• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Temuan Khusus

3. Hambatan Implementasi Program Pembinaan Kompetensi

Dalam setiap pelaksanaan kegiatan tentu harus memperhatikan berbagai faktor penting. Faktor ini tentu bisa menjadi pendukung atau juga menjadi penghambat dalam realisasi program kegiatan yang dilaksanakan. Demikian halnya dengan upaya pembinaan kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam terutama dalam implementasi Kurikulum 2013.

Berdasarkan wawancara dengan Kepala SMP Prima Mandiri Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan tentang adanya hambatan implementasi program pembinaan kompetensi pedagogik guru PAI khususnya dalam implementasi Kurikulum 2013 dapat dikemukakan penjelasan sebagai berikut:

Pembinaan kompetensi pedagogik guru khususnya melalui pelatihan implementasi Kurikulum 2013 kepada guru-guru secara keseleuruhan tetap masih mengalami kendala. Kendala tersebut menjadi tantangan besar untuk lebih mengefektifkan pembinaan guru melalui pelatihan, diklat, worskhop dan lain sebagainya. Diantara hambatan yang masih dirasakan adalah susahnya untuk merubah sikap guru, perubahan praktik pembelajaran yang tidak bisa terlalu dipaksanakan, kesulitan bagi guru dalam pelaksanaan penilaian atau evaluasi hasil belajar, dan kurangnya dukungan kemampuan guru dalam penguasaan dan keterampilan menggunakan teknologi pembelajaran. 15

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas dapat dimaknai tentang adanya hambatan implementasi program pembinaan kompetensi pedagogik guru. Sepertinya hambatan ini lebih banyak pada guru dimana sikap guru yang masih perlu banyak perubahan, kebiasaan mengajar lama yang harus di rubah, kesulitan bagi guru dalam penilaian dalam kurikulum 2013 dan hambatan terhadap terbatasnya kemampuan guru dalam dalam menggunakan teknologi yang mendukung bagi optimalnya pelaksanaan kurikulum 2013. Guru mempunyai tugas dan peranan yang penting dalam mengantarkan peserta didiknya mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai kompetensi.

15Wawancara dengan Bapak Kurniawan, S.Pd selaku Kepala SMP Prima Mandiri Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Pada hari Kamis Tanggal 5 Maret 2020, Pukul 10.00 WIB.

Pembinaan kompetensi pedagogik guru melalui pelatihan implementasi kurikulum 2013 kepada guru Pendidikan Agama Islam tentu tidak bisa dipisahkan dari berbagai hambatan atau kendala yang dialami oleh guru. Hambatan ini tentunya terkait dengan kompetensi guru yang harus lebih ditingkatkan untuk menambah pengetahuan dan melatih diri dengan keterampilan pembelajaran berbasis kurikulum 2013. Perubahan penggunaan kurikulum adalah faktor penghambat yang dirasakan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan wawancara dengan Guru PAI SMP Prima Mandiri Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tentang adanya hambatan implementasi program pembinaan kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam dapat dikemukakan penjelasan sebagai berikut :

Pembinaan kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam dalam implementasi kurikulum 2013 masih dihadapkan kepada berbagai persoalan atau hambatan dalam pelaksanaanya. Secara umum hambatan itu datang dari guru sendiri misalnya sikap guru yang masih tidak sepenuhnya menerima, kesadaran guru akan pengembangan potensi diri yang kurang, permasalahan kesulitan dalam melaksanakan penilaian yang menyebabkan beban tugas guru yang semakin banyak, kurangnya kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan media atau sarana pendukung seperti teknologi yang mampu memberikan dukungan bagi kinerja guru dalam menjalankan atau melaksanakan kurikulum 2013.

16

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas dapat dimaknai tentang adanya hambatan dalam pembinaan kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam terutama dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa masih ada guru yang kurang mampu menerima perubahan kurikulum baru, kesadaran yang masih kurang dalam pengembangan potensi diri, kurangnya kemampuan dalam pelaksanaan penilaian siswa karena beban tugas yang makin berat, kemampun yang kurang dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung implementasi kurikulum 2013 dalam pelaksanaan tugas mengajar.

16Wawancara dengan Bapak Angga Pratama, S.Pd selaku GPAI SMP Prima Mandiri Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Pada hari Sabtu Tanggal 7 Maret 2020, Pukul 09.30 WIB.

Berdasarkan observasi dokumen tentang hambatan implementasi program pembinaan kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam terutama dalam implementasi Kurikulum 2013 dapat dikemukakan beberapa sebagai berikut: 17

Implementasi Kurikulum 2013 memang memunculkan sejumlah persoalan, terutama dikalangan pendidik. Hal ini tentunya sebagai imbas dari kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan Kurikukum 2013 yang tanpa mempertimbangkan kesiapan pelaksananya. Para guru yang ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum merasa bingung dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini.

Perbedaan yang terjadi dengan kurikulum sebelumnya khususnya dalam pendekatan pembelajarannya membuat guru harus lebih banyak belajarterutama dengan pengayaan terhadap penggunaan model-model pembelajaran diantaranya adalah problem based learning, project based learning, dan discovery learning. Ketiga model ini akan menunjang how to do yang dielu-elukan dalam kurikulum 2013. Secara umum beberapa kendala yang dialami guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah:

1) Mainset guru belum mengena di hati masing-masing. Sikap guru menerima perubahan kurikulum itu masih setengah hati, sehingga Kurikulum 2013 ini dibuat berat dan sulit untuk dilaksanakan.

Guru sebagai manajer di kelas belum memahami benar implementasi kurikulum 2013 yang seharusnya. Meskipun sudah dilakukan pelatihan-pelatihan terhadap guru, tetapi belum semua guru memahaminya secara baik. Guru yang sudah mengikuti pelatihan belum semua informasi terkait dengan implementasi kurikulum terserap dengan baik.

2) Perubahan proses pembelajaran dari teacher centered ke student centered. 3) Rendahnya moral spiritual, budaya membaca dan meneliti masih rendah 4) Guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang direkomendasikan dari

Permendikbud 81A, harus dengan penilaian yang begitu banyak aspeknya, seperti:

17Hasil Observasi Dokumentasi Beberapa Kendala Implementasi Program Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru PAI SMP Prima Mandiri Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan, Tanggal 16 Maret 2020.

a) Penilaian sikap (spiritual, Sosial) yang masing-masing harus dijabarkan menjadi beberapa indikator dengan lembar observasinya, juga penilaian diri peserta didik dan penilaian antar peserta didik.

b) Penilaian Pengetahuan (Tugas dan Ulangan harian) yang harus lengkap dengan kisi-kisi, penskoran, dan analisisnya.

c) Penilaian ketrampilan (praktek, proyek dan portofolio) yang juga harus lengkap dengan kisi-kisi, penskoran dan analisisnya.

Dari tuntutan itu guru merasakan alangkah beratnya pekerjaan yang harus dilaksanakan, sehingga banyak guru yang mengeluh dengan kelengkapan perangkat pembelajaran tersebut.

5) Tidak semua guru mampu memanfaatkan IT sebagai media untuk dapat mempermudah atau meringankan pekerjaan, baik untuk melengkapi administrasi pembelajaran maupun sebagai media pembelajaran.

6) Masih banyak guru yang belum mau menjadi manusia pembelajar. Guru malas mengikuti kegiatan MGMP, dimana MGMP itu adalah wadah untuk guru saling berbagi, saling bertanya, saling share, atau mendiskusikan apa-apa yang harus dikerjakan guru dalam pembelajaran.

Selanjutnya juga dapat dikemukakan beberapa indikator yang dapat dijadikan sebagai bukti masih rendahnya kompetensi pedagogik guru dapat dikemukakan sebagai berikut:

(1) Masih terdapat guru yang memiliki kompetensi keilmuan dan profesionalitas rendah dan memprihatinkan.

(2) Guru kurang terpacu dan termotivasi untuk memberdayakan diri, mengembangkan profesionalitas diri dan memuthakirkan pengetahuan mereka secara terus menerus- menerus dan berkelanjutan melalui kegiatan program pendidikan.

(3) Guru kurang terpacu, terdorong dan tergerak secara pribadi untuk mengembangkan profesi mereka sebagai guru.

(4) Guru kurang sungguh-sungguh, penuh kesadaran diri dan kontinu menjalin kesejawatan dan mengikuti pertemuan–pertemuan untuk mengembangkan profesi .

4. Upaya Mengatasi Hambatan Implementasi Program Pembinaan

Dokumen terkait