• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat Pengukuran, Penilaian, dan Tes

Dalam dokumen Materi Pelatihan Pekerti. (Halaman 63-70)

OVERHEAD PROJECTOR A Pengertian

DAFTAR PUSTAKA

C. Hakikat Pengukuran, Penilaian, dan Tes

Untuk mengetahui sejauhmana tingkat ketercapaian tujuan belajar perlu dilakukan suatu kegiatan yang sering disebut dengan istilah evaluasi hasil belajar. Dalam kegiatan evaluasi hasil belajar terdapat beberapa istilah yang selalu berkaitan, yaitu pengukuran, penilaian, dan tes. Selama ini, istilah evaluasi sering digunakan dalam kegiatan evaluasi sejuah mana pencapaian hasil belajar seseorang. Penggunaan istilah evaluasi lebih berkaitan dengan keterlaksanaan suatu program atau kebijakan untuk mengetahui efektifitas dan efisien pelaksanaan program atau kebijakan tersebut. Untuk memberikan makna dari istilah-istilah tersebut, berikut ini akan dideskriosikan secara singkat tentang pengukuran, penilaian, evaluasi, dan tes.

1. Pengukuran

Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau

Skala atau angka dalam pengukuran dapat diklasifikasikan kedalam 4 (empat) kategori, yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.

Skala nominal, adalah skala yang bersifat kategorikal, jenis datanya hanya menunjukkan perbedaan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya, misalnya, jenis kelamin, golongan, organisasi. Jenis kelamin hanya dapat membedakan antara pria dan wanita, tetapi tidak bisa dikatakan bahwa pria lebih besar dari pada wanita. Jika pria diberi skor 1 dan wanita skor 2 maka tidak bisa dikatakan 1 lebih baik/jelek dari pada 2. Pada data dengan skala nominal, operasi matematika seperti penambahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), pembagian (:), lebih besar (>), lebih bkecil (<), sama dengan (=), tidak dapat digunakan. Kita tidak bisa mengatakan pria + wanita = ?

Skala ordinal, adalah skala yang menunjukkan adanya urutan atau jenjang tanpa mempersoalkan jarak antar urutan tersebut. Misalnya, kecerdasan peserta didik ranking 1 tidak berarti dua kali lebih cerdas dari pada peserta didik ranking 2. Jarak kecerdasan peserta didik ranking 1 dengan ranking 2 tidak sama dengan jarak kecerdasan peserta didik ranking 2 dengan ranking 3, dan seterusnya. Contoh lain,

kecantikan, kecantikan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok: sangat cantik, cantik, kurang cantik. Sangat cantik berarti lebih dari cantik dan cantik lebih dari kurang cantik. Pada data dengan skala ordinal, operasi matematika seperti penambahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), pembagian (:),tidak dapat digunakan, kecuali lebih besar (>), lebih kecil (<), dan sama dengan (=).

Skala interval, adalah skala yang menunjukkan adanya jarak yang sama dari angka yang berurutan dan memiliki harga nol mutlak.

Evaluasi Hasil Belajar Misalnya, kilometer (KM) untuk mengukur jarak. Jarak antara KM 1 dan KM 2 adalah sama dengan jarak antara KM3 dan KM 4, dan seterusnya. Pada data dengan skala interval, operasi matematika seperti penambahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), pembagian (:), lebih besar (>), lebih kecil (<), sama dengan (=), dapat digunakan.

Skala rasio, adalah skala yang memiliki semua karakteristik angka, skala yang tidak memiliki harga nol mutlak,misalnya tinggi badan, berat badan, dan umur. Tinggi badan dinyatakan dalam satuan panjang, misal tinggi badan A 100 cm dan tinggi badan B 50 cm. Dapat dikatakan bahwa tinggi badan A dua kali tinggi badan B, atau A lebih tinggi dari pada B. Tidak ada tinggi badan 0 cm ataupun berat badan 0 kg. Pada data dengan skala rasio, operasi matematika seperti penambahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), pembagian (:), lebih besar (>), lebih bkecil (<), sama dengan (=), dapat digunakan.

2. Penilaian

Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian merupakan kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Penilaian adalah proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Contoh hasil penilaian: Sangat baik, jelek,. lulus, tidak lulus,dan

Penilaian formatif: Penilaian formatif dilakukan dengan maksud memantau sejauhmanakah suatu proses pendidikan telah berjalan sebagaimana yang direncanakan.

Penilaian sumatif:Penilaian sumatif dilakukan untuk mengetahui sejauhmanakah peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit pembelajaran ke unit berikutnya.

Prinsi-prinsip penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

-Mendidik, hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan memotivasi peserta didik untuk lebih giat belajar.

-Terbuka/transparan, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan diketahui oleh pihak yang terkait.

- Menyeluruh, penilaian yang menyeluruh meliputi ranah pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), sikap dan nilai (afektif) yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

- Terpadu dengan pembelajaran, yakni menilai apapun yang dikerjakan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar itu dinilai, baik kognitif, psikomotorik dan afektifnya.

- Objektif, yakni tidak terpengaruh oleh pertimbangan subjektif penilai.

- Sistematis,yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.

-Berkesinambungan, yakni dilakukan secara terus menerus sepanjang berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Evaluasi Hasil Belajar

- Adil, yakni tidak ada peserta didik yang diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan jender.

-Menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.

Acuan Penilaian

Dilihat dari perencanaan dan penafsiran hasil tes, pengukuran dalam bidang pendidikan dapat berdasarkan acuan norma (Penilaian Acuan Norma/Relatif: PAN/PAR) atau acuan kriteria (Penilaian Acuan Patokan/Kriteria (PAP/PAK). Kedua acuan tersebut menggunakan asumsi yang berbeda tentang kemampuan seseorang. Penafsiran hasil tes antara kedua acuan itu juga berbeda, sehingga menghasilkan informasi yang berbeda maknanya. Pemilihan acuan ditentukan oleh karakteristik mata pelajaran yang akan diukur dan tujuan yang akan dicapai.

Penilaian acuan norma berasumsi bahwa kemampuan orang berbeda dan dapat digambarkan menurut distribusi normal. Perbedaan itu harus ditunjukkan oleh hasil pengukuran, misalnya setelah mengikuti pembelajaran selama satu semester, peserta didik dites. Hasil tes seorang peserta didik dibandingkan dengan kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi peserta didik tersebut di kelas itu.

Penilaian acuan kriteria berasumsi bahwa hampir semua orang dapat belajar apa saja, meskipun dengan waktu yang berbeda.

tambahan yang biasa disebut pengayaan, sedangkan bagi peserta didik yang belum mencapai standar diberi remedi.

Berikut ini contoh hasil pengukuran dan penilaian

Skala Nilai ujian

Rasio 0, 1,2, 3, ...10

Interval 0, 1,2, 3, ...100

Ordinal A = sangat memuaskan

B = memuaskan

C = kurang memuaskan

Nominal Lulus, Tidak lulus

3. Evaluasi

Evaluasi sering disamaartikan dengan penilaian. Pada dasarnya kedua istilah tersebut memiliki makna yang sama yaitu untuk mengetahui keberhasilan belajar dan pembelajaran. Dalam skala mikro, suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan lulus tidaknya seseorang, kegiatan tersebut disebut dengan penilaian. Sebaliknya, jika suatu kegiatan dimaksudkan untuk mengetahui keadaan sekelompok orang atau untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program ditinjau dari tujuan yang sudah ditetapkan, kegiatan tersebut disebut dengan evaluasi.Dengan kata lain, penggunaan istilah evaluasi lebih tepat dikenakan untuk menganalisis dan mengungkap keberhasilan suatu program atau kebijakan. Misalnya, evaluasi pelaksanaan kebijakan BOS, evaluasi pelaksanaan kurikulum 2013, dan sebagainya. Hasil evaluasi umumnya menunjukkan tingkat

Evaluasi Hasil Belajar efektivitas dan efisiensi suatu program. Berdasarkan hasil evaluasi inilah dapat diberikan rekomendasi berkaitan dengan diteruskan atau dihentikannya suatu program atau kebijakan.

4. Tes

Tes adalah sehimpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pernyataan-pernyataan yang harus dipilih, ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang diuji dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari orang yang diuji tersebut.

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah, pertanyaan yang membutuhkan jawaban, pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.

Dengan demikian, setiap tes menuntut keharusan adanya respons dari orang yang dites yang dapat disimpulkan sebagai suatu atribut yang dimiliki oleh orang tersebut yang sedang dicari informasinya.

Tes dapat dipilah-pilahkan berdasarkan bentuk, tipe dan ragamnya, seperti berikut:

Menurut bentuknya: tes bentuk uraian/esei dan tes bentuk objektif. Menurut tipenya: tes uraian dapat dipilah menjadi tes uraian terbatas

Menurut ragamnya:

Tes uraian terbatas : tes jawaban singkat, tes melengkapi dan tes uraian terbatas sederhana.

Tes uraian bebas : tes uraian bebas sederhana dan tes uraian ekspresif.

Tes objektif benar-salah : tes benar -salah sederhana dan tes benar salah dengan koreksi.

Tes objektif menjodohkan : tes menjodohkan sederhana dan tes menjodohkan sebab akibat.

Tes objektif pilihan ganda : tes pilihan ganda biasa, tes pilihan ganda hubungan antar hal, tes pilihan ganda analisis kasus, tes pilihan ganda kompleks, dan tes pilihan ganda membaca diagram.

Dalam dokumen Materi Pelatihan Pekerti. (Halaman 63-70)

Dokumen terkait