manusia terdapat pada QS. Ali Imron ayat 190, 2) pertanda bagi yang bertaqwa, terdapat pada QS. Yunus ayat 6, 3) pertanda bagi yang mengetahui, terdapat pada QS. Ar Rum ayat 22, 4) penciptaan alam sebagai pertanda bagi yang berfikir, terdapat pada QS. Ar Ra’du ayat 3, 5) untuk memenuhi

60Yahya Obaid, Religiusitas Lembaga Pendidikan Yang berwawasan Lingkungan Hidup, dalam Jurnal Ta’dib Vol. VI, No. 1, Tahun 2013, 140.

61Agus Iswanto, Relasi Manusia dan Lingkungan Hidup Prespektif Al Qur’an, Membangun Eco Theology, dalam Jurnal Yusuf Vol. 6, No. 1 Tahun 2013, 9.

69

kebutuhan manusia, terdapat pada QS. Al Baqarah ayat 29, 6) Sebagai rahmat dari Allah, terdapat pada QS. Al Jasyiyah ayat 13, 7) untuk kepentingan manusia, terdapat pada QS. Luqman ayat 20; 8) untuk menyempurnakan nikmat dan ujian bagi makhluk, khususnya manusia, terdapat pada QS. Hud ayat 7; dan 9) penciptaan lingkungan untuk menguji amal baik manusia, tujuan ini terdapat pada QS. Al Mulk ayat 2. Jika disimpulkan, tujuan-tujuan tersebut menyimpulkan bahwa melalui penciptaan lingkungan atau alam semesta, sebenarnya Tuhan mengungkapkan dan memanifestassikan dzatNya62

. Penciptaan alam semesta sebagaimana penjelasan tersebut, mengisyaratkan bahwa lingkungan atau alam semesta secara khusus diciptakan untuk manusia. Oleh karena itu, adanya lingkungan hidup berfungsi untuk manusia dan kehidupannya.

Sedangkan fungi penciptaan lingkungan hidup atau alam semesta, Abdul Hamid dalam jurnalnya yang berjudul Exploring the Islamic Environmental Ethicsmenuliskan dua fungsi pokok lingkungan bagi manusia. Dua fungsi itu adalah; Pertama, lingkungan atau alam diciptakan sebagai pendamping bagi keberadaan manusia. Artinya lingkungan sebagai sarana untuk beribadah pada Tuhan. Fungsi ini adalah yang paling utama; kemudian fungsi yang Kedua, alam diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Artinya manusia membutuhkan lingkungan hidup untuk mensejahterakan dan

62Ibrahim Ozdemir, Toward and Understanding Of Environment Ethics From a Qur’anic Prespective, dalamIslam dan Ecology: a Bestowet Trust, R.C. Foltz, F.M. Denny dan Baharuddi, (USA: The Presidenst And Fellows Of Harvad College, 2003), 11.

70

bertahan hidup63

. Fungsi yang kedua ini adalah fungsi skunder, sebagai pendorong manusia dalam beribadah kepada Tuhannya. b. Tujuan penciptaan manusia

Manusia adalah makhluk sempurna ciptaan Allah. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk telah difirmankan Allah dalam QS. At Tin ayat 4 bahwa manusia diciptakan dalam bentuk paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Tidak hanya itu, manusia juga disebut ssebagai makhluk yang dimuliakan oleh Allah Swt64. sebagaimana dalam QS. Al Isro’ ayat 70. Kesempurna dan kemuliaan manusia tentu memiliki rahasia atas penciptaannya dan Allah memiliki tujuan dalam penciptaan manusia.

Menurut Akhsin Sakho dkk, ada lima tujuan penciptaan manusia, kemudian penulis mengijmalkan menjadi dua tujuan utama penciptaan manusia; pertama, manusia diciptakan sebagai A’bidyakni hanya untuk beribadah. Artinya manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah Swt dengan melaksanakan segala perintah-perintahNya dan menjauhi semua laranganNya65. Sedangkan tujuan Kedua,

manusia diciptakan untuk dijadikan wakil (khalifah) di bumi. Fungsi manusia sebagai wakil adalah bertanggung jawab menjaga dan melestarikan bumi (khilafah) serta menjadikan alam sebagai sarana dalam bertahan hidup (takhsir). Oleh karena itu, manusia diberi akal

63 Abd-al-Hamid, "Exploring the Islamic Environmental Ethics," dalamIslam and the Environment, A. R. Agwan ed.(Ub New Delhi: Institute of ObjectiveStudies, 1997), 44. 64 Muhammd Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, 233.

71

dan otak untuk mengamati alam dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan manusia menjaga lingkungan tempat ia hidup66.

Dari uraian yang telah dipaparkan, kita dapat membangun pandangan terkait hubungan antara pendidikan agama Islam dan lingkungan hidup. Dua konsep tujuan yang sudah dipaparkan sama hal dengan konsep simbiosi mutualisme, yakni saling membutuhkan satu sama lain, keduanya tidak bisa berdiri tegak tanpa yang lain. Melalui pendidikan agama Islam dan pengetahuan lingkungan hidup dapat ditanamkan hubungan timbal balik agar manusia mengerti terhadap dirinya sendiri, dan lingkungannya sesuai yang diamanhkan Sang Penciptanya.

Dokumen terkait