• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Hasil Analisis Data

Analisis uji prasyarat dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik sebagai salah satu syarat dalam menggunakan analisis regresi. Adapun pengujiannya dapat dibagi dalam beberapa tahap pengujian, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dengan grafik Normal P-Plot akan membentuk satu garis lurus diagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi normal garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat grafik normal P-Plot sebagaimana dengan terlihat dalam gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot

Sumber: SPSS 21 data diolah, Tahun 2016

Dari gambar 4.2 Normal Probability Plot, menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga menunjukkan pola distribusi normal, jadi dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi dan layak dipakai untuk memprediksi penyerapan tenaga kerja berdasarkan variabel bebasnya.

b. Uji Multikolinieritas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Berdasarkan aturan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinieritas. Sebaliknya jika nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.

Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas

coefficientsa

Model Collinearity Statistic

Tolerance VIF

(Constant)

Investasi (X1) .183 5.478

Upah Minimum Provinsi (X2) .189 5.292

Belanja Pemerintah (X3) .163 6.122

Sumber: SPSS 21 data diolah, Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.6, maka dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk

masing-masing variabel investasi, UMP dan belanja pemerintah nilai VIF nya < 10 dan nilai toleransinya > 0,10 sehingga model dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana sumbu y adalah y yang telah diprediksi dan sumbu x adalah residual (y prediksi–y sesungguhnya) yang telah di studentized. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengidentifikasikan telah tejadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

Adapun hasil gambar uji heteroskedastisitas menggunakan SPSS versi 21, dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas

Sumber: SPSS 21 data diolah, Tahun 2016

Dari gambar 4.3 Scatterplot tersebut, terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengaruh variabel berdasarkan masukan variabel independennya.

d. Uji Autokorelasi

Salah satu metode analisis untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan melakukan pengujian nilai Durbin Watson (DW test). Jika nilai DW lebih besar batas atas (du) dan kurang dari jumlah variabel independen, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .863a .744 .617 .08611 2.338

Sumber: SPSS 21 data diolah, Tahun 2016

Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson menunjukkan nilai 2,338 maka dapat disimpulkan bahwa koefisien bebas dari gangguan autokorelasi.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefisient berdasarkan output SPSS versi 21 terhadap variabel-variabel yaitu investasi

(X1), UMP (X2) dan belanja pemerintah (X3) terhadap penyerapan tenaga kerja

(Y) sektor industri pengolahan di Provinsi Sulawesi Selatan ditunjukkan pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Coeffisientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 12.820 2.124 6.036 .001 Investasi (X1) .024 .188 .099 .204 .845

Upah Minimum Provinsi

(X2) -.240 .151 -.755 -1.59 .163

Belanja Pemerintah (X3) .075 .025 1.529 2.993 .024

Sumber: SPSS 21 data diolah, Tahun 2016

Berdasarkan pada hasil koefisien regresi (β) di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

LnY = Lnβ0+β1LnX12LnX23LnX3

Y = 12,820 + 0,024 X1 ˗ 0,240 X2 + 0,075 X3 + 0,086

Hasil dari persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Nilai koefisien β0 sebesar 12,820, angka tersebut menunjukkan

bahwa jika investasi (X1), UMP (X2) dan belanja pemerintah (X3)

konstan atau X = 0, maka penyerapan tenaga kerja sebesar 12,820.

b. Nilai koefisien β1 sebesar 0,024. Hal ini menunjukkan bahwa jika

terjadi kenaikan investasi sebesar 1% maka penyerapan tenaga kerja juga akan mengalami kenaikan sebesar variabel pengalinya 0,024

dengan asumsi variabel UMP (X2) dan belanja pemerintah (X3)

c. Nilai koefisien β2 sebesar -0,240. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan pada UMP sebesar 1% maka penyerapan tenaga kerja akan mengalami penurunan sebesar variabel pengalinya yaitu

-0,240 dengan asumsi variabel investasi (X1) dan belanja

pemerintah (X3) dianggap konstan.

d. Nilai koefisien β3 sebesar 0,075. Hal ini menunjukkan bahwa jika

terjadi kenaikan pada belanja pemerintah sebesar 1% maka penyerapan tenaga kerja juga akan mengalami kenaikan sebesar

variabel pengalinya 0,075 dengan asumsi variabel investasi (X1)

dan UMP (X2) dianggap konstan.

e. Nilai Standar Error sebesar 0,086. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil nilai Standar Error maka persamaan tersebut semakin baik untuk dijadikan sebagai alat untuk diprediksi.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah dalam suatu penelitian. Uji hipotesis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Uji Simultan (Uji F)

Uji F merupakan pengujian pengaruh secara simultan dari variabel

investasi (X1), UMP (X2) dan belanja pemerintah (X3) secara simultan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja (Y). Dari hasil analisis diperoleh hasil output pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Simultan (Uji F) ANOVAa

Model Sum Of Squares Df Mean

Square F Sig.

Regression .130 3 .043 5.824 .033b

Residual .044 6 .077

Total .174 9

Sumber: SPSS 21 data diolah, Tahun 2016

Dari hasil regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.9, pengaruh variabel

investasi (X1), UMP (X2) dan belanja pemerintah (X3) berpengaruh secara

signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja (Y) sektor industri pengolahan di Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan nilai signifikan sebesar 0,033 yang lebih kecil dari taraf signifikan yang digunakan yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa secara simultan, investasi (X1), UMP (X2) dan belanja pemerintah (X3)

berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja (Y) pada sektor industri pengolahan di Provinsi Sulawesi Selatan.

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel

investasi (X1), UMP (X2) dan belanja pemerintah (X3) terhadap penyerapan

tenaga kerja (Y) dan menganggap variabel dependen yang lain konstan. Dari hasil analisis diperoleh hasil output pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Ket. B Std. Error Beta (Constant) 12.820 2.124 6.036 .001

Investasi (X1) .024 .188 .099 .204 .845 Tidak Signifikan

Upah Minimum

Provinsi (X2) -.240 .151 -.755 -1.59 .163 Tidak Signifikan

Belanja

Pemerintah (X3) .075 .025 1.529 2.993 .024 Signifikan

Sumber: SPSS 21 data diolah, Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.10, pengaruh secara parsial variabel investasi, UMP dan belanja pemerintah terhadap penyerapan tenaga kerja dapat dilihat dari arah tanda dan tingkat signifikansi. Variabel investasi dan UMP > 0,05 sedangkan variabel belanja pemerintah memiliki tingkat signifikansi < 0,05.

Hasil pengujian hipotesis secara parsial antara variabel independen dan variabel dependen dapat dianalisis sebagai berikut:

1. Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Variabel investasi (X1) menunjukkan bahwa nilai sig > α (0,845 >

0,05), berarti variabel investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Selanjutnya koefisien regresinya yaitu sebesar 0,024 menunjukkan bahwa setiap penambahan investasi 1% maka akan meningkatkan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 0,024%. Dengan melihat hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan antara investasi

terhadap penyerapan tenaga kerja memiliki hubungan yang positif meskipun tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. 2. Pengaruh UMP Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Variabel UMP (X2) menunjukkan bahwa nilai sig > α (0,163 > 0,05),

berarti variabel UMP tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Selanjutnya koefisien regresinya yaitu sebesar -0,240 menunjukkan bahwa setiap penambahan UMP 1% maka akan menurunkan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar -0,240%. Dengan melihat hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan antara UMP terhadap penyerapan tenaga kerja memiliki hubungan yang negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

3. Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Variabel belanja pemerintah (X3) menunjukkan bahwa nilai sig < α

(0,024 < 0,05), berarti variabel belanja pemerintah berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Selanjutnya koefisien regresinya sebesar 0,075 menunjukkan bahwa setiap penambahan belanja pemerintah 1% maka akan meningkatkan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 0,075%. Dengan melihat hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan antara belanja pemerintah terhadap penyerapan tenaga kerja memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

c. Uji Koefisien Determinasi (R Square)

Uji koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi untuk tiga variabel bebas ditentukan dengan melihat nilai R-Square, pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .863a .744 .617 .08611 2.338

Sumber: SPSS 21 data diolah, Tahun 2016

Berdasarkan output SPSS 21, tampak bahwa hasil dari perhitungan

diperoleh nilai koefisien determinasi yang disimbolkan dengan R2 (R-Square)

sebesar 0,744, dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar persentase variasi penyerapan tenaga kerja yang bisa dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel bebas yaitu investasi, UMP dan belanja pemerintah sebesar 74,4% sedangkan sisanya sebesar 25,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya di luar penelitian, misalnya variabel pertumbuhan ekonomi.

Dokumen terkait