• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat

Killedmerch adalah perusahaan yang memproduksi kaos metal / hardcore. Killedmerch ini awalmulanya dari kecintaan seseorang terhadap band metal,dan mengekspresikan dalam t-shirt. Usaha ini mulai ditekuni sejak tahun 2009, T-shirt Killedmech ini di motori oleh seorang mahasiswa yang bernama Rio Oktanto. Beliau memiliki tempat produksi yang terletak di Gunung Anyar Lor No 08, Surabaya. Pesaing utama mereka adalah outright, merchons dan extreme decay sementara partner mereka adalah innerburst dan boroxides and hold. Terinspirasi dari sebuah band (metal) komunitas independen yang memiliki way of life dan life style tersendiri yaitu komunitas metal dan hardcore.

Meski keberadaannya sudah berjubel, distro dan clothing masih akan menikmati masa-masa keemasan tahun 2008, bahkan menargetkan bisa menembus pasar internasional. Industri clothing (produsen sekaligus pemasok t-shirt ke distro, baik dengan sistem pemasaran internet/online.), sudah berkembang menjadi bisnis yang menjanjikan. Buktinya, bisnis yang semula sekadar untuk menyalurkan hobi dan kreasi ini, setelah pasarnya terbentuk, berkembang bak jamur di musim hujan. Hampir setiap bulan, tumbuh yang baru. Bahkan, kini jumlahnya mencapai ratusan dan

letaknya tersebar dari kota besar hingga ke pelosok daerah. Sekadar informasi, Majalah Pengusaha edisi Agustus 2006, mencatat di Bandung saja terdapat sekitar 300 clothing dan 100 distro (distribution store).

Saking banyaknya, setiap 100 meter di sebuah jalan di kota yang dijuluki Paris van Java itu, bisa ditemui empat sampai lima toko clothing. Pertumbuhan yang luar biasa ini, mau tak mau memunculkan persaingan yang semakin ketat. Menghadapi hal ini, Killedmerch salah satu perintis

clothing, selalu berusaha menciptakan sesuatu yang unik dan berbeda, sesuai dengan namanya.perusahaan street brand lokal yang terinspirasi dari komunitas band metal/hardcore ini, menyelenggarakan serangkaian program, seperti mengeluarkan produk image bernama Stay Dry Track Jacket (Januari–Mei 2011), mengeluarkan produk image Dead Format Series T-shirt (September–Nopember 2011), menyelenggarakan CVS End of League 2007 (Desember–Januari 2012), dan mengeluarkan produk

image The Transporter (Oktober 2012).

Perluasan pasar juga dilakukan Killedmerch yang dibangun dengan modal awal Rp500 ribu ini, dengan merangkul beberapa band-band lokal. Nah, satu lagi fakta membuktikan bahwa tak perlu modal besar untuk berbisnis. Yang lebih diperlukan adalah kegigihan dan jeli dalam menangkap peluang, serta selalu berusaha menciptakan inovasi.

42

4.1.2. Visi Dan Misi Perusahaan

Visi dari killedmerch adalah menularkan tren global kepada para konsumen, sehingga t-shirt brand Killedmerch menjadi top brand dalam kategori t-shirt band metal/hardcore.

Misi dari Killedmerch adalah untuk mencoba mengedukasi masyarakat dalam berfashion.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1. Penyebaran kuesioner

Kuesioner disebarkan untuk mendapatkan sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampling yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu yang dijadikan sebagai sampel penelitian skripsi. Sampel diambil peneliti sebanyak 50 responden, yaitu : 1. Berdomisili di Surabaya dan sekitarnya.

2. Minimal usia 17 tahun.

4.2.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Data mengenai responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner yang telah diberikan atau disebar oleh peneliti. Dari jawaban-jawaban tersebut dari responden diketahui hal-hal seperti dibawah ini :

a. Jenis Kelamin Responden

Dari 50 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Prosentase (% )

1 Laki-laki 47 94,00%

2 Perempuan 3 6,00%

Total 50 100,00%

Sumber : Data diolah

b. Usia Responden

Dari 50 responden yang mengisi kuesioner yang telah

diberikan oleh peneliti dapat diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2. Karakteristik Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase (% )

1 17-25 tahun 37 74,0%

2 26-45 tahun 13 26,0%

Total 50 100,0%

Sumber : Data diolah

c. Pekerjaan Responden

Dari 50 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti dapat diketahui pekerjaan masing para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase (% )

1 Wirausaha 9 18,0%

2 Pegawai

swasta/negeri 13 26,0%

3 Pelajar/ Mahasiswa 28 56,0%

Jumlah 50 100,0%

44

4.2.3. Intrnet Marketing ( X )

Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah Internet Marketing, yang memiliki beberapa element.

Tabel 4.4 Jawaban Responden Tentang Intrnet Marketing

NO. Keterangan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 X.1 Tampilan website killedmerch menggambarkan suasana bersahabat 3 10 13 11 13 50 6,0 % 20,0% 26,0% 22,0% 26,0% 100,0% X.2 Suasana penjualan online

Killedmerch

menyenangkan, sehingga mendorong konsumen selalu ingin mengunjungi situs Killedmerch

3 7 12 15 13 50

6,0% 14,0% 24,0% 30,0% 26,0% 100,0%

X.3 Orang dapat mencari informasi Killedmerch dengan banyak cara dan mudah

5 11 16 17 1 50

10,0% 22,0% 32,0% 34,0% 2,0% 100,0%

X.4 Perpaduan teknologi dan ciri khas produk

Killedmerch berbeda dari produk pesaing

2 5 10 18 15 50

4,0% 10,0% 20,0% 36,0% 30,0% 100,0%

X.5 Killedmerch bisa menjaga privasi keamanan dan kenyamanan data konsumen

1 3 7 21 18 50

2,0% 6,0% 14,0% 42,0% 36,0% 100,0%

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :

Distribusi frekuensi pada tabel 4.4 diatas menunjukkan jawaban responden pada skor 4 dan 5 yang tertinggi adalah pada element X.5 yaitu sebesar 39 responden (78%), yang artinya responden setuju dan sangat setuju bila Killedmerch bisa menjaga privasi data konsumen. Sedangkan jumlah skor 4 dan 5 yang terendah adalah pada element X.3 yaitu sebesar 18 responden (36%), artinya

responden setuju dan sangat setuju untuk mencari informasi Killedmerch dengan banyak cara.

4.2.4. Word Of Mouth ( Y1 )

Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah word of mouth yang memiliki beberapa indikator.

Tabel 4.5 Jawaban Responden Tentang Word Of Mouth

NO. Keterangan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5

Y1.1 Kemauan konsumen

untuk membicarakan hal-hal yang baik tentang killedmerch kepada orang lain

3 2 9 9 27 50

6,0% 4,0% 18,0% 18,0% 54,0% 100,0%

Y1.2 Menyarankan untuk

membeli produk killedmerch kepada orang lain

1 10 22 17 0 50

2,0% 20,0% 44,0% 34,0% 0% 100,0%

Y1.3 Mengajak teman atau

saudara untuk membeli produk killedmerch

5 11 17 17 0 50

10,0% 22,0% 34,0% 34,0% m0% 100,0%

Sumber : Data Olahan

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :

Distribusi frekuensi pada tabel 4.5 diatas menunjukkan jawaban responden pada skor 4 dan 5 yang tertinggi adalah pada indikator Y1.1 yaitu sebesar 36 responden (72%), artinya konsumen dengan sadar dan rela untuk membicarakan hal-hal baik tenteng Killedmerch kepada orang lain. Dan sisanya terendah baik pada indikator Y1.2 dan Y1.3 sebanyak 17 responden (34%), artinya konsumen mengajak dan menyarankan kepada orang lain untuk membeli produk t-shirt Killedmerch.

46

4.2.5. Brand Awareness (Y2)

Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah brand awareness yang memiliki beberapa indikator.

Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Brand Awareness

NO. Keterangan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5

Y2.1 Bila ada kategori kaos band metal yang diingat adalah killedmerch

4 8 13 14 11 50

8,0% 16,0% 26,0% 28,0% 22,0% 100,0%

Y2.2 Jika mau kaos metal ya

killedmerch 1 2,0% 6 12,0% 34,0% 30,0% 22,0% 100,0% 17 15 11 50 Y2.3 Jika membeli kaos, salah

satu diantaranya produk killedmerch

1 11 15 14 9 50

2,0% 22,0% 30,0% 28,0% 18,0% 100,0%

Sumber : Data Olahan

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :

Distribusi frekuensi pada tabel 4.6 diatas menunjukkan jawaban responden pada skor 4 dan 5 yang tertinggi adalah pada indikator Y2.2 yaitu sebesar 26 responden (52%), artinya konsumen mau t-shirt metal ya Killedmerch. Sedangkan jumlah yang terendah adalah pada indikator Y2.3 yaitu sebesar 23 responden (46%), artinya jika konsumen membeli t-shirt, diantaranya terdapat t-shirt Killedmerch.

4.2.6. Intention to Buy

Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah Intention to Buy yang memiliki beberapa indikator.

Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Intention to Buy

NO. Keterangan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5

Z.1 Konsumen akan melakukan pembelian produk Killedmerch 0 4 20 16 10 50 0% 8,0% 40% 32,0% 20,0% 100,0 % Z.2 Konsumen akan

menyarankan orang lain untuk membeli produk Killedmerch

0 2 7 23 18 50

0% 4,0% 14,0% 46,0% 36,0% 100,0

% Z.3 Killedmerch menjadi pilihan

utama seseorang untuk membeli

t-shirt band metal

2 9 11 16 12 50

4,0

% 18,0% 22,0% 32,0% 24,0% 100,0%

Z.4 Konsumen akan selalu atau giat mencari informasi tentang produk killedmerch

1 8 11 16 14 50

2,0

% 16,0% 22,0% 32,0% 28,0% 100,0%

Sumber : Data Olahan

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :

Distribusi frekuensi pada tabel 4.7 diatas menunjukkan jawaban responden pada skor 4 dan 5 yang tertinggi adalah pada indikator Z.2 yaitu sebesar 41 responden (82%), artinya konsumen akan menyarankan orang lain untuk membeli produk t-shirt Killedmerch. Sedangkan jumlah yang terendah adalah pada indikator Z.1 yaitu sebesar 26 responden (52%), artinya konsumen akan melakukan pembelian produk Killedmerch.

4.2.7. Uji Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau mutivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang

48

dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan.

Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 3,6527 53,7570 25,5000 10,85099 50 Std. Predicted Value -2,013 2,604 ,000 1,000 50 Standard Error of Predicted Value 4,836 8,177 6,560 ,827 50 Adjusted Predicted Value 2,7420 67,2136 25,4626 12,53330 50 Residual -15,75696 27,27489 ,00000 9,73427 50 Std. Residual -1,348 2,334 ,000 ,833 50 Stud. Residual -1,836 2,855 ,002 1,018 50 Deleted Residual -29,21362 40,80418 ,03744 14,61048 50

Stud. Deleted Residual -1,906 3,225 ,009 1,050 50

Mahal. Distance 7,413 23,010 14,700 3,809 50

Cook's Distance ,000 ,253 ,032 ,047 50

Centered Leverage

Value ,151 ,470 ,300 ,078 50

a. Dependent Variable: RESP

Nilai Mahal. Distance Maximum 23,010 yang lebih KECIL dari 37,697. Berarti tidak terdapat outlier pada data tersebut, oleh karena itu data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih lanjut.

4.3. Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis 4.3.1. Analisis Uji Kausalitas

Berikut ini gambar keseluruhan dari hasil perhitungan software Smart PLS sebagai berikut :

Gambar 4.1 Output PLS 4.3.2. Analisis Data Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading factor

50

Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)

Model pengukuran indikator Internet Marketing, Word Of Mouth, Brand Awareness, Intention To Buy, maka model pengukurannya dengan melihat pada tabel outer loading :

Tabel 4.9 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)

Fact o r Lo a d i n g ( O) Sa m p le M e an ( M ) St a n d a r d D e v i a t i o n ( STDEV) St a n d a r d Er r o r ( STERR) T St a t i st i cs ( | O/ STERR| ) X1.1 - > I NTERNET MARKETI NG ( X) - 0,040411 - 0,018949 0,389095 0,389095 0,103858 X1.2 - > I NTERNET MARKETI NG ( X) 0,087430 0,025845 0,458647 0,458647 0,190626 X1.3 - > I NTERNET MARKETI NG ( X) 0,292092 0,173782 0,308217 0,308217 0,947681 X1.4 - > I NTERNET MARKETI NG ( X) - 0,081938 0,089891 0,429615 0,429615 0,190725 X1.5 - > I NTERNET MARKETI NG ( X) 0,935329 0,343690 0,540461 0,540461 1,730615 Y1 .1 < - W ORD OF M ON TH ( Y1 ) - 0 ,7 8 8 8 4 3 - 0,238640 0,595059 0,595059 1 ,3 2 5 6 5 4 Y1 .2 < - W ORD OF M ON TH ( Y1 ) 0 ,3 9 7 5 6 6 0,210113 0,520770 0,520770 0 ,7 6 3 4 2 0 Y1 .3 < - W ORD OF M ON TH ( Y1 ) 0 ,5 9 2 2 3 9 0,321451 0,594178 0,594178 0 ,9 9 6 7 3 8 Y2 .1 < - BRAN D A W A REN ESS ( Y2 ) - 0 ,2 7 9 4 1 6 - 0,023601 0,620734 0,620734 0 ,4 5 0 1 3 8 Y2 .2 < - BRAN D A W A REN ESS ( Y2 ) 0 ,9 4 0 3 4 7 0,307448 0,559698 0,559698 1 ,6 8 0 0 9 7 Y2 .3 < - BRAN D A W A REN ESS ( Y2 ) - 0 ,0 0 8 4 0 1 0,222099 0,604682 0,604682 0 ,0 1 3 8 9 3 Z1 .1 < - I N TEN TI ON TO BUY ( Z) - 0 ,8 0 0 4 7 5 - 0,276297 0,574204 0,574204 1 ,3 9 4 0 6 2 Z2 .2 < - I N TEN TI ON TO BUY ( Z) 0 ,7 1 5 0 4 8 0,268509 0,496676 0,496676 1 ,4 3 9 6 6 7 Z3 .3 < - I N TEN TI ON TO BUY ( Z) 0 ,1 3 9 5 4 5 0,177244 0,545024 0,545024 0 ,2 5 6 0 3 6 Z4 .4 < - I N TEN TI ON TO BUY ( Z) 0 ,4 6 0 1 6 8 0,126116 0,586007 0,586007 0 ,7 8 5 2 6 1

Indikator Validitas : Nilai Factor Loading lebih besar dari 0,5 dan atau nilai T-Statistic lebih besar dari 1,645 (nilai Z pada α = 0,10). Factor Loading merupakan korelasi antara indikator dengan variabel, jika lebih besar dari 0,5 maka korelasi disebut valid dan jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,645 maka korelasinya disebut signifikan.

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, menunjukkan maka pada variabel WORD OF MOUTH, hanya indikator Y1.3 yang memiliki factor loading lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator-Y1.3 tersebut adalah lebih dominan sebagai pengukur/indikator variabel WORD OF MOUTH .

Pada variabel BRAND AWARENESS, hanya indikator Y2.2 yang memiliki factor loading lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator Y2.2 tersebut adalah lebih dominan sebagai pengukur/indikator variabel BRAND AWARENESS,

Pada variabel INTENTION TO BUY, hanya indikator Z2.2 yang memiliki factor loading lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator Z2.2 tersebut adalah lebih dominan sebagai pengukur/indikator variabel INTENTION TO BUY

Secara keseluruahn hasil estimasi telah memenuhi Convergen vailidity dan validitas baik.

52

Average Variance Extracted (AVE)

Discriminant validity pada indikator refleksif dapat dilihat pada cross-loading, cara lain untuk melihat discriminat validity dilakukan dengan cara membandingkan square root of average variance extracted

(AVE) untuk setiap variabel dengan nilai korelasi antara variabel. Model mempunyai discriminant validity yang tinggi akar AVE untuk setiap variabel lebih besar korelasi antara konstruk (Ghozali,2008). Jika nilai akar AVE lebih tinggi daripada korelasi antar variabel yang lain, maka dapat dikatakan hasil ini menunjukkan bahwa discriminant validity yang tinggi.

Tabel 4.10 Average Variance Extracted

AVE

BRAND AWARENESS (Y2) 0,320799

INTENTION TO BUY (Z) 0,345821

INTERNET MARKETING (X)

WORD OF MONTH (Y1) 0,377026

Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance Extracted (AVE) , yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 juga menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten. Pada variabelindikator reflektif dapat dilihat dari nilain Avarage variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk(variabel). Dipersyaratkan model yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai AVE untuk konstruk (variabel)

WORD OF MOUTH, BRAND AWARENESS dan INTENTION TO BUY memiliki nilai lebih kecil dari 0,5, sehingga validitasnya rendah. Untuk variabel dengan indikator Formatif yaitu INTERNET MARKETING, tidak memerlukan ukuran validitas (maka tidak terdapat nilai AVE).

4.3.3. Uji Reliabilitas

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s

Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation

digunakan untuk memperbaiki ukuran – ukuran dan mengeliminasi butir – butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha

yang dihasilkan (Purwanto, 2002). Composite Reliability

Tabel 4.11 Composite Reliability

Composite Reliability

BRAND AWARENESS (Y2) 0,172849

INTENTION TO BUY (Z) 0,091798

INTERNET MARKETING (X)

WORD OF MONTH (Y1) 0,021152

Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability, konstruk reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 maka indikator disebut konsisten dalam mengukur variabel latennya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konstruk (variabel) WORD OF MONTH, BRAND AWARENESS dan INTENTION TO BUY memiliki nilai

54

composite reliability lebih kecil dari 0,7. Sehingga reliabelitasnya rendah. Untuk variabel dengan indikator Formatif yaitu INTERNET MARKETING tidak memerlukan ukuran reliabilitas (maka tidak terdapat composite reliability)

Variabel dengan indikator formatif tidak dapat dianalisis dengan melihat convergen validity dan composite reliability. Oleh karena variabel dengan indikator formatif yaitu INTERNET MARKETING pada dasarnya merupakan hubungan regresi indikator ke variabel , maka cara menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi tersebut. Jadi dilihat nilai outer weight masing-masing indikator dan nilai signifikansinya.

Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values)

Model hubungan variable dengan indikator dengan bentuk formatif yaitu Internet Marketing pada dasarnya merupakan hubungan regresi indikator ke variable, maka cara menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi tersebut. Jadi di lihat dari outer weight masing-masing indikator dan nilai signifikannya.

Tabel 4.12 Outer Weights Fact o r Lo a d i n g ( O) Sa m p le M e an ( M ) St a n d a r d D e v i a t i o n ( STDEV) St a n d a r d Er r o r ( STERR) T St a t i st i cs ( | O/ STERR| ) X 1 .1 - > I N TERN ET M A RK ETI N G ( X ) -0 ,1 -0 5 -0 5 5 - 0,058060 0,442784 0,442784 0 ,2 3 7 2 6 0 X 1 .2 - > I N TERN ET M A RK ETI N G ( X ) 0 ,1 7 1 1 0 4 0,058386 0,463703 0,463703 0 ,3 6 8 9 9 5 X 1 .3 - > I N TERN ET M A RK ETI N G ( X ) 0 ,2 6 0 4 8 4 0,138480 0,283325 0,283325 0 ,9 1 9 3 8 3 X 1 .4 - > I N TERN ET M A RK ETI N G ( X ) 0 ,0 6 6 7 9 0 0,125044 0,403533 0,403533 0 ,1 6 5 5 1 3 X 1 .5 - > I N TERN ET M A RK ETI N G ( X ) 0 ,9 7 3 1 1 4 0,354100 0,565357 0,565357 1 ,7 2 1 2 3 8 Y1.1 < - WORD OF MONTH ( Y1) - 0,685712 - 0,176233 0,505130 0,505130 1,357496 Y1.2 < - WORD OF MONTH ( Y1) 0,352935 0,190566 0,436324 0,436324 0,808883 Y1.3 < - WORD OF MONTH ( Y1) 0,538239 0,297942 0,522102 0,522102 1,030907 Y2.1 < - BRAND AWARENESS ( Y2) - 0,312194 0,065357 0,511933 0,511933 0,609835 Y2.2 < - BRAND AWARENESS ( Y2) 0,967933 0,258674 0,542811 0,542811 1,783186 Y2.3 < - BRAND AWARENESS ( Y2) - 0,306554 0,181002 0,516927 0,516927 0,593030 Z1.1 < - I NTENTI ON TO BUY ( Z) - 0,598234 - 0,170083 0,454787 0,454787 1,315416 Z2.2 < - I NTENTI ON TO BUY ( Z) 0,491730 0,189926 0,349820 0,349820 1,405665 Z3.3 < - I NTENTI ON TO BUY ( Z) 0,203674 0,190863 0,413174 0,413174 0,492949 Z4.4 < - I NTENTI ON TO BUY ( Z) 0,306618 0,090608 0,397820 0,397820 0,770746

Hasil pengujian pada tabel outer weight menunjukkann bahwa hanya indikator X1.5 pada variabel Inaternet Marketing adalah signifikan karena nilain T-Statistiknya lebih besar dari 1,645 (pada Z α = 0,10). Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator X1.5 tersebut adalah lebih dominan berperan menjadi indikator variabel Internet Marketing.

56

Model Struktural

Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-Square yang merupakan uji goodness-fit model. Pengujian inner model dapat dilihat dari nilai R-square pada persamaan antar variabel latent. Nilai R2 menjelaskan seberapa besar variabel eksogen (independen/bebas) pada model mampu menerangkan variabel endogen (dependen/terikat)

R-square

Tabel 4.13 R-Square

R Square

BRAND AWARENESS (Y2) 0,110673

INTENTION TO BUY (Z) 0,240153

INTERNET MARKETING (X)

WORD OF MOUTH (Y1) 0,177243

Nilai R2 = 1- (1- 0,1106) (1- 0,2401) (1- 0,1772) = 0,3639. Hal ini

dapat diinterpretasikan bahwa model mampu menjelaskan

fenomena/masalah INTENTION TO BUY sebesar 36,39 %. Sedangkan sisanya (63,61 %) dijelaskan oleh variabel lain (selain INTERNET MARKETING WORD OF MOUTH DAN BRAND AWARENESS)

yang belum masuk ke dalam model dan error. Artinya INTENTION TO

BUY Komitmen Organisasi dipengaruhi oleh INTERNET

MARKETING WORD OF MOUTH DAN BRAND AWARENESS sebesar 36,39% sedang sebesar 63,61% dipengaruhi oleh variabel selain

INTERNET MARKETING WORD OF MOUTH DAN BRAND AWARENESS

Selanjutnya dalat dilihat koefisien path pada inner model. Results for Inner Weights

Tabel 4.14 Results for Inner Weights

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) BRAND AWARENESS (Y2) -> INTENTION TO BUY (Z) 0,081430 0,101489 0,277280 0,277280 0,293674 INTERNET MARKETING (X) -> BRAND AWARENESS (Y2) -0,332675 0,026022 0,456872 0,456872 0,728159 INTERNET MARKETING (X) -> INTENTION TO BUY (Z) 0,501430 0,219338 0,499857 0,499857 1,003147 INTERNET MARKETING (X) -> WORD OF MOUTH (Y1) -0,421002 0,205478 0,452584 - 0,452584 0,930220 WORD OF MOUTH (Y1) -> INTENTION TO BUY (Z) 0,407008 0,207234 0,336356 0,336356 1,210050

1. INTERNET MARKETING (X) berpengaruh terhadap WORD OF

MOUTH (Y1) dengan koefisien path sebesar -0,4210, TIDAK dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 0,9302 lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 , maka Non Signifikan (Negatif)

58

2. INTERNET MARKETING (X) berpengaruh terhadap BRAND

AWARENESS (Y2) dengan koefisien path sebesar -0,3326, TIDAK dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 0,7281 lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 , maka Non Signifikan (Negatif)

3. INTERNET MARKETING (X) berpengaruh terhadap

INTENTION TO BUY (Z) dengan koefisien path sebesar 0,5014, TIDAK dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 1,0031 lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 , maka Non Signifikan (Positif)

4. WORD OF MOUTH (Y1) berpengaruh terhadap INTENTION TO

BUY (Z) dengan koefisien path sebesar 0,4070, TIDAK dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 1,2100 lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 , maka Non Signifikan (Positif)

5. BRAND AWARENESS (Y2) berpengaruh terhadap INTENTION

TO BUY (Z) dengan koefisien path sebesar 0,0814, TIDAK dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 0,2936 lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 , maka Non Signifikan (Positif)

4.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dijabarkan beberapa pembahasan korelasi antar variable yang ditentukan oleh beberapa element dan indikator sebagai berikut :

Hasil pengujian yang telah dilakukan tentang Internet Marketing

berpengaruh non signifikan positiv terhadap Intention To Buy melalui

Word Of Mouth. Internet Marketing tidak berpengaruh terhadap Word Of

Mouth dan Word Of Mouth tidak berpengaruh terhadap Intention To Buy

pada produk t-shirt Killedmerch. Hal ini tidak sesuai dengan jurnal Andriyanto, Richard Darmawan dan Haryanto, Jony Oktavian 2010. Jadi dapat disimpulkan meskipun Internet Marketing produk tersebut baik, tingkat pencapaian Word Of Mouth dari konsumen satu ke konsumen lain tentang produk t-shirt Killedmerch Gunung anyar Surabaya rendah untuk menarik Intention To Buy konsumen, dikarenakan maraknya modus penipuan, barang yang di pesan melalui gambar tidak sesuai dengan gambar, seringnya terjadi keterlambatan pengiriman barang yang dipesan oleh pembeli dan susahnya mencari informasi tentang produk Killedmerch sehingga tidak adanya minat beli konsumen.

Hasil pengujian yang telah dilakukan tentang Internet Marketing

berpengaruh non signifikan positiv terhadap Intention To Buy melalui

Brand Awareness. Internet Marketing tidak berpengaruh terhadap Brand Awareness dan Brand Awareness tidak berpengaruh terhadap Intention To Buy pada produk t-shirt Killedmerch. Hal ini tidak sesuai dengan jurnal Andriyanto, Richard Darmawan dan Haryanto, Jony Oktavian 2010. Jadi dapat disimpulkan meskipun Internet Marketing produk tersebut baik, tingkat Brand Awareness di benak konsumen tentang produk t-shirt Killedmerch Gunung anyar Surabaya rendah untuk menarik Intention To Buy konsumen, dikarenakan maraknya modus penipuan, barang yang di pesan melalui gambar tidak sesuai dengan gambar, seringnya terjadi keterlambatan pengiriman barang yang dipesan oleh pembeli dan situs

60

internet marketing yang digunakan Killedmerch masih menggunakan facebook untuk media pemasaranya, sehingga belum bisa membangun brand yang dapat diingat oleh konsumen.

Hasil pengujian yang telah dilakukan tentang Internet Marketing

berpengaruh non signifikan positiv terhadap Intention To Buy. Internet Marketing tidak berpengaruh Intention To Buy t-shirt Killedmerch. Hal ini tidak sesuai dengan jurnal Andriyanto, Richard Darmawan dan Haryanto, Jony Oktavian 2010. Jadi dapat disimpulkan meskipun Internet Marketing

baik, tingkat Intention To Buy di konsumen tentang produk t-shirt Killedmerch Gunung anyar Surabaya rendah, dikarenakan maraknya modus penipuan, barang yang di pesan melalui gambar tidak sesuai dengan gambar, seringnya terjadi keterlambatan pengiriman barang yang dipesan oleh pembeli dan produknya masih baru jadi konsumen belum mengenali produk lebih dekat sehingga tidak adanya minat beli terhadap t-shirt Killedmerch.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis PLS untuk menguji Internet Marketing Dalam Pembentukan Word Of Mouth dan Brand

Awareness Untuk Memunculkan Intention To Buy Killedmerch Gunung

Anyar Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Meskipun Internet Marketing baik maka belum tentu pengaruhIntention

To Buy melaui Word Of Mouth itu baik, dan belum tentu juga informasi

baik dari konsumen satu ke konsumen lain dapat menarik minat beli produk t-shirt Killedmerch.

2. Meskipun Internet Marketing baik maka belum tentu pengaruh Intention

To Buy melaui Brand Awareness itu baik, dan belum tentu juga konsumen

ingatdan minat untuk membeli produkt-shirt Killedmerch.

3. Meskipun Internet Marketing baik, maka belum tentu berpengaruh terhadap Intention To Buy pada produk Killedmerch.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang di

Dokumen terkait