• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

2. Hakikat Pembelajaran Aktif dan Mandiri

Siregar dan Hartini (2011: 106) menjelaskan pendekatan pembelajaran aktif sebagai berikut.

Pendekatan belajar aktif adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri ini merupakan tujuan akhir dari belajar aktif (active learning). Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu, pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Cara belajar siswa aktif (Student Active Learning) mengandung makna bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil bila peserta didik secara aktif melakukan latihan langsung dan yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey dalam Ahmadi, 2011: 11). Ahmadi (2011: 11)

mengemukakan terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik antara lain sebagai berikut.

(a) Latihan dan praktik seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap atau keterampilan tertentu. (b) umpan balik segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku tertentu sebagai hasil belajarnya, guru memberikan umpan balik (feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan guru, peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban mereka benar atau salah, tepat/tidak tepat atau ada sesuatu yang perlu diperbaiki.

Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas peserta didik secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang (Sanjaya, 2009: 137). Senada dengan pendapat Sanjaya, Raka Joni (dalam Ahmadi, 2011: 13) menyatakan bahwa tujuan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah memperoleh hasil belajar yang berbentuk perpaduan aspek kognitif, afektif dan psikomotori. Selanjutnya Mudjiman (2007: 7) mengungkapkan bahwa kegiatan belajar aktif pada dasarnya merupakan kegiatan belajar yang bercirikan keaktifan pembelajar, untuk mendapatkan sesuatu atau serangkaian kompetensi yang secara akumulatif menjadi kompetensi lebih besar yang hendak dicapai melalui kegiatan belajar mandiri.

Ahmadi (2011: 14) menjelaskan ciri-ciri cara belajar siswa aktif dalam proses belajar adalah (1) siswa aktif mencari atau memberikan informasi, bertanya bahkan membuat kesimpulan, (2) adanya interaksi aktif terinstruktur bersama siswa, (3) adanya kesempatan bagi siswa untuk menilai hasil kerjanya sendiri dan (4) adanya pemanfaatan sumber belajar secara optimal. Selanjutnya Siregar dan

Hartini (2011: 108) menjelaskan bahwa peran guru dan siswa dalam pembelajaran sangat penting. Penjelasan tersebut dikutip sebagai berikut.

Guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan siswa belajar, sebagai narasumber yang mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi siswa, sebagai pengelola yang mampu merancang dan melaksanakan kegiatan belajar bermakna, dan dapat mengelola sumber belajar yang diperlukan. Siswa juga terlibat dalam proses belajar bersama guru karena siswa dibimbing, diajar dan dilatih menjelajah, mencari, mempertanyakan sesuatu menyelidiki jawaban atas suatu pertanyaan, mengelola dan menyampaikan hasil perolehannya secara komunikatif. Siswa juga diharapkan mampu memodifikasi pengetahuan yang baru diterima dengan pengalaman dan pengetahuan yang pernah diterimanya. Siregar dan Hartini (2011: 108) juga menyatakan bahwa active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha memperkuat dan memperlancar stimulus yang diberikan guru dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi suatu hal yang menyenangkan tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan demikian, active learning dapat membantu ingatan (memori) anak didik, sehingga mereka dapat dihantarkan pada tujuan pembelajaran yang sukses, sedangkan belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki (Mudjiman, 2007: 7). Mudjiman (2007: 7) juga menambahkan bahwa tujuan belajar mandiri ialah sesuatu atau serangkaian kompetensi, salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah strategi belajar aktif. Pembelajaran mandiri juga diartikan sebagai proses belajar yang mengajak siswa melakukan tindakan mandiri yang melibatkan terkadang satu orang, biasanya satu kelompok (Johnson, 2009: 152).

Belajar mandiri bukan berarti hanya belajar sendiri tetapi dapat dilakukan secara berkelompok (http://srisuryani20.blogspot.com/2014/01/makalah-materi-pembelajaran-mandiri.html). Lebih lanjut dijelaskan bahwa belajar mandiri adalah salah satu cara meningkatkan kemauan dan keterampilan pembelajar dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain dan tidak bergantung pada pengajar, pembimbing, teman atau orang lain. Dalam hal ini, pendidik berperan sebagai fasilitator. Menurut Stewart, Keagen dan Holmberg (dalam Suryani, 2014) belajar mandiri pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh pandangan bahwa setiap individu berhak mendapat kesempatan yang sama dalam pendidikan.

Johnson (2009: 153 - 154) mengungkapkan bahwa proses pembelajaran mandiri yang paling baik diuji dari dua perspektif yang berbeda, tetapi sangat berhubungan, yaitu sebagai berikut.

Pertama, pembelajaran mandiri mengharuskan siswa untuk memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu. Mereka harus tahu dan mampu melakukan hal-hal tertentu, mengambil tindakan, bertanya, membuat keputusan mandiri, berpikir kreatif dan kritis, memiliki kesadaran diri, dan bisa bekerja sama. Kedua, pembelajaran mandiri mengharuskan siswa untuk melakukan hal-hal tersebut yaitu menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam urutan yang pasti, satu langkah secara logis mengikuti langkah yang lain.

Selanjutnya Johnson (2009: 171) menambahkan bahwa dalam pembelajaran mandiri siswa terlibat dalam tindakan-tindakan yang meliputi beberapa langkah dan menghasilkan baik hasil yang tampak maupun yang tidak tampak. Langkah-langkah dalam pembelajaran mandiri adalah peserta didik mandiri menetapkan tujuan, peserta didik mandiri membuat rencana, peserta didik mandiri mengikuti rencana dan mengukur kemajuan diri, peserta didik

mandiri membuahkan hasil akhir dan peserta didik yang mandiri menunjukkan kecakapan melalui penilaian autentik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif dan mandiri merupakan dua pembelajaran yang berkaitan satu sama lain. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang meliputi cara-cara aktif berupa latihan yang dilakukan peserta didik sehingga tercipta pembelajaran mandiri. Pembelajaran mandiri adalah proses pembelajaran yang dapat dilakukan baik secara individu maupun kelompok yang berisi kegiatan kegiatan aktif untuk meningkatkan keterampilan pembelajar, di mana pendidik berperan sebagai fasilitator. Pembelajaran aktif dan mandiri tentunya dapat berhasil, apabila pembelajaran tersebut didukung pula dengan adanya suatu teknik pembelajaran aktif dan mandiri. Salah satu teknik pembelajaran aktif dan mandiri yang digunakan peneliti adalah teknik PORPE. Teknik ini disebut sebagai teknik pembelajaran aktif dan mandiri, karena teknik ini secara aktif dan mandiri merancang, memantau, dan mengevaluasi materi bacaan yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan tahap pembelajaran menggunakan teknik PORPE, yang berisi serangkaian aktivitas yang harus dikerjakan peserta didik serta peserta didik secara mandiri membuat pertanyaan prediksi yang berkaitan dengan bacaan, mengorganisasi jawaban dari pertanyaan prediksi dan membuat ide-ide pokok jawaban dalam sebuah peta konsep, berlatih melalui aktif penghafalan dengan peta konsep yang dibuat, menuliskan jawaban pertanyaan prediksi dalam bentuk teks dengan kegiatan mengingat, serta mengevaluasi kelengkapan dan kesesuaian hasil tulisan

Dokumen terkait