BAB II: KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
E. Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu kata yang sering didengar oleh semua lapisan masyarakat, setiap orang dimulai sejak lahir tidak lepas dari belajar untuk dapat menghasilkan suatu perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan serta untuk memperoleh hidup yang lebih baik dari yang sebelumnya, baik proses belajar itu sendiri maupun tidak disadari.
Terdapat keragaman dalam cara menjelaskan/mendefinisikan makna belajar, namun secara eksplisit maupun implisit pada akhirnya terdapat
21
Djago Tarigan dan H.G. Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
kesamaan maknanya, ialah bahwa definisi konsep belajar itu selalu menunjukan kepada suatu pengalaman tertentu.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Berikut ini adalah beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang pengertian belajar:
Belajar adalah “Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya sendiri.”22
Belajar adalah “Modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi mengalami.”23
Dari berbagai macam pengertian belajar, tercakup beberapa dimensi belajar:
1. Aktivitas mental psikis, belajar merupakan kegiatan internal yang tidak dapat dilihat dari luar. Suatu hasil belajar tidak dapat dihasilkan kecuali jika individu tersebut merubah suatu perilaku seperti yang diharapkan dari belajar.
2. Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, baik dengan individu lain, benda atau dalam menghadapi suatu peristiwa. Individu yang sedang mengalami proses belajar harus aktif, bukan hanya dalam gerak badan, juga proses mental seperti pemikiran atau perasaan yang ikut bermain (belajar).
22
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003),
h.2 23
3. Belajar yang dilakukan menghasilkan perubahan-perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari tahap belum mengetahui sampai mengetahui dari tingkah laku yang kurang baik.
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada hakekatnya merupakan sebuah perubahan yang terjadi pada diri seseorang setelah melakukan akitivitas belajar.
Menurut Ali Suparman yang dikutip oleh Abkoriah mengatakan bahwa hasil belajar adalah “Penilaian keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku yang berada di dalam dirinya dan tergantung pada tingkah laku yang dapat diterima atau dicapai oleh siswa secara sempurna.”24
Menurut Gagne hasil belajar merupakan “Kemampuan yang diperoleh dari proses belajar yang dapat dikategorikan dalam empat macam, yaitu:
a. Kemampuan motorik, pada kemampuan ini diperlukan koordinasi dengan beberapa gerak badan.
b. Kemampuan verbal, seseorang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar. Seseorang dapat menjelaskan kembali apa yang ia dengar, baca dan lihat. Dalam hal ini untuk mengemukakan sesuatu diperlukan intelegensi.
c. Kemampuan intelektual, seseorang mampu berinteraksi dengan dunia luar dan dirinya sendiri. Dengan menggunakan simbol-simbol atau dalam bentuk representasi.
24
Ali Suparman dalam Abkoriah, Hubungan Perhatian Ibu Karier Terhadap Hasil Belajar
d. Strategi kognitif, strategi kognitif merupakan kemampuan intelektual khusus yang berkenaan dengan tingkah laku seseorang mengenai apa yang telah dipelajarinya.”25
Dari semua hal tentang belajar dapat dikemukakan bahwa hasil belajar merupakan sebuah perubahan. Perubahan yang disadari dan timbul akibat praktik, pengalaman dan latihan bukan secara kebetulan. Perubahan dari hasil belajar salah satunya dalam bentuk tingkah laku. Tingkah laku baru yang berupa kemampuan aktual dan potensial, kemampuan yang berlaku dalam waktu yang cukup lama dan kemampuan baru tersebut diperoleh melalui usaha yaitu belajar.
2. Tipe-tipe Hasil Belajar
Tipe hasil belajar sebagai tujuan yang ingin dicapai ada tiga bagian, yaitu bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Ketiga bidang tersebut pada dasarnya tidak bisa berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan hasil belajar di sekolah dalam proses pembelajaran.
Berikut uraian ketiga bidang tersebut yang merupakan ranah-ranah Taksonomi Bloom, yaitu:
a. Hasil Belajar Bidang Kognitif 1) Tipe hasil belajar pengetahuan
Tingkat kemampuan yang diminta responden hanya untuk mengenal atau mengetahui konsep, fakta atau istilah tanpa harus dimengerti, menilai dan menggunakannya.
2) Tipe hasil belajar pemahaman
Tingkat kemampuan yang mengharapkan responden mampu memahami konsep, situasi dan fakta atau istilah yang ia ketahui, tidak hanya berupa hapalan seta verbalis.
25
Gagne dalam Syaiful Bahri Djamrah, dkk, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2002),
3) Tipe hasil belajar penerapan
Tingkat kemampuan yang mengharapkan responden mampu untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah ia ketahui dalam situasi yang baru baginya.
4) Tipe hasil belajar analisis
Tingkat kemampuan yang mengharapkan responden untuk menganalisis atau menguraikan suatu situasi tertentu ke dalam komponen atau unsur pembentukannya.
5) Tipe hasil belajar sintesis
Sintesis adalah penyatuan unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu bentuk menyeluruh.Tingkat kemampuan yang diharapkan adalah responden dapat menemukan hubungan kasual atau urutan, dan menemukan abstraksi yang berupa intergritas.
6) Tipe hasil belajar evaluasi
Tingkat kemampuan yang menunutut responden untuk dapat memuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi dan suatu kriteria tertentu.
b. Hasil Belajar Afektif
Tipe ini berkenaan dengan sikap dan nilai yang condong atau mengacu kepada berbagai tingkah laku, seperti contoh perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain.
Nana Sujana mengemukakan lima kategori perilaku afektif, yaitu:” 1) Recevling / attending yaitu penerimaan, semacam kepekaan dalam
menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa
2) Responding yaitu partisipasi, reaksi yang diberikan terhadap rangsangan dari luar
3) Valuing yaitu penilaian, penentuan sikap segala yang berkenaan dengan nilai atau kepercayaan terhadap suatu gejala
5) Karakteristik nilai yaitu pembentukan pola, keterpaduan dari semua sistem nilai yang dimiliki seseorang.”26
c. Hasil Belajar Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik berupa keterampilan atau kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini meliputi:
1) Persepsi yaitu berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menangkapi isyarat yang membimbing aktivitas gerak.
2) Kesiapan yaitu menunjukan kepada kesiapan untuk melakukan kegiatan atau tindakan tertentu yang meliputi kesiapan mental, fisik dan emosi.
3) Gerakan terbimbing yaitu tahapan awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, hal ini meliputi peniruan.
4) Gerakan terbiasa yaitu berkenaan denga kinerja dimana respon siswa sudah terbiasa dan gerakan-gerakan yang dilakukan penuh dengan keyakinan dan kecakapan.
5) Gerakan komplek yaitu gerak terampil dengan pola-pola gerak yang sangat komplek, keahliannya terlihat dari gerakannya yang lancar, cepat dan tepat tanpa ada keraguan.
6) Gerakan penyesuaian yaitu keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga siswa dapat memodifikasi pola-pola gerak untuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu.
7) Kreatifitas yaitu menciptakan pola-pola gerak baru yang disesuaikan dengan situasi tertentu, hasil belajar ini menekankan kreatifitas yang didasarkan pada keterampilan yang sangat hebat.
Secara garis besar tipe-tipe hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe hasil belajar itu terbagi menjadi tiga tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
26
Nana Sujana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1) Bidang kognitif yaitu berkaitan dengan kemampuan intelegensi (IQ)
2) Bidang afektif yaitu berkenaan dengan sikap dan nilai yang mengacu pada tingkah laku
3) Bidang psikomotorik yaitu berkenaan dengan keterampilan kemampuan bertindak
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Tingkat intelegensi siswa memang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, namun hal itu bukanlah faktor utama. Ada faktor-faktor lain yang mendukung hasil belajar yang diperoleh siswa.seperti yang dinyatakan oleh Slameto bahwa “Hasil belajar siswa tidak semata-mata dinyatakan oleh tingkat kemampuan intelektualnya, tetapi ada faktor lain seperti motovasi, sikap, kesehatan fisik dan mental, kepribadian, ketekunan dan lain-lain.”27
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua macam, yaitu yang berasal dari dalam diri orang yang belajar dan yang berasal dari luar dirinya.
a Faktor dari dalam diri
1) Kesehatan jasmani dan rohani
Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat. Orang yang badannya sakit akibat penyakit kelelahan tidak akan dapat belajar dengan efektif. Cacat fisik juga mengganggu dalam hal belajar. Demikian pula gangguan serta cacat mental pada seseorang sangat mengganggu.
2) Intelegensi
Faktor intelegensi dan bakat sangat berpengaruh terhadap kemajuan belajar. Semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang, semaikn besar peluang seseorang berhasil dalam proses belajar.
27
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta : Bina Aksara, Cet.
3) Cara belajar
Perlu diperhatikan teknik belajar yang dipakai, pengaturan waktu belajar, tempat dan fasilitas lainnya.
4) Minat
Minat adalah suatu gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulus perasaan senang pada individu.Minat yang besar terhadap sesatu merupakan modal terbesar dalam mencapai tujuan.
5) Motivasi
Motivasi umumnya merupakan dorongan dari diri sendiri karena kesadaran akan pentingnya sesuatu, motivasi juga dapat berasal dari luar diri yaitu dari lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
b Faktor dari luar diri 1) Keluarga
Situasi keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga. Pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan orang tua, perkataan, dan bimbingan orang tua. Semua itu mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.
2) Sekolah
Gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrument pendidikan, lingkungan sekolah mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
3) Lingkungan masyarakat
Latar belakang pendidikan masyarakat disekitar tempat tinggal, terutama anak-anaknya rata-rata berpendidikan tinggi dan memiliki moral yang baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Suasana lingkungan, keadaan lalu lintas dan iklim. Semua itu akan mempengaruhi pencapaian tujuan belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua faktor yaitu: faktor dari dalam dan faktor dari luar diri. Faktor dari dalam diri yang meliputi: kesehatan jasmani dan rohani, intelegensi, minat, motivasi dan cara belajar. Sedangkan faktor dari luar diri yang meliputi: keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
4. Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu termasuk rumpun bahasa Austronesia yang telah digunakan sebagai linguafranca di Nusantara sejak abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya.28
Minto Rahayu dalam bukunya Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi mengutip definisi Bahasa Indonesia dari beberapa pendapat, yaitu:”
a Prof. Dr. A. Teeuw mengatakan bahwa Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh dengan perlahan-lahan dikalangan penduduk Asia selatan dan setelah bangkitnya pergerakan rakyat indonesia pada abad XX dengan insyaf diangkat dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa persatuan.
b Amin Singgih mengatakan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang dimuat, dimufakati, dan diakui serta digunakan oleh masyarakat seluruh Indonesia sehingga sama sekali bebas dari unsur-unsur bahasa daerah yang belum umum dalam bahasa kesatuan kita. c Prof. Dr. R.M. Ng. Purbatjaraka mendefinisikan Bahasa yang sejak
kejayaan Sriwijaya telah menjadi bahasa pergaulan atau lingua franca diseluruh Asia Tenggara.”29
Dalam dunia pendidikan, Bahasa Indonesia merupakan salah satu muatan lokal atau mata pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar, menengah dan tinggi.
Pada tingkat sekolah dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia muatan materi yang diajarkan mengandung empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu aspek menyimak, membaca, menulis dan berbicara. Keempat aspek
28
Siti Sahara, dkk, Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2009), h.3
29
itu merupakan keterampilan yang ingin dikembangkan pada diri siswa yang termuat pada materi-materi ajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Hasil belajar Bahasa Indonesia adalah kemampuan yang diperoleh dari proses belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Perubahan sadar dan timbul akibat ptaktik, pengalaman dan latihan yang mencangkup pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, apektif dan psikomotorik yang di dalamnya berupa kemampuan keterampilan menyimak, menulis, membaca dan menulis.