• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Defenisi Hasil Belajar

Dalam kamus bahasa Indonesia dikemukakan bahwa kata “Hasil” dapat berarti perolehan, akibat dan sesuatu yang diadakan oleh usaha44.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Ada pula yang mendefinisikan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya45

Hasil belajar merupakan gambaran tentang apa yang harus digali, dipahami, dan dikerjakan peserta didik. Hasil belajar ini merefleksikan keluasan, kedalaman,

42 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.53.

43 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,Strategi Belajar Mengajar, h. 53-54.

44 Permen Diknas No.26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Pengelola Laboratorium

Sekolah dan Madrasah

kerumitan dan harus digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Perencanaan program merupakan instrumen penting untuk merealisasikannya dalam situasi nyata. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya dapat menciptakan kondisi- kondisi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar peserta didik. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain: memberi tugas, mengadakan diskusi, tanya jawab, mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat, termasuk melakukan evaluasi atau penilaian hasil belajar 46

Penilaian kelas bertujuan menilai hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dan proses belajar mengajar berlangsung di kelas. Hasil belajar menurut Benyamin S. Bloom (1956) yang dikenal dengan taksonomi Bloom di kelompokkan dalam tiga aspek yaitu: aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam penilaian kelas, Hasil belajar inilah yang dijadikan objek penilaian. Dengan demikian, penyusunan alat penilaian disesuaikan dengan objek penilaian47

2. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Adapun Tujuan penilaian hasil belajar menurut Zaenal Arifin (2014:15) adalah:

a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan;

b. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran;

46 Arifin,Zainal. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur.( Bandung :Remaja Rosdakarya 2013)h.26

c. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan;

d. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran . Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan; e. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan

jenis pendidikan tertentu;

f. Untuk menentukan kenaikan kelas;

g. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

3. Metode dan Kondisi Belajar

Seperti variabel metode dan kondisi pembelajaran, variable hasil pembelajaran juga dapat diklarifikasikan dengan cara yang sama. Pada tingkat yang amat umum sekali, hasil pembelajaran dapat diklasifikasi menjadi 3 (tiga), yaitu: a. Keefektifan (effectiveness).

b. Efisiensi (efficiency); c. Daya tarik (appeal).

Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian hasil belajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran, yaitu (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan “tingkat kesalahan” (2) kecepatan untuk kerja, (3) tingkat alih belajar, dan (4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari, Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai belajar atau

jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Daya tarik pembelajaran erat sekali kaitannya daya tarik belajar bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya, pengukuran kecenderungan siswa untuk terus atau tidak terus belajar dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi48

Lebih jelas Menurut Kasmadi (2013: 43-44) Variabel hasil belajar pada tingkat umum, diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Keefektifan pembelajaran diukur dengan tingkat pencapaian pembelajar. Yakni 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk memprediksi efektifitas belajar, yaitu: 1) Kecermatan perilaku yang dipelajari.

2) Kecepatan unjuk kerja. 3) Tingkat alih belajar.

4) Tingkat retensi dari apa yang dipelajari.

b. Efesiensi pembelajaran diukur dengan rasio antara keefektifan dengan jumlah waktu yang dipakai, dan jumlah biaya yang digunakan.

c. Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecendrungan siswa untuk senang belajar. Erat kaitannya dengan daya tarik dan kualitas pembelajaran. Oleh sebab itu pengukuran siswa belajar dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri.

d. Hasil belajar, secara normatif merupakan hasil penilaian terhadap kegiatan pembelajaran sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam memahami

pembelajaran yang dinyatakan dengan nilai berupa huruf atau angka. Akan tetapi secara psikologis menampakkan perubahan perilaku pada siswa.

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi 3 bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan/ keterampilan bertindak/ berprilaku) ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh karena itu ketiga aspek tersebut harus, harus dipandang sebagai hasil belajar siswa, dari proses pengajaran hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku, secara tekhnik dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan pengajaran (tujuan instruksional). Dengan perkataan lain rumusan hasil pengajaran berisikan hasil belajar yang diharapkan dikuasai siswa yang mencakup ketiga aspek tersebut49

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi akibat seseorang telah melakukan proses belajar yang dilakukan dengan suatu usaha dan disengaja. Terjadinya perubahan perilaku yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan siswa sebagai hasil belajar dan proses interaksi dengan lingkungannya yang diwujudkan melalui pencapaian hasil belajar.

49Sudjana, Nana. Dasar- Dasar proses Belajar Mengajar. Bandung (Sinar Baru Algensindo, 2011) h.49

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait