• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya.

GUSHEVINALTI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2006

SMU Negeri 1 Mukomuko)

N a m a : GUSHEVINALTI

N R P : P054040011

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS Ketua

Dr.drh. Syahrun Hamdani Nasution Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan

Pertanian dan Pedesaan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Sumardjo, MS Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro. MS

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan pendidikan magister di Institut Pertanian Bogor beserta penelitian yang menghasilkan sebuah tesis yang berjudul “Budaya Penggunaan Telepon Seluler Oleh Remaja Di Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu (Kasus pada Siswa SMU Negeri 1 Mukomuko)”.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Dr. Djuara P. Lubis (Ketua Komisi Pembimbing) dan Dr. drh. Syahrun Hamdani Nasution (Anggota Komisi Pembimbing) yang telah memberikan arahan, bimbingan dan masukan dalam penulisan tesis ini.

Terimakasih penulis sampaikan kepada suami dan anakku tercinta (Indra Cahyadinata dan Farrah Athiyyah Cahyadinata), keluarga besar ku atas doa, dukungan dan pengorbanannya selama ini. Tak lupa pula, terima kasih kepada semua pihak di lokasi penelitian yang telah banyak membantu dalam penelitian ini (khusus pada pihak SMUN 1 Mukomuko). Terimakasih kepada staf pengajar yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama kuliah. Akhirnya, kepada teman-teman KMP (tahun 2004) atas canda, tawa, bantuan, diskusi dan kebersamaannya selama perkuliahan.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu komunikasi.

Bogor, Agustus 2006

Penulis dilahirkan di Mukomuko – Bengkulu pada tanggal 16 Agustus 1978 dari pasangan A. Razak RH (Alm) dan Nurazima (Alm). Penulis, yang merupakan anak terakhir dari sembilan bersaudara, menikah dengan Indra Cahyadinata pada tanggal 7 Juli 2003, dan pada tanggal 4 Oktober 2004 telah dikarunia satu orang anak dengan nama Farrah Athiyyah Cahyadinata.

Pendidikan taman kanak-kanak hingga SMA ditempuh di Kabupaten Mukomuko, lulus tahun 1996. Tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui Penelusuran Minat dan Keterampilan (PMDK) pada program studi Ilmu Komunikasi (S-1) Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, lulus pada tahun 2000. Tahun 2004, penulis diterima pada program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan untuk strata 2 (S-2) Sekolah Pasca Sarjana IPB dengan biaya kuliah dari Beasiswa Program Pasca Sarjana (BPPS Dikti) Departemen Pendidikan Nasional.

Penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu sejak bulan Desember 2001. Penulis juga pernah bekerja sebagai Staf Humas pada

DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR v DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang……….. 1 Rumusan Masalah………... 4 Tujuan Penelitian………. 6 Manfaat Penelitian……….. 6 TINJAUAN PUSTAKA 7 Wujud Kebudayaan………. 7 Pola Sikap……… 9 Pola Tindak……….. 10 Budaya Massa………. 11 Ragam Definisi Budaya Massa……… 11 Massa dalam Budaya Massa... 15 Proses Budaya Massa ………. 16 Budaya Massa sebagai Setting Industri... 18 Telepon seluler... 20 Sejarah dan Fungsi Telepon Seluler (Ponsel)... 20 Karakteristik Telepon seluler sebagai Media... 21 Dampak Sosial Penggunaan Telepon Seluler... 22 Telepon Seluler sebagai Gaya Hidup... 23 Remaja... 25 Definisi... 25 Karakteristik Remaja... 25 Konformitas Kelompok Remaja... 27 Perilaku Konsumtif Remaja... 29 Gaya Hidup Remaja... 30 Kerangka Kerja... 31 Hipotesa Pengarah... 33

iii

Informan Penelitian………. 35 Waktu dan Lokasi Penelitian... 35 Teknik Pengumpulan Data... 36 Analisa Data... 38 GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUKOMUKO dan SMU NEGERI 1

MUKOMUKO

37 Gambaran Umum Kabupaten Mukomuko... 37 Letak Geografis... 37 Luas Wilayah... 37 Kebudayaan... 41 Kependudukan... 42 Pendidikan... 44 Telekomunikasi dan Informasi... 46 Gambaran Umum SMU Negeri 1 Mukomuko... 47 Profil Sekolah... 47 Visi Sekolah dan Misi Sekolah... 47 Peraturan Sekolah tentang Telepon Seluler... 48 Profil Siswa SMUN 1 Mukomuko... 48 Profil Orang Tua Siswa dan Prestasi Sekolah... 50 KARAKTERISTIK REMAJA PENGGUNA TELEPON SELULER 51 POLA SIKAP DAN POLA TINDAK PENGGUNAAN TELEPON SELULER

64

Pola Sikap... 66 Pola Tindak... 85 Frekwensi Menggunakan Telepon Seluler... 85 Siapa Dihubungi/Menghubungi... 89 Apa yang Dibicarakan dan Lamanya... 89 Tempat Telepon SelulerSering Digunakan... 91 Fasilitas Yang Sering Digunakan pada Telepon Seluler... 92 Cara Menyimpan/Membawa Telepon Seluler... 93 Ikhtisar ... 109 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA SIKAP DAN POLA TINDAK DALAM MENGGUNAKAN TELEPON SELULER

113

iv

SIMPULAN... 117 DAFTAR PUSTAKA... 119 LAMPIRAN... 122

Halaman

1 Klasifikasi Wawancara Kelompok………. 38 2 Luas Wilayah dan Persentase Per Kecamatan di Kabupaten

Mukomuko………

40

3 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Mukomuko tahun

2004 -2005...

40

4 Jumlah Kepala Keluarga dan Penduduk Kabupaten Mukomuko Menurut Kecamatan, Tahun 2004...

43

5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kabupaten MukoMuko, Tahun 2004...

43

6 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru TK dan Sekolah Dasar di Kabupaten Mukomuko Menurut Kecamatan, Tahun 2004...

45

7 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru SLTP dan SLTA di

Kabupaten Mukomuko Menurut Kecamatan, Tahun 2004...

46

8 Lokasi dan Jumlah Tower Telkomsel, Indosat, dan pro XL di Kabupaten Mukomuko………

46

9 Jumlah Kelas dan Sebaran Siswa Menurut Jenis Kelamin di SMUN 1 Mukomuko Tahun Ajaran 2005/2006...

49

10 Jumlah dan Persentase Umur Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006...

52

11 Jumlah dan Persentase Jenis Kelamin Pengguna Telepon Seluler dan Total Siswa di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006...

52

12 Jumlah dan Persentase Domisili Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006...

53

13 Jumlah dan Persentase Pekerjaan Orang Tua Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006...

53

14 Jumlah dan Persentase Penghasilan Orang Tua Pengguna Telepon Seluler Per Bulan di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006

54

15 Jumlah dan Persentase Uang Saku Per Bulan Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006...

54

16 Jumlah dan Persentase Rata-Rata Biaya Pulsa Pengguna Telepon Seluler Per Bulan di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006

v

18 Jumlah dan Persentase Acara Yang Paling Sering Ditonton Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006

56

19 Jumlah dan Persentase Isi Acara Televisi yang Paling Sering Ditonton oleh Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1

Mukomuko,Tahun 2006...

57

20 Jumlah dan Persentase Frekwensi Menonton Televisi

Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006

58

21 Jumlah dan Persentase Akses Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko Terhadap Surat Kabar, Tahun 2006...

58

22 Jumlah dan Persentase Akses Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko Terhadap Majalah, Tahun 2006...

59

23 Jumlah dan Persentase Berita Surat Kabar/Majalah yang Paling Sering Dibaca Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006...

59

24 Jumlah dan Persentase Informasi Surat Kabar/Majalah yang Disukai Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006...

60

25 Jumlah dan Persentase Frekwensi Membaca Surat Kabar/Majalah oleh Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006...

61

26 Sumber Informasi dan Proses Difusi Telepon Seluler oleh Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko, Tahun 2006

61

27 Jumlah dan Persentase Pengguna Telepon Seluler di SMUN 1 Mukomuko Berdasarkan Lama Memiliki Telepon Seluler, Tahun 2006...

63

28 Kriteria dan Nomor Informan Pada Wawancara Individu………. 65 29 Sebaran Informan pada Wawancara Individu Berdasarkan

kriteria Uang Saku, Pendapatan Orang tua, Kepemilikan Telepon Seluler dan domisili. ...

1 Proses Terjadinya Budaya Massa……… 17 2 Teori Triple M... 17 3 Bagan Alur Kerangka Kerja……….. 32

Lampiran 1 Data Responden Penelitian dari Kuesioner 121

Lampiran 2 Kuesioner 127

Lampiran 3 Panduan Wawancara Terstruktur dan Mendalam Dengan Individu

129

Lampiran 4 Panduan untuk Wawancara Kelompok 132 Lampiran 5 Panduan Pengambilan Data 133 Lampiran 6 Struktur Organisasi SMU Negeri 1 Mukomuko 134 Lampiran 7 Daftar Guru Tetap, Guru Bantu dan Guru Tidak tetap di SMU

Negeri 1 Mukomuko

135 Lampiran 8 Sarana dan Prasarana SMU Negeri 1 Mukomuko 136 Lampiran 9 Kondisi Orang Tua Siswa SMU Negeri 1 Mukomuko 136 Lampiran 10 Keterangan tentang Sebaran Informan Wawancara Individu 137 Lampiran 11 Foto-foto Penelitian 138 Lampiran 12 Surat Izin Penelitian 140

Latar Belakang

Pada tahun 2003 terdapat satu milyar pengguna telepon seluler di dunia (Krisna, 2001). Menurut riset PT Telkom, pengguna telepon seluler di Indonesia tahun 2000 sudah 3.198.649 pelanggan atau meningkat 76,62 persen dibanding tahun 1999 yang tercatat 1.821.358 pelanggan. Jumlah pengguna telepon seluler tahun 2004, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional, diprediksi bisa mencapai 11 juta orang, melampaui pengguna telepon tetap (fixed line) yang kini baru mencapai 6,3 pelanggan (Lysthano, 2005)

Akan arti pentingnya telepon seluler, perlu disimak hasil penelitian yang dilakukan oleh Siemens Mobile Phone Indonesia. Dalam sebuah survei yang berjudul Survey Siemens Mobile Lifestyle itu didapatkan informasi menarik bagaimana telepon seluler telah menjadi bagian hidup dan napas manusia sehari-hari. Sekitar 79 persen penduduk Indonesia merasa sangat kehilangan ketika telepon seluler mereka tidak ada di sekitarnya, sementara 62 persen merasa selalu dengan tidak sengaja memeriksa telepon seluler mereka ketika mendengar nada bunyi pengiriman SMS (Nurudin, 2004).

Pada masa awal kemunculannya, telepon seluler (ponsel) masih dipandang oleh sebagian besar orang sebagai simbol status sosial dari masyarakat kelas atas. Suatu kelas sosial yang secara stereotip biasa memperbaharui hidupnya melalui “artefak” produksi industri. Di sini terlihat bagaimana sebuah teknologi baru yang didesain sedemikian rupa dapat menjadi simbol status sosial bagi penggunanya. Sejauh ini produk-produk yang menggunakan teknologi canggih (seperti telepon seluler) seringkali memiliki korelasi yang kuat dengan derajat kemampuan ekonomi penggunanya yang terbilang cukup mapan. Selama ini yang umum diketahui menjamurnya telepon seluler merupakan warna gejala fenomena masyarakat perkotaan baik remaja maupun orang dewasa, namun sekarang penggunaan telepon seluler sudah merambah ke wilayah kabupaten maupun kecamatan.

Kabupaten Mukomuko merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Bengkulu yang terbentuk pada tahun 2003, yang dimekarkan dari kabupaten induknya, Bengkulu Utara. Sebagai salah satu kabupaten baru, tentu banyak perubahan yang terjadi secara cepat dalam jangka waktu yang relatif pendek. Perubahan yang terjadi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu perubahan fisik

dan non-fisik. Beberapa perubahan fisik yang dapat diamati terdiri dari pembangunan jalan, jembatan, gedung perkantoran dan perumahan rakyat. Perubahan non-fisik meliputi perubahan jumlah penduduk yang semakin meningkat, dan pergeseran nilai masyarakat lokal sebagai akibat semakin berbaurnya budaya dari pendatang. Perubahan non-fisik ini sangat dipacu oleh kemajemukan masyarakat yang berasal dari berbagai ras dan membaurkan nilai- nilai.

Pada sisi lain, pembentukan Kabupaten Mukomuko pada sebagian orang atau kelompok masyarakat dipandang sebagai peluang bisnis baru yang potensial. Potensi ini sangat dipahami dengan baik oleh operator selular yang ada di Indonesia. Pada tahun 2004 telah berdiri tower TELKOMSEL dan INDOSAT. Apalagi pada tahun 2006 telah berdiri pula tower Pro XL. Dengan fasilitas ini, banyak remaja yang memiliki telepon seluler, sebagai alat baru untuk berkomunikasi. Padahal, Kabupaten Mukomuko masih relatif kecil, dengan kata lain, kehadiran telepon seluler disana belum menjadi suatu kebutuhan yang mendasar untuk berkomunikasi apalagi bagi remaja yang notabene belum memiliki penghasilan untuk membeli alat itu sendiri maupun mengisi pulsanya. Kenyataannya, kelompok inilah yang banyak memakai telepon seluler di Kabupaten Mukomuko. Dari kondisi ini, dapat dikatakan bahwa menggunakan telepon seluler di Kabupaten Mukomuko menjadi trend baru bagi remaja.

Sekarang ini, telepon seluler seolah-olah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat bahkan remaja ataupun pelajar. Fungsinya saat ini bukan hanya sebagai alat berkomunikasi yang efektif, akan tetapi juga sebagai alat meningkatkan prestise atau nilai diri di komunitasnya, dengan tujuan agar tidak dianggap ketinggalan zaman.

Telepon seluler yang sekarang telah mengalami pertambahan perannya dari alat komunikasi berkembang menjadi sarana pelengkap pergaulan dan simbol status sosial. Berbagai fasilitas dan kemudahan penggunaannya yang familiar dengan remaja, mendorong remaja, dan kelompok remaja, menggunakannya sebagai sarana untuk menunjukkan identitas diri, siapa dirinya dengan menggunakan telepon seluler merek tertentu yang dianggap bisa mewakili kepribadiannya. Pengaruh dari kelompok remaja sebagai kelompok referensi bagi remaja akan sangat mempengaruhi keputusan remaja dalam memilih dan menggunakan suatu produk, khususnya dalam usaha remaja agar diterima kelompoknya. Bagaimana tidak, dahulu ponsel digunakan oleh kalangan

tertentu seperti orang kaya atau para pengusaha, namun sekarang sudah menjadi barang biasa sehingga penggunaannya tidak lagi kalangan menengah ke atas.

Sebastian (2004) menyatakan ada dua golongan pemilih telepon seluler. Golongan pertama, adalah orang-orang yang memilih telepon seluler karena telepon seluler tersebut sungguh-sungguh diciptakan memang memenuhi selera “gaya.” Biasanya bentuk telepon seluler yang memegang peranan, umumnya ukurannya kecil, tipis, dan bentuknya sering disebut orang, manis. Golongan kedua, adalah orang-orang yang memilih telepon seluler memang karena kualitas dan kekayaan fiturnya, bentuk tidak lagi terlalu memegang peranan.

Dari kelompok masyarakat yang menggunakan telepon seluler, kelompok remaja tentu menjadi kelompok pengguna yang menarik perhatian. Meskipun belum ada angka pasti, tetapi diduga dari kelompok inilah pengguna telepon seluler terbanyak. Menurut Hurlock (1973) umumnya remaja jauh lebih tertarik pada pola status hidup kelas atas daripada kelas bawah dan mereka juga terkesan oleh segala sesuatu yang berkualitas lebih baik. Salah satu ciri khas remaja dalam perkembangan sosial, remaja akan mengalami dua macam pergerakan yaitu pergerakan pemisahan diri dari orang tua dan ketergantungan emosi yang menyertainya, serta pergerakan menuju ke arah teman sebaya. Kelompok remaja merupakan kelompok masyarakat yang sangat mudah dipengaruhi atau terpengaruh oleh perkembangan zaman, yang mencakup perkembangan teknologi informasi. Masa remaja merupakan masa mencari identitas diri (realitas emosional), sehingga realitas area ekspresi diri anak muda atau remaja merupakan lapangan gembala yang hijau segar bagi pengusaha komersial. Ciri lain yaitu remaja merasa belum punya pegangan dan mereka cenderung lebih loyal kepada kelompoknya. Remaja berusaha mencari simbol- simbol budaya populer yang dimiliki oleh kelompoknya. Kelompok remaja menggunakan telepon seluler menjadi menarik karena mereka umumnya masih dalam usia sekolah, sehingga belum memiliki penghasilan untuk membeli telepon seluler maupun membeli pulsa.

Gaya hidup baru ini akhirnya membentuk pola-pola perilaku remaja yang seragam (homogen), yang biasa mereka lakukan dalam pergaulan sehari-hari sehingga membentuk budaya tersendiri. Budaya tersebut terlihat dari sikap, tindakan dan sarana yang digunakan.

Dengan kata lain semua pendapat, pikiran, perasaan maupun aksi-aksi yang diarahkan hanya kepada yang disukai dan yang banyak orang sukai. Gejala inilah yang disebut masyarakat yang memiliki budaya massa (menurut Fishwick dan Wilson seperti dikutip Liliweri, 1991). Budaya massa dapat muncul dalam bentuk mengikuti selera masyarakat secara beramai-ramai memakai atau memilih jenis produk tertentu akibat dari pengaruh media massa yang terkadang kurang dibutuhkan namun dilakukan.

Berangkat dari fenomena itu, kiranya sangat menarik dilakukan suatu kajian secara ilmiah tentang bagaimana pola sikap dan pola tindak penggunaan telepon seluler oleh remaja di Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu.

Rumusan Masalah

Kehadiran telepon seluler sebagai alat komunikasi yang membanjiri kota- kota dan daerah-daerah di Indonesia telah membentuk aktivitas komunikasi sendiri. Dengan kata lain, revolusi dalam berkomunikasi di Indonesia sudah memasuki tahap baru dengan kehadiran telepon selulersebagai trend baru.

Trend yang baru ini tentu saja secara tidak langsung berakibat menurunnya intensitas komunikasi antar pribadi yang selama ini dilakukan. Dari segi waktu, kehadiran telepon seluler sangat membantu dalam melakukan komunikasi melalui media misalnya dengan SMS (Short Message Service), tetapi karena Kabupaten Mukomuko merupakan daerah kecil, maka penggunaan telepon seluler masih dipandang belum efektif untuk digunakan seperti halnya yang terjadi di kota besar, dimana media komunikasi dapat menembus ruang, jarak dan waktu untuk berkomunikasi. Sehingga pengunaan telepon seluler menjadi gaya hidup baru bagi penggunanya.

Di Kabupaten Mukomuko banyak sekali remaja yang memiliki telepon seluler. Komunitas remaja pengguna telepon selulerini umumnya masih sekolah atau pelajar SMU dan SMP, berusia rata-rata 13 sampai19 tahun, ada yang berasal dari keluarga yang mapan, namun ada juga dari keluarga yang tingkat ekonomi menengah ke bawah. Khususnya di SMU Negeri I Mukomuko, banyak siswa yang memiliki telepon seluler dan menggunakan perangkat ini dalam pergaulan sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-harinya baik di rumah, di tempat perbelanjaan, di tempat hiburan, bahkan di sekolah, umumnya remaja tampil dengan berbagai jenis telepon selulernya. Penggunaan telepon seluleroleh remaja di Mukomuko

seakan-akan lebih digunakan untuk gaya hidup selain untuk kebutuhan berkomunikasi. Banyak para remaja yang membawa telepon seluler dengan dipegang atau dikalungkan di leher. Sebenarnya, bisa saja disimpan di kantong baju atau celana dan tas saja. Mungkin dengan cara seperti ini remaja tampil lebih percaya diri di lingkungannya.

Gaya hidup baru remaja ini tentu saja didasari berbagai motif penggunaan telepon seluler itu sendiri yang mungkin saja berbeda dari tiap individu. Ikut-ikutan teman, gaya, kebutuhan media komunikasi, prestise atau gengsi, serta merek merupakan alasan-alasan yang paling mungkin dan masuk akal kenapa para remaja di Kabupaten Mukomuko menggunakan telepon seluler.

Kebiasaan demikian pada akhirnya membentuk pola-pola perilaku remaja yang seragam, yang biasa mereka lakukan dalam pergaulan sehari-hari sehingga membentuk budaya tersendiri. Budaya tersebut terlihat dari sikap, tindakan dan sarana yang digunakan. Dengan kata lain, remaja ingin tampil berbeda untuk menunjukkan identitas diri, simbol status sosial, sehingga remaja memiliki gaya hidup tersendiri misalnya dengan menggunakan telepon seluler sebagai benda yang dapat menaikkan status di dalam komunitasnya. Kehadiran telepon seluler telah menjadi fenomena baru dalam sistem komunikasi remaja di Mukomuko. Kepemilikian telepon seluler tersebut seolah-olah sebagai simbol identitas mereka.

Dari uraian di atas, dapat dirumuskanmasalah pokok dalam penelitian ini yaitu : ”Apakah penggunaan telepon seluler oleh remaja di Kabupaten Mukomuko merupakan budaya massa?” Secara rinci masalah dirumuskan menjadi:

1. Bagaimana pola sikap dan pola tindak remaja di Kabupaten Mukomuko dalam menggunakan telepon seluler?

2. Bagaimana pengaruh faktor individu dan keluarga terhadap pola sikap dan pola tindak penggunaan telepon seluler oleh remaja di Kabupaten Mukomuko?

3. Sumber informasi darimana saja yang mempengaruhi remaja di Kabupaten Mukomuko dalam menggunakan telepon seluler?

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan telepon seluler oleh remaja di kabupaten sebagai budaya massa. Dengan demikian, dapat dijabarkan tujuan khusus berikut ini:

1. Mengkaji pola sikap dan pola tindak remaja di Kabupaten Mukomuko yang menggunakan telepon seluler.

2. Mengetahui pengaruh faktor individu dan keluarga terhadap pola sikap dan pola tindak penggunaan telepon seluleroleh remaja di kabupaten Mukomuko 3. Mengetahui sumber informasi yang mempengaruhi remaja di Kabupaten

Mukomuko dalam menggunakan telepon seluler.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa :

1. Pengembangan dan pengkayaan kajian dalam Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.

2. Referensi untuk penelitian lanjutan yang berhubungan dengan budaya massa, telepon seluler maupun tentang perilaku remaja. Mengingat penelitian tentang topik ini masih jarang dilakukan penelitian secara ilmiah/akademis.

Wujud Kebudayaan

Ketika berbicara tentang budaya, banyak aspek yang akan diikutsertakan di dalamnya. Pada intinya budaya merupakan karakter kehidupan, cerminan progresifitas manusia dalam menjalani dan menyiasati hidupnya. Agama, seni,

fashion, musik, teknologi, sastra dan semua material yang dihasilkan manusia dalam memahami kehidupannya dengan manusia lain adalah hasil dari budaya. (Johan, 2005)

Agar pemahaman mengenai wujud kebudayaan lebih mudah dan terarah maka perlu diketahui apa yang dimaksud dengan kebudayaan. Koentjaraningrat (1994) menyatakan bahwa kebudayaan adalah seluruh gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karya itu. Alfian (1982) mengatakan bahwa kebudayaan sebagai salah satu sumber utama sistem atau nilai masyarakat. Sistem nilai itulah yang membentuk sikap mental atau pola pikir manusia dan masyarakat sebagaimana terpantul dalam pola sikap dan tingkah laku sehari-hari dalam berbagai segi kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.

Soekanto (1988) menyatakan kebudayaan adalah kompleks yang menyangkut pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Untuk memahami kebudayaan secara ringkas menurutnya, kebudayaan mencakup semuanya yang didapat atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat, mulai dari cara berpikir, merasakan sesuatu, dan bertindak sesuai dengan apa yang diperolehnya baik dari generasi sebelumnya maupun lingkungannya. Kebudayaan yang dikembangkan oleh setiap kelompok masyarakat senantiasa akan mencari dan membentuk nilai-nilai dan norma-norma yang fungsional untuk dirinya sehingga menghasilkan wujud yang sangat beraneka ragam antar kelompok masyarakat. Pola-pola perilaku kebudayaan yang melatarbelakangi masing-masing warga masyarakat memberikan nilai yang berbeda tentang kebiasaan orang atau kelompok masyarakat. Pola-pola perilaku adalah cara-cara bertindak yang sama dari orang-orang yang hidup bersama dalam kelompok masyarakat yang harus diikuti oleh semua warga kelompok masyarakat tersebut.

Kebudayaan memasuki berbagai segi kehidupan manusia dan masyarakat. Kebudayaan sesungguhnya merupakan unsur utama dalam proses pembangunan diri manusia dan masyarakat. Sebagai unsur utama, kebudayaan bisa sebagai pendorong, atau sebaliknya, sebagai penghambat proses pembangunan. Kebudayaan hanya mungkin sebagai pendorong sejauh dia berhasil mempertahankan relevansinya dengan perkembangan masyarakat. Itu

Dokumen terkait