HAMBATAN DALAM PENERAPAN DIVERSI ATAS PERADILAN ANAK
Analisis Hambatan Atas Kasus No:227/PidB/2010/PN.Lmg
Terdapat faktor-faktor yang menjadi hambatan atas kasus No:227\Pid B\2010\PN.Lmg yaitu :
a. Faktor hukum : UU Pengadilan Anak sebagai ketentuan yang langsung mengatur sistem peradilan pidana anak, tidak mengatur tentang pemberian wewenang penegak hukum anak menerapkan diversi, kecuali bagi pelaku anak yang berumur di bawah (8) tahun, UU Pengadilan Anak hanya menentukan sanksi dan tindakan sebagai putusan hakim, sehingga penegak hukum tidak dapat menjatuhkan sanksi putusan hakim di luar putusan hakim.
b. Faktor penegak hukum : di dalam penegak hukum sistem peradilan pidana anak, penegakan hukum anak pada saat ini masih mengedepankan kepentingan kelembagaannya, dari pada kepentingan terbaik bagi anak. c. Faktor masyarakat : masih terhalang pandangan masyarakat yang
cenderung dendam dan ingin melakukan pembalasan terhadap pelaku kejahatan, termasuk pada pelaku anak.
d. Faktor sarana dan prasarana : memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap untuk wadah pembinaan, dan memerlukan pengelola yang betul-betul berdedikasi yang mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak, selain itu, saat itu, saat ini sarana dan prasarana untuk menyelenggarakan program Diversi masih kurang.
e. Faktor budaya hukum : masih sangat terhalang pandangan penegak hukum sistem peradilan pidana anak masih berpangkal pada tujuan pembalasan atas perbuatan jahat pelaku anak, sehingga hakim akan menjatuhkan pidana semata-mata diharapkan anak jera24
f. Faktor lingkungan : lingkungan masyarakat dalam mendukung instrument hokum pidana anak, proses persidangan, produk persidangan/putusan hakim dijatuhkan terhadap anak
g. Faktor teknologi : dimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diimbangi dengan kesiapan mental anak yang membuat anak melakukan pelanggaran hukum dan tindak pidana
h. Faktor ekonomi : dimana kemampuan ekonomi yang tidak menunjang atau ada kesenjangan sosial ekonomi bagi keluarga dan anak yang menyebabkan anak melakukan tindak pidana
24.Setya Wahyudi, Implementasi Ide Diversi dalam Pembaharuan Peradilan Pidana Anak diIndonesia, Genta Publishing, Yogyakarta, 2011, hal : 30
i. Faktor pertimbangan hakim : dalam kasus pidana anak hakim harus lebih berhati-hati dan serius dalam memberikan pertimbangan yuridis maupun non-yuridis karena masa depan anak jauh lebih panjang disbanding terpidana dewasa.
j. Faktor budaya dan kejiwaan: dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap yang lemah atas yang kuat di berbagai bidang ini, dapat menimbulkan fungsi dan struktur sosial. Hukum sebagai salah satu alat pengatur sudah tidak berdaya hal seperti ini menimbulkan budaya kekerasan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan rumusan masalah di atas mengenai implementasi Diversi dalam sistem peradilan anak dapat diperoleh kesimpulan yaitu :
1. Bahwa anak yang berhadapan dengan hukum dapat diancam dengan sanksi dan tindak pidana hal ini sesuai dengan UU No 3 Tahun 1997. Tentang Pengadilan Anak yang memberikan batasan minimal usia anak untuk bertanggung jawab yaitu pada usia 8 tahun dan anak yang kurang dari 12 tahun tidak dilarang untuk ditahan atau tindak pidana diatas 1 tahun s/d 5 tahun tergantung kepada tindak kejahatan yang dilakukan anak yang berhadapan dengan hukum dalam hal proses penaganan anak yang berhadapan dengan hukum harus mengedepankan konsep Restoratif Justice dan Diversi hal itu dilakukan agar anak tidak trauma dan dapat memberikan efek yang besar bagi pertumbuhan psikologis anak yang berhadapan dengan hukum.
2. Bahwa dalam proses penanganan anak yang berhadapan dengan hukum masih banyak hambatan dan kendala dalam proses penanganan anak yang berhadapan dengan hukum hal ini dapat dilihat dari proses dimulai aparat penegak hukum dan tidak adanya koordinasi antara para penegak hukum dan tidak adanya payung hukum yang menyebabkan
implementasi keadilan Restoratif Justice dan Diversi Adanya Pemikiran Baru dalam menyelesaikan Tindak Pidana yang dilakukan Anak Berhadapan dengan Hukum merupakan hal yang positif untuk dikaji meskipun pada dasarnya pemidanaan terhadap anak harus merupakan tindakan terakhir
4.2. Sar an
Bahwa dalam hal ini pemerintah harus membuat program-program bersifat edukatif sebagai ganti dari penjatuhan sanksi pidana penjara dibangun lebih banyak tempat-tempat pendidikan bagi anak yang bermasalah dengan hukum seperti sekolah, pesantren atau tempat keagamaan yang sejenisnya, balai pelatihan. Pemerintah harus menyiapkan aparat penegak hukum yang benar-benar khusus untuk menangani masalah anak yang berhadapan dengan hukum dan menambah pengetahuan para aparat penegak hukum dalam menagani anak yang berhadapan dengan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafiaka, Jakarta, 2006 Bambang Sugeng, Metodelogi Penelitian Hukum, CV Karya Remadja, Mojokerto, 2003
C.S.T.Kansil,Christine S.T.Kansil, Pokok-Pokok Hukum Pidana, cetakan ke-1, Pradnya Paramita, Jakarta, 2004
DS.Dewi,Fatahilla A.Syukur, Mediasi Penal : Penerapan Restorative Justice Di Pengadilan Anak Indonesia,Indie Pre Publishing, Depok,2011
Hadi Supeno, Kriminalisasi Anak: Tawaran Gagasan Radikal Anak Tanpa Pemindanaan, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010
Hidayat Bunadi, Pemidanaan Anak Di Bawah Umur,PT Alumni,Bandung,2010 Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia: Pengembangan Konsep Diversi dan Restorative Justice, PT Reflika Aditama, Jakarta, 2009
Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta,1998
Nawawi Arief, Barda, Kebijakan Legislatif dalam Penanggulangan Kejahatan dengan Pidana Penjara, CV Ananta, Semarang, 1994
Prinst Darwin, Hukum Anak Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997 R. Soesilo, Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-delik Khusus, Politea, Bogor, 1974
R.Soesilo, Hukum Acara Pidana, Politea, Bogor, 1982
Setya Wahyudi, Implementasi Ide Diversi Dalam Pembaharuan Peradilan Pidana Anak Di Indonesia, Genta Publishing,Yogyakarta,2011
Undang-Undang
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Politea, Bogor, 1965
Pustaka Yustisia, Undang-Undang Nomor: 3 tahun 2007 Tentang Pengadilan Anak, Yogyakarta, 2010
Website
http://Blog pada WordPress.com Anjar'sBlog. KONSEP DIVERSI DAN RESTORATIVE JUSTICE .
http:// doktormarlina.htm Dr Marlina, SH, MHum Penerapan Konsep Diversi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana dalam Sistem Peradilan Pidana Anak . http:// www.Ditjenpas.go.id/index.php ? Option = com_content & task = view & id = 34 & Itemid = 45.