• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

D. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2010), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Rumusan tujuan pendidikan menggunakan hasil belajar dari Benyamin Bloom (Nana Sudjana, 2010) dibagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan ataupun ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.Ada enam aspek ranah psikomotorik yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran dapat diketahui dari hasil belajar.Setiap siswa tentunya ingin mendapatkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu, guru sebagai pengajar memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan siswa pada suatu proses pembelajaran. Dengan demikian hendaknya guru dapat

membuat pembelajaran yang lebih optimal agar siswa memperoleh hasil belajar yang baik.

Pengukuran hasil belajar berguna untuk mengetahui kemajuan atau keberhasilan program pendidikan untuk memberikan bukti peningkatan ataus pencapaian yang diperoleh siswa. Pengukuran merupakan suatu deskripsi kuantitatif tentang keadaan sesuatu hal sebagaimana adanya atau tentang perilaku yang tampak pada seseorang atau tentang prestasi yang ditunjukkan oleh seseorang (Winkel, 1983:315).

Menurut Eveline dan Hartini (2010:144), penilaian hasil belajar adalah segala macam prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai unjuk kerja (performance) siswa atau seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Beberapa tujuan dan fungsi dari evaluasi hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Diagnostik: menentukan letak kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar, bisa terjadi pada keseluruhan bidang yang dipelajari oleh siswa atau pada bidang-bidang tertentu saja.

b. Seleksi: menentukan mana calon siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu dan mana yang tidak dapat diterima. Seleksi digunakan guna menjaring siswa yang memenuhi syarat tertentu. c. Kenaikan kelas: menentukan naik atau lulus tidaknya siswa setelah

menyelesaikan suatu program pembelajaran tertentu.

d. Penempatan: menempatkan siswa sesuai dengan kemampuan/potensi mereka.

Menurut Nana Sudjana, 2010:56, hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar-mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang bercirikan sebagai berikut:

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri. Siswa tidak akan mengeluh dengan prestasi rendah, dan ia akan berjuang lebuh keras untuk memperbaikinya. Sebaliknya, hasil belajar yang baik akan mendorong pula untuk meningkatkan, setidaknya mempertahankan, apa yang telah dicapainya.

2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya, artinya, ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia punya potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana harusnya. Ia jua yakin tidak ada sesuatu yang tak dapat dicapai apabila ia berusaha sesuai dengan kesangggupannya.

3. Hasil belajar yang dicapainya bermakana bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk memelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya.

4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan, atau wawasan; ranah

afektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah psikomotoris, keterampilan, atau perilaku. Ranah kognitif terutama adalah hasil yang diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya, baik efek instruksional maupun efek nurturant atau efek samping yang tidak direncanakan dalam pengajaran.

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Ia tahu dan sadar bahwa tinggi-rendahnya hasil belajar yang dicapainya bergantung pada usaha dan motivasi belajar dirinya sendiri.

Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Ini berarti bahwa optimalnya hasil belajar siswa bergantung pula pada proses belajar siswa dan proses mengajar siswa. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penilaian terhadap proses belajar-mengajar.

Tujuan penilaian proses belajar-mengajar pada hakikatnya adalah untuk mengetahui kegiatan belajar-mengajar, terutama efisien, keefektifan dan produktivitasnya dalam mencapai tujuan pengajaran.

Kriteria yang digunakan dalam menilai proses belajar-mengajar antara lain ialah konsistensi kegiatan belajar-mengajar dengan kurikulum, keterlaksanaannya oleh guru, keterlaksanaannya oleh siswa, motivasi belajar

siswa, keaktifan siswa, interaksi guru-siswa, kemampuan atau keterampilan guru, kualitas hasil belajar siswa. (Nana Sudjana, 2010:65).

Hasil belajar sebagai perubahan dalam kapabilitas (kemammpuan tertentu) sebagai akibat belajar, maka Jenkis dan Unwin menyatakan bahwa hasil akhir dari belajar (learning outcomes) adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya. Di sini, Jenkis dan Unwin melihat hasil belajar serupa dengan pengertian Gagne, yaitu siswa mampu mengerjakan sesuatu sebagai hasil belajar tentulah akibat kapabilitasnya (kemampuan tertentu). Berdasarkan pengertian Gagne serta Jenkis dan Unwin, dapat diartikan bahwa hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu (Hamzah B. Uno, 2008:17).

Dari pengertian tentang hasil belajar menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang dilihat dari ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik setelah siswa menerima pengalaman belajarnya guna mengetahui seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.Sehingga hasil belajar matematika adalah kemampuan siswa setelah siswa menerima pelajaran matematika yang dilihat dari ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik yang diukur berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dokumen terkait