• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2. Hakikat Guru

Pengertian guru itu sangatlah memiliki arti yang sangat luas tergantung

konteksny, dan dibawah ini akan dijelaskan beberapa pengertian tentang

guru.

Menurut Moh. User Usman (1992: 5) guru sebagai jabatan atau

profesi yang memerlukan keahlian khusus, dalam Undang-undang Guru

dan Dosen tentang Ketentuan Umum Pasal 1: guru adalah pendidik

16

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.

Guru memiliki peranan yang penting dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam mewujudkan turuan

pendidikan nasional. Menurut Syaiful Bahri (2005:31) dalam pengertian

sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan

kepada anak didik. Lebih rinci menurut Syaiful Bahri (2005:1) guru

adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang

peranan penting dalam pendidikan.

Hal senada menurut Ametembun dalam Syaiful Bahri (2005: 32)

“Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal di sekolah

maupun di luar sekolah. Dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 yang

mengatur tentang Kompetensi-Kompetensi Guru dan Dosen, pasal 10

menyebutkan bahwa kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

1) Kompetensi Pedagogik

Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi belajar, dan pengembangan peserta didik untuk menmengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiilikinya

2) Kompetensi Kepribadian

Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah yang berupa kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi kepribadian ini mencakup kemantapan pribadi dan akhlak mulia, kedewasaan dan kearifan, serta keteladanan dan

17

kewibawaan. Kompetensi ini bisa diukur dengan alat ukur portofolio guru/calon guru, tes kepribadian/potensi.

3) Kompetensi Profesional

Merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik di sekolah berupa penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dalam hal ini mencakup penguasaan materi keilmuan, penguasaan Kurikulum dan silabus sekolah, metode khusus pembelajaran bidang studi, dan wawasan etika dan pengembangan profesi. Kompetensi ini diukur dengan tertulis baik multiple choice maupun essay.

4) Kompetensi Sosial

Adalah kemampuanyang harus dimiliki oleh seorang pendidik di sekolah untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.Kompetensi ini diukur dengan portofolio kegiatan, prestasi dan keterlibatan dalam berbagai aktivitas.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah

seseorang yang berwenang, berkompeten, yang memiliki kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan

kompetensi sosial,serta memiliki peranan penting serta memiliki

tanggung jawab yang besar dalam membimbing dan membina anak didik

baik secara klasikal maupun individual, di sekolah maupun di luar

sekolah yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan.

b. Hakikat Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Guru adalah orang yang pekerjaannya atau mata pencahariaan

atau profesinya mengajar sehingga guru pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan dapat diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau

profesinnya mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan. Dalam proses kegiatan belajar, guru mempunyai peran yang

18

pembelajaran. Guru yang merencanakan kegiatan pembelajaran,

melaksanakan dan sekaligus mengevaluasinya, Depdikbud dalam

(E.Mulyasa, 2002: 185).

Arma Abdulah dan Agus Manadji (1994:6) “Gerak merupakan

perhatian pokok dari guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

Tugasnya adalah membantu peserta didik bergerak secara efisien,

meningkatkan kualitas unjuk kerjanya (perfomance), kemampuan belajarnya dan kesehatan. Guru adalah semua orang yang berwenang dan

bertanggung jawab terhadap peserta didik baik secara individual maupun

klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah”.

Selanjutnya menurut Sukintaka (2001:42) persyaratan guru

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk mempunyai

persyaratan kompetensi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan agar

mampu melaksanakan tugasnya dengan baik yaitu:

1) Memahami pengetahuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebagai bidang studi.

2) Memahami karakteristik anak didiknya.

3) Mampu membangkitkan dan memberikan kesempatan pada anak didik utuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, serta mampu menumbuh kembangkan potensi kemampuan dan ketrampilan motorik anak.

4) Mampu memberikan bimbingan pada anak dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

5) Mampuu merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menilai serta mengoreksi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

6) Memiliki pemahaman dan penguasaann keterampilan gerak. 7) Memiliki pemahaman tentang unsur-unsur kondisi jasmani.

19

8) Memiliki kemampuan untuk menciptakan, mengembangkan, dan memanfaatkan lingkungan yang sehat dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. 9) Memiliki kemampuan untuk mengidentifiksi potensi peserta

didik dalam berolahraga.

10) Memiliki kemampuan untuk menyalurkan hobinya dalam olahraga.

Agus S. Suryobroto (2005: 8-9), secara khusus tugas guru

pendidikan jasmani secara nyata sangat kompleks antara lain:

1) Sebagai pengajar

Guru pendidikan jasmani sebagai pengajar tugasnya adalah lebih banyak memberikan ilmu pengetahuan yang mempunyai dampak atau mengarah pada ranah peserta didik menjadi lebih baik atau meningkat. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi permainan dan bermain, atletik, senam, renang, beladiri dan olahraga/aktivitas di alam terbuka para peserta didik mendapatkan banyak pengetahuan bagaimana hakikat masing-masing materi.

2) Sebagai pendidik

Guru pendidikan jasmani sebagai pendidik tugasnya adalah lebih banyak memberikan dan menanamkan sikap atau afektif ke peserta didik melalui pembelajaran pendidikan jasmani.Melalui pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi permainan dan bermain, atletik, senam, renang, beladiri dan olahraga/aktivitas di alam terbuka para peserta didik ditanamkan sikap, agar benar-benar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dengan unsur-unsur sikap: tanggung jawab, jujur, menghargai orang lain, ikut berpartisipasi, rajin belajar, rajin hadir, dan lain-lain.

3) Sebagai pelatih

Guru pendidikan jasmani sebagai pelatih tugasnya adalah lebih banyak memberikan keterampilan dan fisik yang mempunyai dampak atau mengarah pada ranah fisik dan psikomotorik peserta didik menjadi lebih baik atau meningkat.Melalui pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi permainan dan bermain, atletik, senam, renang, beladiri dan olahraga/aktivitas di alam terbuka para peserta didik fisik dan keterampilan gerak yang baik.

4) Sebagai pembimbing

Guru pendidikan jasmani sebagai pembimbing tugasnya adalah lebih banyak mengarahkan kepada peserta didik pada tambahan kemampuan para peserta didiknya. Sebagai contoh:

20

membimbing baris berbaris, petugas upacara, mengelola UKS, mengelola koperasi, kegiatan pecinta alam, dan juga membimbing peserta didik yang memiliki masalah atau khusus.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa guru

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebagai komponen sentral

dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, mempunyai tanggung

jawab yang besar dan dituntut memahami interaksi edukatif, dan

bertanggung jawab terhadap peserta didik baik secara individual maupun

klasikal. Oleh karenanya guru pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan juga bertanggung jawab atas pendidikan moral untuk

membentuk karakter siswa kearah yang posistif demi terciptanya

generasi bangsa yang baik.

3. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Dokumen terkait