• Tidak ada hasil yang ditemukan

HARTA NAMA HARTA TAHUN PEROLEHAN

Dalam dokumen BIJAK Orang Pribadi Pintar Pajak (Halaman 191-200)

G SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBAD

HARTA NAMA HARTA TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN

(Rupiah) KETERANGAN

1 5

HARTA PADA AKHIR TAHUN

KEMENTERIAN KEUANGAN RIKEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN BL TH BL TH

FO RMULIR 1770 - IV LAMPIRAN - IV T AH UN PAJ AK 2 0

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

192

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak No. Penghasilan Neto (1) (3) A 1 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS A. USAHA SPAREPART 1.147.500.000 B. ARTIS 200.000.000 2 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN 1.200.000.000 3 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA -

4 PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI -

5 ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB -

6 JUMLAH ( 1 + 2 + 3 + 4 - 5 ) 2.547.500.000 7 KOMPENSASI KERUGIAN -

8 JUMLAH PENGHASILAN NETO ( 6 - 7 ) 2.547.500.000

B 36.000.000 C 2.511.500.000 D 698.450.000 E 1 PPh PASAL 21 302.400.000 2 PPh PASAL 23 4.500.000 3 JUMLAH (1 + 2) 306.900.000 F 391.550.000 G 32.629.167 MIKA KHAIRANI PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA

Uraian

(2)

PENGHASILAN NETO

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK PENGHASILAN KENA PAJAK [ A8 - C ] PAJAK PENGHASILAN TERUTANG PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN

PPH YANG DIBAYAR SENDIRI (D - E3)

ANGSURAN PPh PASAL 25 UNTUK TAHUN PAJAK 2016 (F DIBAGI 12)

G

1. Kapan Wajib Pajak orang pribadi wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP?

Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah penghasilan Wajib Pajak tersebut pada suatu bulan yang disetahunkan telah melebihi PTKP.

Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat satu bulan setelah saat usaha, atau pekerjaan bebas nyata-nyata mulai dilakukan.

2. Jika Wajib Pajak orang pribadi memiliki usaha toko di beberapa kota yang berbeda, ke KPP mana orang pribadi tersebut mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP?

Wajib Pajak OPPT atau orang pribadi lainnya yang menjalankan usaha, selain wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, juga wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha tersebut, untuk memperoleh NPWP Cabang bagi setiap tempat usaha.

3. Jika dalam satu wilayah kerja KPP terdapat dua tempat kegiatan usaha, apakah Wajib Pajak OPPT atau orang pribadi lainnya yang menjalankan usaha tersebut harus mendaftarkan kedua tempat usaha tersebut untuk mendapatkan dua NPWP?

Ya. Wajib Pajak orang pribadi tersebut wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP Cabang bagi setiap tempat usaha, termasuk jika kedua tempat usaha tersebut berada di wilayah kerja KPP yang sama.

4. Apakah artis cilik yang menerima atau memperoleh penghasilan harus memiliki NPWP sendiri?

Anak yang belum dewasa harus melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak Kepala Keluarga.

5. Siapa saja kah yang dikategorikan sebagai anak yang belum dewasa?

Anak yang belum dewasa adalah anak yang belum berumur delapan belas tahun dan belum pernah menikah.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

194

tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan, serta tidak ingin

melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari suaminya, bagaimana dengan NPWP yang telah dimilikinya?

Wanita kawin tersebut wajib mengajukan permohonan penghapusan NPWP yang dimilikinya sebelum menikah. Wanita kawin yang tidak menghendaki untuk melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari suaminya, harus melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya menggunakan NPWP suami atau kepala keluarga.

7. Bagaimana ketentuan pengurangan pembayaran zakat pada penghasilan

neto?

Pengurangan zakat/sumbangan wajib agama dari penghasilan neto pada SPT Tahunan orang pribadi harus dibuktikan dengan dokumen pembayaran kepada lembaga amil zakat atau lembaga keagamaan yang disahkan oleh Pemerintah. Daftar lembaga amil zakat atau lembaga keagamaan tersebut dapat dilihat pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2012 tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-33/PJ/2011 tentang Badan/Lembaga yang Dibentuk atau Disahkan oleh Pemerintah yang Ditetapkan Sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto.

8. Bagaimana mengetahui besaran persentase norma penghitungan penghasilan

neto yang sesuai dengan pekerjaan/profesi yang saya lakukan?

Besaran persentase norma penghitungan penghasilan neto didasarkan kepada Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-536/PJ./2000 tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Mulai 1 Januari 2016, ketentuan yang berlaku yaitu Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2015 tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto.

9. Bagaimana pengenaan PPh atas transaksi saham yang dilakukan di luar bursa?

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1997 hanya mengatur tentang pengenaan PPh atas transaksi saham yang dilakukan di Bursa Efek. Untuk transaksi penjualan saham yang dilakukan di luar bursa berlaku ketentuan umum UU PPh, yaitu atas keuntungan penjualan harta berupa saham (capital gain) wajib dikenai tarif umum Pasal 17 UU PPh dan wajib dilaporkan dalam SPT Tahunan orang pribadi yang bersangkutan.

10.Bagaimanakah penerapan PTKP bagi warisan yang belum terbagi?

Tidak ada PTKP untuk warisan yang belum terbagi. PTKP melekat pada masing-masing ahli waris yang telah melaporkan SPT Tahunan.

11.Bagaimana jika Wajib Pajak orang pribadi yang dikenai PPh berdasarkan PP 46

Tahun 2013, di tahun berjalan ternyata omzetnya melebihi Rp4,8 miliar?

Wajib Pajak orang pribadi tersebut tetap dikenai PPh berdasarkan PP 46/2013 sampai dengan akhir tahun pajak, namun di tahun berikutnya dikenai PPh berdasarkan ketentuan tarif umum Pasal 17 UU PPh.

12.Bagaimana pelaksanaan kewajiban PPh Wajib Pajak orang pribadi karyawan

yang bekerja sebagai karyawan pada badan yang tidak wajib melakukan pemotongan PPh, misalnya kantor perwakilan negara asing?

Orang pribadi dalam negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan di atas PTKP sehubungan dengan pekerjaan dari badan-badan yang tidak wajib melakukan pemotongan PPh Pasal 21 wajib memiliki NPWP, melaksanakan sendiri penghitungan dan pembayaran PPh yang terutang dalam tahun berjalan, dan melaporkan penghitungan dan pembayaran PPh yang terutang dalam tahun berjalan dalam SPT Tahunan.

13.Bagaimana ketentuan biaya jabatan bagi karyawan yang mendapatkan atau

memperoleh penghasilan dari dua pemberi kerja?

Jumlah biaya jabatan untuk penghasilan dari setiap pemberi kerja adalah sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan jumlah setinggi-tingginya Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) atau Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) dalam sebulan, yang dihitung menurut banyaknya bulan perolehan dalam tahun yang bersangkutan.

Apabila Wajib Pajak menerima penghasilan dari dua pemberi kerja, maka jumlah biaya jabatan yang dapat dikurangkan adalah penjumlahan biaya jabatan dari setiap Formulir 1721-A1 atau 1721-A2.

14.Bagaimana jika tanggal jatuh tempo pembayaran pajak jatuh pada hari libur?

Jika tanggal jatuh tempo pembayaran pajak jatuh pada hari libur atau hari libur Nasional, pembayaran atau penyetoran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

196

15.Apakah pembayaran pajak dengan menggunakanBilling System merupakan

pembayaran pajak yang sah?

Pembayaran pajak dengan cara elektronik menggunakan Billing System

merupakan bukti pembayaran pajak yang sah yang dipersamakan dengan SSP, sepanjang didapatkan kode Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN).

16.Bagaimanakah cara pembayaran PPh final berdasarkan PP 46/2013 melalui

ATM?

Masuk ke menu bayar -> pajak -> PPh Final bruto tertentu -> masukkan NPWP -> konfirmasi NPWP -> masukkan masa pajak -> masukkan PPh terutang -> konfirmasi pembayaran.

17.Jika Wajib Pajak orang pribadi yang dikenai PPh berdasarkan PP 46/2013,

memiliki beberapa tempat usaha yang terdaftar di KPP yang berbeda, bagaimana ketentuan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2)nya?

Wajib Pajak orang pribadi tersebut wajib melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 1% (satu persen) dari jumlah peredaran bruto untuk masing- masing tempat kegiatan usaha.

18.Apakah mengisi SPT Tahunan selalu berarti membayar Pajak Penghasilan?

Orang pribadi yang mengisi SPT Tahunan tidak selalu membayar PPh. Orang pribadi yang diwajibkan membayar PPh nya apabila yang bersangkutan dalam perhitungan pada formulir induknya dinyatakan "PPh kurang bayar".

19.Bagaimanakah cara pelaporan SPT Tahunan WP OP melalui e-filing? Dan

bagaimanakah cara permintaane-fin?

a. mengajukan permohonan e-fin ke KPP terdekat yang merupakan nomor identitas WP bagi penggunae-filing.

b. mendaftarkan diri sebagai WP e-filing di situs DJP paling lama 30 hari kalender sejak diterbitkannyae-fin.

c. cara melaporkan SPT Tahunan melalui e-filing hanya dengan 4 (empat) prosedur saja yaitu:

 Mengisi e-SPT pada aplikasie-filingpada situs DJP.

 Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, yang akan dikirimkan melalui email atau SMS.

 Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode verifikasi

 Notifikasi status e-SPT dan bukti penerimaan elektronik akan diberikan kepada WP melalui email.

20.Apakah sebagai suami yang membelikan rumah dengan sertifikat hak milik atas nama isteri harus melaporkan harta tersebut di SPT orang pribadi (suami)?

Jika status perpajakannya adalah KK, maka harta tersebut tetap dilaporkan dalam SPT Tahunan suami.

21.Bagaimana pengenaan PPh bersifat final?

Pengenaan PPh bersifat final berarti bahwa atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dikenai PPh dengan tarif tertentu berdasarkan Peraturan Pemerintah, dan penghasilan yang dikenai PPh bersifat final ini tidak perlu dihitung lagi PPh-nya di SPT Tahunan untuk dikenai tarif umum bersama- sama dengan penghasilan lainnya. PPh bersifat final yang sudah dipotong atau dibayar tersebut juga bukan merupakan kredit pajak di SPT Tahunan.

22.Apa perbedaan kewajiban PPh Pasal 4 ayat (2) final dengan kewajiban BPHTB pada saat transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan?

PPh Pasal 4 ayat (2) final dikenakan kepada penerima penghasilan dari transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, sedangkan BPHTB dikenakan terhadap penerima hak atas tanah dan/atau bangunan. Dalam kasus jual beli rumah, PPh Pasal 4 ayat (2) dikenakan terhadap penjual dan BPHTB dikenakan terhadap pembeli.

23.Apa maksud dari frase "kegiatan sejenis lainnya" di PP 46 Tahun 2013?

Frase "kegiatan sejenis lainnya" hanya mengacu ke penjelasan pasal 2 ayat (2) huruf k PP 46 tahun 2013 dan pasal 2 ayat (3) huruf k PMK-107/PMK.011/2013. Ini untuk mengantisipasi jika nantinya terdapat kegiatan yang sejenis dengan MLM dandirect selling.

24.Bagaimana perlakuan Pajak Penghasilan atas sumbangan?

a. jika sumbangan tersebut masuk kategori bukan objek pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) UU PPh maka bagi pihak yang menerima bukan merupakan penghasilan, sehingga bagi pihak yang memberi tidak dapat dibiayakan.

b. jika sumbangan tersebut tidak termasuk kategori bukan objek pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) UU PPh atau jika ada hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, ataupun penguasaan, maka bagi pihak yang menerima merupakan penghasilan sehingga bagi pihak yang memberikan dapat diakui sebagai biaya.

198

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

25.Apakah yang dimaksud dengan warisan yang belum terbagi?

Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris. Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.

Misalnya, seorang Bapak memiliki toko yang omzet setahunnya Rp4M meninggal dunia pada Mei 2015, dan sampai dengan akhir 2015, toko tersebut belum diwariskan ke ahli warisnya. maka di sini warisan yang berupa toko tersebut masuk dalam kategori warisan yg belum terbagi dan menurut UU menjadi subjek pajak. Atas penghasilan dari toko tersebut yang omzetnya Rp4M masih dapat dikenakan pajak karena syarat subjek pajak dan objek pajak terpenuhi. Tapi bila toko tersebut diwariskan ke ahli waris, warisan berupa toko tersebut bukan objek pajak. tapi penghasilan yang dihasilkan oleh toko tersebut (omzet Rp4M) merupakan objek pajak.

26.Apakah pengenaan PPh Pasal 4 ayat (2) dan Pajak Daerah terhadap usaha kos- kosan dapat berarti telah terjadi pengenaan pajak ganda?

Tidak, karena PPh Pasal 4 ayat (2) dikenakan terhadap pemilik kos-kosan sebagai penerima penghasilan, sedangkan Pajak Daerah dikenakan terhadap penyewa kos-kosan atas konsumsi yang dilakukannya.

1. UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2008

2. UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009 3. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK

PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1997

4. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 1994 TENTANG PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2008

5. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 131 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA DISKONTO SERTIFIKAT BANK INDONESIA

6. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 132 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS HADIAH UNDIAN

7. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN PEMERINTAH NOMOR 29 TAHUN 1996 TENTANG PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI ORANG PRIBADI

9. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERITAH NOMOR 100 TAHUN 2013

BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak

200

PENGHASILAN ATAS DIVIDEN YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM NEGERI

11. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG ZAKAT ATAU SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO

12. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU.

13. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/PMK.03/2007

TENTANG BENTUK DAN ISI SURAT PEMBERITAHUAN, SERTA TATA CARA PENGAMBILAN PENGISIAN, PENANDATANGANAN, DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014

14. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 184/PMK.03/2007

TENTANG PENENTUAN TANGGAL JATUH TEMPO PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK, PENENTUAN TEMPAT PEMBAYARAN PAJAK, DAN TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK, SERTA TATA CARA PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 242/PMK.03/2014

15. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 253/PMK.03/2008

TENTANG WAJIB PAJAK BADAN TERTENTU SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DARI PEMBELI ATAS PENJUALAN BARANG YANG TERGOLONG SANGAT MEWAH SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 90/PMK.03/2015 16. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 255/PMK.03/2008 TENTANG

PENGHITUNGAN BESARNYA ANGSURAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN PAJAK BERJALAN YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI OLEH WAJIB PAJAK BARU, BANK, SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI, BADAN USAHA MILIK NEGARA, BADAN USAHA MILIK DAERAH, WAJIB PAJAK MASUK BURSA DAN WAJIB PAJAK LAINNYA YANG BERDASARKAN KETENTUAN DIHARUSKAN MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN BERKALA TERMASUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU

Dalam dokumen BIJAK Orang Pribadi Pintar Pajak (Halaman 191-200)