• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Hak Asasi Manusia dan Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

1. Hak Asasi manusia (HAM).

Pasal 27 ayat (1) menyatakan: “Setiap warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan

itu dengan tidak ada kecualinya”. Dalam bunyi pasal ini dapat dipahami bahwa

setiap warga negara sama dimata hukum (equality before the law) baik hak dan kewajibannya sebagai warga negara, antara yang satu dengan yang lainnya tanpa adanya diskriminasi.

UUD 1945 melindungi Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Perlindungan HAM tersebut terluang dalam UUD 1945 Pasal 28A sampai Pasal 28J. Beberapa pasal yang terkait dalam penulisan ini diantaranya:

Pasal 28D ayat (1), menyatakan: “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”.

Pasal 28D ayat (4), menyatakan: “Setiap orang berhak atas status

kewarganegaraan”.

Pasal 28H ayat (2), menyatakan: “Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan”.

Pasal 28H ayat (4), menyatakan: “Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun”.

Pasal 28I ayat (1), menyatakan: “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut

49

atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun”.

Pasal 28I ayat (2), menyatakan: “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan

terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”.

Pasal 28I ayat (4), menyatakan: “Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah”.

Pasal 28J ayat (1), menyatakan: “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.

Di Indonesia pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi manusia.

Bahwa HAM merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun.

Definisi Hak Asasi Manusia (HAM) menurut Pasal 1 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 yaitu: seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Definisi hak asasi manusia menurut John Locke, adalah : hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.55 Oleh karenanya, tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya. Hak ini sifatnya sangat mendasar (fundamental) bagi hidup dan kehidupan manusia dan merupakan hal kodrati yang tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia.

55

Srijanti, A. Rahman H. I., Purwanto S. K., Pendidikan kewarganegaraan Perguruan Tinggi Mengembangkan Etika Berwarga Negara, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2009, hlm. 200

50

HAM sebagai suatu hak dilindungi oleh hukum yang berlaku (applicable law), dimana tuntutan dari HAM tersebut ditujukan kepada negara yang diwakili oleh pemerintah dan pejabat-pejabatnya.56

Perbedaan HAM dengan hak lainnya adalah:57 1. - HAM tidak diperoleh;

- Tidak dapat dialihkan;

- Tidak diperkenankan untuk dirampas karena hak ini melekat pada diri manusia;

- HAM itu melekat pada semua diri manusia sepanjang hidupnya dan; - HAM merupakan hak yang tidak dapat dicabut.

2. Kewajiban utamanya jatuh pada negara bukan pada individu-individu. Dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM beberapa pasal yang berkaitan dengan penulisan dalam skripsi ini, diantaranya:

Pasal 2 menyatakan “Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakan demi meningkatkan martabat kemanusiaan, kesehjahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan”.

Pasal 3 ayat (2) menyatakan “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan pengakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dan

pengakuan yang sama di didepan hukum”.

Pasal 3 ayat (3) menyatakan “Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi

manusia dan kebebasan dasar manusia, tanpa diskriminasi”.

Pasal 4 menyatakan: “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk tidak

56

Louis Henkin, The Rights of Man Today, New York: Center for the study of Human Rights, Columbia University, 1988, hlm. 1-2

57

51

dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun”.

Pasal 5 ayat (1) menyatakan “Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai

dengan martabat kemanusiaannya di depan hukum”.

Pasal-pasal tersebut sebagai pasal atas penerapan asas “equality before the

law”. Pengertian dari asas “equality before the law” adalah:58 asas yang menyatakan, bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sama di depan hukum, karena itu, setiap orang harus diperlakukan sama, memperoleh hak dan kewajiban yang sama. Tidak ada pilih kasih atau pandang bulu, satu sama lain mendapatkan perlakuan yang sama.

Selain pasal-pasal yang menganut asas “equality before the law” tersebut, terdapat pula HAM yang mengatur tentang hak untuk hidup yang diatur dalam: Pasal 9 ayat (1) menyatakan “Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan

hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya”.

Pasal 9 ayat (2) menyatakan “Setiap orang berhak untuk hidup tentram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin”.

Adapun hak asasi yang mengatur hak atas kebebasan pribadi yang terkait dengan kewarganegaraan, yang diatur dalam:

Pasal 26 ayat (1) menyatakan “Setiap orang berhak memiliki, memperoleh, mengganti, atau mempertahankan status kewarganegaraannya”.

Pasal 26 ayat (2) menyatakan “Setiap orang bebas memilih kewarganegaraannya dan tanpa diskriminasi berhak menikmati hak-hak yang bersumber dan melekat pada kewarganegaraannya serta wajib melaksanakan kewajibannya sebagai warga

negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan”.

58

52

Pasal 27 ayat (1) menyatakan “Setiap warga negara indonesia berhak untuk secara bebas bergerak, berpindah, dan bertempat tinggal dalam wilayah negara Republik

Indonesia, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Adapun pengaturan terkait tentang hak atas rasa aman, yang diatur dalam:

Pasal 29 ayat (1) menyatakan “setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,

keluarga, kehormatan, martabat dan hak miliknya”.

Pasal 29 ayat (2) menyatakan “setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum

sebagai manusia pribadi di mana saja ia berada”.

Selain itu terdapat pengaturan hak asasi manusia yang mengatur tentang hak atas kesehjahteraan, yang diatur dalam:

Pasal 36 ayat (1) menyatakan “Setiap orang berhak mempunyai hak milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, keluarganya, bangsa, dan masyarakat dengan cara yang tidak melanggar hukum”.

Pasal 36 ayat (2) menyatakan “Tidak seorang pun boleh dirampas miliknya dengan

sewenang-wenang dan secara melawan hukum”.

Pasal 36 ayat (3) menyatakan “Hak milik mempunyai fungsi sosial”.

Pasal 37 ayat (1) menyatakan “Pencabutan hak milik atas suatu benda demi kepentingan umum, hanya diperbolehkan dengan mengganti kerugian yang wajar dan segara serta pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan”.

Pasal 37 ayat (2) menyatakan “Apabila sesuatu benda berdasarkan ketentuan hukum demi kepentingan umum harus dimusnahkan atai tidak diberdayakan, baik untuk selamanya maupun untuk sementara waktu, amka hal itu dilakukan dengan mengganti kerugian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain”.

Pasal 40 menyatakan “Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak”.

53

Pasal yang mengatakan bahwa pemerintah memiliki kewajiban dan tanggung jawab, yaitu:

Pasal 71 menyatakan “Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-undang ini, peraturan perundang-undangan lain, dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh Republik Indonesia”.

Pasal 72 menyatakan “Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain”.

Adapun pembatasan dan larangan untuk melindungi hak asasi manusia, yaitu yang terdapat dalam:

Pasal 74 menyatakan “Tidak satu ketentuan dalam undang-undang ini boleh diartikan bahwa pemerintah, partai, golongan atau pihak mana pun dibenarkan mengurangi, merusak, atau menghapuskan hak asasi manusia atau kebebasan dasar

yang diatur dalam undang-undang ini”.

Terkait dengan pemenuhan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia terutama menjadi tanggung jawab pemerintah, seperti yang tertuang dalam Pasal 8 UU No. 39 Tahun 1999.

Dokumen terkait