• Tidak ada hasil yang ditemukan

HARI KEPENDUDUKAN DUNIA

Dalam dokumen Maksimalkan TP PKK untuk Kelola Posyandu (Halaman 32-40)

POSDAYA: ALIANSI BANGUN ANAK BANGSA

1 9 6

Khusus tahun ini, pimpinan UNFPA menganjurkan agar kaum muda dilibatkan dalam perencanaan program, pelaksanaan di lapangan serta kalau perlu menyelenggarakan sendiri acara-acara yang ditujukan untuk mereka dan menjadi pemain yang dengan penuh kebanggaan mengantar penduduk muda ke masa depan yang lebih mantab. Keterlibatan kaum muda itu sangat vital karena berbagai alasan.

Salah satu alasan yang dikemukan UNFPA adalah karena dunia bertambah muda, hampir separuh dari penduduk dunia berusia dibawah 25 tahun. Ini berarti sekitar 3 milyar, sekali lagi 3.000.000.000 anak muda akan memasuki usia produktif, usia subur, yang mempunyai keunikan tersendiri. Mereka tidak bisa menjadi obyek pembangunan, mereka harus tampil tegar menjadi subyek pembangunan yang dinamik.

Pertama-tama tiga milyar remaja itu harus mendapat kesempatan memperoleh informasi dan fasilitas pelayanan reproduksi agar tidak terjerumus pada keterpaksaan untuk kawin pada usia muda, menikmati hubungan seksual secara salah, menderita penyakit seksual karena keinginan yang keliru, apalagi tidak siap menghadapi resiko ketularan virus HIV, dan menderita penyakit AIDS sepuluh atau limabelas tahun nanti, pada saat sedang menanjak kariernya.

Di negara berkembang persoalan remaja lebih serius lagi. Pada sekitar 57 negara berkembang, sekitar 40 persen penduduknya berusia dibawah 15 tahun. Di seluruh dunia, umumnya di negara berkembang, ada sekitar 238 juta remaja hidup kurang dari US$ 1,00 setiap harinya. Jumlah ini merupakan sekitar 22,5 persen dari jumlah remaja di seluruh dunia. Kemiskinan di masa lalu, utamanya di pedesaan, diselesaikan dengan mengawinkan anak-anak remaja, umumnya anak perempuan, secara dini, sehingga terjadi perkawinan usia dini dengan segala permasalahannya.

Karena itu, utamanya di banyak negara berkembang, pertama-tama diperlukan fasilitas informasi dan pelayanan reproduksi bagi hampir 1.500.000.000 remaja, usia 10 – 24 tahun, yang segera akan memasuki masa reproduksi. Utamanya, Hari Kependudukan Dunia sebaiknya diisi dengan seruan kepada pemimpin negara maju dan negara berkembang untuk tanpa ragu-ragu mendukung penyediaan tidak saja klinik reproduksi, tetapi tanpa ragu-ragu mengundang ahli-ahli reproduksi untuk berkunjung ke sekolah dan fasilitas remaja lainnya guna meningkatkan kesadaran, memberdayakan generasi muda dan lingkunganya agar siap menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.

POSDAYA: ALIANSI BANGUN ANAK BANGSA

1 9 8

Usaha meningkatkan, mendewasakan usia kawin, sebagian telah membawa hasil. Namun demikian, himpitan kemiskinan masih menyisakan pelarian dengan perkawinan muda di banyak bagian dunia, utamanya di daerah pedesaan. Tidak kurang dari 82 juta gadis-gadis muda berusaia antara 10 – 17 tahun akan harus segera menikah dibawah usia 18 tahun. Kondisi ini memprihatinkan, tetapi belum ada cara lain yang bisa dipilih oleh orang-orang tua yang kehabisan akal dalam himpitan kemiskinan di pedesaan, yang seharusnya mendatangkan kemakmuran kepada keluarganya.

Bagi Indonesia, Hari Kependudukan Dunia bisa ditandai dengan menyegarkan kembali komitmen segala lapisan terhadap upaya pemberdayaan penduduk dan masa depannya. Apalagi peringatan Hari Kependudukan Dunia tersebut sangat dekat dengan peringatan Hari Koperasi tanggal 12 Juli 2006.

Kedekatan tersebut mengandung pesan yang sangat berarti karena penduduk negara berkembang, termasuk dan utamanya penduduk Indonesia, bukan penduduk yang bisa mandiri secara individual, tetapi perlu bersatu dalam kebersamaan untuk membangun.

Pemberdayaan penduduk melalui pemberdayaan keluarga dalam Posyandu bisa saja menjadi ajang pengembangan secara gotong royong seperti diamanatkan kehidupan koperasi untuk mereka yang tidak mampu mandiri secara individual. Pesan yang sangat berharga.

Struktur penduduk Indonesia juga mirip dengan struktur rata-rata penduduk dunia, yaitu makin dewasa tetapi jumlah tenaga mudanya, dibawah usia 24 tahun, masih menjadi bagian yang dominan dan perlu

pemberdayaan secara paripurna. Bangsa kita sangat kaya, tetapi kekayaan terbesar adalah pada jumlah penduduknya yang banyak. Indonesia mempunyai penduduk yang jumlahnya besar dan akan tetap bertambah. Pada tahun 2025 diproyeksikan sekitar 275 juta jiwa, atau bahkan lebih besar lagi. Kalau penduduk dunia sudah mulai menjadi penduduk usia dewasa, sebenarnya penduduk Indonesia juga sudah makin dewasa usianya. Jumlah penduduk dibawah usia limabelas tahun hampir tidak bertambah, tetapi yang berusia 15 – 24 tahun masih merupakan bagian besar dari penduduk yang bertambah dewasa tersebut. Kalau pertumbuhannya dapat terus diturunkan, pada tahun 2025 penduduk dibawah 15 tahun akan tetap, tetapi penduduk remaja tetap melipat dengan besaran yang bisa menjadi penyebab ledakan penduduk yang lebih dahsyat.

Artinya kewajiban orang tua Indonesia kepada anak-anaknya adalah meningkatkan mutu, tidak lagi disibukkan membagi kue pada jumlah anak yang bertambah tanpa kendali. Kewajiban pendidikan dan pemberdayaan untuk menyiapkan lapangan kerja dan pekerjaan yang memberi nilai tambah yang memadai bertambah tinggi.

Kita harus isi Hari Kependudukan Dunia bukan dengan sekedar menyajikan poster atau hura-hura tanpa makna. Kita secara serius diundang meningkatkan komitmen dan langkah nyata mengembangkan potensi anak muda dan remaja Indonesia menjadi manusia bermutu yang sanggup membawa bangsa dan negara Indonesia kepada kejayaan masa depan.

[

POSDAYA: ALIANSI BANGUN ANAK BANGSA

2 0 0

ETAPA pentingnya pos pelayanan terpadu (Posyandu) di Indonesia dalam membantu memberikan penguatan dasar baik kesehatan ibu dan anak sebagai wujud pembangunan sumber daya manusia. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) juga berkomitmen menggiatkan Posyandu di wilayah Propinsi Kalsel melalui roadshow.

Menyikapi pentingnya Posyandu bagi peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) khususnya ibu dan anak, setiap Propinsi dan Kabupaten/Kota kini serentak melakukan gerakan kegiatan penguatan Posyandu atau revitalisasi Posyandu. “TP PKK Kalsel berupaya memperkuat keberadaan Posyandu-Posyandu, bahkan berusaha menindaklanjutinya dengan meningkatkan kelas Posyandu menjadi Posyandu Plus, Posyandu Mandiri dengan kegiatannya Reportase Majalah Gemari Edisi 63/VII/2006

meliputi kesehatan ibu dan balita, pendidikan, lansia, maupun ekonomi keluarga,” kata Pimpinan TP PKK Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Dra Hj Djauhar Manikam Muchlis Gafuri.

Di Provinsi Kalsel, tambahnya, penggiatan Posyandu Plus dilakukan dengan penuh gelora. Posyandu Plus di Kalsel, semua ada pada satu wadah. Artinya, dalam Posyandu Plus tersebut ada kegiatan lansia, BKB (Bina Keluarga Balita), PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Dasawisma, dan sebagainya.

Kegiatan Posyandu Plus di wilayah Kalsel, lanjut Hj Djauhar, memang baru mulai bergiat, tapi tidak mengurangi semangat semua pihak untuk mendukung program ini. Pasalnya, Posyandu Plus ini baru dilaksanakan di tingkat Provinsi dan diharapkan kabupaten/kota yang ada di Kalsel mencontohnya. Terlebih kegiatan Posyandu Plus tersebut memang belum pernah ada sebelumnya.

POSDAYA: ALIANSI BANGUN ANAK BANGSA

2 0 2

“Karena kita baru dengan Ibu Gubernur baru pula, maka kita lakukan kegiatannya secara bertahap sehingga ke depan sambil melakukan penyempurnaan-penyempurnaan mengenai Posyandu Plus itu, yang kemudian kita tambah dengan kegiatan road show,” jelas Pimpinan TP PKK Provinsi Kalsel. Road show tersebut, merupakan kegiatan temu kader keliling ke seluruh kabupaten/kota di Kalsel dengan melibatkan semua instansi terkait, baik Diknas, Dinkes, BKKBN. Itu semua ditampilkan setiap Kelompok Kerja (Pokja) I sampai IV, karena memang hanya ada empat Pokja. Milsanya, kata Hj Djauhar, Pokja I menampilkan tema “Narkoba” dengan contoh obat-obatan dan sebagainya, dengan narasumber dari instansi terkait. Pokja II pendidikan, seperti PAUD, BKB, Kejar Paket A, dan lainnya. Pokja III menampilkan makanan-makanan pangan yang sehat, dan sebagainya. Kemudian Pokja IV revitalisasi Posyandu. Melalui Posyandu Plus pula, tandas Hj Djauhar, pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) untuk daerahnya dilaksanakan. Namun demikian karena dilakukan secara nasional dan serentak, maka tempat umum pun ikut dimanfaatkan. Dalam pelaksanaan PIN belum baru lalu, Kalsel berhasil mencapai 78 persen. “Kesadaran masyarakat sudah mulai cukup tinggi,” tandas istri Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel.

Selain itu, untuk menghidupkan sebagian kecil Posyandu yang tidak aktif di Kalsel, dilakukan terobosan dengan cara memberi hadiah kepada setiap pengunjung misalnya, selain pemberian makanan tambahan (PMT). Tujuannya tidak lain agar revitatalisasi Posyandu ini bisa memberikan yang terbaik untuk kebangkitan Posyandu di Provinsi Kalsel. HAR

AGI itu di Brazilia, Brazil, suatu Konperensi tentang kesejahteraan sosial dunia di mulai. Utusan Indonesia yang dipimpin langsung oleh Saya Sendiri (Prof. Dr. Haryono Suyono) sebagai Ketua Umum Dewah Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial,. Direncanakan ikut dalam rombongan untuk menghadiri pertemuan itu wakil-wakil dari Indonesia lainnya, antara lain Direktur Pengentasan Kemiskinan Depsos, Ibu Dr. Titi Sulistiati, Sekjen DNIKS, Ibu Ir. Wahyu Sulistiyowati Dilt, Kepala Dinas Pemberdayaan Pemda DKI, Ir. Oloan Siregar, MSc., Yayasan Indra, Dr. Rohadi Hariyanto, MSc., dan Yayasan Damandiri, Mulyono Daniprawiro, MBA.

Rombongan lain dari daerah-daerah ikut pula menghadiri pertemuan internasional yang ke 32 tersebut. Pertemuan ini menjadi

MEMBAWA PENDEKATAN GANDA

Dalam dokumen Maksimalkan TP PKK untuk Kelola Posyandu (Halaman 32-40)

Dokumen terkait