• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA…

2.1 Kajian Teori …

2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran …

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan yang melibatkan

serangkaian kegiatan (Hamdani, 2011:21). Belajar merupakan proses untuk

mendapatkan pengetahuan (Suprijono, 2012:3). Sedangkan pengertian belajar

menurut Morgan (dalam Rifa’i dan Anni, 2011:82) adalah suatu perubahan yang relative permanen karena hasil dari pengalaman. Menurut Djamarah (2010:38)

belajar pada hakikatnya merupakan perubahan pada diri seseorang setelah

melakukan aktivitas belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian belajar, peneliti

menyimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan

yang relative permanen. Perubahan tingkah laku dan penampilan tersebut

melibatkan serangkaian kegiatan atau aktivitas belajar yang akan dilalui oleh

siswa guna mendapatkan pengetahuan. Belajar merupakan suatu proses yang

dilalui oleh siswa sehingga menghasilkan suatu perubahan tingkah laku atau

penampilan sesuai dengan materi atau bahasan yang mereka pelajari. Belajar

Pengetahuan yang di dapat siswa akan memberikan manfaat bagi siswa tersebut

dan akan menambah pengalaman hidup mereka.

2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Rifai dan Anni (2011:97-98) faktor-faktor yang memberikan

kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal

peserta didik.

a. Kondisi internal, mencakup:

1) Kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh.

Peserta didik yang mengalami kelemahan di bidang fisik, misalnya dalam

membedakan warna, akan kesulitan di dalam bidang melukis, atau belajar

yang menggunakan bahan-bahan berwarna.

2) Kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional.

Peserta didik yang bermotivasi rendah, misalnya, akan mengalami

kesulitan di dalam persiapan belajar dan proses belajar.

Peserta didik yang sedang mengalami ketegangan emosional, misalnya

takut dengan pendidik, akan mengalami kesulitan di dalam

mempersiapkan diri untuk memulai belajar baru karena selalu teringat oleh

perilaku pendidik yang ditakuti.

3) Kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.

Peserta didik yang mengalami hambatan bersosialisasi, misalnya, akan

mengalami kesulitan di dalam beradaptasi dengan lingkungan, yang pada

Faktor-faktor interal ini dapat terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan,

pengalaman belajar sebelumnya, dan perkembangan.

b. Faktor Eksternal, seperti:

1) Variasi dan tingkat kesulitan materi belajar (stimulus) yang dipelajari

(direspon).

Peserta didik yang akan mempelajari materi belajar yang memiliki tingkat

kesulitan tinggi, misalnya, sementara itu dia belum memiliki kemampuan

internal yang dipersyaratkan untuk mempelajarinya, maka dia akan

mengalami kesulitan belajar.

2) Tempat belajar

Tempat belajar yang kurang memenuhi syarat akan mengganggu

konsentrasi belajar.

3) Iklim

Iklim atau cuaca yang panas dan menyengat akan mengganggu konsentrasi

belajar.

4) Suasana lingkungan

Suasana lingkungan bising akan mengganggu konsentrasi belajar.

5) Budaya belajar masyarakat.

Belajar yang berhasil mempersyaratkan pendidik memperhatikan

kemampuan internal peserta didik dan situasi stimulus yang berada di luar peserta

didik. Dengan kata lain belajar tipe kemampuan baru harus dimulai dari

kemampuan yang telah dipelajari sebelumnya (prior learning) dan menyediakan

2.1.1.3 Teori Belajar

Bruner (dalam Siregar dan Nara, 2010:23-39) berpendapat bahwa teori

belajar adalah deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan

proses belajar. Teori belajar dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Teori Belajar Kontruktivisme

Teori konstruktivisme adalah teori belajar yang dikembangkan Seymour

Papert. Menurut Anni (2009:225) konstruktivisme merupakan teori psikologi

tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan

memahami pengetahuan dari pengalamannya sendiri. Esensi pembelajaran

konstruktivistik adalah peserta didik secara individu menemukan dan

mentransfer informasi yang kompleks.

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa teori

kontruktivisme merupakan teori yang menyatakan bahwa manusia

memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalamannya sendiri, jadi peserta

didik diberikan kesempatan secara individu untuk memperoleh pengetahuan

dari pengalamannya sendiri.

b. Teori Belajar Kognitivisme

Teori Belajar Kognitivisme Piaget (Anni, 2009:25) mengakui

pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal

atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar merupakan interaksi antara

individu dan lingkungan, dan hal itu terjadi terus-menerus sepanjang

Berdasarkan pendapat mengenai teori belajar kognitivisme, peneliti

menyimpulkan bahwa teori ini mengakui pentingnya faktor individu tanpa

meremehkan faktor lingkungan dalam belajar dan belajar merupakan interaksi

antara individu dan lingkungan yang terjadi secara terus-menerus.

c. Teori Belajar Behaviorisme

Menurut Anni (2009:106) Teori Behaviorisme didasarkan pada

pemikiran Skinner bahwa belajar merupakan salah satu jenis perilaku peserta

didik yang dilakukan secara sadar. Individu berperilaku apabila ada

rangsangan. Dalam belajar tersebut kondisi lingkungan berperan sebagai

perangsang (stimulator) yang harus direspon individu dengan sejumlah

konsekuensi tertentu. Respon yang diberikan peserta didik tersebut berfungsi

sebagai penguat (reinforce) dalam kegiatan belajar peserta didik. Dalam teori

behaviorisme masalah menempati kedudukan yang utama, melalui kelakuan

segala sesuatu tentang jiwa dapat diterangkan dan dijelaskan kelakuan

manusia secara saksama dan memberikan program pendidikan yang

memuaskan (Hamalik, 2013:39).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

belajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan peserta didik, dan dengan

adanya rangsangan maka peserta didik akan berperilaku atau melakukan

d. Teori Belajar Humanistik

Teori Belajar Humanistik bersifat elektrik, artinya apapun dapat

dimanfaatkan asal tujuannya untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri) tercapai.

Masing-masing teori belajar memiliki sudut pandang yang khas, tetapi

semuanya saling melengkapi dan memiliki dampak pedagogis yang relatif sama.

Teori belajar yang menonjol dalam pembelajaran IPS dengan model kooperatif

tipe Pair Check adalah 1)teori kontruktivisme, karena menyatakan bahwa manusia

memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalamannya sendiri, jadi peserta didik

diberikan kesempatan secara individu untuk memperoleh pengetahuan dari

pengalamannya sendiri, 2) teori kognitivisme, karena mengakui pentingnya faktor

individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan, 3)

teori behaviorisme, dalam pembelajaran model kooperatif tipe Pair Check siswa

diberi rangsangan guru dengan cara guru memberi pertanyaan umum mengenai

materi dan siswa dirangsang dengan kegiatan tanya jawab yang dilakukan

bersama pasangannya.

2.1.1.4 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang

mempunyai pengaruhterhadap pemahaman (Huda, 2013:2). Menurut aliran

behavioristik pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilakukan guru untuk

membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pebelajaran, peneliti

menyimpulkan pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilakukan guru untuk

mengubah tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau

stimulus dan pembelajaran merupakan hasil dari memori, kognisi, dan

metakognisi yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman.

Terdapat ciri-ciri mengenai pembelajaran. Menurut Darsono (dalam

Hamdani, 2011:47), ciri-ciri pembelajaran yaitu: 1) Pembelajaran dilaksanakan

secara sadar dan direncanakan secara sistematis, 2) Pembelajaran dapat

menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar, 3) Pembelajaran dapat

menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian dan menantang siswa, 4)

Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik, 5)

Pembelajarn dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan

bagi siswa, 6) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik

secara fisik maupun psikologi, 7) Pembelajaran menekankan keaktifan siswa, 8)

Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja.

Pembelajaran mempunyai ciri-ciri tertentu yang menjabarkan mengenai

pembelajaran itu sendiri, selain ciri-ciri pembelajaran terdapat

komponen-komponen dalam pembelajaran. Komponen pembelajaran merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, komponen yang satu dengan komponen

lainnya memiliki hubungan yang sifatnya saling mempengaruhi dalam kegiatan

pembelajaran yang menentukan kualitas pembelajaran yang sedang berlangsung.

Menurut Sugandi (dalam Hamdani, 2011:48), komponen-komponen pembelajaran

a. Tujuan, secara eksplisit, diupayakan melalui kegiatan pembelajaran

intuktional effect, biasanya berupa pengetahuan dan keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara eksplisit dalam tujuan pembelajaran.

b. Subjek belajar, dalam sistem pembelajaran merupakan komponen karena

berperan sebagai subjek sekaligus objek.

c. Materi pelajaran, merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran

karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk kegiatan

pembelajaran.

d. Strategi pembelajaran, merupakan pola umum mewujudkan proses yang

diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e. Media pembelajran adalah alat atau wahana yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.

Media pembelajaran berfungsi meningkatkan peranan strategi pembelajaran.

f. Penunjang, dalam sistem pembelajaran adalah fasilitas belajar, sumber belajar,

alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacamnya. Penunjang berfungsi

memperlancar dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran.

Komponen-komponen pembelajaran dalam penelitian ini yang ditetapkan

sebagai variabel meliputi: keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar

siswa.

Dokumen terkait