• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.2. Hakikat Belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya (Sardiman, 2011: 20). Belajar dengan membaca merupakan kegiatan memperoleh makna dari barang cetak, sedangkan belajar dengan mengamati merupakan kegiatan memperoleh makna melalui melihat dengan seksama, lain lagi dengan belajar dengan mendengarkan yang merupakan kegiatan memperoleh makna dari paparan orang lain, dan belajar dengan meniru lebih kepada memperoleh makna dengan mencontoh kegiatan atau perbuatan orang lain.

Anthony Robbins (dalam Trianto, 2011: 15) mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur yaitu: (1) penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami, dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru.

Menurut Slameto (2003: 2) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar tersebut adalah sebagai berikut: (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Kegiatan belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Melalui belajar, manusia dapat mengubah perilaku yang kurang sesuai menjadi perilaku yang lebih sesuai (Anni, 2007: 2).

Belajar memiliki beberapa prinsip yang harus dipahami. Prinsip-prinsip belajar menurut Sardiman (2011: 24) adalah: (1) belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusia dan kelakuannya, (2) belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri siswa, (3) belajar akan lebih mantap dan efektif bila didorong dengan motivasi, (4) belajar merupakan proses percobaan, (5) kemampuan belajar seseorang harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran, (6) belajar melalui praktik akan lebih efektif, (7) perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar.

Belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,

sedangkan faktor ekstern adalah faktor di luar individu. Lingkungan belajar merupakan salah satu contoh faktor ekstern. Lingkungan belajar yang mendukung jelas akan membantu perkembangan proses belajar individu menjadi lebih optimal sehingga individu dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan bereksperimen dengan efektif dan aktif.

Proses belajar didasari oleh beberapa teori belajar. Salah satu teori yang mendasari proses belajar khususnya belajar dalam penelitian pembelajaran bahasa Jawa melalui model kooperatif tipe Think Pair Share dengan media Macromedia

Flash ini adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya teori konstruktivisme dalam

belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara individual menemukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. Dengan demikian, proses belajar hendaknya mampu mengondisikan dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas serta daya cipta. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share menempatkan siswa belajar dalam kelompok secara berpasangan. Dengan berkelompok secara berpasangan, siswa dengan praktis dapat menukarkan ide dan pemikirannya dengan teman pasangannya.

Selain teori konstruktivisme, teori lain yang mendasari proses belajar khususnya belajar dalam penelitian pembelajaran bahasa Jawa melalui model kooperatif tipe Think Pair Share dengan media Macromedia Flash ini adalah teori kognitivisme. Teori kognitif berpendapat bahwa manusia membangun kemampuan kognitifnya melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya

terhadap lingkungan. Perkembangan kognitif merupakan proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman dan interaksi mereka (Trianto, 2011: 29). Prinsip kognitif banyak dipakai dalam proses belajar, khususnya terlihat pada perancangan suatu sistem instruksional. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: a) seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu, b) penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks, dan c) belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada hanya dengan menghafal.

Trianto juga membahas mengenai pendapat Piaget. Piaget berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Tahapan tersebut dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap sensori motor, tahap pra operasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal.

a) Tahap sensori motor (0-2 tahun)

Tahap ini seorang anak belajar mengembangkan dan mengatur kegiatan fisik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna.

b) Tahap pra operasional (2-7 tahun)

Tahap ini anak masih dipengaruhi oleh hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indra sehingga belum mampu untuk melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten.

c) Tahap operasional konkret (7-11 tahun)

Tahap ini anak dapat menyimpulkan sesuatu dari situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari situasi nyata secara bersama-sama.

d) Tahap operasional formal (11 tahun keatas)

Tahap ini kemampuan nalar anak sudah meningkat sehingga anak dapat berpikir secara deduktif.

Dari beberapa pengertian tersebut menunjukkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku. Perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa pengertian atau pengetahuan, keterampilan atau sikap dimana perubahan tingkah laku yang terjadi merupakan perubahan yang diperoleh dari kegiatan yang disadari dan sengaja dilakukan. Belajar bukan hanya sebatas mengingat tetapi juga mengalami. Siswa akan lebih mudah memahami jika belajar sambil melalukan, tidak hanya sebatas mendengar ceramah saja tetapi juga mempraktekkan langsung. Dalam penelitian ini, belajar bermakna sebagai usaha memperoleh pengetahuan dan keterampilan khususnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa serta membina sikap dalam pembelajaran. Keterampilan yang dimaksud difokuskan pada keterampilan menulis aksara Jawa.

Penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui model kooperatif tipe Think Pair Share dengan media Macromedia Flash bermakna bahwa siswa dalam kegiatan pembelajaran tidak tergantung pada kondisi belajar saja tetapi pengetahuan awal siswa juga perlu diperhatikan. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa harus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Serta teori belajar kognitivisme yang menekankan bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif anak.

Dokumen terkait