• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.2.3 Hasil Belajar Psikomotorik

Aspek yang diamati dalam penilaian psikomotorik meliputi menyiapkan alat dan bahan, merangkai alat dan bahan, melakukan pengukuran, dan melakukan percobaan sesuai dengan prosedur. Data hasil observasi diakumulasikan dengan perolehan skor pada pengambilan data dan kesimpulan, kemudian digunakan sebagai nilai akhir untuk kinerja mahasiswa.

Analisis data hasil observasi mengenai kinerja mahasiswa menunjukkan peningkatan pada tiap siklus pelaksanaan tindakan. Siklus I, mahasiswa masih banyak bertanya tentang cara penyusunan alat, kalibrasi, dan troubleshoot instrumen. Proses pengambilan data juga melebihi alokasi waktu, karena mahasiswa belum menguasai secara keseluruhan teknik pengukuran yang benar.

Temuan ini mengakibatkan pencapaian kinerja eksperimen mahasiswa masih rendah.

Siklus II, mahasiswa sudah mempersiapkan semua referensi dari kegiatan pretest dan SOP penggunaan alat untuk eksperimen Efek Fotolistrik. Kegiatan eksperimen menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I dan kinerja mahasiswa meningkat. Aspek pengambilan data pada siklus ini tidak begitu maksimal karena instrumen Efek Fotolistrik sulit dikalibrasi, akibatnya eksperimen tertunda dan pengambilan data diulangi. Siklus III, aspek menyiapkan alat dan bahan, melakukan percobaan, pengambilan data yang benar, dan merapikan kembali alat mengalami peningkatan. Aspek yang rendah adalah melakukan pengukuran, mahasiswa masih memerlukan bantuan dosen untuk membaca hasil pengukuran pada perangkat defleksi elektron.

Kegiatan pembelajaran sains yang dilakukan secara berkelompok dan kerjasama tim (cooperative learning), ternyata mampu meningkatkan hasil belajar psikomotorik mahasiswa. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian Huda (2013) yang menunjukkan bahwa penerapan cooperative learning dalam pembelajaran sains mampu meningkatkan kinerja aspek psikomotor peserta didik.

Selama pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa kendala seperti kondisi peralatan eksperimen yang tidak cukup baik dan keterbatasan waktu pada sesi diskusi, sehingga kegiatan diskusi dan presentasi dari tiap siklus dilanjutkan pada akhir siklus III. Kegiatan tambahan ini berlangsung dengan sangat menarik, mahasiswa sangat antusias dalam mengikuti serangkaian presentasi dari masing - masing kelompok. Banyak pengetahuan dan konsep baru muncul dari pertanyaan tingkat tinggi yang diajukan oleh mahasiswa.

67

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Penerapan model pembelajaran Better Teaching and Learning (BTL) pada mata kuliah eksperimen fisika dengan langkah ICARE, penggunaan SAP/LKM yang terintegrasi nilai karakter, pretest group by group, penerapan sistem reward dan behavior contract, serta hasil karya dari media sederhana efektif untuk mengembangkan karakter mahasiswa. Peningkatan rata-rata dari siklus I ke II sebesar 10% dan dari siklus II ke III sebesar 6 %. Selain itu, berkembangnya karakter juga meningkatkan nilai kognitif dan psikomotorik mahasiswa.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Penerapan model Better Teaching and Learning (BTL) pada penelitian sejenis membutuhkan simulasi dan persiapan yang matang seperti, pengecekan alat/bahan percobaan, konsep diskusi kelompok, serta media pendukung dalam proses pembelajaran.

2. Kendala lain dalam penelitian ini adalah kondisi peralatan eksperimen khususnya Efek Fotolistrik, Geiger Muller, dan Efek Hall yang kurang bagus. Fasililtas penunjang dalam kegiatan eksperimen dalam semua tingkat pendidikan disarankan diperhatikan kelayakannya oleh pihak terkait.

3. Tingkat kesukaran soal yang digunakan untuk evaluasi aspek kognitif mahasiswa, disarankan menyesuaikan dengan kemampuan mahasiswa pada setiap rombel.

68

Andrade, H. & Ying, D. 2005. Student perspectives on rubric-referenced assessment. Practical Assessment, Research & Evaluation Journal, 10(3): 1-11.

Apriani, E. 2013. Menciptakan Energi Listrik dari Buah. Jurnal Wahana Aplikasi Pendidikan & Informasi yang Baik (WAPIK), ISSN :2303-3061.

Arikunto S., Suhardjono, & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Beiser, A. 1999. Konsep Fisika Modern. Edisi ke-4 (terjemahan).Jakarta : Erlangga DBE3. 2009. Pembelajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 3 (Modul

Pelatihan). Jakarta : DBE3

Depiyanti. 2012. Model Pendidikan Karakter di Islamic Full Day School. Jurnal Tarbawi, 1(3) : 221-233.

Dwijananti, P. 2010. Bahan Ajar Mata Kuliah Eksperimen Fisika. Semarang: Jurusan Fisika

Goleman, D. 2007. Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional), Mengapa EQ Lebih Penting Daripada IQ. Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama

Halliday & Resnick. 1984. Fisika 2. Jakarta: Erlangga

Harahap. 2009. Merancang Pembelajaran untuk Kecakapan Hidup: E-Paper for Education Harian Analisa. Tersedia di http://www.analisadaily.com [diakses 18-10-2012]

Hasnawati. 2006. Pendekatan Contextual Teaching Learning Hubungannya dengan Evaluasi Pembelajaran. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 3(1): 53-62. Huda, D. K. 2013. Penerapan IPA Terpadu Tipe Connected dengan Model

Cooperative Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Fisika dan Kimia di Smp Muhammadiyah 6 Surabaya. Jurnal Pendidikan Sains e-pensa, 1(2): 95-102.

Kamaruddin SA. 2012. Character Education and Students Social Behavior. Journal of Education and Learning, 6 (4) : 223-230.

Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah.. Jakarta: Puskur Balitbang Kemendiknas.

69

Laili, H. 2010. Penerapan Teknik Behavior Contracts nntuk Meningkatkan Tanggung Jawab Pribadi Siswa Kelas XI-IPS 3 dalam Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 2 Malang. Skripsi. Malang : Universitas Negeri Malang.

Lickona, T. 1992. Educating for Character, How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York : Bantam Books.

Marzuki. 2012. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sekolah. Jurnal Pendidikan Karakter, 2(1): 1-16.

Muslich, M. 2011. Pendidikan karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, M. 2011. Pendidikan karakter: Menjawab Tantangan Krisis. Jakarta: Bumi Aksara.

Nana & Sudjana. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar. Baru Algesindo

Nasution. 2006. Metode Research(Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara

Purbo, Y. 2012. Pembelajaran Inquiring Minds What To Know Berbantuan Multimedia pada Pelajaran Budidaya Rumput Laut. Jurnal pendidikan Vokasi, 2(3): 379-396.

Purwanto, M. N. 2002. Prinsip-prinsip dan teknik pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rahmawati, P. 2011. Pengembangan Metode Pembelajaran Pendidikan Karakter melalui Kewirausahaan Sosial (Sociopreneurship). Jurnal Pendidikan Inovatif, 1(2) : 1-15.

Ramli, T. 2003. Menguak Karakter Bangsa. Grasindo: Jakarta

Rasyidah, U. H. 2011. Pengembangan Karakter Tanggung Jawab, Kejujuran, Tekun/ Gigih dan Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Fisika Matematika II melalui Perkuliahan Terpadu. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Redaksi. 2013. Menakar Relevansi LKS. Koran Pendidikan, Mei. Hlm.2.

Risnawati. 2012. Penerapan Group Investigation pada Pembelajaran Sains untuk Mengembangkan Karakter Siswa SMP Kelas VIII. Unnes Physics Education Journal, 1(2): 12-19.

Rumiati. 2013. Upaya Meningkatkan Sikap Siswa dalam Pembelajaran Sastra Indonesia di Kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Denpasar.

1-12.

Samsudi. 2009. Desain Penelitian Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS

Scott, S. 2008. Perceptions of Students’ Learning Critical Thinking through Debate in

a Technology Classroom: A Case Study. The Journal of Technology Studies, 34(1): 36-44.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sudrajad. 2010. Pendidikan Karakter di SMP. Tersedia di http://akhmadsudrajat. wordpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di-smp/ [diakses 23 Januari 2013].

Sugiyo, W. Efektivitas Metode Student Centered Learning yang Berbasis Fun Chemistry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 3(2): 469-475.

Sulistyarini. 2010. Membangun Karakter Siswa melalui Pembelajaran Kontekstual. Jurnal FKIP Universitas Tanjung Pura, 8(1): 1-7.

Sulisworo. 2013. Meningkatkan Motivasi Mahasiswa untuk Berani Berpendapat di Depan Publik. Jurnal Wahana Aplikasi Pendidikan & Informasi yang Baik (WAPIK), ISSN :2303-3061.

Supeni, S. 2010. DBE3 Memacu Guru dan Siswa Lebih Aktif dan Kreatif. Jurnal Inovasi Pendidikan, 1(16): 1-2.

Susilowati. 2010. Mengembangkan Moral Peserta Didik melalui Integrasi Karakter dalam Pembelajaran Sains. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains. Yogjakarta : UNY.

Sutardji & Sholeh, M. 2010.Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata Pelajaran IPS SMP Melalui Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna (Better Teaching and Learning). Jurnal Geografi Unnes, 7(1): 1-8.

Suyanto. 2006. Dinamika Pendidikan Nasional (Dalam Percaturan Dunia Global). Jakarta: PSAP Muhammadiyah

Taba, H. 1962. Curriculum Development: Theory and Practice. New York: Harcourt, Brace and World.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yamin, M. 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung

71

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)