• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. Hasil Analisa Data

Setelah kuesioner dikumpulkan dan diolah maka data disajikan dalam bentuk tabel distribusi yang mengambarkan kejadian kelainan refraksi dan pemilihan cara koreksi penglihatan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang mengalami kelainan refraksi ini manakala tabel cross tabulation pula digunakan untuk mengkaji alasan dan faktor yang mempengaruhi pemilihan cara koreksi penglihatan oleh mahasiswa.

Sesuai dengan pertanyaan penelitian maka hasil penelitian ini dibagi atas 3 sub variable, yaitu ;

1. Pemilihan cara koreksi penglihatan pertama yang didapatkan oleh mahasiswa beserta alasan dan faktor pemilihannya.

2. Pemilihan cara koreksi penglihatan saat ini beserta alasan dan faktor pemilihannya.

3. Pengetahuan tentang keuntungan dan keburukan cara koreksi penglihatan Berikut ini akan disajikan hasil peneltian dalam bentuk tabel.

Tabel 5.3 Distribusi Jenis Kelainan Refraksi

Jenis Kelainan Refraksi Frekuensi Persentase(%)

Rabun jauh (miopi) 178 92.3

Rabun dekat (hipermetropi) 10 4.8

Astigmat 6 2.9

Total 194 100.0

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebanyak 178 responden (92.3%) menjawab miopi sebagai kelainan refraksi yang dialami, diikuti sebanyak 10 responden (4.8%) menjawab hipermetropi dan astigmat sebanyak 6 orang ( 2.9%).

5.3.2 Cara Koreksi Penglihatan Pertama

Tabel 5.4 Distribusi Jenis Kelainan Refraksi dan Jenis/Cara koreksi Penglihatan Yang Pertama

Jenis/cara koreksi penglihatan yang pertama didapatkan

Frekuensi(%) Jenis kelainan refraksi

(gangguan penglihatan) Kacamata Lensa kontak Bedah refraktif Total

Rabun jauh (miopi) 178(100,0)) - - 178(100,0)

Rabun dekat (hipermetropi)

10(100,0) - - 10(100,0)

Astigmat 4(100,0) - - 6(100,0)

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa frekuensi pemilihan kacamata sebagai cara koreksi penglihatan pertama yang paling banyak terjadi pada kelainan refraksi miopi dengan sebanyak 178 (100,0%) responden, diikuti dengan hipermetropi sebanyak 10 responden dan astigmat sebanyak 6 responden.

Tabel 5.5 Distribusi Alasan Pemilihan Cara Koreksi penglihatan Pertama dan Faktor Mempengaruhi Pemilihan

Faktor yang mempengaruhi pemilihan cara koreksi penglihatan Frekuensi (%)

Alasan

pemakaian cara koreksi

penglihatan Harga Kenyamanan

Mudah diperoleh Trend Tujuan kosmetik Total Pemilihan dari orang tua 5(4,0) 58(57,3) 41(33,1) 4(3,2) 3(2,4) 111(100,0) Pengaruh dari teman 2(50,0) 2(50,0) - - - 4(100,0) Kehendak diri sendiri 2(2,5) 51(64,6) 17(21,5) 6(7,6) 3(3,8) 79(100,0) Total 9(4,3) 111(59,9) 58(28,0) 10(4,8) 6(2,9) 194(100,0)

Tabel 5.5 menunjukkan sebanyak 111 responden memilih kacamata dengan alasan pemilihan dari orang tua dan faktor paling banyak yaitu kenyamanan sebanyak 58 (57.3%) responden. Hanya 3 responden (2.4% ) atas faktor kosmetik.

Tabel ini juga menunjukkan bahwa 79 responden memilih kacamata atas kehendak sendiri dan faktor paling banyak yaitu kenyamanan sebanyak 51 (6.6%) responden sedangkan faktor yang paling sedikit adalah faktor harga oleh 2 (2.5%) responden.Selain itu hanya 4 responden yang memilih kacamata dengan alasan

pengaruh dari teman dimana 2(50.0%) darinya atas faktor harga dan 2 (50.0%) lagi atas faktor kenyamanan.

5.3.2 Pemilihan Cara Koreksi Penglihatan Pada Saat Ini

Tabel 5.6 Distribusi Jenis Cara Koreksi Penglihatan Pertama Dan Jenis Cara Koreksi Penglihatan Pada Saat Ini

Jenis cara koreksi penglihatan saat ini Frekuensi (%)

Cara koreksi penglihatan yang

pertama didapatkan Kacamata Lensa kontak Bedah refraktif Total

Kacamata 136(70,1) 58(29,9) - 194(100,0)

Lensa kontak - -

Bedah refraktif - - -

Total 136(70,1) 58(29,9) - 194(100,0)

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebanyak 136 (70.1%) dari 194 responden masih menggunakan kacamata pada saat ini sedangkan 58(29,9%) responden telah bertukar kepada penggunaan lensa kontak.

Tabel 5.7 Distribusi Jenis Cara Koreksi Penglihatan Saat Ini dan Faktor yang Mempengaruhi Perubahan

Faktor yang mempengaruhi perubahan cara koreksi penglihatan saat ini

Frekuensi(%) Jenis cara koreksi

penglihatan saat ini Harga Nyaman

Mudah diperoleh Trend Tujuan kosmetik Total Kacamata 6(4,4) 65(48,0) 2(1,5) 58(43,0) 5(3,7) 136(100,0) Lensa kontak - 3(5,5) - 30(51,7) 25(43,1) 58(100,0) Total 6(3,1) 68(35,1) 2(1,0) 88(45,4) 30(15,4) 194(100,0)

Tabel di atas menunjukkan bahwa 65(48,0%) responden darinya memilih atas kenyamanan, sebanyak 58 (43,0%) responden memilih atas faktor trend dan hanya 2 (1.5%) responden memilih atas faktor mudah diperoleh.

Tabel ini juga menunjukkan bahwa dari 58 responden yang memakai lensa kontak pada saat ini, sebanyak 30 (55.6%) responden memilih atas faktor trend,diikuti dengan 21 (38.9%) responden memilih atas faktor kosmetik dan sebanyak 3 (5.5%) responden memilih atas faktor kenyamanan.

5.3.3 Pengetahuan Mahasiswa Tentang Cara Koreksi Penglihatan

Tabel 5.8 Distribusi Pengetahuan tentang Jenis Cara Koreksi Selain dari yang Digunakan Saat Ini dan Pernah Mencuba

Pernah mencoba cara koreksi penglihatan dari jenis lain

Mengetahui jenis-jenis cara koreksi penglihatan selain

dari yang digunakan saat ini Ya Tidak Total Ya 190(98,0) 4(2,0) 194(100,0)

Tidak - - 17(100,0)

Total 190(98,0) 4(2,0) 194(100,0)

Tabel 5.8 menunjukkan sebanyak 190 (98,0%) responden mengetahui jenis cara koreksi penglihatan selain dari yang digunakannya pada saat ini dan pernah mencoba cara koreksi yang lain manakala hanya 4 (2,0%) responden yang tidak mengetahui dan tidak pernah mencoba jenis cara koreksi yang lain.

Tabel 5.9 Distribusi Percobaan Cara Koreksi Yang Lain dan Alasan Percobaan Alasan percobaan

Frekuensi (%) Pernah mencoba cara

koreksi penglihatan dari jenis lain

Ingin tahu/coba- coba Ikut- ikutan Meningkatkan kepercayaan diri Tujuan kosmetik Total Ya 122(65,6) 20(9,7) 14(6,8) 34(16,4) 190(100,0) Total 122(65,6) 20(9,7) 14(6,8) 34(16,4) 190(100,0)

Tabel 5.9 menunjukkan dari 190 responden yang pernah mencoba cara koreksi lain, sebanyak 122 (64.2%) responden mencoba atas alasan ingin tahu, diikuti dengan 34 (16.4%) responden mencoba atas alasan kosmetik manakala 20 (9.7%) responden mencoba dengan alasan ikut-ikutan dan 14 (6.8%) responden lainnya mencoba dengan alasan peningkatkan kepercayaan diri.

Tabel 5.10 Mengetahui Keuntungan dan Keburukan dari Jenis Cara Koreksi Penglihatan yang Digunakan Saat Ini

Mengetahui Keuntungan dan

Keburukan dari Jenis Cara Koreksi Penglihatan yang Digunakan Saat Ini

Frekuensi Persentase (%) Ya 194 100,0 Tidak - - Total 194 100.0

Tabel 5.10 menunjukkan bahwa 194 (100,0 ) responden mengetahui keuntungan dan keburukan dari jenis cara koreksi penglihatan yang sedang digunakan.

Tabel 5.11 Distribusi Keuntungan dari Cara Koreksi Penglihatan Saat Ini

Jenis cara koreksi

penglihatan saat ini

Keuntungan yang diperoleh dari cara koreksi penglihatan yang digunakan saat ini

Frekuensi(%) Total Kenyamanan Peningkatan kepercayaan diri Kecantikan (kosmetik) Lain-lain Kacamata 117(86,0) 8(6.0) 2(1,5) 9(6,5) 136(100,0) Lensa kontak 18(31,0) 28(48,3) 12(20,7) - 58(100,0) Total 135(69,6) 36(18,6) 14(7,2) 9(4,6) 194(100,0)

Tabel 5.11 menunjukkan bahwa 117 (86,0%) responden merasa nyaman dengan penggunaan kacamata sedangkan hanya 2 (1,5%) responden menggunakan kacamata atas alasan kosmetik. Manakala, 58 responden menggunakan lensa kontak dimana

28(48,3%) responden atas alasan peningkatan kepercayaan diri dan hanya 12 (20,7%) responden atas alasan kosmetik.

Tabel 5.12 Distribusi Keburukan Jenis Cara Koreksi Penglihatan Saat Ini

Jenis cara koreksi penglihatan saat ini

Keburukan yang diperoleh dari cara koreksi penglihatan yang digunakan saat ini

Frekuensi (n) Total Rasa tidak nyaman Aktivitas seharian terbatas Kejelekan kondisi mata Tidak ada keburukan Kacamata 21(15,4) 43(31,6) 16(11,8) 56(41,2%) 136(100,0) Lensa kontak 14(24,1) 3(5,2) 32(55,2) 9(15,5) 58(100,0) Bedah refraktif - - - - - Total 35(18,0) 46(23,7) 48(24,7) 65(33,6) 194(100,0)

Tabel 5.12 menunjukkan 56 (41,2%) responden yang menggunakan kacamata tidak merasa keburukan dari metode ini dan hanya 16 (11,8%) responden mengalami kejelekan kondisi mata. Manakala, dari 54 responden yang memakai lensa kontak, sebanyak 32( 55,2%) responden mengeluh akan kejelekan kondisi mata dan hanya 3 (5,2%) responden mengeluh keterbatasan pada aktiviti harian.

5.4 Pembahasan

5.4.1 Pemilihan Cara Koreksi Penglihatan Pertama Beserta Alasan dan Faktor Pemilihannya.

Menurut hasil penelitian, sebanyak 136 responden menggunakan kacamata untuk koreksi peglihatan pada saat ini. Pemakaian kacamata yang paling banyak adalah atas faktor kenyamanan yaitu sebanyak 43,2 persen dan diikuti dengan faktor trend sebanyak 36,7 persen. Hal ini mungkin karena pemakaian kacamata adalah mudah, aman dan boleh digunakan dalam jangka masa yang panjang. Satu penelitian yang dibuat di India oleh tim yang diketuai oleh Brian A Holden pada tahun 2007 mendapatkan bahwa kenyamanan dan daya tarikan yaitu trend adalah faktor yang signifikan dalam corak pemakaian kacamata pada suatu individu. (Holden, 2007)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 58 responden pada saat ini telah bertukar kepada penggunaan lensa kontak dengan 51,7 persen atas faktor trend dan 43,1 persen atas faktor kosmetik.

5.4.2 Pemilihan Cara Koreksi Penglihatan Pada Saat Ini Beserta Alasan dan Faktor Pemilihannya.

Menurut hasil penelitian, hanya 136 responden yang masih kekal menggunakan kacamata dari 194 responden yang mendapatkan kacamata sebagai cara koreksi penglihatan pertama. Pemakaian kacamata yang paling banyak adalah atas faktor kenyamanan yaitu sebanyak 43,2 persen dan diikuti dengan faktor trend sebanyak 36,7 persen. Hal ini mungkin karena pemakaian kacamata adalah mudah, aman dan boleh digunakan dalam jangka masa yang panjang. Satu penelitian yang dibuat di India oleh tim yang diketuai oleh Brian A Holden bahwa kenyamanan dan daya tarikan yaitu trend adalah faktor yang signifikan dalam corak pemakaian kacamata pada individu (Holden, 2007).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 58 responden bertukar kepada penggunaan lensa kontak pada saat ini dengan 51,7 persen atas faktor trend dan 43,1 persen atas faktor kosmetik. Lensa kontak berfungsi dalam cara yang sama seperti kacamata dengan membantu untuk memfokuskan bayangan tajam pada retina. Lensa ini mengoreksi kelainan refraksi dengan mengubah kelengkung permukaan anterior mata (Ming & J.Constable, 2008). Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa dua faktor utama perubahan metode koreksi penglihatan adalah trend dan kosmetik.Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta (Nurhayati, 2008). Sehingga hari ini , sebanyak 100 juta orang di seluruh dunia menggunakan lensa kontak dan ternyata Indonesia memiliki potensi yang besar dengan jumlah orang menggunakan lensa kontak yang cukup tinggi (Artini,2010)

5.4.3 Pengetahuan Mahasiswa Tentang Jenis Koreksi Penglihatan

Menurut hasil penelitian, kesemua responden yaitu 194 orang mengetahui tentang cara koreksi selain dari yang digunakan dan 98 persen

dari responden pernah mencoba cara koreksi yang lain. Faktor yang paling banyak atas percobaan ini adalah faktor ingin tahu yaitu sebanyak 64,2 persen. Kesemua responden mempunyai pengetahuan tentang cara koreksi kelainan refraksi mungkin kerana responden merupakan mahasiswa kedokteran yang telah mempelajari tentang kelainan refraksi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa 194 responden tahu akan keuntungan dan keburukan dari jenis koreksi penglihatan yang digunakan pada saat ini. Dari 136 pengguna kacamata, sebanyak 86,0 persen responden merasa nyaman dan hanya 1,5 persen pengguna merasa kacamata memberi keuntungan atas perihal kosmetik. Hal ini mungkin adalah karena kacamata dipakai di luar dari kawasan mata dan tidak memerlukan penjagaan yang rapi seperti penggunaan lensa kontak. Perkembangan teknologi menawarkan pelbagai keuntungan seperti teknologi pebuatan lensa kacamata dari plastik yang ringan dan lebih aman. Lensa jenis ini adalah nyaman untuk pemakaian harian dan aman karena tidak mudah pecah sehingga tidak membahayakan pengguna kacamata (Ilyas & Yulianti,2011).

Manakala dari 58 pengguna lensa kontak, sebanyak 48,3 persen responden mendapatkan keuntungan dari peningkatan kepercayaan diri dan hanya 20,7 persen responden mendapat keuntungan atas perihal kosmetik. Hal ini terjadi pada mereka yang merasa kurang menarik dengan penampilan berkacamata. Maka, penampilan tidak berkacamata memberi mereka lebih keyakinan diri (Artini,2010).

Dari penelitian ini dapat dilihat keburukan dari setiap jenis cara koreksi penglihatan. Dari 136 responden yang memakai kacamata hanya 41,2 persen responden tidak mendapat apa-apa keburukan sedangkan 31,6 persen responden mengeluh akan keterbatasan aktivitas harian. Hal ini banyak dikeluhkan oleh mereka yang menemukan bahwa kacamata kabut dengan keringat dan menyebabkan keterbatasan terhadap aktiviti sosial harian (Lang & Spraul, 2000). Manakala, dari 58 responden yang menggunakan lensa kontak,sebanyak 55,2 persen responden mengeluh akan kejelekan kondisi mata dan hanya 3 responden mengeluh akan keterbatasan aktiviti seharian. Pengguna kacamata perlu mengetahui cara pemakaian lensa kontak yang sebenar untuk mengelak terjadinya keluhan-keluhan seperti berikut. Penggunaan lensa kontak memerlukan penjagaan rapi aspek higenes dan waktu pemakaian yang benar (PERDAMI, 2010) .

BAB VI

Dokumen terkait