• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.4. Hakikat Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan

untuk pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar yang

dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

Diperjelas dalam Pasal 64 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik

dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan

perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester,

ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian tersebut digunakan

untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, sebagai bahan penyusunan

laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, penilaian hasil belajar merupakan penilaian

yang dilakukan pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah dilakukan secara

berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar

dengan memperhatikan kaidah atau prinsip-prinsip penilaian.

2.1.4.2. Jenis Penilaian Hasil Belajar

Menurut Rifa’i dan Anni (2014:255-257) terdapat empat jenis penilaian hasil belajar meliputi aspek berikut.

a. Penilaian formatif dan sumatif

Penilaian formatif pada umumnya dilakukan selama proses pembelajaran.

Salah satu bentuk penilaiannya seperti penilaian diagnostik yaitu mengukur

pengetahuan dan keterampilan siswa untuk mengidentifikasi program belajar yang

sesuai dengan potensinya. Sedangkan penilaian sumatif dilakukan pada akhir

b. Penilaian objektif dan subjektif

Penilaian objektif merupakan penilaian berupa pertanyaan yang memiliki

satu jawaban benar. Jenis pertanyaan berbentuk objektif seperti benar-salah,

menjodohkan, dan pilihan ganda. Sedangkan penilaian subjektif berarti penilaian

berupa pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban yang benar. Sehingga

jawaban yang dibutuhkan luas cakupannya dan berbentuk uraian.

c. Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Normatif (PAN)

Penilaian acuan patokan merupakan penilaian yang digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa berdasarkan kriteria yang ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan penilaian acuan normatif disusun untuk menentukan posisi siswa

diantara kelompoknya atau menentukan rangking siswa.

d. Penilaian formal dan informal

Penilaian formal pada umumnya berbentuk tes tertulis sehingga terdapat

pemberian skor pada kinerja siswa. Penilaian informal berarti penilaian yang

dilakukan melalui jalur nontes, seperti observasi, diskusi, dan penilaian teman

sebaya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan atau

keefektifan suatu pembelajaran dapat diukur dengan melakukan serangkaian

kegiatan penilaian hasil belajar. Tujuannya agar guru dapat merefleksi kegiatan

pembelajaran sebelumnya sehingga dapat dijadikan patokan untuk memperbaiki

2.1.4.3. Penilaian dalam Pembelajaran IPS SD

Menurut Solihatin dan Rahajo (2011:43) penilaian dalam pembelajaran IPS

menerapkan prinsip keseimbangan antara formal tes dan nonformal tes dengan

alat tes dan nontes. Penilaian tersebut dilakukan secara continue, utuh dan

menyeluruh. Penilaian yang berkesinambungan sesuai pembelajaran yang

dilakukan merupakan barometer untuk mengukur seberapa besar pemahaman

siswa terhadap konsep pembelajaran dan sejauh mana kompetensi yang ditetapkan

dapat tercapai.

Wahab (2012:1.30-1.32) menjelaskan bahwa penilaian bagi guru berfungsi

mengungkapkan kelemahan proses pembelajaran yang meliputi bobot materi yang

disajikan, metode dan media yang digunakan, strategi yang dilaksanakan.

Sedangkan bagi siswa, penilaian berfungsi mengungkapkan kemajuan atau

penguasaan materi secara individual maupun kelompok dalam mempelajari IPS.

Asas penilaian pembelajaran IPS meliputi: (1) asas komprehensif yang

mencakup penguasaan materi, kecakapan, keterampilan, kesadaran, dan sikap

mentalnya (aspek kognitif, afektif, dan psikomotor); (2) asas kontinuitas berarti

penilaian yang dilaksanakan secara berkesinambungan mulai dari pra, proses,

hingga akhir pembelajaran; (3) asas objektif berarti penilaian yang dilaksanakan

harus diukur dan dinilai dengan apa adanya.

Menurut Sardjiyo (2009:8.19) penilaian pada ranah kognitif untuk siswa

sekolah dasar cukup pada tingkatan yang lebih rendah yaitu ingatan, pemahaman,

yang mengungkap tingkatan yang lebih tinggi (C4-C6) masih terlalu sulit untuk

siswa tersebut.

Penilaian pembelajaran IPS secara menyeluruh menurut Wahab (2012:1.32)

sebagai berikut.

a. Penilaian dengan Tes

Tes dalam pembelajaran IPS menurut Sardjiyo (2009:8.4-8.6) dapat berupa

tes objektif, esai (uraian), dan lisan. Dalam merancang tes, hal yang harus

dipelajari adalah kurikulum sekolah yang berlaku, kemudian ditentukan KD,

materi pokok, hasil belajar yang diharapkan dan terakhir indikator yang berkaitan

dengan tujuan instruksional khusus untuk tes yang akan disusun.

Syarat-syarat tes yang baik antara lain harus valid (sahih) atau hanya

mengukur apa yang hendak diukur dan harus andal (reliable). Keandalan dalam

hal ini meliputi kecermatan atau ketepatan (precision) dan keajegan (consistency)

dari hasil pengukuran yang dilakukan.

b. Penilaian Nontes

Menurut Solihatin dan Rahajo (2011:48), penilaian tidak terbatas pada

aspek kognitif, tetapi mencangkup aspek afektif dan keterampilan. Alat yang tepat

untuk mengukur nilai dan sikap sosial seperti membuat daftar pertanyaan, skala

penilaian, daftar cek, laporan pribadi, dan wawancara.

Jenis penilaian nontes yang sering digunakan pada mata pelajaran IPS,

meliputi tugas dan penampilan. Dengan demikian, penilaian dalam IPS perlu

dilakukan secara terus menerus, utuh, dan menyeluruh sehingga aspek kognitif,

dan afektif secara eksplisit tidak tertuang dalam SK-KD. Mengajarkan aspek

psikomotor dan afektif dilakukan dengan cara mengintegrasikannya dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penerapan model terpadu Numbered

Head Together dan Scramble dengan media Powerpoint merupakan salah satu

model pembelajaran inovatif yang memuat penilaian unsur kognitif, afektif, dan

psikomotor. Penelitian ini menggunakan penilaian tes dan nontes. Penilaian tes

lebih mengarah pada pemberian soal tertulis berupa pilihan ganda dan uraian

untuk menilai ranah kognitif. Sedangkan penilaian nontes lebih mengarah pada

observasi untuk menilai ranah afektif dan psikomotor.

2.1.5. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Dokumen terkait