• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kelapa sawit adalah ulat api, ulat kantong, tikus, rayap Adoretus dan Apogania, babi hutan, penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma), penyakit busuk tandan buah (Marasmius) dan penyakit busuk pucuk (spear rot).

a. Ulat api dan ulat kantong

Ulat api dan ulat kantong terdiri atas beberapa spesies dan merupakan ulat pemakan daun kelapa sawit. Apabila terjadi serangan terus-menerus, kehilangan daun dapat mencapai 100% dan menurunkan produksi sampai 70%

apabila hanya terjadi satu kali serangan.

Bila arealnya terbatas dan rata-rata populasi larva < 10 ekor/pelepah dapat dilakukan pemungutan ulat dengan tangan (handpicking), tetapi bila ulat > 10 ekor/pelepah dan umurnya <3 tahun dapat dilakukan penyemprotan insektisida atau virus, tapi bila umurnya >3 tahun dapat dilakukan infus akar dengan insektisida sistemik (Pahan dan Gunawan, 1997).

b. Tikus

Tikus menyerang umbut pada TBM serta bunga betina dan bunga jantan pada TM. Pada areal yang terserang berat, populasi tikus bisa mencapai 300 ekor/ha. Satu ekor tikus dapat mengurangi produksi setinggi 5% dari produksi normal.

Pengendalian dilakukan dua kali setahun dengan jadwal yang teratur, dengan cara memberi umpan klerat RM-B atau umpan jenis lainnya.

Budi daya KELAPA SAWIT 61 c. Rayap

Serangan rayap merupakan masalah yang serius di lahan gambut. Rayap pekerja menggerek dan makan pangkal pelepah, jaringan batang, akar, pangkal akar, daun, dan titik tumbuh. Tanaman yang diserang ditandai dengan adanya lorong rayap yang terbuat dari tanah pada permukaan batang yang mengarah ke bagian atas. Selanjutnya kelihatan daun pupus layu, dan kering.

Pengamatan serangan rayap dilakukan setiap bulan. Jika ditemukan pohon yang terserang ditentukan kriterianya yaitu:

(a) ringan, jika lorongnya mengarah ke atas, tapi pelepah daun masih hijau dan normal, (b) sedang, bila beberapa daun pupus layu dan kering sedangkan pelepah bagian bawah masih hijau dan normal, dan (c) sangat berat, bila serangan sudah sampai titik tumbuh (umbut), hanya beberapa pelepah yang tertinggal.

Pengendalian rayap dilakukan dengan menghancurkan sarangnya dan membunuh semua anggotanya, termasuk ratunya. Pohon yang terserang harus diisolasi. Pengendalian pada serangan sedang dan berat dilakukan dengan menyiramkan 0,5% Lentrek 400EC sebanyak 5 l larutan/

pohon dengan menggunakan gembor sampai merata mengelilingi batang (10-25 cm dari pangkal batang).

d. Babi hutan

Babi hutan menyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam dengan membongkar dan makan umbutnya sehingga tanaman mati. Intensitas serangannya bisa mencapai 30%.

Pengendaliannya dilakukan dengan cara memasang umpan beracun, membuat pagar kebun dan pagar individu tanaman.

Pagar individu dapat menggunakan batang kayu, karung goni dan pasung sawit. Cara yang disebut terakhir adalah yang paling efektif.

62 Budi daya KELAPA SAWIT

e. Penyakit busuk pangkal batang

Intensitas penyakit ini pada kelapa sawit makin meningkat. Kalau dulu hanya menyerang tanaman tua, sekarang sudah menyerang tanaman umur 10-15 tahun.

Penyakit ini disebabkan oleh Ganoderma boninense.

Pengendaliannya sebagai berikut:

 Pembersihan sumber infeksi dilakukan sebelum penanaman ulang.

 Pencegahan penyebaran penyakit dengan cara membongkar pohon yang terserang berat dan diberi tanda ganoderma tumbang (GT).

 Pemakaian tanaman toleran.

 Penggunaan fungisida pada umbut tanaman yang diserang ringan dengan cara injeksi batang dengan dosis 15 ml/pohon

f. Penyakit busuk tandan buah

Penyakit busuk tandan buah (bunch rot) disebabkan oleh cendawan Merasmius palmivorus, yaitu cendawan yang hidup pada bahan mati/sisa. Cendawan ini menyebar hampir di seluruh negara produsen kelapa sawit. Serangan terbesar ada di Indonesia, dapat mencapai 25% (4-5 tandan/pokok).

Pengendaliannya dilakukan secara kimiawi atau kultur teknis.

Pengendalian kultur teknis dengan cara: (a) semua bunga dan buah busuk dibuang, (b) tandan yang kelewat masak jangan dibiarkan tetap di pohon, dan (c) tandan yang terserang berat oleh cendawan sebaiknya tidak dikirim ke pabrik karena akan meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam minyak.

Budi daya KELAPA SAWIT 63 BAHAN BACAAN

Djudawi, S.D. 2006. Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Kelapa Sawit (Elais guineensis Jack).Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta 51 hlm.

Hill, Dennis S. 1983. Agricultural insect pests of the tropics and their control. Cambridge University Press. 746.p.

Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest of Crop in Indonesia. P.T. Ichtiar Baru–van Hoeve, Jakarta. P.85.

Lubis, A,U. 1992. Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan, Marihat-Bandar Kuala.435 hlm

Pahan, I. 2010. Panduan lengkap Kelapa sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta. 403 hlm.

Pahan, I. 2000. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Menajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. 403 hlm.

Purba, R.Y., A. Susanto, dan P. Sudharto. 2005. Serangga Hama Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. 29 hlm.

Rubianti, E. 2009. Pedoman identifikasi organism pengganggu tumbuhan (OPT) perkebunan. Direktorat Perlindungan Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta. 109 hlm.

Sudarto, P., Agus Susanto, Roletha Y. Purba dan Bambang Dradjad. 2010. Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit pada Kelapa Sawit: Siap Pakai dan Ramah Lingkungan. Hlm. 15 – 16. iopri@ idola.net.id.

Susanto, A., Sudarto, P., dan Roletha Y. Purba. 2005 Hama-hama Vertebrata Kelapa Sawit, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. 19 hlm.

Susanto, A., Sudarto,P., dan Roletha Y. Purba. 2005.

Penyakit-penyakit Eksotis pada Kelapa Sawit, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. 20 hlm.

64 Budi daya KELAPA SAWIT

Sipayung, A., Desmier de Chenon, R. dan A. Djamin. 1986.

Hama perkebunan kelapa sawit di daerah pengem-bangan dan musuh alaminya.

Widarto, H.T. 2007. Buku Operasional Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kelapa Sawit, Direktorat Perlin-dungan Perkebunan, Ditjenbun, Departemen Pertanian, Jakarta. 12 hlm.

Kelapa sawit merupakan komoditas utama dalam pemasok devisa terbesar di sektor pertanian, dalam rangka mengoktimalkan produktivitas CPO untuk memenuhi kebutuhan ekspor dunia maka perlulah pedoman pengelolaan komoditas ini dari segi budidaya yang benar secara berkesinambungan sesuai kebutuhan teknologi yang selalu berkembang.

Buku Budidaya Kelapa Sawit ini diterbitkan untuk memberi informasi dalam bidang budidaya tanaman, seperti : syarat tumbuh, penyiapan lahan, dan cara budidaya.

B U D I D AYA & PA S C A PA N E N

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Jl. Tentara Pelajar No.1 Bogor 16111

Telp. (0251) 8313083. Faks. (0251) 8336194 E-mail: puslitbangbun@litbang.pertanian.go.id Website: http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id

Dokumen terkait