BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.4 Harga Saham
Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan (Anoraga 2001:100).
2.4.1 Nilai saham berdasarkan fungsinya.
Berdasarkan fungsinya nilai suatu saham terbagi atas tiga jenis yaitu sebagai berikut:
a. Par value / Stated value / Face value (nilai nominal), yaitu nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi. Jumlah saham yang
dikeluarkan perusahaan dikalikan dengan nilai nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi suatu perseroaan dan dalam pencatatan akuntansi nilai nominal dicatat sebagai modal perusahaan didalam neraca.
b. Base Price (harga dasar), yaitu harga perdana yang dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Untuk menghitung nilai dasar dikalikan dengan total saham yang beredar.
c. Market Price (harga pasar), merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar ditutup (closing price), harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham dan setiap hari diumumkan di surat kabar / media lainnya. Untuk menghitung nilai pasar yaitu harga pasar dikalikan dengan total saham yang beredar (Ang, R. 1991:6.2-6.3).
2.4.2 Proses valuasi harga saham
Tujuan menganalisis saham adalah untuk menaksir nilai intrisik (NI) atau intrinsic value suatu saham, kemudian dibandingkan dengan harga pasar saat ini. Pedoman yang digunakan sebagai berikut :
1. Jika NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai under valued
(harga terlalu rendah), sehingga saham seharusnya dibeli.
2. Jika NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai over value (harga
terlalu mahal), sehingga saham seharusnya dijual.
3. Jika NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan
Setiap investor yang menanamkan modalnya perlu menganalisis saham untuk menentukan harga saham yang wajar. Melalui informasi yang diperoleh investor akan melihat hubungan antara resiko dan hasil yang diharapkan. Tujuan investor atau pemodal melakukan analisa terhadap saham yang menjadi target investasi adalah supaya pemodal mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kemampuan perusahaan tersebut untuk tumbuh berkembang dimasa yang akan datang.
Keputusan dalam investasi termasuk saham berkaitan dengan informasi. Hasil keputusan ini sangat ditentukan oleh informasi yang diperoleh investor. Persaingan antara para analis dalam membuat investasi dapat menyebabkan pasar sekuritas menunjukkan harga yang sebenarnya yang wajar. Harga yang wajar akan mencerminkan informasi yang relevan yang tersedia bagi para investor pada waktu tertentu. Oleh karena itu penting bagi investor mempertimbangkan dampak munculnya informasi baru bekaitan dengan sekuritas di pasar modal.
Penetapan harga saham hampir sepenuhnya berdasarkan atas kekuatan pasar. Kesesuaian penawaran dan permintaan akan menentukan harga saham bagi setiap perusahaan go public di pasar modal. Dari segi penawaran, pasar modal yang ramai akan memungkinkan perusahaan untuk memperoleh sumber dana yang relatif murah. Dari segi permintaan saham, adanya investor perorangan, lembaga baik asing maupun lokal yang menginginkan keuntungan dari permainan di pasar saham telah meramalkan perdagangan saham.
2.4.3 Metode penilain harga saham
Bagi investor, untuk melakukan analisis dan memililh saham pada dasarnya ada 2 (dua) analisis yang sering digunakan untuk menilai suatu saham, yaitu: a. The Firm Fondatioan Theory
Pendekatan ini menaksir nilai saham dengan menggunakan The Foundation Theory yang lebih dikenal dengan analisis fundamental. Formula yang umum digunakan analisis fundamental dalam manaksir nilai saham yaitu :
1) Pendekatan Pendapatan
Harga saham dengan pendekatan ini dinilai dengan nilai sekarang arus kas dari pendapatan perusahaan. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
(a) Pendekatan Nilai sekarang
Perusahaan memperoleh laba bersih atas operasionalnya setiap tahun dan laba bersih ini merupakan arus kas yang diperoleh perusahaan tersebut dioperasionalkan. Adapun model pendekatan ini yaitu :
(
) (
)
2 2 1 1 1 k E k E Po + + + =(
)
∑
= = + = 0 1 0 1 t t t t k E PoKeterangan : Po = Harga saham pda periode ke 0
Et = Laba bersih persaham pada periode t
K = Opprotunity cost. (Atmaja, 2001:100) (b) Pendekatan PER (Price Earning Ratio Approach)
Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan populer yang menggunakan nilai earnings untuk mengestimasi nilai instrinsik saham. PER menunjukkan rasio antara harga pasar dengan earnings. Persamaan matematis untuk mencari rasio tersebut adalah sebagai berikut : persaham bersih laba saham harga PER = (Anoraga, 2001:64)
2) Net Tangible Asset Approach
Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui sampai seberapa jauh setiap saham didukung oleh Net Tangible Asset perusahaan. Formula yang digunakan dalam pendekatan ini adalah:
Share of Number debt) Total Asset e (Intangibl Asset Total Share NTA = − − (Anoraga, 2001:64) b. The Castle in The Theory
Teori ini memusatkan perhatian pada nilai psikologis. Pengikut teori ini lebih menekankan pendekatan tingkah laku investor di masa yang akan datang berdasarkan kebiasaan di masa lalu dan bukan pada nilai instrinsik saham itu sendiri.
Pendekatan The Castle in The Air Theory menekankan pada analisis jangka pendek dan menggunakan prinsip psikologis. Suatu investasi akan berarti bagi pembeli pada tingkat harga tertentu karena dengan harapan dapat dijual pada harga yang lebih tinggi. Dalam ekonomi pertukaran nilai setiap asset tergantung pada transaksi riil atau yang diharapkan. Contoh dari pendekatan ini adalah analisis teknis, analisis ini didasarkan kepada anggapan yang luas bahwa harga efektif ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham, maka harga saham cenderung mengalami penurunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham mudah dikenali, masalahnya adalah bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut ke dalam suatu system penilaian yang bisa dipergunakan untuk memilih saham dan hal ini merupakan tujuan model penilaian (valuation Model). Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan menjadi menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel ekonomi tersebut misalnya, laba perusahaan, Pertumbuhan penjualan, dividen yang dibagikan, EPS, variabilitas laba dan sebagainya (Husnan 1998:290).
Menurut Anoraga (2001:88), informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam pengambilan investasi di pasar modal ada tiga jenis informasi utama diantaranya informasi berupa faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu :
1. Faktor Fundamental
Informasi yang bersifat fundamental merupakan informasi yang berkaitan dengan keadaan perusahaan, kondisi umum industri yang sejenis, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi dan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
2. Faktor Teknis
Informasi kedua berhubungan dengan faktor teknis yang penting untuk diketahui oleh para perantara pedagang efek dan para pemodal. Informasi ini mencerminkan kondisi perdagangan efek, fluktuasi kurs, volume transaksi, dan sebagainya. Informasi ini sangat penting untuk menentukan kapan suatu efek harus dibeli, dijual, atau ditukar dengan efek lain agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.
3. Faktor Lingkungan
Informasi ketiga berkaitan dengan faktor lingkungan yang mencakup kondisi ekonomi, politik, dan keamanan negara. Informasi ini dapat mempengaruhi prospek perusahaan serta perkembangan perdagangan efeknya, baik secara fundamental maupun secara teknikal.