• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Penyajian dan Analisis Data

4.2.2 Hasil Analisis Data

Berikut ini adalah kolom yang menjelaskan kalimat dalam leksia yang menunjukan adanya perilaku Pekerja Seks Komersial yang lesbian, selengkapnya sebagai berikut:

Leksia Kalimat yang Menunjukkan Adanya PSK yang Lesbian 1.Leksia 1 …..Ibu pun membayarku hanya sepuluh persen dari total uang

yang diberikan si Babi setan. Sial ! keperawananku hanya dihargai tiga ratus ribu. (Profesi PSK)

2.Leksia 2 …..Ada suatu chemistry yang mebuatku merasa cocok dengannya….. (Homoseksual Lesbian Non Genital)

3. Leksia 3 …..Seketika tangan kirinya meraih tengkukku kasar dan membuat kedua bibir kami menjadi bertautan. Dia menciumku, dengan emosi yang sangat meninggi. Kudorong tubuhnya agar menyingkir dan menghentikan aksinya. (Homoseksual Lesbian Non Genital)

4.Leksia 4 …..Diciumnya aku beribu – ribu kali tanpa sapaaan permsi….. (Homoseksual Lesbian Non Genital)

5.Leksia 5 …..Kubalas tatapannya. Bukan dengan tatapan yang sama

dengannya. Tatapanku penuh dengan kesenduan…..(Homoseksual Lesbian Non Genital)

6.Leksia 6 …..Dan kalau sampai detik ini aku masih menjual tubuhku, itu karena hanya keadaan yang sudah terlanjur.ini semua masih kulakukan hanya untuk mencari uang dan kenyamanan,bukan untuk mencari perasaan…..(Profesi PSK)

7.Leksia 7 Aku nggak mencintai mereka. Aku hanya mencinti uang mereka. Dan aku hanya menjual tubuh bukan perasaan...(Profesi PSK) 8.Leksia 8 …..aku sekedar menjalin hubungan tanpa ada suatuperasaan

yang begitu dalam seperti yang sekarang aku rasain ke kamu. (Homoseksual Lesbian Non Genital)

9.Leksia 9 …..aku telah menjalani hubungan yang sangat special dengannya. Hubungan selayaknya kekasih…..(Homoseksual Lesbian Non Genital)

10.Leksia 10 …..Menggelar aksi dengan sensasi malam yang hangat dalam setiap peluh keringat…..Menjadikan orgasme sebagai titik puas kesadaran penuh bahwa kami saling mengingini….. …..(Homoseksual Lesbian Genital)

11.Leksia 11 …..aku ini cinta sama kamu, satu-satunya orang yang paling aku cintai selain diriku sendiri. Aku pengen jalanin hidup yang tenang sama kamu. Aku pengen ngerasain bahagia sama kamu. Aku pengen selamanya sama kamu. (Homoseksual Lesbian Non Genital)

12.Leksia 12 …..Semalam, salah seorang pelanggan kelas beratku membuatku mabuk tidak karuan. Pantas saja, saat digarap aku sama sekali tidak merasakan apa-apa. Tidak terangsang, tidak orgasme!... (Profesi PSK)

13.Leksaia 13 …..Aku sudah cukup bisa menyambut pagi dengan redup pandangan di sekeliling sanbil menyadari kalau semalam si tuan direktur tidak mengenakan kondom saat menggagahiku. (Profesi PSK)

14.Leksia 14 kutinggalkan dia dengan kegeraman kami masing-masing menuju ke sentuhan ekor yang akan membayarku mahal. (Profesi PSK)

15.Leksia 15 ….. dan aku terlalu membodohi diri sendiri untuk berkata bahwa aku tidak membutuhkan rasa diraga. Kebodohan yang kini mengakibatkan sebuah kecemburuan yang begitu besar darimu. (Homoseksual Lesbian Non Genital)

16.Leksia 16 …..Hanya dirimu. Satu-satunya manusia yang bisa mengobrak-abrik hati yang berisi perpaduan luka dan kecewa. Satu-satunya makhluk hidup yang sanggup melumerkan kebekuan jiwa oleh karena kecacatan hidup yang dilaluinya. (Homoseksual Lesbian Non Genital)

17.Leksia 17 …..Soni meraih pundakku, hendak membawaku keluar dan menemui si bule lagi. Gue udah bilang nggak mau ngelayanin dia!” kuhempaskan tangannya yang merangkul pundakku. “tapi dia udah bayar gue separuh perek!”….. (Profesi PSK)

18.Leksia 18 …..“aku benci sama kamu….” semakin kueratkan dekapan agar jiwaku puas. Sumpah mati, tak ada kenikmatan selain dirinya. (Homoseksual Lesbian Non Genital)

19.Leksia 19 …..aku membuatbsebuah janji kepad kekasihku Dev, Ku katakan dan kujanjikan padanya bahwa mulai dari detik itu, aku akan

berhenti sebagai pelacur….. (Homoseksual Lesbian Non Genital) 20.Leksia 20 …..Saya mencintai dia dengan perasaan dan bukan karena

kelamin. Karena jujur, perasaan yang saya miliki untuk kekasih saya ini tulus hanya berdasarkan hati, dan bukan siapa dia. (Homoseksual Lesbian Non Genital)

21.Leksia 21 …..saya dan Chan sudah berkomitmen untuk menjalani hidup dengan lebih baik dari sebelumnya….. Kami akan menjalani hidup semampu kami. (Homoseksual Lesbian Non Genital)

Berikut ini adalah kolom yang mnjelaskan penggolongan leksia dalam kode pembacaan menurut Roland Barthes berikut juga kalimat mana dalam leksia tersebut yang menunjukkan salah satu kode pembacaan, yaitu:

Kode Pembacaan

Leksia Kalimat yang Menunjukka Kode Pembacaan Pada Leksia

Kode Hermeneutik

Leksia 5 “...ku balas tatapannya...”

Leksia 6 “...Tapi sumpah,aku cinta sama kamu sayangku...”

Leksia 7 “…..hanya mencinti uang mereka…..” Leksia 8 “…..Aku berani bersumpah…..”

Leksia 11 “Aku ini cinta sama kamu sayangku, aku memang pelacur, tapi aku bukan penipu! Kalau aku bilang cinta ya berarti memang cinta…..”

Leksia 17 “…..Saya bayar anda dua kali lipat…..” Leksia 19 “…..akan berhenti sebagai pelacur…..” Leksia 21 “…..saya dan Chan sudah berkomitmen…..” Kode

Semik

Leksia 1 “…..Dibolak – balikan bak telor dadar, dari posisi satu keposisi lainnya…..”

“…..Masalah chemistry macam apa…..”

Leksia 4 “…..Ciuman kasar yang dihasilkan oleh panasnya jiwa yang terbakar dalam bara hatinya yang menyala – menyala…..”

Leksia 15 “…..Hentakan laki – laki itu sat diranjang…..”

Leksia 16 “…..manusia yang bisa mengobrak-abrik hati yang berisi perpaduan luka dan kecewa……” Kode

Simbolik

Leksia 3 “…..Cengkeraman tangannya dibuat semakin erat dan kencang…..”

Leksia 13 “…..si tuan direktur tidak mengenakan kondom saat menggagahiku…..”

Leksia 14 “…..menuju ke sentuhan ekor yang akan membayarku mahal.”

Kode Proareatik

Leksia 10 “…..Menjadikan orgasme sebagai titik puas kesadaran penuh bahwa kami saling mengingini.”

Leksia 12 “…..Tidak terangsang, tidak orgasme!...” Leksia 20 “…..Saya mencintai dia dengan perasaan dan

bukan karena kelamin…..” Kode

Gnomik

Leksia 9 “…..Sepasang manusia yang saling menikmati keadaan yang ada……”

Leksia 18 “…..semakin kueratkan dekapan agar jiwaku puas. Sumpah mati, tak ada kenikmatan selain dirinya.”

Berikkut ini adalah analisa data terhadap leksia – leksia yang telah dipaparkan diatas, yaitu:

a. Kode Hermeneutik Leksia 5 (Halaman 37)

Kali ini matanya menatapku dengan sorot tajam yang seakan ingin menghabisiku. Kubalas tatapannya. Bukan dengan tatapan yang sama dengannya. Tatapanku penuh dengan kesenduan. Menyadari bahwa sepanjang malam tadi aku telah melukai perasaanya.

Leksia diatas dapat digolongkan menjadi kode pembacaan Hermeneutik (kode teka - teki), Hali ini dapat dilihat dari kata – kata “tatapanku penuh dengan kesenduan”. Hal ini tokoh utama beruaha untuk sabar mengahadapi pasangannya yang saat itu tengah marah karena cemburu padannya. Tokoh utama berusaha untuk mencairkan suasana agar pasangannya au mengerti kondisinya dan mau memaafkannya.

Dari kalimat “bukan dengan tatapan yang sama” dapat diartikan bahwa tokoh utama berusaha untuk tidak membalas perlakuan pasangannya, dia berusaha

untuk lebih sabar lagi, ia berusaha meredam amarah pasangannya dengan berusaha menatapnya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Leksia 6 (Halaman 47)

“aku cinta sama kamu, dan itu alasan paling mendasar yang buat aku slalu cemburu setiap kali kamu menjalani profesimu. Tapi sumpah,aku cinta sama kamu sayangku. Aku nggak pengen kamu dimiliki yang lain.”ungkapan perasaannya terdengar begitu dalam. Tulus dan serius. Dia mencintaiku. Dan kalau sampai detik ini aku masih menjual tubuhku, itu karena hanya keadaan yang sudah terlanjur.ini semua masih kulakukan hanya untuk mencari uang dan kenyamanan,bukan untuk mencari perasaan.

Leksia diatas digolongkan kedalam kode pembacaan hermeneutik (kode teka – teki), hal ini dapat tellihat pada kata – kata “…..itu alasan paling mendasar yang buat aku slalu cemburu setiap kali kamu menjalani profesimu…..” Hal ini menunjukan bagaimana peasaan Dev kepada Chantal, bahwa Dev benar – benar sagangat mencintai Chantal, dia tidak rela jika pasangannya harus bekerja melayani nafsu para lelaki hidung belang.

Dari kalimat “…..ini semua masih kulakukan hanya untuk mencari uang dan kenyamanan,bukan untuk mencari perasaan” dapat diartikan bahwa, Chantal juga sebenarnya memiliki perasaan ynag sama terhadap Dev, tetapi pada saat itu dia belum bisa meninggalkan profesinya sebagai PSK yang telah terlanjur dia lakoni, pekerjaan yang telah memberikan kenyamanan serta materi yang bisa dibilang lebih dari cukup. Akan tetapi disisi lain dia tidak mendapatkan perasaan kasih sayang dan cinta yang tulus dari para lelaki yang menjadi teman tidurnya, justru perasaan sayang dan cinta itu tumbuh dari perempuan lain yaitu Dev.

Dari Leksia ini, ada sebuah pertentangan batin yang dirasakan oleh Chantal,disatu sisi dia sangat mencintai Dev sebagai pasangan lesbiannya, sedangkan disisi lain dia tidak bisa meninggalkan profesinya yang telah menghidupinya dengan kebiasaan hidup Chantal yang glamour. Namun segala perasaan yang dirasakan Chantal tersebut tidak benar, karena sewajarnya seorang perempuan hendaknnya memiliki perasaan cinta dan sayang kepada seorang lelaki.

Leksia 7 (Halaman 48)

Aku nggak mencintai mereka. Aku hanya mencinti uang mereka. Dan aku hanya menjual tubuh bukan perasaan. Kucondongkan tubuh mendekat kearahnnya. Ku belai halus permukaan wajahnya denga jemariku. Sedikit – demi sedikit kudekatkan wajahku kepadanya.kucium bibirnya lembut.dia tidak membalas, hanya menatapku lekat. Tanpa ekspresi apapun. Namun aku tahu ada suatu dasar dimana aku percaya kalau aku memeiliki perasaan yang sama denagn kamu. Aku akui sekarang dan detik ini juga kalau aku cinta sama kamu sayang

Berdasarkan leksia diatas dapat digolongkan dalam kode pembacaan hermeneutik, karena dari leksia ini terdapat kalimat yang menjelaskan tentang kesungguhan dan keyakinan perasaan hati Chantal terhadap pasangan lesbinya, yakni “Aku nggak mencintai mereka. Aku hanya mencinti uang mereka…..” terlihat disini Chantal hanya mengharapkan uang dari para lelaki yang bersamanya. Bukan perasaan cinta ataupun sayang, yang ada hanya hasrat dan nafsu.

Pernyataan “…..Ku belai halus permukaan wajahnya denga jemariku. Sedikit – demi sedikit kudekatkan wajahku kepadanya.kucium bibirnya

lembut……” menjelaskan tentang perlakuan yang dilakukan oleh Chantal terhadap pasangannya untuk memohon maaf atas kesalahan yang telah ia perbuat. Dapat dilihat disini dalam setiap Chantal memohon maaf kepada pasangannya selalu dengan kontak fisik,diantaranya memegang, meraba, dan mencium.

Dapat dilihat dari leksia bahwa Chantal sebenarnya sangat – sangat mencintai pasangannya, perasaan yang tidak dia miliki terhadap lelaki - lelaki lain yang sering memberikan dia limpahan materi. Akan tetapi dia merasa bersalah karena selalu membuat pasangannya marah dikarenakan oleh profesi Chantal sebagai PSK.

Leksia 8 (Halaman 50)

Sayangku, aku berani bersumpah demi apapun yang kamu mau. Beberapa kali aku menjalin hubungan dengan kekasih – kekasihku terdahulu, aku sekedar menjalin hubungan tanpa ada suatuperasaan yang begitu dalam seperti yang sekarang aku rasain ke kamu.

Kode diatas tergolong dalam kode pembacaan Hermeneutik (kode teka - teki). Hal ini dapat dilihat dari kata – kata “aku bersumpah demi apapun yang kamu mau” dapat diartikan bahwa tokoh utama memiliki perasaan cinta, kasih sayang serta pengorbanan yang begitu besar kepada pasangannya, terlihat bahwa ia rela berjanji akan melakukan apapun yang pasangannya inginnkan asalkan pasangannya bisa yakin kepadanya.

Dari kalimat “tanpa ada suatu perasaan yang dalam” hal ini menggambarkan bahwa dalam setiap berhubungan dengan pelanggan – pelanggannya ia tidak pernah menaruh perasaan khusus terhadap mereka. Perasaan khusus tersebut justru timbul pada pasangannya yang seoarang

perempuan. Diamana seharusnya perasaan tersebut perasaan yang dimiliki oleh seorang perempuan terhadap seorang lelaki bukan sesama jenis.

Leksia 11 (Halaman 73)

Aku ini cinta sama kamu sayangku, aku memang pelacur, tapi aku bukan penipu! Kalau aku bilang cinta ya berarti memang cinta. Tolong percayai perasaanku ini. “sayangku, aku ini cinta sama kamu, satu-satunya orang yang paling aku cintai selain diriku sendiri. Aku pengen jalanin hidup yang tenang sama kamu. Aku pengen ngerasain bahagia sama kamu. Aku pengen selamanya sama kamu.”

Berdasarkan leksia diatas dapat digolongkan dalam kode pembacaan hermeneutik, karena dari kallimat “….. aku memang pelacur, tapi aku bukan penipu!...” Chantal memberikan penegasan dan keyakinan kepada pasangannya bahwa dia tidak pernah mempermainkan perasaan pasangannya, dia benar – benar mencintai pasangannya. Walaupun ia berstatus sebagai pelacur, yang identik dengan nilai negative, tetapi dia menegaskan kalau dia memiliki perasaan dan hati yang tulus, jujur, dan bukan perasaan yang main – main trehadap pasangannya.

Dari kata – kata “…..Aku pengen ngerasain bahagia sama kamu….” Perasaan yang timbul di hati Chantal, perasaan yang ingin hidup seperti perempuan – perempuan lainnya, yakni mencintai dan dicintai oleh pasangannnya. Dia lelah dengan jalan hidupnya yang sebenarnya tak pernah ia inginkan. Dan dia sekarang harus mempertahannkan cinta nya,cinta yyang dia miliki, cintanya terhadap Dev , pasangan lesbinya.

Pada leksia ini dapat dilihat bahwa tokoh utama yaitu Chantal, adalah seorang perempuan yang tegas dan tegar, dia tak pernah lelah memberikan

keyakinan kepada pasangannya bahwa dia benar – benar mencintai pasangannya, melebihi cintanya pada dirinya sendiri. Dan dia juga bisa tetap tegar, bertahan hidup dengan segala konsekuensi dan label dirinya sebagai seorang PSK yang Lesbian.

Leksia 17 (Halaman 153)

“udah ayo Chan, mister Byrne udah nungguin kita.” Soni meraih pundakku, hendak membawaku keluar dan menemui si bule lagi. Gue udah bilang nggak mau ngelayanin dia!” kuhempaskan tangannya yang merangkul pundakku. “tapi dia udah bayar gue separuh perek!” teriak Soni dan kembali meraihku.

“tolong dijaga perkataannya ya Bung! Saya bayar anda dua kali lipat, asal anda lepas gadis muda ini

Berdasarkan leksia diatas dapat digolongkan dalam kode pembacaan hermeneutic (kode teka - teki), dari kalimat “…..Gue udah bilang nggak mau ngelayanin dia!...” penggalan kalimat diatas menunjukkan sikap Chantal yang mulai enggan melayani para lelaki yang hanya menginginkan tubuhnya, dia lebih memilih untuk menemui kekasihnya yang selama ini, merasa telah ia lukai hatinya. Karena ia merasa hanya kekasihnya lah yang mampu memberikan perasaan sayang dan cinta, perasaan yang tulus, dan bukan perasaan yang dibuat – buat.

Dari kalimat “…..Saya bayar anda dua kali lipat…..” dalam penggalan kata – kata diatas menceritakan tedapat tokoh lain yang ingin menyelamatkan Chantal dari jeratan lelaki hidung belang, tokoh ini diceritakan adalah ibu kandungnnya sendiri yang selama ini telah terpisahkan darinya. Tokoh ini rela melakukan apa saja demi anak kandungnya yang tengah dalam jeratan

seorang germo, dengan berani membayar dua kali lipat uang yang diberikan oleh seorang bule yang ingin menikmati tubuh Chantal.

Leksia 19 (Halaman 182)

Dan dimalam setelah kepulangan kami dari café NYDC, aku membuatbsebuah janji kepad kekasihku Dev, Ku katakan dan kujanjikan padanya bahwa mulai dari detik itu, aku akan berhenti sebagai pelacur. Aku berjanji untuk tidak menyakiti dirinya lagi dengan tidur dengan lelaki yang berbeda setiap kalinya.

Leksia diatas di golongkan ke dalam kode pembacaan Hermeneatik (kode teka-teki). Hal ini dapat dilihat dari kalimat “…..aku membuat janji kepada kekasihku…..” Hal ini dikarenakan tokoh utama tidak ingin menyakiti kekasihnya lagi. Dia ingin hidup normal selayaknya perempuan-perempuan lainnya, hidup dengan penuh kasih sayang dan perasaan saling mencinta tanpa ada salah satu yang merasa tersakiti.

Dari kalimat “…..aku berhenti sebagai pelacur…..” dapat diartikan Chantal sebagai tokoh utama benar-benar menunjukkan keseriusan hubungannya terhadap Dev kekasihny. Dia memberanikan diri untuk membuat sebuah keputusan besar, yakni berhenti melakoni profesinya sebagai Pekerja Seks Komersial. Profesi yang telah memberikannya kenyamanan selama ini, profesi yang menjadikan dia bisa bertahan hidup sampai saat ini, akan tetapi semua itu ia lakukan demi mendapatkan ketulusan cinta dan kasih sayang terhadap kekasihnya. Namun perasaan yang dirasakan oleh Chantal kepada kekasihnya tersebut tidak benar karena sewajarnya seorang perempuan hanya memiliki perasaan cinta dan kasih sayang yang khusus kepada seorang lelaki.

Leksia 21 (Halaman 197)

Masalah kedepannya dengan dia, saya dan Chan sudah berkomitmen untuk menjalani hidup dengan lebih baik dari sebelumnya seperti yang sudah tertulis dibgian akhir novelnya. Kami akan menjalani hidup semampu kami. Masalah social dan agama, itu biar Sang Maha Kuasa saja yang mengatur. Kita tinggal jalani saja

Leksia diatas termasuk dalam golongan kode pembacaan Hermeneutik (kode teka-teki). Hal ini dapat dilihat dalam kata-kata “…..menjalani hidup lebih baik…..” dapat diartikan bahwa Chantal dan Dev telah memutuskan untuk melanjutkan hidup mereka berdua dengan tetap membiarkan perasaan cinta dan kasih sayang itu tumbuh diantara mereka berdua. Mereka ingin menikmati hidup selayaknya pasangan-pasangan lainnya, hidup penuh dengan kasih sayang dan cinta.

Dari kalimat “…..biar sang maha kuasa saja yang mengatur…..” Chantal dan Dev memasrahkan segala apapun yang terjadi pada diri mereka dan hubungan mereka nanti kedepannya. Mereka hanya ingin menuruti apa kata hati mereka, mereka hanya ingin berbahagia menjalani hidup dengan kekasihnya yang mereka cintai, tanpa memandang segi norma sosial maupun agama.

b. Kode Semik

Leksia 1 (Halaman 20)

Selama dua jam lebih aku digarap habis habisan. Dibolak – balikan bak telor dadar, dari posisi satu keposisi lainnya, dari ejakulasi satu ke ejakulasi berikutnya, dari sodokan satu kesodokan seterusnya.Ibu pun membayarku hanya sepuluh persen dari total uang yang diberikan si Babi setan. Sial ! keperawananku hanya dihargai tiga ratus ribu.

Leksia diatas dapat digolongkan kedalam kode pembacaan Semik, karena sejumlah konotasi melekat pada suatu nama tertentu. Maksudnya ialah “…..dibolak-balik bak telor dadar…..” diartikan disini Chantal diperlakukan tidak sewajarnya dalam hal seksualitas oleh lelaki yang mentang-mentang telah membayarnya berperilaku semena-mena terhadap Chantal. Chantal disetubuhi dengan seenak hatinya tanpa ia tahu bagaimanakah perasaan Chantal yang sesungguhnya yang ketika itu ia baru berusia 15 tahun.

Dan leksia diatas dapat diketahui bahwa ibu angkatnya yang harusnya bisa menjadi ibu yang baik, ibu yang seharusnya memberikan contoh yang positif kepada Chantal justru malah menjerumuskan Chantal dalam dunia prostitusi, dengan menjual anak gadisnya yang ketika itu berusia 15 tahun kepada pelanggan setia ibunya. Dan buruknya lagi Chantal hanya diberi sebesar tiga ratus ribu rupiah, harga yang sangat tidak sebanding dengan rasa sakit yang ia rasakan saat itu. Perasaan sakit yang menyerang fisik dan yang paling parah perasaan sakit yang menyerang jiwa Chantal.

Leksia 2 (Halaman 27)

“Tapi gue mau jadi temen lo..” entah apa yang baru saja kukatakan. Kata – kata itu keluar begitu saja saat terdengar isyarat kegetiran yang ada dalam hati dan jiwanya. Ada suatu chemistry yang mebuatku merasa cocok dengannya. Masalah chemistry macam apa, akupun juga tidak tahu jawabannya. Hanya saja aku merasa kalau aku “klik” dengan dirinya.

Leksia diatas dapat digolongkan menjadi kode pembacaan semik, kerena sejumlah konotasi melekat pada suatu nama tertentu, maksudnya adalah chemistry (kata yang pada arti sebenarnya adalah sebuah perasaan cocok,merasa

sehati, merasa sejalan kemudian diistilahkan menjadi chemistry). Pada umumnya orang mengenal kata chemistry digunakan dalam bahasa istilah sehari – hari jia kita measakn kecocokan kepada seseorang.

Dari leksia diatas dapat diketahui bahwa tokoh dalam novel inin memiliki perasaan cocok, dan merasa sehati dengan pasanganny, walaupun ia baru pertama kali berkenalan dengan pasangannya, ia telah merasakan kecocokan, sehingga ia memutusan untuk mau berteman dengan seseorang lesbian.

Leksia 4 (Halaman 30)

Tidak dapat kupungkiri, aku menikmati ciumannya. Ciuman kasar yang dihasilkan oleh panasnya jiwa yang terbakar dalam bara hatinya yang menyala – menyala. Selangkangan kananku merasakan hembusan hangat. Hangat yang nikmat. Hangat yang menghasilkan hasrat. Semakin lama dam semakin dalam. Hingga kudapati sumbernya menelan habis semua peluh tiap lekuk tubuhku. Diciumnya aku beribu – ribu kali tanpa sapaaan permsi. Kubiarkan kehendaknya mengaliri setiap desiran tubuh dalam rabaan. Darahku memuncak hingga keubun – ubun menahan setiap getaran yang dihasilkan oleh gencar serangannya. Semakin memuncak,dan semakin sangat memuncak, hingga akhirnya kudapati kenikmatan peperangan yang dimainkan.

Leksia diatas digolongkan dalam kode pembacaan Semik karena sejumlah konotasi melekat pada suatu nama tertentu, maksunya adalah “…..sumbernya menelan habis semua peluh…..” Kata “sumbernya “ disini makna yang sebenarnya adalah mulut. Saat mereka sedang bercumbu, Chantal begitu menikmati saat-saat mulut kekasihnya member rangsangan dengan menciuminya dan menelan setiap keringat yang mengalir yang dihasilkan oleh tubuh Chantal.

Dari leksia ini diceritakan bahwa Chantal baru menyadari bahwa dia begitu sangat menikmati setiap sentuhan dan rangsangan-rangsangan yang dihasilkan oleh kekasihnya. Sehingga tanpa ia sadari kenikmatan yang ia rasakan menghasilkan puncak kepuasan yang begitu besar.

Leksia diatas menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi pada Chantal dan kekasihnya bukan hanya sekedar berdasarkan perasaan suka, sayang dan cinta, akan tetapi juga berdasarkan hasrat serta pemuas nafsu seksual mereka.

Leksia 15 (Halaman 108)

Aku khilaf, saat kukatakan bahwa yang kulakukan selama ini hanya berkisar untuk sebuah profesi, bukan sebuah perasaan emosi yang melatari. Maaf, aku ceroboh untuk berkata bahwa aku tidak menikmati setiap hentakan laki – laki itu saat betarung di ranjang. Aku terlalu naïf untuk berkata bahwa hanya rasa jiwa yang selalu kudamba, dan aku terlalu membodohi diri sendiri untuk berkata bahwa aku tidak membutuhkan rasa diraga. Kebodohan yang kini mengakibatkan sebuah kecemburuan yang begitu besar darimu

Leksia diatas dapat digolongka menjadi kode pembacaan semik, karena sejumlah konotasi melekat pada suatu nama tertentu, maksudnya adalah “saat bertarung di ranjang” (kalimat yang biasanya digunakan untuk benda, dalam novel ini digunakan untuk menyatakan kegiatan).

Dokumen terkait