• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

5. Hak-Hak Anak menurut Hukum Islam

Pemenuhan hak dasar anak merupakan bagian integral dari implementasi pemenuhan hak asasi manusia, dalam perspektif Islam hak asasi anak merupakan pemberian Allah yang harus dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara.60 Salah satu hak anak yang tidak bisa dialihkan kepada orang lain adalah hak untuk hidup.61 Anak-anak dalam Islam juga mempunyai hak memperoleh pengesahan, Seorang anak pun memiliki hak untuk

59

Abdurrahman, Op.Cit., pasal 99 dan 100.

60

Ibnu Anshori, Perlindungan Anak Dalam Agama Islam (Jakarta: KPAI, 2006), h.10.

61Hammudah „Abd. Al‟Ati,

Keluarga Muslim: Alih bahasa The family Structure in Islam, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984) h.241.

mendapatkan pemeliharaan dari orang tuanya, hal tersebut disebut juga dengan istilah hadhonah.62

Menurut H.Zahry Hamid yang dikutip oleh Hilman

Hadikusuma “Sesungguhnya dalam Hukum Islam sifat

hubungan hukum antara orang tua dan anak dapat dilihat dari segi material, yaitu memberi nafkah, menyusukan (irdla‟) dan mengasuh (hadhanah), dan dari segi immaterial yaitu curahan cinta kasih, penjagaan dan perlindungan serta pendidikan rohani dan lain-lain”.63

Dalam Islam dikenal lima macam hak asasi atau prinsip Islam yang dikenal dengan sebutan Maqasid al- Syari„ah, yaitu pemeliharaan atas hak beragama (hifz al- din), hak pemeliharaan atas jiwa (hifz al-nafs), hak pemeliharaan atas kehormatan dan nasab atau keturunan (hifz al-nasl), pemeliharaan atas akal (hifz al-„aql) dan pemeliharaan atas harta (hifz al-mal).64

a.Hak Pemeliharaan Agama (hifz al-din)

Pemeliharaan hak Agama bagi seseorang dalam Islam disebut dengan hifz al-din, pemeliharaan agama anak yang baru lahir di dunia berada di bawah tanggung jawab kedua orang tua, agama yang dianut oleh seorang anak sudah pasti mengikuti agama yang dianut kedua orang tuanya sampai anak dapat menentukan sendiri untuk tetap mengikuti agama yang dianutnya sejak lahir atau memilih agama yang terbaik baginya. orang tua merupakan inti dari agama dan perilaku yang akan dilakukan anaknya, orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap akhlak seorang anak karena anak akan senantiasa meniru perilaku dari orang tuanya, apabila dalam keluarga orang tua menegakkan agama Allah dan menaatiNya, serta berpegang pada akhlak- akhlak yang terpuji, anak akan tumbuh dengan memiliki

62

Ibid, h.397.

63

Hilman Hadikusuma, Hukum Perka winan Indonesia (Bandung: Mandar Maju, 2007), h. 134.

64

Chaerul Umam, Ushul Fiqh II, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2001), h.128.

akhlak-akhlak tersebut, sebaliknya jika akhlak orang tuanya buruk dan tidak menegakkan agama Allah, anak akan tumbuh dengan sifat-sifat yang buruk pula.65

Pemeliharaan hak Agama bagi anak dalam Islam pertama kali harus dilakukan oleh kedua orang tua terutama seorang ibu yang mengandung, melahirkan dan membesarkan anak, pembinaan keagamaan anak harus dimulai sejak awal periode kehidupan anak, yaitu sejak dalam kandungan, hal ini dapat dilakukan dengan cara membiasakan anak mendengar kalimat-kalimat yang baik seperti bacaan al-Qur‟an, sholawat, zikir, dan lain- lain. Pada saat anak lahir ke dunia orang tua juga harus memberikan pembinaan agama terhadap anak yang baru lahir, yaitu dalam bentuk penanaman nilai-nilai ketuhanan seperti mengumandangkan adzan dan iqomah ditelinga anak yang baru lahir, ketika anak telah lahir didunia orang tua wajib memberikan pengajaran terhadap anak tentang cara beribadah kepada Allah dan menumbuhkan keimanan seorang anak sejak dini, Kebiasaan yang dilakukan sejak dini akan menjadi perilaku yang terus dilakukan hingga anak dewasa, pembiasaan ini harus dilakukan demi mendukung ketekunan anak-anak beribadah ketika beranjak dewasa.66

b.Hak Pemeliharaan Nasab atau Keturunan (hifz al-nasl) Salah satu bentuk dari hak pemeliharaan nasab dalam Islam dapat dilihat dalam konsep pemeliharaan atas kehormatan, kehormatan anak dapat diwujudkan dengan pengakuan atas jati dirinya sebagai anak dari orang tua kandungnya, oleh karena itu dalam Islam pengangkatan seorang anak tidak boleh sampai menyebabkan anak tersebut menghilangkan asal-usul keturunannya. Allah menegaskan dalam Q.S. al-Ahzab ayat 5 :

65

Ibnu Anshori, Op.Cit. h.45.











ا

ِﷲ







































ا

ُﷲ







Artinya: “Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, Maka (panggilah mereka sebagai) saudara- saudaramu seagama dan maula-maulamu dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”67

Berdasarkan ayat tersebut dapat ditarik pemikiran bahwa hak pemeliharaan nasab anak dalam pandangan Islam meliputi beberapa hal Pertama, demi menjaga hak dan martabat anak, ayah kandung tidak boleh diganti dengan nama orang lain meskipun anak tersebut telah menjadi anak angkat. Kedua, hak dan kehormatan terkait dengan kejiwaan anak, sebab jika anak dikenal sebagai anak yang tak berbapak atau keturunan yang jelas maka ia akan mengalami masalah besar dalam pertumbuhan kepribadiannya kelak. Bahkan dalam pandangan Islam demi kepentingan terbaik bagi anak, maka pemberian akta kelahiran adalah wajib hukumya.

67

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Op.Cit.h.667.

c.Hak Pemeliharaan Jiwa (hifz al-nafs)

Pemeliharaan kesehatan anak adalah suatu kewajiban, baik pemeliharaan atas kesehatan fisik maupun mental agar anak dapat tumbuh secara normal, tidak ditimpa penyakit fisik maupun mental. Upaya penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan anak harus dilakukan sejak dalam kandungan, memelihara kesehatan anak pertama kali harus dilakukan orang tua, terutama ibu sebagai orang tua yang mengandungnya, pemenuhan gizi dan vitamin yang cukup dan seimbang saat berada dalam kandungan merupakan salah satu hak kesehatan yang diberikan kepada anak. Disamping pemenuhan gizi, menghindari kekerasan terhadap anak ketika anak dalam kandungan juga merupakan kewajiban, kekerasan yang dialami anak meski ia berada dalam kandungan sangat berbahaya bagi perkembangan anak.68

Perhatian Islam terhadap kesehatan anak tidak hanya dilakukan ketika ia dalam kandungan tetapi juga diberikan setelah ia lahir, ketika anak telah lahir didunia, pemeliharaan kesehatan anak diberikan pada upaya pertumbunhan sehat, pencegahan dan penyembuhan. Pada tahap pertumbuhan, diantara upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua agar anaknya tumbuh sehat antara lain melalui radha‟ah (penyusuan), khitan, upaya pencegahan dan penyembuhan. Demikianlah Islam menghormati dan menyelenggarakan hak kesehatan anak, baik fisik maupun mental, jika orang tua sudah memberikan perhatian dan tanggungjawab dalam kesehatan anak, maka generasi yang terbina akan memiliki kekuatan fisik dan mental, bergairah dan bersemangat, sehingga ia menjadi generasi muda yang siap mengemban amanat manusia sebagai khalifah fil ardhi.

d.Hak Pemeliharaan Akal (hifz al-„aql)

68

Penyelenggaraan hak pendidikan anak merupakan pilar penting bagi upaya peningkatan derajat kemanusiaan dan pemajuan peradaban manusia, yang dalam Islam dikenal dengan istilah hifz al-„aql (pemeliharaan atas akal), Islam mengajarkan bahwa pendidikan bagi setiap manusia adalah hal yang sangat penting, Setiap orang diwajibkan untuk menuntut ilmu hingga akhir hayatnya.69 Allah berfirman dalam surat al- mujaadilah ayat 11 :

....

ا

ُﷲ















...

Artinya:“...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...”70 Berdasarkan pemaparan ayat diatas terlihatlah betapa al-Quran mengingatkan setiap muslim dalam mendidik anak agar senantiasa memperhatikan aspek iman dan moral agama sebagai landasan sikap berperilaku setiap anak.71 Nash yang disebutkan diatas memberikan pelajaran bahwa pada dasarnya pendidikan merupakan hak anak yang harus diberikan sejak dalam kandungan sebagai bagian integral dan upaya orang tua menjaga anaknya dari api neraka, orang tua adalah pemangku kewajiban yang paling utama. Apabila orang tua dan keluarga tidak mampu melaksanakan kewajibannya, maka masyarakat dan pemerintahlah yang mengambil tanggung jawab dan kewajiban tersebut.72 Dalam pengertian bahwa pemerintah sebagai pemangku tanggung jawab wajib mendorong dan mefasilitasi terselenggaranya pendidikan anak, karena dengan pendidikanlah derajat manusia akan ditinggikan oleh

69

Ibid.

70

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Op.Cit.h.910-911

71

Fuaddudin, Pengasuhan Anak Dalam Kelua rga Islam, (Lembaga Kajian Agama dan Jender, 1999), h.17.

Allah didunia dan diakhirat. Peningkatkan derajat manusia melalui pendidikan dapat terwujud apabila konsepsi pendidikan anak tidak hanya terarah pada kemampuan intelektual saja, tetapi juga harus mengembangkan kemampuan mental dan spiritual anak, dengan ini Islam mengajurkan setiap anak untuk berakhlak mulia dengan cara mengajarkan amalan spiritual yaitu untuk senantiasa memuji Allah setiap saat. e.Pemeliharaan atas harta (hifz al-mal)

Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pemeliharan atas harta setiap orang khususnya bagi kelompok rentan, yaitu orang miskin, perempuan dan anak-anak dengan cara memberlakukan dasar-dasar jaminan sosial, dapat kita lihat dalam ajaran Islam bahwa Islam telah mempelopori dunia dalam penanggulangan problema kemiskinan di dalam masyarakat dengan cara menyediakan baitul mal dan zakat. Dalam hal social, Islam memberikan jaminan bagi setiap anak yang lahir dari seorang muslim baik itu anak seorang pejabat pemerintah, pegawai, pekerja maupun rakyat biasa, jaminan keluarga baik sandang maupun pangan bagi setiap anak ada dipundak seorang ayah sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 233:

....











...

Artinya: "Dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf."73 Begitu pentingnya orang tua dalam menanggung beban sosial ekonomi anak, maka Allah memberikan pahala yang sangat besar bagi seorang ayah yang memberikan nafkah bagi keluarganya, sebaliknya jika ia tidak mau menafkahi anak-anak dan keluarganya padahal ia mampu maka ia akan memperoleh dosa yang sangat besar.

73

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Op.Cit.h.57.

Undang-Undang Perkawinan Mengenai hak yang dimiliki oleh seorang anak dalam sebuah perkawinan diatur dalam pasal 45 sampai dengan pasal 49 dalam Undang-Undang Perkawinan. Dalam undang-undang tersebut dikemukakan bahwa seorang anak memiliki hak untuk dipelihara dan mendapatkan pendidikan sebaik- baiknya dari kedua orang tuanya, hak tersebut harus terpenuhi hingga anak itu melakukan perkawinan atau hingga dapat berdiri sendiri. Hak-hak tersebut harus terus terpenuhi walaupun perkawinan diantara orang tuanya telah putus karena mengalami perceraian. Disamping kewajiban itu, orang tua menguasai pula anaknya sampai anak berumur 18 tahun atau belum pernah kawin, kekuasaan itu juga meliputi untuk mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum di dalam dan diluar pengadilan.

Dokumen terkait