• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 9-32

E. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku itu mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.21

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.22

19

Abdul Majid, h. 75-76. 20

Aan Sunjata Wisahati dan Teguh Santosa, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, (Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan, 2010).h. 89.

21

Husdarta dan Yudha M. Saputra, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 2-3.

22

Belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh peserta didik sendiri. Peserta didik adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena peserta didik memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh peserta didik adalah keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan bahan belajar.

Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara.23

Menurut Jerome S. Bruner ( dalam Barlow, 1985), belajar memiliki tiga fase: a. Fase informasi. Dalam hal ini, belajar diawali dengan adanya penerimaan

berbagai materi.

b. Fase transformasi. Yaitu tahap terjadinya pengubahan terhadap materi yang diterima.

c. Fase evaluasi. Yaitu tahap melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran yang diterima.24

Sedangkan pembelajaran instruksional adalah usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya.25

23

Syaifuddin Iskandar, Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran ( Universitas Samawa 2008), h. 79.

24

Ulfani rahman, Nuansa Baru Psikologi Belajar ( Makassar: UIN Press, 2013 ), h.8. 25

Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang kompleks yang diperoleh dari pengalaman yang dialaminya sendiri dalam lingkungan tempat tinggalnya. Yang mengarah pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu parameter yang dapat digunakan dalam menentukan berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan yang telah dilaksanakan dalam satuan pendidikan. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik kurikulum maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang terdiri dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Ranah kognitif adalah suatu ranah kemampuan berfikir tentang fakta-fakta sfesifik, pola prosedural, dan konsep-konsep dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan intelektual. Bloom merumuskan taksonomi pembelajaran khususnya dalam ranh kognitif mulai dari keterampilan berfikir tingkat rendah sampai pada keterampilan berfikir tinggi.26

Ranah kognitif Bloom terdiri dari enam jenis perilaku yaitu sebagai berikut: a. Pengetahuan

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom, didalamnya termasuk pengetahuan hafalan atau diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah pasal dalam undang-undang dan nama-nama tokoh. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal

26

Muhammad Yaumi, Desain Pembelajaran Efektif ( Makassar: UIN Alauddin Press: 2012) h. 63.

dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya.

Ada beberapa cara untuk mengingat dan meyimpannya dalam ingatan seperti teknik memo, jembatan kedelai, mengurutkan kejadian, membuat singkatan yang bermakna. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya.

b. Pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunkan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu:

1. Terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan merah putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam memasang sakelar.

2. Penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Menghubungkan pengetahuan tentang konjugasi kata kerja, subjek, dan possesive ponoun sehingga tahu menyusun kalimat.

3. Ekstrapolasi, diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dan membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

c. Penerapan

Penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah.

Bloom membedakan delapan tipe aplikasi yang akan dibahas satu persatu yaitu:

1. Dapat menerapkan prinsip atau generalisasi yang sesuai untuk situasi yang baru di hadapi.

2. Dapat menyusun kembali problemnya sehingga dapat menetapkan prinsip atau generalisasi mana yang sesuai.

3. Dapat memberikan spesifikasi batas-batas relevansi suatu prinsip atau generalisasi.

4. Dapat mengenali hal-hal khusus yang terpampang dari prinsip dan generalisasi.

5. Dapat menjelaskan suatu gejala baru berdasarkan prinsip dan generalisasi tertentu.

6. Dapat meramalkan sesuatu yang akan terjadi berdasarkan prinsip dan generalisasi tertentu.

7. Dapat menentukan tindakan atau keputusan dalam menghadapi situasi baru dengan menggunakan prinsip dan generalisasi tertentu.

8. Dapat menjelaskan alasan menggunakan prinsip dan generalisasi bagi situasi baru yang dihadapi.

d. Analisis

Analisis adalah usaha memilah sustu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan kompleks yang memanfaatkan kecakapan dari tiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu.

e. Sintesis

Berfikir berdasar pengetahuan hafalan, berfikir pemahaman, berfikir aplikasi, dan berfikir analisis dapat dipandang sebagai berfikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berfikir devergen. Pada tipe ini peserta didik menciptakan produk, menggabungkan bagian-bagian dari pengalaman sebelumnya, dengan bagian yang baru untuk menciptakan keseluruhan bagian.27

f. Evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dll. Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu. Pada tipe ini peserta didik memberikan keputusan terhadap nilai dari suatu

27 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar ( Bandung: Remaja Rosdakarya: 2008) h. 23-29.

materi pembelajaran, argumen, atau pandangan yang berkenaan dengan sesuatu yang diketahui, dipahami, dilakukan, dianalisis, dan dihasilkan..28

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil pembelajaran yang diperoleh oleh peserta didik yang mencakup tiga aspek yaitu kognitif ( pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi), afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian ini hanya ditinjau sampai pada aspek pemahaman (C2 ) disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu tentu dipengaruhi oleh banyak hal. Sebagaimana dalam belajar, kemapuan seseorang tidak muncul dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantara faktor-faktor yang dapat memengaruhi adalah faktor internal dan eksternal dan faktor pendekatan belajar. Seperti yang telah Allah firmankan dalam QS. Al-Qashash; 28: 56

(٦٥) َنيِدَتْهُمْلاِب ُمَلْعَأ َىُه َوُءاَشَي ْنَم يِدْهَي َ َّللَّا َّنِكَل َو َتْبَبْحَأ ْنَم يِدْهَت لا َكَّنِإ

Artinya:

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”.29

28 Muhammad Yaumi, Desain Pembelajaran Efektif ( Makassar: UIN Alauddin Press: 2012), h. 63-64.

29 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya ( Bandung: Syaamil Quran, 2007) h. 392.

Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: a. Faktor Internal

Faktor ini menunjuk kepada faktor yang mempengaruhi seseorang dalam belajar yang berasal dari dalam diri individu, seperti aspek fisiologis dan aspek psikologis.

1. Aspek fisilogis adalah aspek yang bersifat jasmaniah, yaitu belajar dalam keadaaan sakit, misalnya pusing, lemah organ tubuh, ada cacat seperti buta, tuli, bisu, atau bahkan cacat mental sehingga memengaruhi kualitas ranah cipta (menjadi rendah atau menurun). Pentingnya belajar dalam keadaan normal sangat membantu pencapaian hasil belajar yang maksimal.

2. Aspek psikologis adalah aspek yang bersifat rohaniah meliputi beberapa hal, antara lain:

a) Intelegensi, ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru yang menggunakan alat-alat berfikir menurut tujuannya.

b) Bakat, kemampuan khusus yang berkembang secara menonjol dibandingkan dengan kemampuan lainnya. Misalnya , bakat musik, matematika, dan menulis. c) Motivasi, sebuah konsep yang menggambarkan kekuatan yang menggerakkan

organisma, kekuatan-kekuatan tersebut untuk membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku, dan untuk menerangkan perbedaan intensitas tingkah laku.

d) Minat, menurut Gillen minat adalah skill yang dikuasai oleh seseorang berupa kemampuan, berupaya bekerja sama dengan pihak lain dan sukses menghasilkan sesuatu.

e) Sikap, yaitu gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk merespon dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang, dn sebagainya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang memengaruhi belajar yang berasal dari luar yaitu faktor sosial dan faktor non sosial.

1) Lingkungan sosial sekolah yaitu: guru, staf, keluarga, teman kelas, dan masyarakat, semua ini menyangkut manusia ketika belajar sedang berlansung, boleh jadi akan mempengaruhi suasana belajar. Lingkungan ini bisa membantu proses belajar atau malah mengganggu dalam proses pembelajaran.

2) Lingkungan non sosial, yaitu: rumah, gedung, sekolah dan letaknya, alat belajar, keadaan udara, suhu dan cuaca, dan waktu belajar (pagi, siang dan malam).

c. Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar, berupa:

1) Pendekatan tinggi yaitu spekulatif dan achieving 2) Pendekatan sedang yaitu analytic dan deep

3) Pendekatan rendah yaitu reproductive dan surface

Hasil belajar adalah pola-pola pembuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, asresiasi dan keterampialan. Merujuk pemikiran Gagne hasil belajar berupa:

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitif sendiri.

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi.

5. Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. 30

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik yaitu faktor internal yaitu faktor yang berhubungan dengan fisik dan psikologi, eksternal yaitu faktor yang berhubungan dengan lingkungan seperti sekolah, guru, masyarakat, rumah dan sarana pembelajaran dan pendekatan belajar.

Dokumen terkait