• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII ASPEK KEUANGAN

3. harga pasar < nilai nominal

Apabila hal ini terjadi, maka proyek dikatakan akan mengalami kerugian atau sering disebut deficit. Sementara para pemegang saham, akan mengalami kerugian modal (capital loss).

Pembelanjaan Campuran

Seperti dijelaskan sebelumnya, di dalam menjalankan usahanya, suatu entitas bisnis diharapkan harus memiliki modal yang cukup untuk melakukan pembiayaan terhadap aktivitas-aktivitas bisnisnya dalam rangka pemenuhan atas barang ataupun jasa terhadap kepuasan konsumen. Dari aktivitas pembiayaan tersebut, diharapkan suatu perusahaan mampu menghasilkan laba.

Untuk memenuhi modal yang cukup tersebut, perusahaan akan melakukan kegiatan pencarian modal. Modal tersebut dapat diperoleh dari hutang atau modal sendiri. Dalam kenyataannya, jumlah kredit atau hutang di dalam kegiatan permodalan suatu perusahaan untuk membelanjai proyek selalu terbatas.

Semakin tinggi peranan hutang di dalam pembiayaan aktivitas bisnis suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula kemungkinan untuk mencapai kemampulabaan modal sendiri yang tinggi dari perusahaan tersebut, diikuti semakin tingginya resiko, namun keamanan yang dijamin akan semakin rendah. Sebaliknya, bila peranan modal sendiri yang semakin tinggi, maka resiko yang dihadapi perusahaan akan lebih rendah, sementara keamanan akan lebih tinggi, dan sekaligus pula kemampulabaan akan modal sendiri semakin rendah.

Karena factor-faktor di atas, banyak pimpinan proyek selalu menggunakan pembelanjaan campuran didalam mendanai kegiatan bisnisnya. Pembelanjaan campuran (financing mix) adalah penggunaan pembelanjaan dengan mengkombinasikan antara pembelanjaan modal sendiri dan pembelanjaan hutang/kredit. Dengan pembelanjaan campuran, diharapkan perusahaan dapat menghasilkan laba dengan cara yang efektif.

Pertimbangan didalam memilih penggunaan pembelanjaan campuran adalah dengan melihat tiga factor sebagai berikut:

1. Kemampulabaan (return on equity) 2. Resiko

3. Keamanan.

Resiko Dan Kemampulabaan (Return On Equity)

Tujuan untuk menentukan biaya penggunaan modal adalah dalam rangka penentuan investasi yang terbaik. Kalau berinvestasi menggunakan modal sendiri, maka cut off rate-nya adalah biaya modal sendiri.

Kemampulabaan atau Return On Equity (ROE) adalah merupakan tingkat pengembalian perusahaan bisnis terhadap investasi yang diberikan oleh para kreditor. Sedangkan resiko adalah: tingkat perbedaan antara nilai yang diharapkan (expected value), dengan nilai yang sebenarnya akan diterima (actual value) di masa depan.

Tingkat pengembalian investasi adalah balas jasa dari resiko. Artinya semakin besar resiko suatu proyek, maka akan semakin besar pula ROE yang diharapkan akan diterima di masa depan. Sebaliknya, semakin kecil resiko suatu proyek, akan semakin rendah pula tingkat ROE yang diharapkan akan diterima.

Van Horne (2005) untuk menganalisis resiko biasanya dilakukan dengan mengukur secara operasional suatu standard deviasi. Standard deviasi adalah: ukuran lebar dispersi titik tengah distribusi probabilitas.

Resiko yang muncul dari kegiatan pendanaan adalah Resiko

Ekonomi (economic risk), dan resiko keuangan (financial risk). Resiko ekonomi berhubungan dengan factor permintaan dan factor penawaran.

Resiko Keuangan berkaitan erat dengan penggunaan kredit untuk aktivitas pembiayaan itu sendiri, yang sering digambarkan dengan tingkat bunga dan keamanan pembayaran kembali (repayment).

Keamanan

Setiap penanam modal/investor tentunya menanamkan modalnya, mis dalam bentuk saham, dengan tujuan ingin memperoleh kompensasi tambahan lebih dari modal yang akan ia tanamakan pada suatu perusahaan. Namun, meskipun demikian, kompensasi atau tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor dimasa depan , tentunya tidak selamanya akan sesuai dengan harapan si pemegang saham. Sebab masa depan penuh dengan resiko dan ketidakpastian. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu tingkat keamanan dari perusahaan yang dapat digambarkan dari laporan keuangan dan analisis pengembalian modal saham dari perusahaan yang bersangkutan.

Telah dikemukakan bahwa resiko menggambarkan suatu kondisi, dimana diperoleh lebih dari satu dampak terhadap satu keputusanyang dibuat. Probabilitas dari setiap kemungkinan tersebut, dapat diramalkan terlebih dahulu, atau diestimasi. Probabilitas suatu peristiwa itu sendiri adalah: kesempatan dari suatu kejadian untuk muncul atau terjadi. Dengan mencatat segala kemungkinan yang dapat muncul dari suatu peristiwa, dapat dlakukan sebuah distribusi probabilitas.

Keterkaitan antara keamanan dengan analisis keuangan, terutama kegiatan pembelanjaan campuran, Yaitu: semakin lama jangka waktu (Validitas) jatuh tempo suatu dana yang digunakan dalam aktivitas pendanaan perusahaan, maka akan semakin aman pula lah aktivitas pendanaan tersebut digunakan untuk membiayai proyek. Sehingga dapat kita simpulkan, dana yang paling aman digunakan untuk membelanjai aktiva adalah dari modal sendiri. Sebab modal sendiri dapat digunakan untuk membiayai proyek selama umur proyek, artinya dana modal sendiri memiliki probabilitas pembayaran kompensasi nilai lebih besar dibandingkan dengan hutang/kredit. Dan dana yang paling tidak aman

untuk diinvestasikan adalah yang bersumber dari hutang lancar, karena hutang lancar akan dilunasi dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun.

8.3. BIAYA MODAL (cost of capital)

Setiap modal yang ditananmkan atau diinvestasikan, akan mengeluarkan biaya modal (cost of capital) tersendiri. Biaya modal tersebut maksudnya adalah: biaya yang harus dikeluarkan setelah adanya penanaman modal, mis: keharusan adanya pembayaran deviden bagi pemegang saham.

Biaya modal hutang jangka panjang mengurangi besarnya pajak pendapatan. Biaya hutang jangka pendek akan dibayar sebelum perhitungan pajak pendapatan, sehingga tidak berpengaruh terhadap perhitungan pajak pandapatan. Sebaliknya, perhitungan biaya modal dari modal sendiri baik deviden saham preferen, maupun saham biasa diperhitungkan setelah perhitungan pajak pendapatan.

Berdasarkan pnjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan secara singkat, bahwa struktur modal yang didominasi oleh hutang jangka panjang akan mempunyai biaya modal yang lebih rendah dibandingkan biaya modal dari struktur modal yang didominasi oleh modal sendiri. Dari factor ini, suatu proyek bisnis bisa menjadi tidak layak, walaupun dari segi pasar, pemasaran, dan studi tekhnologi telah dinyatakan lulus. Karena perbedaan biaya modal. Mis: perusahaan A memiliki struktur modal dengan biaya modal 25%, sementara perusahaan B memiliki struktur modal dengan biaya modal 20%, tentu saja yang layak adalah perusahaan B dalam menjalankan suatu proyek bisnis.

Ada dua faktor yang mempengaruhi sumber dana yang digunakan untuk investasi jangka panjang yakni utang jangka panjang dan modal sendiri (saham preferen, saham biasa dan laba ditahan)

8.4. Aliran Kas (Cash Flow)

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Rincian pengeluaran dan penerimaan kas di dalam laporan arus kas dapat dibedakan menjadi tiga aktivitas, antara lain:

1. Aktivitas Operasi (operating activities)

Aktivitas ini meliputi segala aktivitas bisnis perusahaan yang berhubungan baik secara langsung, maupun tidak langsung dengan kegiatan operasional pokok atau yang utama dari perusahaan, yaitu dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih.

2. Aktivitas Investasi (investing activities)

Aktivitas ini meliputi segala kegiatan yang berhubungan dengan harta (assets) yang terdapat pada neraca.

3. Aktivitas Pembiayaan (financing activities)

Aktivitas ini akan memiliki kaitan dengan segala transaksi atau proses aktivitas bisnis suatu perusahaan yang mempengaruhi pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik.

Para investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan laporan arus kas dibandingkan laporan laba rugi (income statement). Hal ini dikarenakan kas adalah tergolong harta lancar yang tingkat likuiditasnya paling tinggi diantara semua harta lancar. Karena tingkat likuiditasnya paling tinggi, maka kas tersebut dapat dengan segera melunasi segala kewajiban yang ada pada perusahaan terhadap investor. Dengan kata lain, dalam keadaan yang paling buruk, sejauh mana perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dapat melunasi kewajibannya, dapat diukur dengan seberapa besar nilai kas yang ada pada laporan arus kas-nya.

8.5. Pemilihan Investasi

Dalam bisnis kategori pemilihan investasi didasarkan pada yakni Replacement ( menganti peraltan yang telah rusak/boros), Expansion (ekspansi untuk produk yang sudah ada atau produk yang berbeda)

Beberapa metode yang dapat dilakukan di dalam penilaian investasi akan dipaparkan dalam bagian ini. Metode-metode yang akan dikemukakan ini adalah metode-metode yang secara umum digunakan di dalam Laporan Studi Kelayakan Bisnis.

Metode –metode Evaluasi Project 1. Metode Payback Period (PP)

Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu .

Contoh :

Besarnya suatu project 250 juta, penerimaan investasi 50 juta/tahun, maka Payback period projec adalah 5 tahun.

Kebaikan metode ini adalah mudah dan sederhana perhitungannya dandigunakan terutama untuk perusahaan kecil. Keburukanya adalah tidak memperhatikan nilai waktu dari uang dan tidak mmeperhitungkan penerimaan investasi/proceeds yang diperoleh sesudakh payback periode tercapai