PENGAWASAN INTERNAL
2. Hakim Pengawas Daerah
1). Dasar Pelaksanaan Pengawasan
Dasar dilakukannya pengawasan bidang ini adalah :
a) Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: KMA/080/SK/VIII/2006 Tentang Pedoman Pengawasan di Lingkungan Lembaga Peradilan;
b) Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: KMA/096/SK/X/2006 Tentang Tanggung Jawab Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama Dalam Melaksanakan Pengawasan;
c) Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram Nomor : W22-A/349/PS.01/SK/II/2014 tanggal 7 Pebruari 2014 Tentang Penunjukan Hakim Tinggi Pengawas Daerah (Hatibinwasda) pada PA sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram;
d) Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram Nomor W22-A/1107/PS.01/SK/VIII/2014 tanggal 4 Agustus 2014 Tentang Pembentukan Tim Pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan Daerah Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram
2). Tujuan Pengawasan
Adapun tujuan dari pengawasan di Daerah Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram adalah :
a)Memperoleh informasi tentang segala bidang yang ada di Pengadilan Agama Sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram.
b) Memberikan bimbingan dan petunjuk agar aparat peradilan dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
c) Memperoleh umpan balik bagi kebijaksanaan, perencanaan dan pelaksanaan tugas-tugas peradilan.
d) Mencegah terjadinya penyimpangan dan sekaligus melakukan penilaian kinerja. e)Untuk mengetahui kenyataan yang ada sebagai masukan dan bahan pertimbangan
bagi pimpinan Pengadilan Tinggi Agama Mataram untuk menjadi bahan evaluasi pelaksanaan tugas dan pengambilan kebijaksanaan.
3). Waktu Pelaksanaan Pengawasan
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan bidang oleh Hakim Tinggi Pembina dan Pengawas Bidang (Hatibinwasbid) dimulai dari tanggal 5 Mei sampai dengan 6 Juni 2014.
100
4). Pelaksana Pengawasan
a. Pelaksanaan Pengawasan dilakukan oleh Hakim Tinggi Pembinaan dan Pengawasan di Daerah pada Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram sebagai berikut:
No. NAMA HAKIM TINGGI Binwas Bidang PENGAWASANTANGGAL
1. Drs. H. A. Karim A. Razak, SH., MH. Penanggung Jawab 25 – 29 agustusi 2014
2. Drs. H. Ahmad , SH.MH. Kordinator
Pembinaan dan Pengawasan
25 – 29 agustusi 2014
3. Drs. Ali Rahmat, SH. Reformasi birokrasi 25 – 29 agustusi 2014
4. Drs.H. Salman Asyakiri, SH.. Teknologi informasi?
SIADPTA 25 – 29 agustusi 2014
5 H. Sarwohadi, SH., MH. Manajemen perkara/
Peradilan 25 – 29 agustusi 2014
6. Drs. H. Misbachul Munir, SH. Administrasi perkara
(prosedur
Penerimaan perkara dan buku register)
25 – 29 agustusi 2014
7. Drs. H. Masruhan, SH. MH. Administrasi perkara
(buku keuangan dan Jurnal perkara/ DIPA 04 dan Laporan Perkara
25 – 29 agustusi 2014
8. Drs. H. Mustanjid, SH. MH. Administrasi
persidangan 25 – 29 agustusi 2014
9. Drs. H. Ismail Musa, SH. hukum acara dan
eksaminasi 25 – 29 agustusi 2014
10. Drs. H. Abdul Mu’in Administrasi umum
(kepegawaian/ simpeg)
25 – 29 agustusi 2014
11. Drs.H. Badrun, SH., M.Si. Administrasi umum
(keuangan DIPA 01) 25 – 29 agustusi 2014
12. Drs. H. A. Agus Bahauddin, M. Hum. Administrasi umum
(laporan realisasi anggaran)
25 – 29 agustusi 2014
13. H. Ahmad Tahang, SH.. Administrasi umum
(inventaris BMN) 25 – 29 agustusi 2014
14 Drs. H. Syadzali Musthofa, SH. Administrasi umum
(Pengadaan barang dan jasa)
25 – 29 agustusi 2014
15 Drs. H. Miswan, SH., MH. Administrasi umum
(pengelolaan surat menyurat)
25 – 29 agustusi 2014
16 Drs. Nasikhin A. Manan, SH., MH. Administrasi umum
(perpustakaan) 25 – 29 agustusi 2014
17 Drs.H. Mohammad Bastoni, SH., MH, Kinerja pelayanan
public (pengelolaan manajemen,
101 mekanisme
pengawasan, kepemimpinan, pengembangan SDM)
18 Drs. H. M. Roehan El Ghani, SH. Kinerja pelayanan
public (pengadaaan/ Penelitian BMN, ketertiban, kedisiplinan, kebersihan, kecepatan penanganan perkara 25 – 29 agustusi 2014
19 Drs, H. Hamzani Hamali, SH. Meja informasi,
pengaduan dan humas.
25 – 29 agustusi 2014
20 Drs. Imam Bahrun Administrasi
lain-lain (kas BAZDA, Mushalla, Islamic Center, Koperasi, olah vocal serta kas IKAHI & PTWP)
25 – 29 agustusi 2014
21 Drs. H. Abdullah Cholil, M. Hum. Mediasi, Pembinaan
Mental dan Qurban 25 – 29 agustusi 2014
22 Drs. H. Subuki, MH. Olah vocal dan olah
raga 25 – 29 agustusi 2014
Adapun Tugas Hakim Tinggi Pengawas Daerah adalah :
(1). Melakukan inventarisasi dan merekapitulasi temuan-temuan dalam pemeriksaan perkara banding dan hasil evaluasi pengawasan tahun 2014 baik teknis maupun administrasi peradilan, sebagai bahan aplikasi pembinaan;
(2). Melakukan inventarisasi dan merekam serta merekapitulasi temuan-temuan dalam penelitian dan pemeriksaan dokumen laporan daerah pembinaan dan pengawasan; (3). Menganalisa temuan-temuan dimaksud dan menyampaikan laporan serta saran
tindak lanjut kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram minimal 3 (tiga) bulan sekali beserta konsep rencana tindak lanjut pembinaan dan pengawasan; (4). Melaksanakan pembinaan dan pengawasan langsung ke daerah pengawasan maupun
lainnya, sesuai perencanaan dan atau kebijakan Ketua Pengadilan Tinggi Agama; (5). Melakukan eksaminasi terhadap putusan-putusan Ketua Pengadilan Agama dalam
daerah pengawasannya minimal 6 (enam) bulan sekali;
(6). Memberikan catatan, komentar dan penilaian atas setiap putusan Ketua Pengadilan Agama yang dieksaminasi;
(7). Menyampaikan hasil eksaminasi beserta catatan pembetulan, kesalahan atau kekurangan dan penilaian tersebut kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram
102
dengan memberikan saran tindak lanjut untuk kesempurnaannya guna disampaikan kepada Hakim yang bersangkutan.
b. Tata Kerja Pengawasan Internal
Tata kerja pengawasan internal pada Pengadilan Tinggi Agama Mataram berpedoman pada Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/080/SK/VIII/2006 tanggal 24 Agustus 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan di lingkungan Lembaga peradilan dan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 145/KMA/SK/VIII/2007 tanggal 29 Agustus 2007 Tentang Pemberlakuan Buku IV Pedoman Pelaksanaan Pengawasan di lingkungan Badan-Badan Peradilan.
c. Pelaksanaan Pengawasan Internal
Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas pencapaian tujuan pada setiap organisasi adalah penerapan Pengawasan Intern. Di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Mataram, disamping pengawasan melekat oleh atasan langsung masing-masing, pengawasan internal juga dilakukan oleh Hakim Pengawas Bidang yang dilakukan setiap saat, dan diadakan evaluasi serta pelaporan.
Pengawasan internal oleh Hakim Tinggi Pembina dan Pengawas Bidang maupun Daerah (Hatibinwasbid dan Hatibinwasda), dilakukan melalui cara pengawasan dengan pendekatan :
1. Preventif, merupakan pelaksanaan fungsi pengawasan dalam pengertian pengendalian
guna mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan tugas. Dengan bentuk kegiatan-kegiatan berupa koordinasi dan sosialisasi.
2. Persuasif, diwujudkan dalam bentuk himbauan yang bersifat menyadarkan dan
memotivasi aparat peradilan untuk meningkatkan etos kerja dan semangat pengabdian dalam memberikan pelayanan publik sebaik-baiknya.
3. Akomodatif, dalam melaksanakan pengawasan selalu memperhatikan kondisi objektif
yang ada serta aspirasi pada setiap unit.
4. Apresiasif, dalam melaksanakan pengawasan juga memperhatikan prestasi dan nilai lebih
yang ditunjukan oleh masing-masing pegawai untuk diberikanreward.
5. Represif, dalam hal yang terpaksa sekali, tidak memiliki pilihan lain untuk melakukan
penindakan sebagai punishment dalam bentuk hukuman disiplin atau treatment kepada
pegawai sesuai dengan kewenangan dan meneruskan ke atasan yang lebih tinggi yang berwenang mengeluarkan tindakan.
103 Hubungan logis antara output dan outcome dari kegiatan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Output Kegiatan Outcome Kegiatan Outcome Sasaran
Efektifitas hasil pengawasan dapat dinilai dari tingkat pencapaian tindak lanjut hasil pengawasan. Dalam arti suatu hasil temuan hasil pengawasan dilakukan tindak lanjut oleh pihak-pihak berkompeten.
Untuk mencapai target di atas, maka pengawasan melekat oleh Hakim Tinggi Pembina dan Pengawas Bidang maupun Daerah (Hatibinwasbid maupun Hatibinwasda) dilaksanakan dengan berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Objektifitas, pengawasan dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan oleh Mahkamah dan Agung dalam peraturan tentang tata laksanan pengawasan.
2. Independensi, pengawasan dilakukan semata-mata untuk kepentingan lembaga peradilan,
bukan ditumpangi untuk kepentingan lain.
3. Kompetensi, pengawasan dilakukan oleh aparat/personil yang ditunjuk untuk itu dengan
wewenang, pertanggungjawaban dan uraian tugas yang jelas.
4. Formalistik, pengawasan dilakukan berdasarkan aturan dan mekanisme yang telah
ditentukan.
5. Koordinasi, pengawasan dilakukan dengan sepengetahuan pihak-pihak terkait untuk
mencegah terjadinyaover lapping.
6. Integrasi dan Sinkronisasi, pengawasan dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terkait,
untuk menghindari terjadinya tumpang tindih pengawasan.
7. Efisien, Efektif dan Ekonomis, pengawasan dilakukan dengan waktu yang cepat, biaya yang
ringan, dan dengan hasil yang bermanfaat maksimal.
d. Sasaran Pengawasan Internal