• Tidak ada hasil yang ditemukan

)

ﻦ ﻨ ﺳ

(

.

Beritahu kami Yahya bin Musa bin Saleh Haroun kepada kami Ettalhi sipil ÍÏËäÇ Abdul Rahman bin Zaid bin Aslam dari ayahnya dari Ibnu Umar berkata: "Rasulullah saw saw manfaat dari uang zakat tidak sampai satu tahun telah berlalu ketika pintu Tuhan dengan sukacita gadis Nabhan Ghannoip (Sunan At-Tirmidzi).

No Nama–nama Sanad Periwayatan

1 Ke-1

2 Ke-2

4 Ke-4

5 Ke-5

1. (w. 240 H)

Nama lengkap beliau adalah

ﻰ ﻴ ﺤ ﻴ

،

،

ﻪ ﺒ ﻘ ﻟ

)

ل ﻴ ﻗ

،

(

a) Guru-gurunya adalah:

ﺢ ﻟ ﺎ ﺼ

)

(

,

b) Murid-muridnya adalah: ,

c) Pernyataannya Para kritikus hadis: Ibnu Hajar berkata beliau:

ﺔ ﻘ ﺜ

Al-Zahabî berkata;

Dari pernyataan kritikus hadis diatas, tidak seorangpun yang mencela

ﻰ ﻴ ﺤ ﻴ,dan apabila dilihat dari tahun kelahirannya dan kota

dengan demikian periwayatan yang menyatakan bahawa beliau telah menerima hadis diatas dari ﺢ ﻟ ﺎ ﺼ dengan lambang yang berarti sanadnya

bersambung.

2.

ﺢ ﻟ ﺎ ﺼ

(w. 220 H)

Nama lengkap beliau adalah:

ﺢ ﻟ ﺎ ﺼ

a. Guru-gurunya adalah:

)

(

,

a. Murid-muridnya adalah:

ﻰ ﻴ ﺤ ﻴ

,

b. Pernyataannya Para kritikus hadis: Ibnu Hajar berkata beliau:

Al-Zahabî berkata;

ﺔ ﻘ ﺜ

Dari pernyataan kritikus hadis diatas, tidak seorangpun yang mencela

ﺢ ﻟ ﺎ ﺼ

, dan apabila dilihat dari tahun kelahirannya dan kota tempat

demikian periwayatan yang menyatakan bahawa beliau telah menerima hadis

diatas dari dengan lambang yang berarti

sanadnya bersambung.

3.

Nama lengkap beliau adalah:

،

،

)

(

b. Guru-gurunya adalah:

)

) (

(

,

c. Murid-muridnya adalah:

ﺢ ﻟ ﺎ ﺼ

)

(

,

d. Pernyataannya Para kritikus hadis: Ibnu Hajar berkata beliau:

Dari pernyataan kritikus hadis diatas, tidak seorangpun yang mencela

, dan apabila dilihat dari tahun kelahirannya dan kota

tempat beliau lahir juga wafatnya akan tetapi ada kejanggalan dengan perawi diatasnya, walaupun demikian periwayatan yang menyatakan bahawa beliau telah

menerima hadis diatas dari dengan lambang yang berarti

sanadnya bersambung.

4.

Nama lengkap beliau adalah:

،

ل ﺎ ﻘ ﻴ

،

،

)

،

(

c. Guru-gurunya adalah:

)

) (

(

,

e. Murid-muridnya adalah:

،

,

f. Pernyataannya Para kritikus hadis: Ibnu Hajar berkata beliau:

ﺔ ﻘ ﺜ

Dari pernyataan kritikus hadis diatas, tidak seorangpun yang mencela

, dan apabila dilihat dari tahun kelahirannya dan kota tempat

beliau lahir juga wafatnya tidak ada kejanggalan dengan perawi diatasny, dengan demikian periwayatan yang menyatakan bahawa beliau telah menerima hadis

diatas dari dengan lambang yang berarti sanadnya

bersambung.

6.

ل ﻴ ﻔ ﻨ

(w. 23 H).

Nama lengkap beliau adalah:

ل ﻴ ﻔ ﻨ

)

(

d. Guru-gurunya adalah:

ﻰ ﻠ ﺼ

ﻪ ﻴ ﻠ ﻋ

)

(

,

g. Murid-muridnya adalah:

,

،

,

h. Pernyataannya Para kritikus hadis: Ibnu Hajar berkata beliau:

ﻰ ﺒ ﺎ ﺤ ﺼ

)

ل ﺎ ﻗ

:

،

(

Al-Zahabî berkata;

ﻰ ﺒ ﺎ ﺤ ﺼ

)

ل ﺎ ﻗ

:

(

Dari pernyataan kritikus hadis diatas, tidak seorangpun yang mencela

, dan apabila dilihat dari tahun kelahirannya dan kota tempat

beliau lahir juga wafatnya tidak ada kejanggalan dengan perawi diatasny, dengan demikian periwayatan yang menyatakan bahawa beliau telah menerima hadis

diatas dari dengan lambang yang berarti sanadnya

bersambung.

c.

Kritik Matan

Dalam kritik Matan ini, penulis harus menjabarkan sebelumnya pada bagaimana matan itu dianggapa sebagai matan yang shahih atau tidak, dari itu ada beberapa syarat yang harus diikuti sebagai berikut:24

1. Membandingkan matan hadis tidak bertentangan dengan al-Qur’an. 2. Matan hadis tidak bertentangan dengan hadis Sahih lainnya

3. Makna matan hadis tidak bertentangan dengan akal sehat dan sejarah Nabi Saw.

4. Makna matan hadis tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern.

a. Matan hadis tidak bertentangan dengan al-Qur’an

Kalau dilihat dengan seksama bahwa hadis zakat profesi yang penulis analisa sangat tidak bertentangan dengan al-Qur’an yang mana sumber

24

Syuhudi Ismail,Metode Penelitian Hadis, (Jakarta:Bulan Bintang, 1996), h. 128 cet.

pertama dari hukum Islam tersebut, yang mana dijelaskan dalam al-Qur’an yang artinya:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan

Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

Maksudnya dari ayat tersebut ialah: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda yang mereka punya.

Hal lain dari maksudnya ayat tersebut ialah: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.

Dan pada ayat lain juga dikuatkan bahwa zakat profesi sangatlah berguna dari harta mereka yang diusahakan sebagaimana dalam al-Qur’an Q.S. al-Baqoroh: 267 yang berbunyi:



 

!"#$%& ' ()

*+ ,

-. /0123

4 567 89 :;$<=>



(?,

@+*+AB CDEFG7



"H2 I .JB 4"K '7, HLMN

O DP Q?D

I

R+G S JB HAT U

@+VW/X



, YI

Z



[\ ]^_ `a+b cdef g

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kayalagi Maha Terpuji.”

b. Matan hadis tidak bertentangan dengan hadis Sahih lainnya

Memang dalam analisis zakat profesi ini matan hadis-hadis diatas tidak berbertolak belakang, dengan hadis sahih lainnya akan tetapi mempunyai perbedaan dalam penentuan kapan zakat profesi itu dikeluarkan sebagai mana hadis yang dimaksud adalah:

"

ُ"

.

)

(

Hadis ini dalam penetapan zakat profesi yang dimaksud adalah:

"

ُ

"

Sedangkan dalam hadis lain ada makna berbeda yaitu:

)

ﻦ ﻨ ﺳ

(

Hadis ini dalam penetapan zakat profesi yang dimaksud adalah:

"

"

c. Makna matan hadis tidak bertentangan dengan akal sehat dan sejarah Nabi Saw.

Dalam hadis zakat profesi ini makna-makna matan hadis tersebut diatas setelah dianalisa tidak sama sekali bertentangan dengan akal sehat dan

sejarah Nabi Saw, juga perkembangan dunia Islam, malah sebaliknya searah dengan hakekat perkembangan pemikiran dan keilmuan Islam pada zaman modern sekarang khususnya dalam memberantas kemiskinan.

d. Makna matan hadis tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern.

Kalau di kaji bahwa matan hadis zakat profesi mempunyai arah yang sama dalam pengetahuan modern khususnya dalam keilmuan sosial dan kebudayaan yang mana memberikan sebuah kemajuan dalam memberantas kemiskinan dan ketimpangan yang tajam dalam struktural sistem masyarakat.

61

Zakat profesi atau zakat penghasilan sebenarnya telah dikenal sejak lama. Beberapa riwayat menjelaskan hal tersebut, diantaranya adalah riwayat dari Ibnu Mas'ud, Mu'awiyah dan Umar bin Abdul Aziz yang menjelaskan bahwa beliau mengambil zakat dari a'thoyat, jawaiz (hadiah) dab al-madholim (barang ghasab yang dikembalikan). Abu Ubaid meriwayatkan, "Adalah Umar bin Abdul Aziz memberi upah kepada pekerjaannya dan mengambil zakatnya, dan apabila mengembalikan al-madholim (barang ghasab yang dikembalikan) diambil zakatnya, dan beliau juga mengambil zakat dari a'toyat (gaji rutin) yang diberikan kepada yang menerimanya".

Dasar pengenaan zakat profesi diantaranya adalah QS Al- Baqarah, ayat 267:

...

" Hai orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari (hasil) usaha

kamu yang baik ……….".

Kemudian juga dijelaskan QS At Taubah : 103. yang berbunyi:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Fatwa Ulama pada Mu'tamar Internasional I tentang zakat di Kuwait (30 April 1984 M), antara lain juga menyebutkan obyek zakat yang tidak secara spesifik disebutkan dalam hadist yaitu : zakat profesi, perusahaan, dan kegiatan usaha lainnya.1

Berbagai ulama berpendapat bahwa pengenaan zakat profesi dapat diqiyaskan atau dianalogkan dengan dua jenis zakat sekaligus yaitu zakat pertanian dan zakat uang/ emas. Dianalogkan dengan zakat pertanian, karena zakat profesi tidak mempunyai haul. Artinya kalau zakat pertanian wajib dikeluarkan saat panen (QS 6:141), maka zakat profesi juga wajib dikeluarkan saat kita menerima hasil usaha (jerih payah) kita.

Dianalogkan dengan zakat uang/emas, karena penghasilan yang kita terima berupa uang tidak dalam bentuk natura. Zakat profesi dianalogkan dengan zakat pertanian untuk nishabnya, yaitu setara dengan 524 kg beras, sehingga jika harga beras Rp 5.000,00/kg berarti nishob zakat profesi sebesar Rp 2.620.000,00 per bulan. Untuk prosentasenya, mengikuti zakat uang/ emas yaitu 2,5% dari hasil yang diterima (bruto).

Beberapa alasan Kewajiban Zakat Profesi, antara lain:

1

Ayat-ayat Qur'an yang bersifat umum yang mewajibkan semua jenis harta dikeluarkan zakatnya.

Berbagai pendapat para ulama terdahulu maupun sekarang, meskipun dengan menggunakan istilah yang berbeda. Sebagian dengan menggunakan istilah yang bersifat umum yaitu al-amwaal, sementara sebagian lagi secara khusus memberikan istilah dengan istilah al-mustafad seperti terdapat dalam fiqh zakat dan al-fiqh al-Islamy wa 'Adillatuhu.

Dari sudut keadilan–yang merupakan ciri utama ajaran Islam–penetapan kewajiban zakat pada setiap harta yang dimiliki akan terasa sangat jelas, dibandingkan dengan hanya menetapkan kewajiban zakat pada komoditas-komoditas tertentu saja yang konvensional. Petani yang saat ini kondisinya secara umum kurang beruntung, tetapi harus berzakat, apabila hasil pertaniannya telah mencapai nishob. Karena itu sangat adil pula, apabila zakat inipun bersifat wajib pada penghasilan yang didapatkan para dokter, para ahli hukum, konsultan dalam berbagai bidang, para dosen, para pegawai dan karyawan yang memiliki gaji tinggi, dan profesi lainnya.

Sejalan dengan perkembangan kehidupan ummat manusia, khususnya dalam bidang ekonomi, kegiatan penghasilan melalui keahlian dan profesi ini akan semakin berkembang dari waktu ke waktu. Bahkan akan menjadi kegiatan ekonomi yang utama, seperti terjadi di negara-negara industri sekarang ini. Penetapan kewajiban zakat kepadanya, menunjukkan betapa hukum Islam sangat aspiratif dan responsif terhadap perkembangan zaman. Afif Abdul Fatah Thabari menyatakan bahwa aturan dalam Islam itu bukan saja sekedar berdasarkan pada

keadilan bagi seluruh ummat manusia, akan tetapi sejalan dengan kemaslahatan dan kebutuhan hidup manusia, sepanjang zaman dan keadaan, walaupun zaman itu berbeda dan berkembang dari waktu ke waktu.

Dokumen terkait