• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS.................................................................................13-40

B. Tinjauan tentang Pengrekrutan Jamaah Haji dan Umrah

2. Haji

Haji secara etimilogis berasal dari bahasa Arab al-hajj; berarti tujuan, maksud, dan menyengaja untuk perbuatan yang besar dan agung. Selain itu, al hajj berarti mengunjungi atau mendatangi. Makna ini sejalan dengan aktivitas ibadah haji, dimana umat Islam dari pelbagai negara mengunjungi dan mendatangi Baitullah (Ka’bah) pada musim haji karena tempat ini dianggap mulia dan agung.26

Makna haji secara istilah (terminologis) adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan beberapa amalan, antara lain: wukuf, tawaf, sa’i dan amalan lainnya pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan Allah swt. Dan mengharapkan ridho-Nya. Haji merupakan rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu antara tanggal 8 sampai dengan 13 Dzulhijjah setiap tahun, sebagaimana dapat dipahami dari QS. Al-baqarah/2: 197.

26

Said Agil Husin Al Munawar, dan Abdul Halim, Fikih Haji Menuntun Jamaah Mencapai

                                  Terjemahnya:

(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafas), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.”27

Rangkaian kegiatan manasik haji, baik yang berupa rukun maupun syarat wajib haji seluruhnya dilakukan di tempat-tempat yang telah ditetapkan oleh syari’at, antara lain miqat yang berlokasi permanen: Makkah, Arafah, Mina dan Muzdhalifah, termasuk ziarah ke makam Nabi Muhammad saw di Madinah. Semua tempat ini berada di wilayah Kerajaan Arab Saudi dan tidak berubah hingga akhir zaman.28

a) Hukum Haji

Hukum ibadah haji adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah yang mampu (istitho’ah) mengerjakannya sekali seumur hidup. Hal ini Allah SWT sampaikan melalui firman-Nya dalam QS Ali Imran/3: 97.

                             Terjemahnya: 27

Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya, h. 31.

28

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim, Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam29

Maksud dari orang yang mampu pada ayat tersebut untuk melaksanakan ibadah haji dapat digolongkan ke dalam dua pengertian, yaitu:

Pertama, kemampuan personal yang harus dipenuhi oleh masing-masing individu yang antara lain meliputi kesehatan jasmani dan rohani, kemampuan ekonomi yang cukup bagi dirinya maupun keluarga yang ditinggalkan, dan didukung pengetahuan agama, khususnya tentang manasik haji.

Kedua, kemampuan umum yang bersifat eksternal yang harus dipenuhi oleh lingkungan (negara dan pemerintah) mencakup antara lain peraturan perundang-undangan yang berlaku, keamanan dalam perjalanan, fasilitas akomodasi, transportasi dan hubungan antarnegara, khususnya antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Kerajaan Arab Saudi.30

Dengan terpenuhinya kemampuan tersebut, maka perjalanan untuk menunaikan ibadah haji baru dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Sebagai sebuah kewajiban, ibadah haji merupakan jalan menuju pemenuhan nilai keagamaan seorang muslim untuk menjadi muslim yang kaffah. Menurut Ali Syari’ati pada tahun 1978 memandang semangat (motivasi) mengemukakan bahwa

29

Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya, h. 62.

30

Jika ditinjau dari sudut pandang yang praktis dan konseptual, maka rukun-rukun Islam yang terpenting yang memberikan motivasi kepada muslim dan yang membuat warga-warganya sadar, merdeka, terhormat, serta memiliki tanggungjawab sosial adalah tauhid, jihad dan haji.31

b) Rukun Haji

Rukun haji adalah amalan-amalan yang wajib dikerjakan selama melaksanakan ibadah haji. Bila salah satu amalan tersebut tertinggal atau sengaja ditinggalkan, ibadah haji menjadi batal dan wajib mengulang pada kesempatan lain.32 Rukun-rukun haji ada enam macam, yaitu:

1) Ihram, yaitu niat yang diiringi dengan ucapan atau perbuatan yang berkitan dengan ibadah haji, seperti membaca talbiyah.

2) Wukuf di Arafah; yaitu berdiam diri sejenak dipadang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, mulai dari menjelang Zuhur hingga terbenam matahari. Wukuf di Arafah merupakan inti prosesi ibadah haji.

3) Tawaf Ifadhah; mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali putaran dalam arah berlawanan jarum jam, dimulai dari rukun Hajar Aswad dan berakhir di tempat yang sama.

4) Sa’i antara Shafa dan Marwah: berlari-lari kecil dari shafa dan marwah sebanyak tujuh kali putaran.

31

Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji, h. 7.

32

Said Agil Husin Al Munawar dan Abdul Halim, Fikih Haji menuntun Jamaah Mencapai

5) Tahallul (memotong rambut minimal tiga helai): memotong atau menggunting beberapa helai rambut setelah melakukan sa’i.

6) Tertib, yaitu mendahulukan ihram dari keseluruhan rukun lainnya,

mendahulukan wukuf dari tawaf ifadah dan pemotongan rambut, dan mendahulukan tawaf atas sa’i bila sa’i itu tidak dilaksanakan setelah tawaf

qudum.33

Oleh karena itu bagi umat Islam yang ingin melakasanakan ibadah haji terlebih dahulu jamaah atau calon jamaah harus mengetahui tentang rukun haji seperti yang di atas.

c) Wajib Haji

Wajib haji adalah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji di samping rukun haji, bila ditinggalkan akan dikenakan dam atau denda.34 Rangkaian tersebut adalah:

1) Berihram pada miqat zamani dan makani yang telah ditentukan. 2) Mabit di Muzdhalifah setelah wukuf di Arafah

3) Melontar Jumrah

4) Mabit di Mina pada malam hari-hari Tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah) 5) Menjauhi segala hal yang diharamkan bagi orang yang sedang berihram.

33

Abdurachman Rochimi, Segala tentang Haji dan Umroh. h. 11 dan 180.

34

Said Agil Husin Al Munawar dan Abdul Halim, Fikih Haji menuntun Jamaah Mencapai

6) Tawaf wada’ 35 d) Syarat Haji

Syarat sah haji adalah segala ketentuan yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan ibadah haji. Jika terpenuhi, maka ibadah haji yang dilaksanakannya dipandang sah (diterima). Namun jika ketentuan itu tidak terpenuhi, ibadah haji dilaksanakan tidak sah. 36

Adapun syarat sah haji adalah sebagai berikut. 1) Beragama Islam (muslim)

2) Berakal

3) Baliqh (Tamsyiz)

4) Ihram dari Miqat Makani 5) Memenuhi seluruh rukun haji.37

Syarat sah haji ada 5 yang harus di ketahui oleh calon jamaah haji. e) Sunnah haji

Dalam ilmu fikih, sunnah adalah melaksanakan suatu pekerjaan yang mendatangkan pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Jadi pengertian sunnah haji

35

Abdurachman Rochimi, Segala tentang Haji dan Umroh, h. 11.

36

Said Agil Husin Al Munawar dan Abdul Halim, Fikih Haji menuntun Jamaah Mencapai

Haji Mabrur, h. 27.

37

di sini adalah sesuatu yang jika kita lakukan akan mendatangkan pahala dari Allah, dan jika kita tinggalkan haji kita tidak batal.

1) Mandi sunnah menjelang Ihram.

2) Shalat sunnah Ihram sebanyak dua rakaat. 3) Membaca talbiyah, shalawat Nabi dan doa. 4) Mencium Hajar Aswad.

5) Shalat sunnah di Hijir Ismail. 6) Shalat sunnah di Maqam Ibrahim. 7) Berdoa di Multazam.

8) Minum air Zamzam.38

f) Jenis Haji

Dari cara pelaksanaan, ibadah haji tidak selalu terkait erat dengan ibadah umrah. Dengan kata lain, ada haji mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan umrah, bahkan umrah merupakan satu kesatuan dari ibadah haji, sehingga jika seseorang diwajibkan melaksanakan haji berarti diwajibkan juga baginya untuk melakukan umrah. Namun, pada kali yang lain umrah bisa terpisah sama sekali dari ibadah haji, karena ibadah umrah dapat dilakukan diluar bulan-bulan haji, seperti Ramadhan. Ada jenis pelaksanaan haji yang tidak wajib disertai dengan umrah.

38

1) Haji Ifrad

Kata ifrad berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad, bila seseorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan ibadah haji maupun ibadah umrah; tidak melakukan keduanya sekaligus. Jadi umrah hanya sebagai ibadah sunat saja. Dalam pelaksanaannya, ibadah yang pertama dilakukan adalah ibadah haji hingga selesai, kemudian baru ibadah umrah sampai selesai. Oleh sebab itu, niat ketika ihram hanya untuk haji terlebih dahulu; setelah selesai baru memasang niat untuk melakukan ibadah umrah. 39

Jenis haji ini cukup sulit dilaksanakan bagi jamaah haji Indonesia, khususnya yang tidak terbiasa mengenakan kain Ihram. Sebab, semenjak jamaah tiba di Mekkah, mereka tidak boleh melepas kain Ihram hingga tiba hari raya Idul Adha atau setelah pelontaran Jumrah Aqabah. Jamaah yang melaksanakan Haji Ifrad ini, tidak diwajibkan membayar Dam.40

Setelah niat dinyatakan, dianjurkan mengucapkan talbah untuk haji. Bila pelaksanaan haji ibadah haji telah selesai, seseorang langsung memasang niat berihram untuk melaksanakan umrah, jika ingin melaksanakannya pada tahun itu juga. 41

39

Said Agil Husin Al Munawar,dan Abdul Halim, h. 44.

40

Abdurachman Rochimi, Segala tentang Haji dan Umroh, h. 13.

41

Said Agil Husin Al Munawar,dan Abdul Halim, Fikih Haji Menuntun Jamaah mencapai

2) Haji Tamattu

Kata tamattu’ berarti bersenang-senang atau bersantai-santai. Bila dikaitkan dengan ibadah haji, tamattu’ ialah melakukan ihram untuk melaksanakan umrah di bulan-bulan haji. Setelah seluruh amalan umrah selesai, langsung mengerjakan ibadah haji. Dinamakan haji tamattu’, karena melakukan dua ibadah (umrah dan haji) dibulan haji dalam tahun yang sama tanpa kembali ke negeri asalnya terlebih dahulu.42

Pada umumnya, jamaah haji Indonesia yang mengerjakan haji jenis ini terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang menuju kota Madinah terlebih dahulu. Kelompok ini tidak perlu mengenakan kain Ihram di atas atau sebelum naik pesawat, karena ketika menuju ke Mekkah mereka akan melewati Miqat Makani jamaah dari Madinah, yaitu Dzul Hulaifah.

Sedangkan kelompok kedua yaitu mereka yang langsung menuju ke kota Mekkah. Kelompok ini seyogyanya mengenakan kain Ihram di atas atau sebelum naik pesawat. Biasanya ketika akan melalui Miqat, awak pesawat mengumumkan bahwa beberapa menit lagi pesawat akan melewati Miqat. Saat itu jamaah haji yang tergabung dalam kelompok ini harus mengenakan pakaian Ihram dan berniat umrah.

42

Said Agil Husin Al Munawar,dan Abdul Halim, Fikih Haji Menuntun Jamaah mencapai

Jamaah yang mengerjakan haji Tamattu’ wajib membayar Dam atau berpuasa sepuluh hari: tiga hari di waktu haji (di tanah suci) dan 7 hari setelah kembali ke Tanah Air.43

3) Haji qiran

Kata qiran dapat diartikan dengan menyertakan atau menggabungkan. Adapun dalam terminology fikih, haji qiran ialah pelaksanaan ibadah haji dan umrah sekaligus dan dengan satu niat.

Haji qiran banyak dipilih oleh jamaah yang waktunya terbatas. Mereka umumnya tiba di Mekkah mendekati tanggal 9 Zulhijjah, yaitu pada puncak ritual pelaksanaan ibadah haji. Pelaksanaan ibadah haji dan umrah dilakukan sekaligus atau sekali jalan. Dengan demikian, prosesi tawaf, sa’i, dan tahallul untuk haji dan umrah hanya dilakukan satu kali atau sekaligus. Karena kemudahan itulah agaknya mereka dikenakan dam, yaitu menyembelih seekor kambing atau bila tidak mampu dapat berpuasa 10 hari.

Niat untuk melaksanakan haji qiran dilakukan setelah memakai pakaian ihram dan melaksanakan shalat sunnah dua rakaat. Menurut jumhur ulama, bagi jamaah yang melaksanakan haji qiran, cukup melakukan tawaf ifadah tujuh kali putaran dan

sa’i antara bukit Shafa dan Marwah tujuh kali putaran untuk haji umrah sekaligus

tanpa melakukan tawaf qudum.

43

Karena menggabungkan niat pelaksanaan ibadah haji dan umrah dalam satu waktu, jamaah haji qiran wajib membayar dam. Alasannya, firman Allah Swt. Pada QS. al-Baqarah/2: 197 yang telah dikemukakan di atas pada h.28.

Dokumen terkait