• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.1 KajianTeori

2.1.10 Hasil Belajar

Para Ahli berbeda berpendapat dalam mendefinisikan hasil belajar. Namun hakikatnya memiliki pengertian yang sama, Rifa’i dan Anni (2009:85) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek perubahan perilaku tersebut tergantung apa yang dipelajari oleh peserta didik. Perubahan perilaku peserta didik dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut merupakan perubahan perilaku yang diinginkan dan menunjukkan bahwa proses pembelajaran telah terjadi.

Dalam kegiatan belajar, tujuan pembelajaran tersebut memiliki tiga peranan. Pertama adalah memberikan arah kepada kegiatan pembelajaran. tujuan pembelajaran mengarahkan pada pemilihan strategi yang tepat, jenis kegiatan

yang sesuai, dan mengarahkan peserta didik melakukan kegiatan yang diharapkan serta penggunaan waktu yang efisien. Kedua adalah untuk mengetahui kemajuan belajar dan adanya pembinaan (remidial). Ketiga adalah sebagai bahan komunikasi. Bloom ( Aunurrahman, 2010: 49 – 53 ) menyampaikan tiga taksonomi tersebut sebagai tiga ranah belajar: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Dapat didefinisikan sebagai berikut :

2.1.10.4 Ranah kognitif

Meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang

telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Dimensi proses kognitif menurut Anderson, L.W dan Krathwohl, D. R. 2001 mencakup menghafal (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyse), mengevaluasi (evaluate), dan membuat(create)(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=taksonomi%20blom

20terbaru%20ranah %2Ckognitif%2Cafektif%2Cp sikomotorik ).

a. Mengetahui. Mengingat merupakan proses kognitif paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat (Widodo, 2006). Kata operasional mengetahui yaitu mengutip, menjelaskan, menggambar, menyebutkan, membilang, mengidentifikasi, memasangkan, menandai, menamai.

b. Pertanyaan memahami (understand). Pertanyaan pemahaman menuntut siswa menunjukkan bahwa mereka telah mempunyai pengertian yang memadai untk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui. Siswa harus memilih fakta-fakta yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Jawaban siswa tidak sekedar mengingat kembali informasi, namun harus menunjukkan pengertian terhadap materi yang diketahuinya (Widodo, 2006). Kata operasional memahami yaitu menafsirkan, meringkas,mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan.

c. Mengaplikasikan (apply). Pertanyaan penerapan mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu, mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu menjalankan dan mengimplementasikan (Widodo, 2006). Kata oprasionalnya melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi.

d. Menganalisis (analyze). Pertanyaan analisis menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut (Widodo, 2006). Kata oprasionalnya yaitu menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun

outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan.

e. Mengevaluasi (evaluate). Mengevaluasi membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik. Kata operasionalnya yaitu menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mebenarkan, menyalahkan.

f. Membuat (create).Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini yaitu membuat, merencanakan, dan memproduksi (Widodo, 2006). Kata oprasionalnya yaitu merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.

2.1.10.5 Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap (attitude), apresiasi (appreciation), dan motivasi (motivation) siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kartwohl & Bloom (Aunurrahman, 2010: 49 – 53) membagi ranah afektif menjadilima aspek, yaitu:

a. Receiving (Penerimaan)

Merupakan tingkat afektif yang terendah, meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan. Misalnya mendengarkan dengan seksama penjelasan guru energi dan panas.

Merupakan bagian afektif yang meliputi keinginan dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Misalnya menyerahkan laporan praktikum/tugas tepat waktu.

c. Valuing (Penilaian)

Mengacu pada nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tertentu. Reaksi-reaksi yang dapat muncul seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Misalnya menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap alat-alat laboratorium yang dipakai waktu praktikum dan bersikap jujur dalam kegiatan pembelajaran.

d. Organization (Organisasi)

Meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi satu sistem nilai. Sikap-sikap yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal. Sikap yang ditunjukkan misalnya mampu menimbang akibat positif dan negatifnya tentang kemajuan sains terhadap kehidupan umat manusia.

e. Characterization (Karakteristik)

Merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Misalnya bersedia mengubah pendapat jika ditunjukkan bukti-bukti yang tidak mendukung pendapatnya.

2.1.10.6 Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan manual fisik (skills) dan kemampuan bertindak individu. (Aunurrahman, 2010: 49 – 53) mengembangkan ranah psikomotor dengan enam jenjang, yaitu:

a. Gerakan refleks, gerakan yang tidak disadari.

b. Keterampilan gerakan-gerakan dasar, yaitu gerakan yang menuntut kepada keterampilan yang sifatnya kompleks.

c. Kemampuan perseptual, termasuk membedakan visual, auditif, motoris. d. Kemampuan dalam bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan

ketepatan.

e. Gerakan-gerakan skill,mulai dari keterampilan sederhana sampai kompleks.

f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

Hamalik (2011:31) mengatakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, keterampilan. Hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. Hasil belajar lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Sudjana (2004 : 22) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang dimiliki siswa yang diperoleh setelah mengalami proses kegiatan belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut dapat berupa perubahan dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa. Adapun hasil belajar siswa tercermin dari nilai yang diperoleh siswa setelah mengalami evaluasi pembelajaran.

Dokumen terkait