• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat Menulis Ringkasan Karangan Narasi .1Pengertian Ringkasan .1Pengertian Ringkasan

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.5 Hakikat Menulis Ringkasan Karangan Narasi .1Pengertian Ringkasan .1Pengertian Ringkasan

Kita dalam membaca suatu bacaan yang sangat banyak akan sulit untuk memahami informasi di dalamnya. Berbeda dengan bacaan yang sudah diringkas menjadi pendek akan lebih mudah untuk diingat. Dengan ringkasan akan mempermudah seseorang untuk membaca kembali suatu bacaan. Menurut Keraf

(2004 : 299 ) Meringkas atau Ringkasan (precis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan yang panjang dalam sajian yang singkat. ”Precis” berarti ”memotong” atau ”memangkas”. Menyajikan sebuah tulisan dari seorang pengarang ke dalam sebuah sajian tulisan yang ringkas bukan hal yang mudah. Kita harus membaca dengan cermat. Bahasa ringkasan harus berbeda dengan bahasa asli penulis buku yang diringkas. Agar hasil ringkasan itu tidak menyimpang dari uraian aslinya, ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan. Pelatihan menulis ringkasan dapat dilakukan dengan memberikan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan yang akan dirangkum.

Sama halnya dengan Keraf, Kosasih (2012:37) menyatakan bahwa ringkasan adalah penyajian singkat dari suatu bacaan. Senada dengan pendapat Keraf dan Kosasih, Dalman (2015:215) menyatakan bahwa ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli. Meringkas adalah suatu kegiatan menulis ringkasan. Dalam membuat ringkasan hal yang harus diperhatikan adalah tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarangnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ringkasan adalah suatu bentuk penyajian karangan yang panjang ke dalam bentuk yang lebih ringkas dan tetap mempertahankan keaslian isi karangan dan pandangan penulis.

Tujuan membuat ringkasan adalah untuk memahami dan mengetahui isi dari sebuah karangan atau sebuah buku. Dengan latihan membuat ringkasan akan membimbing dan menuntun kita agar dapat membaca karangan asli dengan cermat dan tahu bagaimana cara menuangkannya kembali dengan benar. (Keraf,2004:301).

Banyak orang yang mengira bahwa ringkasan sama dengan rangkuman, tetapi kenyataannya berbeda. Begitupun dengan rangkuman sering disebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan, pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan diperhatikan (Rosidi, 2009 dalam http://guru-umarbakri.blogspot.co.id/2009/07/terampil-menulis.html). Rangkuman adalah sebuah tulisan hasil merangkum atas teks yang dibaca dengan menggunakan bahasa penulis sendiri yang ditulis secara ringkas (Dalman,2015:206). Akan tetapi, ditinjau dari segi struktur organisasi penulisannya, antara ringkasan dan rangkuman memiliki perbedaan.

Pada dasarnya ringkasan sama dengan rangkuman. Hanya saja ada yang berbeda pada unsur- unsur tertentu, sehingga terdapat ciri- ciri yang berbeda diatara keduanya. Menurut Dalman (2015:227) perbedaan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Ciri- ciri ringkasan dan rangkuman

No. Cirri- ciri Ringkasan Rangkuman

1. Pengertian Pengungkapan kembali bentuk kecil dari sebuah karangan

Pengungkapan kembali inti dari sebuah karangan

2. Tujuan Memproduksikan kembali apa kata pengarang

Memproduksikan kembali secara kreatif apa kata pengarang

3. Identitas Mempertahankan urutan- urutan gagasan yang membangun sosok karangan

Urutan- urutan gagasan yang diungkapkan kembali tidak menggambarkan urutan- urutan gagasan seperti karangan aslinya

No. Cirri- ciri Ringkasan Rangkuman 4. Teknik

penyusunan

Penyusunan ringkasan terikat oleh penataan, isi, dan sudut pandang pengarang bacaan

Penyusun rangkuman bebas mengungkapkan apa yang menurutnya mewakili inti bacaan

5. Pengaruh penyusunan

Bersifat objektif, penyusun tidak berhak mengubah susunan karangan atau sudut pandang pengarangnya

Cenderung bersifat subjektif. Penyusun bebas mengungkapkan apa yang menurutnya mewakili inti karangan

6. Bahasa Kalimatnya pendek- pendek dan senada dengan kalimat pengarang aslinya

Kalimatnya panjang- panjang, sekendak hati penyusunnya

Dari ciri- ciri ringkasan dan rangkuman yang telah dijelaskan di atas, intinya ringkasan merupakan bagian dari rangkuman yang belum disusun. Adapun resume, yang kebanyakan orang mengartikan bahwa resume adalah ringkasan atau rangkuman. Resume berasal dari kata re (kembali), sume dari bahasa inggris yang berarti ikhtisar atau ringkasan. Menurut KBBI pengertian resume adalah ikhtisar, ringkasan (kata benda), jika diposisikan sebagai verbal (kata kerja) maka resume memiliki arti me-resume-kan yaitu meringkaskan, mengikhtisarkan, dan membuat ikhtisar.

2.1.5.2 Manfaat Menulis Ringkasan

Manfaat ringkasan maupun rangkuman yaitu sebagai sarana untuk membantu kita dalam mengingat isi sebuah buku atau uraian yang begitu panjang. Ringkasan membuat ide-ide pokok yang mewakili setiap bagian bacaan aslinya. Dengan membaca ringkasan, kita seakan-akan memahami keseluruhan buku secara utuh. 2.1.5.3 Prosedur Menulis Ringkasan

Bagi orang yang sudah terbiasa dalam menulis ringkasan, mungkin rosedur- prosedur untuk menulis ringkasan sudah tertanam dalam benaknya. Meskipun demikian, prosedur dalam menulis ringkasan sangat dibutuhkan, apalagi untuk pemula. Menurut Encep Kusumah (2003) dalam Dalman (2015:218-220), prosedur pembuatan ringkasandapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni (a) prosedur umum, (b) prosedur khusus. Prosedur umum merupakan langkah- langkah kerja yang bersifat umum dan berlaku untuk pembuatan ringkasan dan sinonim- sinonimnya, seperti ikhtisar, synopsis, rangkuman, abstrak, dan prafrase. Sementara, prosedur khusus merupakan langkah- langkah kerja yang bersifat khusus untuk pembuatan salah satu wujud pemadatan, penyingkatan, tau pengungkapan kembali salah satu tulisan tertentu dalam konotasi dan konteks tertentu pula.

Menurut Keraf (2004:303), cara membuat ringkasan adalah sebagai berikut: 1) Membaca naskah asli: Penulis ringkasan harus membaca naskah asli

seluruhnya beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan maksud pengarang, serta sudut pandangannyaa.

2) Mencatat gagasan umum: Semua gagasan utama atau gagasan yang penting dicatat atau digarisbawahi.

3) Membuat reproduksi: Penulis ringkasan menyusun kembali suatu karangan singkat berdasarkan gagasan- gagasan utama sebagaimana yang dicatat dalam langkah kedua di atas.

Hal yang harus diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai tulisan yang baik adalah

a. Menyusun ringkasan dalam bentuk kalimat tunggal bukan dalam bentuk kalimat majemuk,

b. Meringkaskan kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata,

c. Memperhitungkan jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan,

d. Bila mungkin menghilangkan semua keterangan atau kata sifat, e. Mempertahankan susunan gagasan asli,

f. Ringkasan pidato diringkas dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga,

g. Biasanya dalam ringkasan ditentukan panjang hasil ringkasan.

Selain itu, menurut Mortimer J. Adler ( dalam Kosasih,2012:43) langkah- langkah meringkas karangan adalah sebagai berikut:

1. Garis bawahilah pikiran- pikiran utama dan pernyataan penting

2. Berilah tanda garis vertical pada garis batas kanan pernyataan atau pikiran yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

3. Berilah tanda bintang di garis batas kanan pernyataan atau pikiran yang dianggap paling penting.

4. Nomorilah secara berurutan bagian yang menyatakan kesatuan argument. 5. Berilah tanda lingkaran kata- kata yang memuat ide pokok.

6. Untuk membuat ringkasan, gagasan- gagasan pokok yng telah dikumpulkan dapat dirangkai menjadi paragraf yang utuh.

Prosedur umum dalam pembuatan ringkasan, terbagi dalam empat langkah (Dalman,2015:218-220), yakni:

1. Membaca, Pada langkah ini penulis ringkasan harus membaca dan mengkaji saksama bahan bacaan yang hendak diringkas

2. Menyeleksi, Tujuannya adalah untuk memilih- milih yang inti dan bukan inti, menyeleksi pikiran utama dan pikiran penjelasnya.

3. Menulis, Setelah ide- ide pengarang terkumpul, maka tulis ulang dalam wujud yang lebih singkat yang berbeda dengan yang semula. Yang harus dilakukan adalah merekonstruksi ide, menyaring, serta memadatkannya tanpa mengganggu keutuhan dan keaslian maksud penulisnya.

4. Membandingkan, Membandingkan hasil ringkasan dengan teks aslinya. Hal yang perlu diperhatikan adalah:

1) Inti isi bacaan direproduksikan dengan bahasa sendiri

2) Jika hendak memasukkan pikiran penjelas harus yang member sokongan berarti bagi pikiran

3) Tidak boleh menyertakan pikiran lain dari pikiran penulisnya

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, prosedur menulis ringkasan yang digunakan adalah prosedur menulis ringkasan menurut Dalman, yaitu membaca bacaan, menyeleksi pikiran utama dan pikiran penjelas, menulis ulang, lalu membandingkan bacaan asli dengan yang sudah diringkas.

Beberapa jenis karangan yang terdapat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi (Dalman, 2015: 93-145). Adapun penjelasannya sebagai berikut:

2.1.5.4.1 Karangan deskripsi

Karangan deskripsi merupakan salah satu jenis karangan yang harus dikuasai siswa. Karangan ini sudah diperkenalkan sejak SD kelas IV. Karangan ini digunakan untuk memindahkan kesan- kesannya, memindahkan hasil pengamatan, dan perasaannya. Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah turut merasakan atau mengalami langsung apa yang dideskripsikan si penulisnya.

2.1.5.4.2 Karangan narasi

Narasi adalah cerita. Karangan narasi merupakan cerita yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak tanduk manusia dalam sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, juga di dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang disusun secara sistematis. Dengan demikian dapat diketahui ada beberapa hal yang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: 1) berbentuk cerita atau kisahan, 2) menonjolkan perilaku, 3) menurut perkembangan dari waktu ke waktu, dan 4) disusun secara sistematis. 2.1.5.4.3 Karangan eksposisi

Karangan eksposisi adalah karangan yang digunakan untuk memaparkan pengetahuan dan pengalaman yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca, namun tidak mempengaruhi pembaca.

2.1.5.4.4 Karangan argumentasi

Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan meyakinkan atau membuktikan kepada pembaca agar menerima sesuatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu, tetapi tidak untuk mempengaruhi pembacanya. 2.1.5.4.5 Karangan persuasi

Karangan persuasi merupakan karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi perasaan pembaca agar pembaca yakin dan percaya tentang isi karangan tersebut dan mengikuti keinginan si penulisnya

2.1.5.5Pengertian Karangan Narasi

Suparno dan Yunus (2008: 1.11) menyatakan narasi adalah ragam wacana yang menceriterakan proses kejadian suatu peristiwa. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangakaian kejadian suatu hal. Dalman (2015: 105) mengemukakan bahwa narasi adalah cerita berdasarkan serangkaian peristiwa. Kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsure pokok sebuah narasi. Karangan narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha untuk menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak tanduk perbuatan dalam sebuah peristiwa dalam suatu kesatuan waktu.

Selanjutnya Kosasih (2002:33) menjelaskan bahwa “Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu”. Jadi karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa secara

kronologis sehingga pembaca seolah-olah melihat dan mengalami sendiri peristiwa itu.

2.1.5.6Tujuan Karangan Narasi

Tujuan karangan narasi menurut Dalman (2015: 106) antara lain:

1. Agar pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau mengalami kejadian yang diceritakan

2. Berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi, serta menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar

3. Untuk menggerakkan aspek emosi

4. Membentuk citra/ imajinasi para pembaca

5. Menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar 6. Memberi informasi kepada pembaca dan memperluas pengetahuan

7. Menyampaikan sebuah makna kepada pembaca melalui daya khayal yang dimilikinya

2.1.5.7Ciri- ciri Karangan Narasi

Menurut Keraf ( dalam Dalman, 2015: 110) cirri- cirri karangan narasi, yaitu:

1. Menonjolkan unsure perbuatan atau tindakan. 2. Dirangkai dalam urutan waktu.

4. Ada konflik, 2.1.6 Hakikat belajar 2.1.6.1Pengertian belajar

Anak seringkali melakukan kegiatan tertentu karena meniru apa yang dilakukan oleh orang di sekitarnya seperti keluarganya, teman sekolahnya, bahkan gurunya. Dari kegiatan meniru tersebut, anak belajar sesuatu yang baru. Slameto (2010:2) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Senada dengan pendapat slameto, Djamarah (2011:2) menyatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

Selain itu, Morgan (dalam Rifa‟i dan Anni, 2012: 66) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relative permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Sedangkan menurut R. Gagne (1989) dalam Susanto (2012:1 ) menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya.

Beberapa prinsip-prinsip belajar menurut Suprijono (2009: 4) yaitu: pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku; kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar; ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

Menurut Gagne (dalam Rifa‟i dan Anni, 2012: 79) beberapa prinsip belajar yaitu keterdekatan (contiguity), pengulangan (repetition), dan penguatan (reinforcement). Prinsip keterdekatan menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin waktunya dengan respon yang diinginkan. Prinsip pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan responnya perlu diulang-ulang, atau dipraktikkan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan retensi belajar. Prinsip penguatan menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang menyenangkan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar yaitu adanya perubahan perilaku yang merupakan proses yang berlangsung secara kontinyu, merupakan sebuah yang bermanfaat untuk kehidupannya di masyarakat kelak.

2.1.6.3Faktor- factor yang mempengaruhi belajar

Kegiatan belajar yang terjadi pada siswa dapat diamati sebelum dan sesudah pembelajaran. Dalam kegiatan belajar siswa akan dibimbing untuk adanya

perubahan perilaku setelah siswa melaksanakan kegiatan belajar. Sehingga tujuan belajar akan dapat dicapai secara maksimal. Menurut Anitah (2008:2.7) keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor- faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa (interen) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern).

1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar di antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan serta kebiasaan siswa.

2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan kelarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.

Faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik (Rifa‟i dan Anni, 2012: 80). Kondisi internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikis, dan kondisi sosial. Oleh karena itu, kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar. Faktor-faktor internal ini dapat terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar sebelumnya, dan perkembangan. Faktor eksternal juga sangat berpengaruh terhadap peserta didik yaitu pada lingkungan sekitar peserta didik, misalnya variasi dan tingkat kesulitan materi belajar yang dipelajari, iklim, tempat belajar, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat.

Berdasarkan penjelasan mengenai factor- factor yang mempengaruhi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu semua faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri seperti: kecerdasan, minat, bakat, kesehatan jasmani, kesehatan rohani dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa baik di dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam proses belajar harus memperhatikan kemampuan internal siswa didukung oleh situasi yang terjadi dari luar diri siswa. Agar tercipta situasi eksternal yang bervariasi untuk mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa, guru harus memperhatikan kondisi internal siswa, misalnya minat dan bakat yang dimiliki siswa.

2.1.7 Pembelajaran

Kegiatan belajar siswa sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah guru buat. Dalam pembelajaran guru harus mampu menarik perhatian siswa untuk belajar. Menurut Briggs (dalam Rifa‟i dan Anni, 2012: 157):

“pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (event) yang mempengaruhi peserta didik itu memperoleh kemudahan. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.”

Menurut Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 tahun 2003, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari pengertian tersebut, pembelajaran merupakan suatu ineraksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar untuk dapat meningkatkan kulaitas belajar peserta didik.

Dokumen terkait