• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah ukuran apakah seseorang sudah belajar atau belum, digunakan suatu indikator yang disebut dengan hasil belajar. (Ni Nyoman Parwati, dkk, 2018 : 24).

Sudjana (2009) mendefinisikan hasil belajar sebagai suatu perbuatan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Adapun Dimyati dan Mudjiono (2006) menggarisbawahi hasil belajar sebagai suatu interaksi antara pembelajar dan tindakan mengajar. Belajar dan hasil belajar tidak mengenal usia.

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs dalam bukunya Jamil Suprihatiningrum tahun 2014 ia mendefinisikan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa.

Jadi, hasil belajar menurut penulis adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran, kemampuan dapat berupa aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

b. Jenis-jenis Hasil Belajar

Hasil belajar sesuai dengan Taksonomi Bloom terbagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

1) Aspek Kognitif

Aspek kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Aspek kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari jenjang paling rendah sampai yang paling tinggi. (Jamil Suprihatiningrum, 2014: 38). Jenjang dalam aspek kognitif terdiri dari enam jenjang yaitu jenjang pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Aspek Afektif

Aspek afektif berhubungan dengan minat, perhatian, sikap, emosi, penghargaan, proses, internalisasi dan pembentukan karakteristik diri. (Ni Nyoman Parwati, 2018: 32). Aspek afektif memiliki lima jenjang,

yaitu jenjang penerimaan, penanggapan, penghargaan, pengorganisasian, dan penjatidirian.

3) Aspek Psikomotor

Aspek psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. (Jamil Suprihatiningrum, 2014: 45). Aspek psikomotor terdiri dari tujuh jenjang yaitu, jenjang persepsi, kesiapan, respons terpimpin, mekanisme, respon tampak yang kompleks, penyesuaian dan penciptaan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi menjadi dua kategori, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu, sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1) Faktor Intern

Faktor intern dalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor intern meliputi faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor kelelahan. (Ni Nyoman Parwati, 2018: 37)

2) Faktor Ekstern

Hasil belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar peserta didik (faktor eksternal). Adapun faktor eksternal yang memengaruhi proses belajar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. (Ihsan El Khuluqo, 2017: 37)

d. Tujuan Hasil Belajar

Tujuan evaluasi hasil belajar menurut Anas Sudijono terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1) Tujuan Umum

Tujuan evaluasi hasil belajar secara umum terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

b) Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.

2) Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari kegiatan evaluasi hasil belajar, yaitu:

a) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.

b) Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program

pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.(Anas Sudijono, 2012: 16-27)

Menurut Sukardi, evaluasi hasil belajar bertujuan untuk : 1) Menilai ketercapaian tujuan

2) Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi 3) Sebagai sarana untuk mengetahui sps yang siswa telah

ketahui

4) Memotivasi belajar siswa

5) Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling

6) Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum. (Sukardi, 2011: 9-10)

e. Instrumen Hasil Belajar

Instrumen hasil belajar terbagi menjadi dua, yaitu tes dan non tes. 1) Tes

Tes menurut Purwanto adalah ukuran penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Tes diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. (Purwanto, 2016: 66). Sedangkan tes menurut Anas Sudijono adalah cara ( yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas berupa pertanyaan-pertanyaan, atau perintah-perintah sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingah laku atau prestasi, yang mana nilai dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh orang lain atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu. (Anas Sudijono, 2012: 67)

Tes terbagi menjadi empat, yaitu :

a) Tes Formatif, tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar. b) Tes Sumatif, tes sumatif digunakan untuk mengetahui penguasaan

siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan dalam satuan waktu tertentu seperti catur wulan atau semester.

c) Tes Diagnostik, tes diagnostic digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi. Berdasarkan pemahaman mengenai siswa bermasalah dan masalahnya maka guru dapat mengusahakan pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan masalahnya.

d) Tes Penempatan, tes penempatan adalah pengumpulan data yang diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa sesuai dengan minat dan bakatnya. (Purwanto, 2016: 67-69).

2) Non Tes

Evaluasi non tes menurut Elis Ratnawulan adalah melaksankan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Penilaian ini umumnya menilai kepribadian anak secara menyeluruh yang meliputi sikap, tigkah laku, sifat, sikap social, ucapan, riwayat hidup, dan lain-lain. Penilaian ini berhubungan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok. (Elis Ratnawulan, dkk, 2015: 200). Sedangkan menurut Anas Sudijono non tes adalah penilaian atau

evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis). (Anas Sudijono, 2012: 76). f. Indikator Hasil Belajar

Proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila:

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok. (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 120)

Dokumen terkait