• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORIKAJIAN TEORI

2.4 Kreteria Keberadaan PAIKEM dalam Pembelajaran

tanpa adanya efektivitas pencapaian materi, maka kegiatan pembelajaran tersebut hanya berupa kegiatan bermain saja.

Kesimpulan dari uraian di atas yaitu pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran dalam suasana gembira atau menyenangkan.

2.4 Kreteria Keberadaan PAIKEM dalam Pembelajaran

Setiap pembelajaran memiliki indikator tertentu yang harus dicapai agar pembelajaran tersebut dapat dikatakan terlaksana dan berhasil dengan baik. Ismail (2009: 53-54) menyebutkan kreteria ada tidaknya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan dapat dilihat pada beberapa indikator berikut.

a. Pekerjaan siswa, diungkapkan dengan bahasa/kata-kata siswa sendiri. b. Kegiatan siswa, siswa banyak diberikan kesempatan untuk melakukan

atau mengalami sendiri.

c. Ruang kelas, terdapat pajangan hasil karya siswa dan alat peraga sederhana buatan guru dan siswa.

d. Penataan meja kursi, meja kursi tempat siswa dapat diatur secara fleksibel.

e. Suasana bebas, siswa memiliki dukungan suasana bebas untuk menyampaikan atau mengungkapkan pendapat.

f. Umpan balik guru, guru memberi tugas yang bervariasi dan secara langsung memberi umpan balik agar siswa segera memperbaiki kesalahan.

g. Sudut baca, sudut kelas sangat baik bila diciptakan sudut baca untuk siswa.

h. Lingkungan sekitar, lingkungan sekitar dijadikan sebagai media pembelajaran.

2.5 Belajar

2.5.1 Pengertian Belajar

Ada banyak sekali pendapat yang menjelaskan tentang pengertian belajar baik secara sederhana maupun dengan sangat rinci.

Sebagaimana Gagne (dalam Slameto, 2003: 13) memberikan dua definisi, yaitu 1) belajar ialah proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku, dan 2) belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh melalui interaksi.

Cronbach (dalam Suprijono 2010: 2) mengemukakan pengertian belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Kemudian Morgan (dalam Suprijono 2010: 3) menjelaskan pengertian belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Slameto (2003: 2) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut teori konstruktivisme (Sardiman, 2010; 38) belajar adalah kegiatan yang aktif di mana si pebelajar membangun sendiri pengetahuannya.

Jadi, belajar dapat diartikan suatu kegiatan aktif yang dapat memberikan perubahan yang bermanfaat bagi diri si pebelajar sebagai hasil dari pengalamannya.

2.5.2 Prinsip Belajar

Tidak semua kegiatan memperoleh pengetahuan dapat dikategorikan sebagai kegiatan belajar, akan tetapi belajar itu memiliki prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip belajar menurut Suprijono (2010: 4) antara lain belajar merupakan perubahan perilaku, belajar merupakan proses, dan belajar merupakan bentuk pengalaman.

28

a. Belajar adalah perubahan perilaku

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki beberapa ciri yang dapat diamati. Menurut Suprijono (2010: 4) ciri-cirinya antara lain 1) disadari, 2) berkesinambungan dengan perilaku lain, 3) bermanfaat, 4) positif, 5) sebagai usaha yang direncanakan dan dilaksanakan (aktif), 6) permanen atau tetap, 7) bertujuan dan terarah, serta 8) mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Kesimpulannya bahwa tidak semua perubahan perilaku adalah hasil kegiatan belajar, tetapi harus memenuhi syarat-syarat antara lain proses perubahan yang aktif dan disadari, serta perubahan itu bermanfaat, bertujuan, dan tidak bersifat sementara.

b. Belajar merupakan proses

Ilmu hanya didapat dengan cara belajar dan dalam belajar tersebut harus melalui rangkaian proses dari awal sampai mendapatkan ilmu tersebut. Jerome S. Bruner (dalam Syah, 2008: 109-110) berpendapat dalam proses belajar tersebut siswa menempuh tahap informasi (tahap penerimaan materi), transformasi (tahap pengubahan materi), dan evaluasi (tahap penilaian materi).

Peneliti menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud belajar merupakan proses adalah ketika seseorang mendapatkan suatu hasil belajar (perilaku atau pengetahuan lainnya) tidak dengan serta merta, akan tetapi melalui tahapan-tahapan tertentu.

c. Belajar merupakan bentuk pengalaman

Pepatah mengatakan pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman membuat seseorang mengerti tentang sesuatu hal. Menurut Suprijono (2010: 4) pengalaman pada dasarnya merupakan hasil dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Pengalaman inilah yang membuat seseorang mendapatkan sesuatu yang berharga dan dapat dimanfaatkan dalam hidupnya. Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa seseorang dikatakan belajar apabila mengalami sendiri proses perubahan atau hasil belajar yang didapatnya.

2.5.3 Tujuan Belajar

Setiap orang memiliki tujuan tersendiri untuk apa ia belajar. Menurut Suprijono (2010: 5) tujuan belajar banyak dan sangat bervariasi, namun dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama tujuan belajar yang berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Tujuan yang berbentuk pengetahuan diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim disebutinstructional effect. Sedangkan tujuan yang kedua adalah sebagai hasil yang mengiringi tujuan belajar instruksional. Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka, demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini disebut nurturant effect. Sardiman (2010: 26-28) merangkum dan meninjau secara umum tujuan belajar di atas menjadi 3 jenis tujuan belajar, yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep, keterampilan, dan pembentukan sikap.

30

Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas adalah belajar memiliki tujuan ganda yaitu tujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, serta hasil belajar yang berupa pembentukan sikap.

2.5.4 Aktivitas Belajar

Aktivitas berarti kegiatan. Dalam KBBI (2008: 32) aktivitas mempunyai arti kegiatan, keaktifan, dan kesibukan. Jadi aktivitas belajar dapat pula diartikan sebagai kegiatan belajar.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar bila tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi pembelajaran. Aktivitas belajar ialah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas tersebut harus selalu berkait (Sardiman, 2010: 100).

Menurut Sriyono (dalam Yasa, 2008: ipotes.wordpress.com) aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas ini terjadi selama proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Peneliti menyimpulkan pengertian aktivitas belajar yaitu seluruh kegiatan secara aktif baik fisik maupun mental yang dilakukan oleh

siswa sehingga dapat memberikan perubahan yang bermanfaat sebagai hasil dari pengalamannya.

Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2001: 172) mengklasifikasikan aktivitas belajar siswa menjadi 8 kelompok, yaitu kegiatan visual, lisan (oral), mendengarkan, menulis, menggambar, metrik, mental, dan emosional. Namun dalam berbagai penelitian, ada 3 aspek aktivitas siswa yang diamati. Aspek-aspek tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Aspek motivasi.

1. Semangat dan ketertarikan mengikuti pembelajaran.

2. Memperhatikan penjelasan guru dari awal sampai akhir pembelajaran.

3. Antusiasme yang tinggi.

4. Tidak mengobrol dan melakukan aktivitas lain yang mengganggu proses pembelajaran.

b. Aspek keaktifan. 1. Berani bertanya.

2. Berani mengemukakan pendapat. 3. Berani menjawab pertanyaan. 4. Mengerjakan tugas dari guru. c. Aspek kerja sama.

1. Bersedia membantu teman selama kegiatan pembelajaran. 2. Menghargai pendapat dan penjelasan teman.

3. Tidak mengganggu teman saat pembelajaran.

4. Tanggung jawab terhadap tugas kelompok (Hasbi, 2011: ghobro.com).

2.6 Keterampilan Membaca (reading skills)

Dokumen terkait