• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.6. Hakekat Pembelajaran IPS di SD

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang diberikan dari SD sampai SMP di mana dalam IPS ini terintegrasi berbagai cabang ilmu

sosial yang akan mengarahkan peserta didik menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Menurut Sardjiyo (2008:26) IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu keterpaduan. Maka dari itu, dapat kita lihat bahwasanya IPS erat kaitannya dengan fenomena kehidupan kita sehari-hari. Memahami IPS, akan memberikan pengalaman kepada kita untuk dapat menghadapi dan menyelesaikan gejala-gejala sosial yang timbul di lingkungan sekitar kita.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora. Ilmu-Ilmu Sosial mempelajari aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi dan politik. Sedangkan humaniora meliputi norma, nilai, bahasa, dan seni yang menjadi komponen kehidupan masyarakat. Ilmu sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Pada tingkat pendidikan dasar, pelajaran ilmu sosial disampaikan secara terpadu. Keterpaduan ini berupa penggabungan beberapa bidang ilmu sosial menjadi satu mata pelajaran yang disebut Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran IPS juga disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan IPS bertujuan untuk membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian

sosial yang berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka proses pembelajaran tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotor) saja melainkan meliputi juga aspek sikap (afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan, dan persaingan (Sumaatmadja, dkk 2005:10 ).

Pendidikan IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila.

Sesuai dengan tujuan IPS menurut Trianto (2010:176) bahwasanya Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan dengan baik.

Sedangkan menurut Sardjiyo (2009:1.28) tujuan pendidikan IPS di SD sebagai berikut:

1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak dimasyarakat;

2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat;

3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian;

4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut;

5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.1.6.2. Ruang Lingkup IPS SD

Ruang lingkup IPS adalah kehidupan sosial manusia di masyarakat. Oleh karena itu masyarakat inilah yang menjadi sumber utama IPS. Aspek kehidupan sosial apa pun yang kita pelajari bersumber dari masyarakat. Dengan demikian, masyarakat ini menjadi sumber materi IPS. Materi IPS yang berupa kehidupan sosial manusia dengan segala aspek dan permasalahannya tidak selalu dapat kita pelajari secara langsung dari sumber utamanya di masyarakat (Sardjiyo, 2009:1.29).

Dalam kurikulum yang memuat standar isi, ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

(1) Manusia, tempat, dan lingkungan. (2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.

(3) Sistem sosial dan budaya.

(4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. (BSNP, 2006:575)

Berdasarkan uraian di atas dapat didefinisikan bahwa ruang lingkup IPS adalah kehidupan manusia di masyarakat dalam konteks sosial dengan berbagai macam aspek, ruang, dan proses interaksi sosialnya.

Sebagai program pendidikan, IPS yang layak harus mampu memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih keterampilan serta mengembangkan moral yang dibutuhkan agar peserta didik menjadi warga masyarakat yang berguna, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Ketiga aspek yang dikaji dalam proses pendidikan IPS (memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai keterampilan serta mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan) merupakan karakteristik IPS sendiri (Wahab, 2009: 1.24).

Dalam pembelajaran IPS di SD, seorang guru IPS hendaknya menguasai perbedaan konsep-konsep esensial ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial sehingga upaya membentuk subjek didik sesuai tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai. Dalam membentuk subjek didik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS, sebelumnya guru harus memperhatikan karaktersiktik siswa SD. Adapun karakteristik dari siswa SD tersebut antara lain: 1) senang bermain. 2) senang bergerak. 3) senang bekerja dalam kelompok. 4) senang melakukan sesuatu secara langsung. 5) anak SD umunya cengeng dan manja. 6) anak sulit memahami

pembicaraan orang lain. 7) senang diperhatikan. 8) rasa ingin tahu tinggi (Sardjiyo 2009:1.30).

Dengan mengetahui karakteristik di atas, diharapkan guru mampu menerapkan suatu model pembelajaran yang cocok dengan siswa usia SD maupun dengan materi pembelajarannya. Sehingga tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh pendidik itu sendiri dapat tercapai dengan baik.

2.1.6.3. Materi Pembelajaran IPS di Kelas V

Materi IPS tidak pernah terlepas dari kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS yang merupakan masyarakat sebagai sumber dan objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan. Menurut Hidayati (2008:1.26), ada lima macam sumber materi IPS, salah satu materi IPS adalah sejarah misalnya sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Materi pelajaran IPS selalu berhubungan dengan manusia dan permasalahannya. Taneo (2008:1.5) juga mengemukakan bahwasanya IPS berusaha mengintegrasikan materi dari berbagai ilmu sosial dengan menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat di lingkungan sosial. IPS merupakan aspek penting dari ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan diadaptasikan untuk digunakan dalam pengajaran di sekolah.

Adapun materi IPS kelas tinggi khususnya kelas V meliputi : sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa; sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi (BSNP, 2006:579-581).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa materi IPS adalah segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia baik dari masa lampau maupun

ketika masa perkembangannya serta aspek kehidupan manusia yang menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat di lingkungan sekitarnya. Apabila dikaitkan dengan karakteristik siswa SD, tentunya materi IPS harus disajikan secara menarik dalam pembelajaran. Rasa ingin tahu yang menjadi salah satu karakteristik siswa SD, dapat kita manfaatkan dengan memberikan konsep baru yang menarik dengan mengaitkan pengetahuan yang lama sudah dikuasai siswa. Selain itu, dalam pengelolaan pembelajaran IPS akan lebih baik jika materi disajikan dengan sebuah permasalahan yang akan didiskusikan dan dicari penyelesaiannya dalam kelompok. Dalam penelitian ini, materi mata pelajaran IPS yang akan disampaikan adalah KD : menghargai jasa dan peranan para tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.