• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.8. Hakikat Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

2.1.8.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi (Puskur 2007 : 9). Materi pelajaran IPS merupakan penggunaan konsep-konsep dari ilmu sosial yang terintegrasi dalam tema-tema tertentu. Misalkan materi tentang Pasar, maka harus ditampilkan kapan atau bagaimana proses berdirinya (Sejarah), dimana pasar itu berdiri (Geografi), bagaimana hubungan antara orang-orang yang berada di pasar (Sosiologi), bagaimana kebiasaan-kebiasaan orang menjual atau membeli di pasar (Antropologi) dan berapa atau jenis-jenis barang yang diperjualbelikan (Ekonomi).

Menurut Mulyono dalam Hidayati (2008: 1.7), IPS merupakan suatu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya.

Menurut Saidiharjo dalam Taneo (2008: 1.8), IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik. Mata pelajaran

tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Menurut standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. (KTSP, 2006:575)

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS merupakan perpaduandari berbagai macam ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya yang telah diseleksi dan diolah berdasarkan prinsip-prinsip paedagogis dan psikologis secara praktis yang membahas dan mengkaji berbagai kenyataan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat lokal, nasional maupun global dan dijadikan program ajar persekolahan. IPS mengarahkan peserta didik

untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

2.1.8.2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global (KTSP 2006:575).

Tujuan pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmadja,

dalam Hidayati (2008:1.24) adalah “membina anak didik menjadi warga negara

yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang

berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan Negara”. Secara rinci

Oemar Hamalik, dalam Hidayati (2008:1.24-25) merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku siswa, yaitu:

a) Pengetahuan dan pemahaman

Fungsi pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.

b) Sikap belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide,konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan prespsektif untuk masa yang akan datang. c) Nilai-nilai sosial dan sikap

Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dinia sekitarnya, sehingga mereka mampu melakukan prespektif. Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka akan berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, mayarakat, dan pribadi/tingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadap perkembangan nilai-nilai dan sikap anak.

d) Keterampilan dasar Ilmu Pengetahuan Sosial

Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data, megklafikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.

2.1.8.3. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

Menurut Sadeli, dalam Hidayati (2008: 1.26), Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari ilmu-ilmu Sosial yang dipsdukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu. Karena IPS terdiri dari disiplin ilmu-ilmu sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya.

Karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan. Berikut ini karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampainnya.

a) Materi IPS

Menurut Tjokrodikaryo, dalam Hidayati (2008: 1.26), mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan. Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis

sehari-hari di masyarakat.

Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:

(1) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.

(2) Kegiatan manuasia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, dan transportasi.

(3) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.

(4) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian besar.

(5) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.

Dengan demikian masyarakat dan lingkungan, selain menjadi sumber materi IPS sekaligus juga menjadi laboraturiumnya. Pengetahuan konsep,teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

b) Strategi penyampaian pengajaran IPS

Menurut Mukminan, dalam Hidayati (2008: 1.27), Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia.

Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-tama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi unsur-unsur dunia yang lebih luas.

2.1.8.4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS

Ruang lingkup IPS sebagai pengetahuan, sebagai pokoknya adalah kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Ruang lingkup IPS terdiri dari berbagai macam, antara lain :

a. Ditinjau dari aspek-aspeknya (pengetahuan), ruang lingkup tersebut meliputi hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya, sejarah, geografi, dan aspek politik.

b. Ditinjau dari ruang lingkup kelompoknya, IPS meliputi keluarga, rukun tetangga, rukun warga desa, organisasi masyarakat, sampai ke tingkat bangsa. c. Ditinjau dari ruangnya, ruang lingkup IPS meliputi tingkat lokal, regional

sampai ke tingkat global.

d. Ditinjau dari proses interaksi sosialnya, ruang lingkup IPS meliputi interaksi dalam kebudayaan, politik dan ekonomi. Tiap unsur yang menjadi subsistem dari ruang lingkup tersebut, berkaitan satu sama lain sebagai cerminan kehidupan sosial manusia dalam konteks masyarakatnya.

e. Berdasarkan substansi materinya, ruang lingkup kajian IPS meliputi

(a) substansi materi ilmu-ilnu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala masalalu dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pembelajaran IPS ini hanrs diajarkan secara terpadu karena pembelajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. oleh karena itu, pembelajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan kata

lain, pembelajaran IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya

(Azizah 2012)

Mengacu pada berbagai ruang lingkup tersebut, materi yang akan diajarkan peneliti pada penelitian kali ini masuk ke dalam ruang lingkup berdasarkan aspek-aspeknya (perilaku), yaitu pada meteri sejarah peristiwa Rengasdenglok dan perumusan proklamasi.