Berdasarkan kriteria-kriteria pengambilan sampel yang telah ditetapkan yaitu pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang memiliki informasi mengenai komite audit dan komisaris independen selama tahun 2009 hingga 2012 dalam laporan annual reportnya.
Dalam hal ini diperoleh sebanyak 44 sampel penelitian selama pengamatan 4 tahun. Sehingga dengan demikian sebanyak 4 x 44 = 176 data pengamatan dapat dperoleh. Selanjutnya sejumlah data tersebut digunakan untuk analisis data dan pengujian hipotesis.
Langkah awal analisis dimulai dengan mengidentifikasi tendensi sebaran dari masing-masing variabel. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat kenderungan dari masing-masing variabel penelitian. Tabel 4.1 menyajikan ringkasan statistik deskriptif dari masing-masing variabel.
31
Tabel 4.1
Deskripsi variabel penelitian
Sumber : Data sekunder yang diolah
ERC (earning response coefficient) dihitung dengan menggunakan model data panel cross section untuk setiap tahun sehingga nilai ERC adalah merupakan parameter hubungan antara earning dengan cummulative
abnormal return saham (CAR) selama 12 bulan. Tabel 4.1 diperoleh rata-rata earning (Net ncome /NI) adalah sebesar 0,0127. Nilai tersebut menunjukkan
adanya kecenderungan laba bersih dalam laporan laba selama periode penelitian sebesar 1,27% dari nilai pasar ekuitas yang dimiliki perusahaan. Nilai earning terendah adalah sebesar -5,3004 dan earning tertinggi adalah
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 176 -1.87 2.63 0.03 0.62 NI 176 -5.30 1.05 0.01 0.57 Q 176 -9.02 12.11 1.59 2.20 LEV 176 0.04 2.17 0.57 0.32 IBD 176 0.25 0.66 0.39 0.09 AC 176 3.00 4.00 3.09 0.29 IO 176 10.00 69.37 14.03 8.80 PI 176 0.00 1.00 0.47 0.50 Valid N (listwise) 176
32
sebesar 1,0526. Nilai standar deviasi NI diperoleh sebesar 0,5696 yang mencerminkan variasi data yang sangat besar.
Pengukur ERC lain adalah Cumumative abnormal return (CAR) selama 12 bulan menunjukkan rata-rata sebesar 0,0339. Hal ini menunjukkan adanya reaksi positif dari investor atas laporan laba dari laporan keuangan perusahaan sampel. Nilai CAR terendah adalah sebesar -1,8760 dan nilai CAR tertinggi adalah 2,6292.
Rasio market to book value (Q) dari perusahaan sampel selama 2009 hingga 2012 menunjukkan rata-rata sebesar 1,5903. Hal ini menunjukkan bahwa nlai pasar ekuitas dari perusahaan sampel mencapai 1,5903 kal dbanding nilai bukunya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel mengalami pertumbuhan nilai pasar ekuitasnya. Nilai market to book value terendah adalah sebesar -9,02 dan nilai market to book value tertinggi mencapai 12.11.
Variabel leverage (LEV) perusahaan sampel selama tahun 2009 hingga 2012 menunjukkan rata-rata sebesar 0,5746. Hal ini berarti bahwa 57,46% aset perusahaan berasal dari hutang. Nilai leverage yang lebih besar dari 0,50 menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan hutang dibanding modal sendiri dalam operasionalnya. Rasio leverage terendah adalah sebesar 0,040 sedangkan rasio leverage tertinggi mencapai 2,17. Adanya nilai leverage di atas 1 menunjukkana adanya perusahaan yang mengalami defisit ekuitas.
33
Rata-rata proporsi komisaris independen (IBD) dari perusahaan sampel diperoleh sebesar 0,3955 atau 39,55%. Hal ini ini berarti bahwa jumlah komisaris independen dari perusahaan sampel rata-rata sebesar 39,55% dari seluruh jumlah dewan komisaris. Kondisi demikian menunjukkan bahwa secara rata-rata perusahaan-perusahaan sampel telah memenuhi syarat minimal 30% anggota dewan komisaris independen. Jumlah terendah adalah sebesar 0,25 atau 25,0% dan jumlah ertinggi mencapai 0,56667 atau 66,67%.
Jumlah Komite audit (AC) yang diukur berdasarkan jumlah komite audit sebagai auditor internal perusahaan secara rata-rata diperoleh sebesar 3,0909 atau sebanyak 3 orang. Hal ini ini berarti bahwa secara umum perusahaan sampel memiliki anggota komite audit yang berjumlah 3 orang. Jumlah Komite audit yang paling sedikit adalah sebanyak 3 orang dan jumlah terbanyak adalah sebanyak 4 orang.
Ukuran kepemilikan saham immediate (IO) dari seluruh perusahaan sampel rata-rata dari seluruh sampel diperoleh sebesar 14,0375. Dengan demikian berarti bahwa rata-rata jumlah kepemilikan saham immediate dari perusahaan sampel mencapai 14,0375% dari seluruh saham perusahaan. Saham imediate terendah adalah sebesar 10,00% dan saham immediate terbesar adalah sebesar 69,37%.
Profile industri yang diukur dengan menggunakan dummy variabel menunjukkan rata-rata sebesar 0,4773. Hal ini berarti bahwa 47,73%
34
perusahaan sampel adalah merupakan tipe perusahaan high profile sedangkan selebihnya sebe4sar 52,27% adalah perusahaan low profile.
Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan 3 model regres panel. Pertimbangan menggunakan model panel adalah karena model penelitian menggunakan dana time series 4 tahun untuk masing-masing perusahaan sampel. Program Stata versi 11 digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
Analisis Regresi Panel Model 1, 2 dan 3
Model regresi penel 1 digunakan untuk menguji Hipotesis 1, Hipotesis 2 dan Hipotesis 6. Model regresi panel 2 digunakan untuk menguji Hipotesis 3. Dan model regresi panel 3 digunakan untuk menguji Hipotesis 4 dan 5. Hasil pengujian adalah sebagai berikut :
35
Tabel hasil pengujian
CAR
MODEL 1 MODEL 2 MODEL 3
Coef. Std. Err. P > I t I Coef. Std. Err. P > I t I Coef. Std. Err. P > I t I NI 12,7997 3,7939 *0,001 0,1292 0,4503 0,775 0,0086 0,5479 0,987 NIQ -0,0366 0,1852 0,844 0,0496 0,1906 0,795 0,0721 0,1936 0,710 NILEV -0,3875 0,4125 0,349 -0,0460 0,3049 0,880 0,1405 0,5877 0,812 NIIBD -14,9719 5,3418 *0,006 - - - -1,6087 1,0135 0,115 NIAC -2,4068 0,7509 *0,002 - - - 0,1368 0,5531 0,805 NIPI 0,0920 0,3700 0,804 - - - -0,0258 0,0748 0,731 NIIO - - - -0,0042 0,0089 0,638 -0,2000 0,5834 0,732 NIIBDI O - - - - - - 0,1055 0,1600 0,511 NIACIO - - - - - - -0,0142 0,0174 0,416 _Cons 0,1040 0,0587 **0,079 0,0274 0,0523 0,602 0,6084 2,0464 0,767 R2 0,0305 0,0039 0,0098 F 2,01 0,19 0,45 Prob > F 0,0696 0,9413 0,9042
Signifikan : (*) pada tingkat 0,05, (**) pada tingkat 0,10 Sumber : data sekunder diolah, 2014
Model regresi penel 1 digunakan untuk menguji Hipotesis 1, Hipotesis 2 dan Hipotesis 6 yaitu menguji pengaruh Proporsi komisaris independen, komite audit dan profil perusahaan terhadap earning response coefficient. Dari tabel diatas, nilai F hitung dari model adalah 2,01 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0696 < 10%. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi panel 1 dapat digunakan dalam penelitian ini pada taraf 10%. Berdasarkan tabel diatas, nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,0305.
36
Hal ini berarti kemampuan variabel independen yaitu proporsi komisaris independen, komite audit dan profile perusahaan dengan control market to
book value dan leverage dalam menerangkan ERC adalah hanya sebesar 3,05
persen. Sedangkan sisanya yaitu 96,95 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel tersebut.
Model regresi penel 2 digunakan untuk menguji Hipotesis 3 yaitu menguji pengaruh immediate ownership terhadap earning response
coefficient. Hasil penelitian model regresi panel 2 mendapatkan bahwa
variable NI*IO memiliki koefisien regresi dengan arah negatif. Arah dari hasil penelitian ini tidak sesuai dengan arah yang dihipotesiskan. Dari tabel diatas, nilai F hitung dari model adalah 0,19 dengan nilai probabilitas sebesar 0,9413, yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi panel 2 tidak dapat digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel diatas, nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,0039. Hal ini berarti kemampuan variabel independen yaitu immediate ownership dengan control
market to book value dan leverage tidak mampu menerangkan ERC.
Model regresi penel 3 digunakan untuk menguji Hipotesis 4 dan Hipotesis 5 yaitu menguji pengaruh immediate ownership dalam memoderasi pengaruh proporsi komisaris independen dan komite audit terhadap earning
response coefficient (ERC). Hasil penelitian model regresi panel 3
37
arah positif sedangkan koefsen NI*AC*IO memilki arah negatif. Dari tabel diatas, nilai F hitung dari model adalah 0,45 dengan nilai probabilitas sebesar 0,9042, yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi panel 3 kurang dapat digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel diatas, nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,0098. Hal ini berarti kemampuan variabel independen yaitu proporsi komisaris independen dan komite audit yang dimoderasi oleh immediate ownership dengan control
market to book value dan leverage dalam menerangkan ERC adalah hanya
sebesar 0,98 persen. Sedangkan sisanya yaitu 98,02 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel tersebut.
Pengujian Hipotesis
pengujian regresi panel model 1 menunjukan bahwa hampir semuanya tidak berpengaruh. Hanya variable Net Income yang berpengaruh signifikan pada model 1. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel Komisaris independen terhadap ERC diuji dengan mendasarkan pada pengaruh variable NI*IBD yang menunjukkan nilai t sebesar -2,80 dengan signifikansi sebesar 0,006. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa proporsi komisaris independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ERC. Akan tetapi arah koefisiennya negatif sehingga komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ERC. Dengan demikian H1 ditolak. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel
38
Komite audit terhadap ERC diuji dengan mendasarkan pada pengaruh variable NI*AC yang menunjukkan nilai t sebesar -3,21 dengan signifikansi sebesar 0,002. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa komite audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ERC. Akan tetapi arah koefisiennya negatif sehingga komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ERC. Dengan demikian H2 ditolak. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel Profile perusahaan terhadap ERC diuji dengan mendasrkan pada pengaruh variable NI*PI yang menunjukkan nilai t sebesar 0,25 dengan signifikansi sebesar 0,804. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa profile perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ERC. Dengan demikian H6 ditolak.
Hasil pengujian regresi panel model 2 menunjukan bahwa semuanya tidak berpengaruh.Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel immedate
ownership terhadap ERC diuji dengan mendasarkan pada pengaruh variable
NI*IO yang menunjukkan nilai t sebesar -0,047 dengan signifikansi sebesar 0,638. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa
immediate ownership dengan pisah batas 10% tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ERC. Dengan demikian H3 ditolak.
Hasil pengujian regresi panel model 3 juga menunjukan bahwa semuanya tidak berpengaruh.Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel Komisaris independen terhadap ERC yang dimoderasi oleh immediate
39
ownership diuji dengan mendasarkan pada pengaruh variable NI*IBD*IO yang menunjukkan nilai t sebesar 0,66 dengan signifikansi sebesar 0,511. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa
immediate ownership tidak dapat memoderasi pengaruh proporsi komisaris
independen terhadap ERC. Dengan demikian H4 ditolak. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel Komite audit terhadap ERC yang dimoderasi oleh immediate ownership diuji dengan mendasarkan pada pengaruh variable NI*AC*IO yang menunjukkan nilai t sebesar -0,82 dengan signifikansi sebesar 0,416. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa immediate ownership tidak dapat memoderas pengaruh proporsi komite aufit terhadap ERC. Dengan demikian H5 ditolak.
Pembahasan
Hipotesis 1 yaitu komisaris independen berpengaruh positif terhadap
earning response coefficient (ERC). Sedangkan dalam pengujian hipotesis
komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ERC. Ini didukung oleh penelitian Gideon (2005) menyatakan bahwa pemegang saham yang memiliki saham lebih banyak (mayoritas/founders) masih mempunyai peranan utama sehingga menjadikan dewan komisaris tidak independen dalam menjalankan fungsi pengawasan. Upaya pengangkatan dan keberadaan komisaris independen dalam perusahaan mungkin dilakukan sebagai pemenuh
40
regulasi dan peraturan pemerintah saja,tetapi tidak dapat berfungsi untuk menegakkan tata kelola yang baik.
Hipotesis 2 yaitu komite audit berpengaruh terhadap earning response
coefficient (ERC). Sedangkan dalam pengujian hipotesis komite audit tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ERC. Ini didukung oleh dengan penelitian yang dilakukan Sulistya (2013) menunjukkan hasil bahwa keberadaan badan komite audit kurang efektif karena jumlah komite audit dalam perusahaan belum bisa memaksimalkan fungsinya dalam praktik akuntansi. Keberadaan badan tersebut disinyalir hanya melakukan penelaahan atas informasi keuangan dan akuntansi yang akan dikeluarkan perusahaan, tetapi tidak langsung terlibat atas penyelesaian masalah keuangan yang dihadapi perusahaan.
Tabel Data Comulative abnormal return
CAR
Tahun 2009 2010 2011 2012 Total
Arah (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) ∑(+) ∑(-)
Jumlah 14 30 20 24 29 15 22 22 85 91
% 32 68 45 55 66 34 50 50 48 52
Sumber : Data sekunder BEI
Hipotesis 6 yaitu komite audit berpengaruh terhadap earning response
coefficient (ERC). Sedangkan dalam pengujian bahwa profile perusahaan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ERC. Ini dapat didukung dengan melihat tabel diatas, data ini menunjukan bahwa nilai comulative
41 abnormal return selama tahun penelitian menunjukan rata-rata negative, yang
artinya respon investor terhadap pasar saham sedang turun baik untuk perusahaan high profile dan low profile. Ini disebabkan keadaan ekonomi pada tahun sample pengujian sedang menurun. Menurunnya nilai pasar saham perusaan tidak terbatas oleh jenis profil industri, nilai leverage yang rata-rata lebih dari setengah yaitu 0,57 juga menunjukan bahwa lebih dari setengah perusahaan sample sumber dananya dari hutang. Ini juga mengurangi minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan sample karena mereka takut jika resiko karena hutang terlalu tinggi.
Hipotesis 3 yaitu kepemilikan langsung (immedate ownership) berpengaruh terhadap earning response coefficient (ERC). Sedangkan dalam pengujian bahwa immedate ownership pada tingkat 10% tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ERC. Ini dapat didukung oleh Rahmawati dkk (2007) yang menunjukan bahwa kepemilikan langsung tidak berpengaruh terhadap kualitas laba tetapi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis 4 dan 5 yaitu kepemilikan langsung (immedate ownership) pada tingkat tertentu mempengaruhi hubungan antara komisaris independen dan komite audit terhadap earning response coefficient (ERC). Sedangkan dalam pengujian bahwa immedate ownership pada tingkat 10% tidak dapat memoderasi hubungan antara komisaris independen dan komite audit terhadap
earning response coefficient (ERC). Ini dapat didukung dengan Bozec dan
42
kepemilikan dengan praktek corporate governance perusahaan. Jadi jika konsentrasi kepemilikan kecil maka tidak akan berpengaruh terhadap hubungan komisaris independen dan komite audit sebagai struktur corporate governance terhadap ERC.