• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.3 Hakikat IPA

2.1.3.1 Pengertian IPA

IPA atau sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun

secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala

gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya

kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya “metode ilmiah”

(scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah”

(working scientifically), nilai dan “sikap ilmiah” (scientific attitudes). Sejalan dengan pengertian IPA tersebut, Conant (dalam Amien, 1987) mendefinisikan

IPA sebagai suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-bagan

konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi,

Permendiknas nomor 22 Tahun 2006, menyatakan mata pelajaran IPA

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar.

Nokes (dalam Abdullah, 2010:18) mengemukakan IPA adalah

pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Sedangkan Fowler

(dalam Abdullah, 2010), menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang sistematis

yang dirumuskan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas

pengamatan dan induksi. Abdullah (2010:18) menyatakan bahwa IPA adalah

suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang

khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, pengumpulan,

penyusunan teori, eksperimentasi, dan observasi.

Menurut Cain dan Evans pada hakikatnya, IPA dipandang dari segi

produk, proses, perkembangan sikap dan perkembangan teknologi.

a. IPA sebagai produk

IPA sebagai produk berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan

teori-teori IPA. Produk IPA biasanya dimuat dalam buku ajar, buku-buku teks,

artikel ilmiah dalam jurnal.

IPA sebagai proses yaitu memahami bagaimana cara memperoleh produk

IPA. IPA disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah, jadi dapat dikatakan

bahwa proses IPA adalah metode ilmiah. Metode ilmiah dikembangkan secara

bertahap dan saling terkait agar mendapatkan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-

prinsip, dan teori-teori. Tahapannya disesuaikan dengan tahapan dari suatu proses

eksperimen atau penelitian yang meliputi: (1) observasi; (2) klasifikasi;(3)

interpretasi; (4) prediksi; (5) hipotesis; (6) mengendalikan variabel;(7)

merencanakan dan melaksanakan penelitian; (8) interferensi; (9) aplikasi; (10)

komunikasi.

Pada hakikatnya untuk memperoleh pengetahuan IPA diperlukan sepuluh

keterampilan dasar diatas. Keterampilan tersebut disebut sebagai keterampilan

proses. Untuk mendapatkan pengetahuan siswa yang melakukan proses dan guru

hanya sebagai motivator. Siswa melakukan praktek dan pengamatan langsung

agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Menurut Funk menyatakan bahwa keterampilan proses terbagi menjadi dua

yaitu keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan- keterampilan terinntregasi (intregated skills). Keterampilan dasar meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, menyimpulkan, dan

mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan teritregasi meliputi keterampilan

mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk

grafik, menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah

data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendenisikan variabel secara

c. IPA sebagai sikap ilmiah

IPA sebagai sikap dimaksudkan dengan mempelajari IPA, sikap ilmiah

siswa dapat dikembangkan dengan melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau

kegiatan di lapangan. Sikap ilmiah tersebut adalah sikap ingin tahu dan sikap yang

selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang diamati.

d. IPA sebagai teknologi

IPA sebagai teknologi bertujuan mempersiapkan siswa untuk menghadapi

tantangan dunia yang semakin lama semakin maju karena perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Produk IPA yang telah diuji kebenarannya dapat

diterapkan dan dimanfaatkan oleh manusia untuk mempermudah kehidupannya

secara langsung dalam bentuk teknologi.

Dari pendapat di atas dapat disimpukan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) adalah kumpulan teori-teori yang berhubungan dengan gejala-gejala alam

dan tersusun secara sistematis, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah serta

menuntut sikap ilmiah, kerja ilmiah dan metode ilmiah. Dalam IPA untuk

mendapatkan suatu konsep haruslah berdasar pada hasil observasi, eksperimen,

dan metode ilmiah lainnya, IPA berusaha untuk mengembangkan rasa ingin tahu

tentang alam serta berperan dalam memecahkan menjaga dan melestarikan

lingkungan.

2.1.3.2 Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (2007) menjelaskan tujuan-tujuan pembelajaran

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e) Meningkatkan untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan

melestarikan lingkungan alam.

f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran

IPA adalah untuk menumbuhkan cara berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah.

2.1.3.3 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD

Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD/MI menurut Depdiknas (2004)

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya

dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

Aspek-aspek di atas merupakan materi ajar yang dijabarkan dalam

kurikulum yang berupa standar kompetensi, dan lebih dispesifikkan dalam

kompetensi dasar yang akan menjadi acuan atau pedoman dalam penyusunan

silabus dan RPP dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di SD/MI. Aspek-aspek di

atas diajarkan secara bertahap dan sistematis dari kelas I sampai dengan kelas VI.

Materi pelajaran IPA tersebut dapat dikaitkan dengan materi pelajaran yang

lainnya yang memiliki keterkaitan dengan substansi materi ajarnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pembelajaran

IPA menjadi acuan dalam penyusunan kurikulum yang dijabarkan dalam

penyusunan silabus dan RPP.

Dokumen terkait