• Tidak ada hasil yang ditemukan

MACAM – MACAM HADITS  Ditinjau Dari Segi Kualitasnya

Dalam dokumen Pengantar Studi Islam_2016 (Halaman 70-73)

“ FAKTA AGAMA DAN FENOMENA KEBERAGAMAN “

DAFTAR PUSTAKA

B. MACAM – MACAM HADITS  Ditinjau Dari Segi Kualitasnya

Adapun Mengenai pembagian hadis ditinjau dari segi kualitasnya adalah sebagai berikut: 1. Hadis Shahih

Ibn al-Shalah merumuskan bahwa Hadis shahih adalah hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh orang yang berwatak adil dan dhabith, masing- masing memiliki tingkatan sendiri hingga tingkatan tertinggi. tidak ada syadz dan tidak pula mengandung cacat (illat).

Definisi itu kemudian diringkas oleh Imam Nawawi, sebagaimana dikutip oleh al-Suyuthi, hadis sahih adalah Hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh orang-orang adil dan dhabit, serta tidak syadz dan tidak cacat.

Dengan kata lain, Hadis shahih adalah hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi haqist gnay‎ , dan terselamatkan dari syadz dan tidak ada cacat atau kekurangan.

Dari pengertian ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa kriteria hadis shahih halada:

 ayndanaS bersambung (ittishal al-sanad) artinya rawi pertama hingga rawi rihkaret malad id gnubmasreb aynsidah naamirenep. ‎ iauses aguj uti nialeSdengan metode yang ditetapkan oleh para ulama ahli hadis.

 haqist gnay iwar helo naktayawiriD(’adil dan Dhabith)

1) ‎‘Adil adalah adalah sifat yang yang ada pada seseorang yang senantiasa mendorong untuk bertakwa dan menjaga kredibilitasnya .Ini terkait dengan lautirips larom isnemid. Seorang yang ‘adil adalah orang tidak mengerjakan dosa besa r dan tidak mengekali diri berbuat dosa-dosa kecil secara menerus, karena mengerjakan dosa kecil secara terus menerus sama dengan mengerjakan dosa besar.

2) Dhabith adalah sifat terpercaya ,hafal di luar kepala ,mengetahui arti hadis ,‎ dan mampu untuk menceritakan setiap saat sesuai dengan redaksi saat ia sidah amirenem.

70 Dhabith ada dua macam:

a. Dhabith shadri, yaitu benar-benar hafal dalam hatinya. Sehingga tagnignem upmam upmam nad ragned ai halet gnay apa kiab nagned

‎ mengeluarkan ingatan tersebut kapan

pun diperlukan.

b. Dhabith kitabi, yaitu rawi yang ingatannya berdasarkan ca tatan yang ayntaubid ragnednem aid kajnemes/ upmam nad sidah utaus amirenem‎ menjaga tulisan tersebut dari kerusakan ataupun cacat.

 it utiay zdays rusnu ada kadiTdak bertentangan dengan riwayat lain yang kaynab hibel gnay iwar uata haqist hibel gnay iwarep helo naktayawirid, nad‎ tidak bisa dikumpulkan.

 Tidak adanya ‘illat yaitu kecacatan yang dapat menghalangi sebuah hadis iapacnem hihas natakgnit.

Hadis Shahih sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Shahih lidzatih adalah sebuah hadis yang telah memenuhi semua syarat hadis nad hihahs iggnitret natakgnit adap adareb iwar natakgnit.

ٍسَوَأ ْهَع َةَداَتَق ْهَع َتَبْعُش ْهَع َّي ْحَي اَىَثَّذَح َلاَق ٌدَّذَسُم اَىَثَّذَح ‎ ْهَعََ ع ص ِِّّبَّىلا ِهَع ٍسَوَأ ْهَع ُةَداَتَق اَىَثَّذَح َلاَق ِمِّلَعُمْلا ٍهْيَسُح ملسَ ًيلع الله ّلص ِِّّبَّىلا ِهَع ‎ َلاَق :‎ ُهِمْؤُي لا ًِِسْفَىِل ُّبِحُي اَم ًِيِخَلأ َّبِحُي َّّتَح ْمُكُذَحَأ ( ِراخبلا ياَر )

b. ‎ hihahs sidah nataraysrep ipatenem kadit gnay sidah halada hiryahgil hihahSsecara sempurna, misalnya, rawi kurang memiliki ingatan hafalan yang kuat sehingga digolongkan sebagai hadis hasan ,namun karena didukung oleh hadis amet utas gnay nial nad kualitasnya seimbang atau bahkan lebih tinggi maka nakamanid tubesret sidah

hiryahgil hihahs. iagabes halada ini sidah hotnoC‎ berikut:

Hadis dari Muhammad bin Amr dari Abi Salamah dari Abi Hurairah adbasreb ibaN awhab :

ِّبَأ ْهَع َتَمَلَس ِّبَأ ْهَع ٍَزْمَع ِهْب ِذَّمَحُم ْهَع َناَمْيَلُس ُهْب ُةَذْبَع اَىَثَّذَح ٍبْيَزُك ُُبَأ اَىَثَّذَح الله ّلص ِ َّالله ُلُُس َر َلاَق َلاَق َةَزْيَزٌُ ملسَ ًيلع : ْمٍُُتْزَمَلأ ِّتَّمُأ َّلَع َّقُشَأ ْنَأ َلاَُْل ٍةَلا َص ِّلُك َذْىِع ِكاَُِّسلاِب ( ِذمزتلا ياَر (

71

Hadis ini termasuk kategori shahih lighayrih menurut Ibn Shalah, karena nib dammahuM nad nalafah malad hamel gnay gnaro halada hamaqlA nib rmA

‎ kecerdasannya. Namun

demikian, hadis di atas dikuatkan oleh jalur lain, yaitu oleh al - A'raj bin Hurmuz dan Sa 'id al Maqbari maka bisa dikategorikan shahih hiryahgil.

2. Hadis Hasan

Yang dimaksud dengan hadis hasan adalah hadis yang sanadnya bersambung, dari awal hingga akhir, para periwayatnya bersifat adil namun kdabitannya tidak mencapai derajat sahih, serta terhindar dari kejanggalan (syaz) dan cacat (illat). Perbedaan pokok antara hadis sahih dan hadis hasan dala hal ini adalah pada kedabitan periwayat. Pada hadis sahih, kualifikasi kedabitan periwayat bertingkat sempurna, sedang pada hadis hasan kedabitan periwayat itu kurang sdikit, namun kekurangannya itu tidak sampai menjadikan hadis yang diriwayatkannya berkualitas lemah. Kualifikasi kedabitan seperti itu dalam ilmu hadis diberi istilah khafifud-dabt.

3. Hadis Dha’if

Yang dimaksud hadis da’if adalah hadis yang tidak memenuhi sebagian atau seluuh syarat hadis sahih atau hasan., misalnya, sanadnya ada yang terputus, di antara periwayat ada yang pen-dusta atau tidak dikenal, dan lain- lain. Seperti halnya hadis Hasan itu dapat naik tingkatannya menjadi shahih li ghairih, ada hadis dha’if tertentu yang dapat naik tingkatan menjadi Hasan li ghairih. Yaitu hadis yang di dalam sanadnya terdapat periwayat yang tidak terkenal di kalangan ulama Hadis. Orang tersebut tidak dikenal banyak salah, tidak pula dikenal berdusta. Kemudian, hadis ini dikuatkan oleh hadis yang sama melalui jalur lain

Hadis yang dha’ifhya disebabkan oleh hal di atas digunakan oleh banyak orang Islam untuk dalil fadha^ilul a’mal. Adapun hadis dha’if jenis lain tidak dibenarkan untuk dalil keagamaan karena kadar kedhaifan- nya tinggi. Dha’if seperti ini juga tidak dapat naik derajatnya menjadi hasan lighairih.

 Ditinjau dari Kuantitasnya

Kuantitas hadis disini yaitu dari segi jumlah orang yang meriwa yatkan suatu hadis atau dari segi jumlah sanadnya. Jumhur (mayoritas) ulama membagi hadis secara garis besar menjadi dua macam, yaitu hadis mutawatir dan hadis ahad , disamping pembagian lain yang diikuti

72

oleh sebagian para ulama, yaitu pembagian menjadi tiga macam yaitu: hadis mutawatir , hadis masyhur (hadis mustafidh) dan hadis ahad.

1. Pengertian Hadis Mutawatir

Dari segi bahasa, mutawatir, berarti sesuatu yang datang secara beriringan tanpa diselangai antara satu sama lain. Adapun dari segi istilah yaitu Hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta dari sejumlah rawi yang semisal mereka dan seterusnya sampai akhir sanad. Dan sanadnya mereka adalah pancaindra. Berdasarkan definisinya ada 4 kriteria hadis mutawatir, yaitu sebagai berikut :

Adanya Jumlah Banyak Pada Seluruh Tingkatan Sanad

Mustahil Bersepakat Bohong

Sandaran Berita Itu Pada Pancaindra

2. Pengertian Hadis Ahad

Hadist ahad menurut bahasa berarti hadist satu-satu. Sebagaimana halnya dengan pengertian hadist mutawatir , maka pengertian hadist ahad , menurut bahasa terasa belum jelas. Oleh karena itu, ada batasan yang diberikan oleh ulama batasan hadist ahad antara lain berbunyi: Hadist Ahad adalah hadist yang para rawinya tidak mencapai jumlah rawi hadist mutawatir , baik rawinya itu satu, dua, tiga, empat, lima atau seterusnya, tetapi jumlahnya tidak memberi pengertian bahwa hadist dengan jumlah rawi tersebut masuk dalam kelompok hadist mutawatir , atau dengan kata lain Hadis Ahad adalah hadis yang tidak mencapai derajat mutawatir.

Dalam dokumen Pengantar Studi Islam_2016 (Halaman 70-73)

Dokumen terkait