• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hal-hal Terkait Dengan Aspek Ekonomi UUD hasil Amandemen

Dalam dokumen KONSTITUSI and KELEMBAGAAN NEGARA (Halaman 128-131)

hukum, dan perkembangan demokrasi itu sendiri, berdasarkan konsep negara hukum yang demokratis ( democratische reshtsstaat ).

G. Antara Konstitusionalisme Dengan Ekonomi Politik Konstitusional Dalam perkembangan selanjutnya dari konstitusionalisme, ditemui konsep

2. Hal-hal Terkait Dengan Aspek Ekonomi UUD hasil Amandemen

Pasal-pasal ekonomi dalam hasil amandemen UUD 1945: Pasal 23 seluruhnya tentang Hal Keuangan, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Pasal 27 ayat (2) yang berbunyi: ―Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan‖. Pasal-pasal dalam bab Hak Azasi Manusia banyak yang dapat dibawa ke dalam masalah ekonomi, dengan terutama menyangkut hal-hal berikut; Pasal 28C ayat (1) yang berbunyi: ―Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan kesejahteraan umat manusia‖. Pasal 28D ayat (2) yang berbunyi: ―Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja‖. Pasal 28H ayat (4) yang berbunyi: ―Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun‖. Pasal 31 ayat (4) yang menyatakan: ―Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan

penyelenggaraan pendidikan nasional‖. Sebagaimana dalam UUD 1945 yang asli maka pasal 33 dan pasal 34 secara utuh menjadi bagian terkait pada masalah ekonomi.

Masalah penting dalam amandemen ialah bila orang mengacu pada kriteria perubahan atau amandemen konstitusi menurut Elster maka pelaksanaan amandemen tidak memenuhi beberapa criteria, seperti amandemen dilaksanakan dalam satu periode legislative dan tanpa waktu tunggu (waiting time), atau tidak menggunakan proses bantu berupa referendum. Dibanding dengan perubahan terhadap konstitusi AS, terlihat bahwa perubahan berupa amandemen ataupun addendum dicantumkan terlampir pada badan konstitusi asli tanpa melakukan perubahan pada format asli. Ini tidak terjadi dalam UUD hasil amandemen. Semua masalah ini, baik prosesnya maupun format penambilan hasil amandemen terasa tidak mengikuti apa yang disebut sebagai proses legislasi modern.

Masalah besar dalam pelaksanaan ekonomi sesuai konstitusi ialah bagaimana memadu semua pasal yang berisikan aspek ekonomi? Pasal 23 berisikan masalah fiskal & moneter yang mempunyai dampak besar bagi kehidupan orang per orang, tetapi juga dalam hidup perusahaan. Pajak yang tinggi pasti akan mengurangi efek positif dari kerja kerja setiap orang dan juga perusahaan. Di sisi lain perlu ada pengadaan berbagai barang public atau lebih sering dinyatakan sebaga prasarana social, seperti jalan umum, pelabuhan, angkutan public perkotaan dan antar daerah, keamanan, pendidikan umum dan kejuruan, kesehatan dan sebagainya. Semua social capital tersebut akan bersifat mengurangi biaya produksi baik untuk kebutuhan individu maupun kolektif masyarakat. Tetapi darimana biayanya? Ini tentu adalah bagian dari pajak. Sistem perpajakan yang baik akan kembali pada orang pembayar pajak melalui penurunan biaya kolektif dari kegiatan ekonomi dan social. Dari sisi lain, sistem moneter melalui perbankan akan menyalurkan kredit pada para kelompok pengusaha dengan potensi imbal hasil tertinggi. Para pengusaha tentu adalah merupakan cakupan dari pasal 33, yang memang dituntut melakukan demokrasi ekonomi. Hak setiap warga-negara mendapat pekerjaan, tentu perlu diakomodasi sistem ekonomi keseluruhan, baik sektor publik mupun sektor privat. Tetapi setiap orang perlu mendapat pendidikan dan pelatihan, yang perlu mendapat pendanaan sesuai, obyek dari pasal 23. Perysahaan

membutuhkan tenaga trampil, dan semua ini hanya dapat tercapai melalui pendidikan dan pelatihan nasional. Demikianlah sekilas bagaimana orang harus memperhatikan interaksi dan interdependensi pasal-pasal ekonomi dalam UUD 1945.

Apresiasi khusus pada UUD 1945 kiranya perlu diangkat dengan melihat bahwa dalam konstitusi itu telah terdapat secara tegas pembagian sektor publik dengan sektor produksi, yang dalam perkembangan terakhir telah lebih didominasi oleh swasta. Dengan mudah orang dapat melihat bahwa pasal 23 adalah sektor publik dan pasal 33 adalah sektor produktif di mana sektor swasta lebih menonjol, namun BUMN masih cukup berperan. Sektor publik lain, yang operasinya tergantung dari pasal 23 secara konsepsional bukan penghasil barang yang dapat diperjualberlikan di pasar. Sektor publik tersebut lebih terlihat bersifat lembaga pembelanjaan seperti kementerian-kementerian dan lembaga-lembaga pemerintahan, termasuk semua lembaga tinggi negara, walaupun menghasilkan jasa pelayanan publik. Pembiayaan semua lembaga tinggi negara dan kementerian dan lembaga, akan ditentukan oleh bagaimana besar penerimaan negara seperti dituntut dalam pasal 23, di mana sebagian besar bersumber dari pajak yang menjadi beban warga-negara dan penduduk yang tinggal di Indonesia.

Ekonomi konstitusi Indonesia menuntut pelaksanaan integrasi semua kegiatan publik dan swasta yang dari sisi konsep dapat dicapai melalui integrasi tiga pasal penting UUD 1945: pasal 23, pasal 27 ayat (2), dan pasal 33. Inilah yang kelihatannya selama ini agak terlupakan dalam kajian aspek ekonomi konstitusi Indonesia. Sifat komplementaritas atas ketiga pasal utama tersebut dianggap berlangsung dengan sendirinya. Yang paling parah darinya ialah sikap kebanyakan ekonom lokal bahwa ilmu ekonomi akan secara otomatis menyelesaikan semua masalah ekonomi Indonesia, dan tidak melihat perlunya mengikuti arahan konstitusi yang pada hakekatnya mempunyai spesifikasi tersendiri.

Sebagaimana contoh sebelumnya tentang adanya orang yang melakukan pembatasan konsumsi gula akibat situasi kesehatan sendiri, dan bukan diakibatkan oleh kendala dana atau penghasilan, demikian juga dalam masalah hubungan konstitusi dengan ekonomi. Bila UUD 1945 menuntut bumi dan air serta kekayaan yang terkandung didalamnya

dikuasai negara, yang akan berbeda dari hal sama di Amerika Serikat, maka ini memiliki analogi dengan pembatasan orang tadi. Sebagian dari masalah kesehatan orang berkaitan dengan sejarah pola hidupnya. Demikianlah dalam sejarah Indonesia, penguasaah sumber daya alam belum pernah di atur dalam kehidupan di negeri ini, sehingga titiak awal UUD yang menjadikannya untuk tunduk pada penguasaan negara lebih bertujuan pengutamaan kepentingan kolektif.

4. Hukum Ekonomi Pendukung Demokrasi Ekonomi UUD1945

Dalam dokumen KONSTITUSI and KELEMBAGAAN NEGARA (Halaman 128-131)