BAB II KAJIAN TEORI
B. Hakikat Disiplin
Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Discere” yang berarti berawal dari kita, dasar ini timbul kata “displus” yang artinya murid adalah pelajaran, dan kata “dispiclina” yang artinya latihan.50
Mendikbud
menambahlan arti disiplin dengan pendidikan kesopanan dan kerohanian
serta pengemangan tabiat.51
50
Neiny Rachmaningsih, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU Kelas
2, (Bandung: Srafindo Media Prtama, 1997) h. 58
Kata disiplin sering digunakan dalam dunia pendidikan. Kata disiplin
menggambarkan sifat positif yakni tingkah laku yang dikehendaki atau patut.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), kata „disiplin’ mempunyai tiga arti, dua diantaranya tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan (tata tertib dsb). Sebagai istilah pendidikan,kata „disiplin’ pengertiannya mengacu kesuasana kelas waktu peljaran berlangsung, seperti
murid-murid berisik, berkelahi di kelas. Masalah disiplin hakikatnya adalah masalah tingkah laku.52
Sejalan dengan itu Drs. Peter Salim dan Yeny Salim dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer mengartikan istilah disiplin “sebagai kepatuhan kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan,53 sehingga dalam pembicaraan sehari-hari istilah tersebut mengikuti pola-pola tertentu
yang terarah ditetapkan terlebih dahulu.54
Pengetian yang sama juga dikemukakan oleh Prof. Komaruddin yaitu “suatu kedaan yang menunjukkan suatu yang ditertibkan dan teratur yang dihasilkan oleh rang-orang yang berada di bawah naungan sebuah organisasi karena peraturan yang berlaku harus dihormati dan ditaati.55
Adapun pengertian disiplin menurut H. M Alisuf Sabri disiplin
adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena terpaksa, tetapi kebutuhan atas dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya memathui
52 Munandir, Ensikopedia Pendidikan, (Malang: UM-Press, 2001), Cet. I, h. 51
53 Peter Salim dan Yeny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 1991), h. 345
54 Soejono Soekanto, Remaja dan Masalahnya, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet. II, h. 79
peraturan itu. Disiplin harus ditanamkna dan ditumbuhkan dalam diri siswa,
sehingga akhirnya rasa disiplin itu akan tumbuh dari hati sanubai siswa itu sendiri. dengan demikian pada akhirnya disiplin itu menjadi disiplin diri (Self Dispicliner).56
Dalam Kamus Ilmiah Populer Istilah disiplin mengandung arti yaitu tata tertib, ketaatan kepada peraturan.57Sedangkan dalam Kamus Saku Bhasa Indonesia disiplin mengandung arti latihan batin dan watak supaya
menaati tata tertib; kepatuhan dan peraturan.58
Dari beberapa penjelasan tentang pengertian disiplin, dapat disimpulkan bahwa disiplin berarti aturan-aturan yang harus di taati oleh
setiap individu. Dimana tujuan dekat dari disiplin adalah untu membuat siswa-siswa terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan kepada mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas atau masih asing
bagi mereka. munculnya sikap disiplin karena keseriusan dan kesunngguhan dalam mentaati segala peraturan yang ada. Munculnya sikap kedisiplinan juga tidak dari diri sendiri, namun adanya dorongan dan motivsi dari
orang-orang sekeliling, terutama bagi orang-orang tua.
2. Perlunya Disiplin
Disiplin sangatlah penting bagi kehidupan. Karena hidup itu
merupakan peraturan yang harus dijalani. Jika tidak adanya aturan dalam
hidup bagaimana kita bisa mempertanggung jawabkan diri kita sendiri.
dengan itu perlunya disiplin supaya kehidupan kita lebih teratur dan jelas.
56 H. M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya: 1999), Cet. I, h. 400
57 Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: GITAMEDIA, 2006), Cet. I, h. 92
58 Pius Abdillah dan Anwar Syarifuddin, Kamus Saku Bahasa Indonesia, (Surabaya:
Masing-masing hal pokok ini berperan sekali dalam perkembangan
moral selama masa kanak-kanak, pokok ini akan dibahas secara terpisah.
Dalam tiap pembahasan akan diusahakan untuk menerangkan peran pokok
itu dalam perkembangan moral dan sumbangan pada perilaku moral anak.
a. Peraturan
Peraturan, sebagaimana diterangkan sebelumnya, peraturan adalah pola
yang diterapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut mungkin ditetapkan
oang tua, guru atau teman bermain. Tujuannya adalah membekali anak
dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam prilaku tertentu.
b. Hukuman
Hukuman berasal dari kata kerja latin, punite dan berarti menjatuhkan
hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan atau
pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Hukuman diberika
kepada seseorang yang melakukan kesalahan dengan disengaja atau
seseorang yang mengetahui bahwa perbuatan itu salah tetapi tetap
melakukannya.
c. Penghargaan
Penghargaan diberikan untuk suatu hasil yang baik. Pengarhgaan tidak
perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian,
senyuman, atau tepukan di punggung.
d. Konistensi
Konsistensi harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada
perilaku, konsistensi dalam cara peraturan ini diajarkan dan
dipaksakan, dalam hukuman yang diberikan pada mereka yang
menyesuaikan pada standar, dan dalam pengahrgaan bagi mereka yang
menyesuaikannya.59
Disiplin sangatlah perlu dimiliki oleh setiap orang, karena sikap
tersebut yang akan selalu mengatur kegiatan yang akan kita kerjakan.
Sebelum memiliki sikap tersebut haruslah kita bekali diri kita dahulu seperti
yang telah dijelaskan di atas bahwa adanya sikap disiplin di mulai dari
adanya peraturan, ketika kita melakukan suatu kegiatan, terlebih dahulu kita
sudah menyiapkan peraturan yang terjadi ketika kita melanggar kegiatan
yang akan dikerjakan. Ketika kita sudah melanggar itu berarti kita belum
mampu menjalankan sikap disiplin. Se-sering mungkin kita melanggar
peraturan akan menyadari betapa penting nya peraturan agar kita terbiasa
tepat waktu dalam menjalankan kegiatan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Dalam melaksanakan suatu disiplin terdapat suatu hambatan yang
terkadang membuat siswa-siswi tidak melaksanakan kedisiplinan atau tidak
menaati pertauran sekolah dengan baik. Kedisiplinan belajar dapat
dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
a. Teladan Pemimpin
Dalam hal ini pemimpin dimaksud adalah kepala sekolah, dewan
guru, dan para staf lainnya. Pada dasrnya setiap orang cenderung
59 Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1978), h.
untuk mengikuti sikap dan tingkah laku pimpinan. Dalam
kepemimpian itusendiri terdapat proses saling mempengaruhi. Selain
itu kepala sekolah, dewan guru, dan staf lainnya adalah orang-orang
yang bertugas menjalankan disiplin sesuai dengan peraturan yang
dibuatnya. Sebab alah satu syarat terjadinya internalisasi nilai-nilai
adalah adanya model, maka model-model disini adalah staf
akademik, staf administrasi, dan orang-orang yang menjalankan
disiplin itu.60
Dari contoh sikap keteladan bisa diambil dari keteladan seorang
pemimpin yang perbuatannya kerap diikuti oleh bawahannya.
Teladan pemimpin ini dapat dicontohkan mulai dari kedatangan,
pembelajaran, adabberpakaian, dan lainnya. Misalnya saja seorang
kepala seklah yang sangat mengeaskan kepada siswa akan pentingnya
kehadiran di sekolah sebelum bel dibunyikan maka begitupun dengan
kepala sekolah ia juga harus berada di sekolah sebelum bel berbunyi.
Selain itu rasa segan atau wibawa juga muncul jika pimpina
mempunyai adab dan sopan santun yang baik seperti cara berpakaian
yang rapid an sopan, tutur kata yang halus dan ramah, dn saling
menghormati. Jika kepala sekolah melakukan teladan pimpinan ini
dengan baik maka bukan hanya siswa yang termotivasi untuk
melakukan hal yang sama tetapi para guru dan staf lainnya pun juga
60 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Maha Grafindo, 1985),
akan ikut termotivasi untuk memperlihatkan keteladan msekipun
secara bertahap.
b. Pengawasan
Pengawasan merupakan tindakan nyatayang efektif untuk
mewujudkan kedisiplina. Dengan adnya pengawasan yang konsisten
maka akan mempengaruhi juga terhadap disiplin siswa karena
tentunya siswa akan merasa selalu mendapat perhatian dan
pengarahan apabila berbuat kesalahan.
Pengawasan dapat dilakukan oleh kepala sekolah kepada para
guru dan juga siswa, pengawsan guru kepada murid, dan pengawasan
murid kepada murid linnya. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kepada para guru dapat dilaksanakan dengan memperhatikan
kehadiran guru dalam melaksakan jadwal pembelajaran yang telah
ditetapkan, memperhatikan adab berpakaian dan tutur kata yang baik.
Pengawasan yang dilakukan kepada siswa dapat dilaksanakan dengan
mengawasi langsung kebersihan kelas, kerapihan berpakaian siswa
dan lain sebagainya. Sedanngkan pengawasan murud terhadap murid
lainnya dapat dilakukan dengan cara melaksanakan pemilihan ketua
kelas yang nantiya akan bertanggung jawab dengan kedisplinan
dalam kelas.
c. Sanksi dan Hukuman
Sanksi dan hukuman diperlukan dalam memlihara kedisiplian.
hukuman penjara atau hukuman potong tangan. Tetapi adalah
hukuman yang bersifat mendidik, hukuman yang bersifat mendidik
inilah yang diperlukan dalam pendidikan. Kesalahan anak didik
dalam melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi
menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan atau apa
saja yang bersifat mendidik.61
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa
yang telah diuraikan diatas. Sikap kedisiplinan itu muncul tidak
hanya dari diri sendiri, tapi ada beberapa faktor agar munculnya sikap
kedisiplinan, dengan adanya faktor, siswa akan diberikan
penambahan sikap agar dirinya memiliki sikap displin. Sikap disiplin
sangatlah penting dalam kehidupan, setiap kegiatan yang kita lakukan
menunjukkan arti kedisiplinan, maka dari itu dispilin haruslah
dibiasakan dari dini.