• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA

B. Hasil Belajar Siswa dengan Menfaatkan Program Cabri 3D

B. Hasil Belajar Siswa dengan Menfaatkan Program Cabri 3D

Pembelajaran yang dilakukan selama dua kali pertemuan, selanjutnya

diteruskan dengan melaksanakan tes evaluasi. Dan hasil tes evaluasi tersebut

dapat dilihat dalam Tabel 10. Hasil yang didapat dari 29 siswa, ada 1 yang

tidak diikut sertakan sehingga menjadi 28 siswa terdapat 3 orang siswa yang

tidak tuntas dan 25 siswa lainnya tuntas. Nilai yang memenuhi KKM adalah

nilai yang lebih dati 75. Dan ternyata ada 89.29% siswa yang memenuhi KKM.

Menurut Wina Sanjaya Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian

dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang

direncanakan. Tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan Cabri 3D ini agar

siswa dapat memahami pembelajaran tentang materi sudut antara garis dan

bidang pada kubus dan limas dengan lebih baik, dan hasil tes evaluasi tentang

materi tersebut nantinya para siswa dapat mencapai nilai lebih dari KKM yaitu

75. Dan dengan pembelajaran menggunakan Cabri 3D ini tujuan diatas

diharapkan dapat tercapai.

Menurut Bloom dan kawan – kawan dalam Arikunto Sumarsini (1999)

mengemukakan tiga ranah atau aspek hasil belajar, yaitu :

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan

dan kemahiran intelektual.

Ranah kognitif terdiri dari enam aspekyang selanjutnya disebut

taksonomi, yaitu mengenal dan mengingat kembali, pemahaman,

penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Dalam ranah kognitif hasil belajar ini dapat dilihat dari soal tes evaluasi

yang diberikan kepada siswa. Pada soal pertama hingga soal keempat

peneliti memberi tingkatan soal pada aspek ke penerapan dan soal kelima

pada aspek analisis. Untuk soal pertama hingga keempat siswa diharapkan

dapat mengenal dan mengingat kembali materi yang sebelumnya tentang

bangun dimensi tiga dan juga tentang trigonometri, kemudian dapat

mengetahui sudut mana yang diminta untuk digambar dan dihitung besar

sudutnya, kemudian menghubungkannya dengan pengetahuan yang

didapatkan sebelumnya, jika mereka dapat dengan baik mengerti akan soal

115

dengan materi yang diajarkan. Dan setelah siswa paham, mereka dapat

menerapkan bentuk – bentuk sudut lainnya ke dalam sebuah kubus dan

limas yang lain. Apabila mendapatkan soal yang mirip atau mungkin

berbeda karena siswa sudah memahami materi maka untuk soal yang

terlihat berbeda tadi dapat dikerjakan.

Untuk soal kelima peneliti membuat soal hingga tingkatan C4

(analisis). Disini siswa dituntut untuk dapat melampaui tahap mengenal

dan mengingat, pemahaman dan selanjutnya penerapan, setelah itu dapat

menganalisis soal, mengitung bagaimana besar sudut dengan

menggunakan trigonometri.

Dari 28 siswa ada 2 yang dapat mengerjakan soal dengan benar mereka

dapat mengingat, memahami, melakukan penerapan dan dapat

menganalisis dengan baik, ada 23 siswa yang masih kurang teliti baik

dalam melakukan pemahaman soal ataupun dalam melakukan

pengitungan. Dan ada 3 siswa yang masih kurang.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan

perasaan, sikap, minat, dan nilai.

Dalam ranah ini peneliti melakukan tes kuisoner dan wawancara

dengan siswa untuk mengetahui bagaimana siswa bisa mendapatkan nilai

baik dan nilai kurang baik. Dari 7 siswa yang diwawancara ada 2 siswa

memiliki nilai baik, 3 sedang dan 2 siswa nilai kurang baik. Siswa dengan

nilai baik mengatakan bahwa mereka belajar tidak hanya saat ulangan tapi

juga melakukan latihan disaat belum ulangan, mereka juga tidak malu

untuk bertanya pada teman dan guru ketika menjumpai permasalahan.

Mereka juga senang dengan matematika karena menurut mereka

matematika adalah pelajaran yang menantang. Ditambah lagi dengan

pembelajaran dengan menggunakan program Cabri 3D, mereka antusias

karena memudahkan mereka dalam belajar sudut antara garis dan bidang

pada kubus dan limas. Pembelajaran dengan bantuan program Cabri 3D

menarik dan dengan lebih jelas menunjukan gambar dengan detail

sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi yang diajarkan.

Untuk 3 siswa yang mendapatkan nilai sedang, siswa ini mengatakan

bahwa senang dengan pelajaran matematika dan senang menghitung,

hanya kadang kurang teliti dalam melakukan perhitungan. Diakui oleh

siswa bahwa mereka belajar ketika akan ada ulangan sehingga mereka

kurang maksimal, mereka menyadari akan tetapi rasa malas lebih besar

dibandingkan keinginan mereka dalam mencapai nilai baik.

Dan untuk 2 siswa dengan nilai kurang baik mengungkapkan kurang

suka mereka terhadap pelajaran matematika. Menurut mereka matematika

itu rumit dan susah dipahami. Mereka mengakui bahwa belajar hanya saat

akan menghadapi ulangan dan itu sangat kurang sekali. Ditambah lagi

kesibukan mereka dengan organisasi dan kegiatan lomba yang mereka

117

mengerti terhadap materi yang diajarkan. Untuk bertanyapun mereka

merasa malu.

3. Ranah Psikomotorik

Prestasi belajar ranah psikomotorik menunjukan adanya kemampuan

fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan

koordinat syaraf.

Dengan menggunakan Cabri 3D siswa diharapkan mampu

mengembangkan kemampuan berfikir mereka terhadapt bangun ruang,

terutama dalam mempelajari sudut antara garis dan bidang pada kubus dan

limas. Guru juga meminta siswa mengerjakan LKS dalam sebuah kertas

karton yang bertujuan untuk mengembangkan kreatifitas mereka terhadap

pengerjaan jawaban mereka dalam hal ini bagaimana mereka dapat

menggambar dengan baik, dan membuatnya semenarik mungkin untuk

ditampilkan kesemua teman, sehingga teman mersa ingin memperhatikan

pekerjaan siswa yang melakukan presentasi. Siswa juga diminta untuk

melakukan presentasi agar para siswa dapat latihan berkomunikasi dengan

baik dengan siswa lainnya, melatih kepercayaan diri dan mampu

menghargai pendapat orang lain.

Dilihat dari pengamatan hasil tes evaluasi kelas dengan menggunakan

pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan program Cabri 3D.

Berikut adalah tampilan kesalahan yang dilakukan siswa pada tes evaluasi.

Gambar 18. Kesalahan siswa pada dalam menggambarkan sudut antara garis AE dengan bidang AFH

Dengan menggunakan progran Cabri 3D maka gambar akan tampak

seperti berikut :

Gambar 19. Gambar dengan program Cabri 3D sudut antara garis AE dengan bidang AFH

119

Gambar 20. Kesalahan siswa dalam menggambarkan sudut antara garis TC dengan bidang ABCD

Gambar 21. Gambar dengan program Cabri 3D sudut antara garis TC dengan bidang ABCD

Gambar 22. Kesalahan siswa dalam menggambarkan sudut antara garis EC dengan bidang BCGF

Gambar 23. Gambar dengan program Cabri 3D sudut antara garis EC dengan bidang BCGF

Beberapa gambar diatas merupakan kesalahan yang dilakukan oleh

siswa kedua kelas. Siswa kelas X.1 dengan pembelajaran konvensional,

sedangkan untuk kelas X.2 dengan pembelajaran menggunakan program Cabri

3D. Untuk kesalahan yang dilakukan siswa, yang mengalami kesulitan dalam menggambarkan sudut dengan baik dan benar adalah kelas X.1, dan untuk X.2

kesalahan yang dilakukan tidak begitu banyak. Program Cabri 3D membantu

menjelaskan kepada siswa lebih detail tentang bagaimana bentuk dari bangun

ruang kubus ataupun limas, dan dapat dengan jelas memperlihatkan bagaimana

sudut itu terbentuk antara garis dan bidang.

Hal ini tampak bahwa kelas yang menggunakan pembelajaran dengan

program Cabri 3D menjadi terbantu dalam melihat bangun ruang. Program

Cabri 3D berperan dalam pembelajaran bangun ruang khususnya sudut antara garis dan bidang.

121

Dari hasil data pengamatan di kelas X.1 dan X.2 SMA Negeri 4

Magelang, terlihat adanya perbedaan antara kedua kelas. Di kelas X.1 situasi

dan kondisi kelas cenderung kurang aktif, akan tetapi perhatian mereka

terhadap guru yang sedang menjelaskan materi sangatlah baik. Di kelas X.2

situasi dan kondisi kelas lebih ramai dibandingkan kelas sebelumnya, saat guru

memberikan penjelasan ada beberapa anak yang ramai atau asik sendiri, hingga

guru harus sedikit menegur siswa agar lebih memperhatikan. Akan tetapi di

kelas X.2 ini siswa terlibat dalam pembelajaran, mereka lebih aktif dan

memiliki keinginan untuk bertanya apabila mengalami kesulitan dalam

memahami materi yang diajarkan oleh guru. X.2 cukup antusias mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan program Cabri 3D ini, mereka tertarik dan

ada beberapa siswa yang ingin meminta program Cabri 3D untuk belajar di

rumah.

Selanjutnya dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), untuk

kelas X.1 lebih tenang dan tekun dalam mengerjakan LKS, dan ada beberapa

siswa yang aktif bertanya baik kepada siswa lainnya ataupun kepada guru.

Untuk kelas X.2 suasana juga cukup tenang dalam mengerjakan LKS, mereka

semuanya aktif didalam kelompoknya masing – masing, dan tiap kelompok

berlomba – lomba untuk mengerjakan LKS dengan baik dan benar.

Dilihat dari proses belajar mengajar, siswa kelas X.2 mendapatkan

suasana yang berbeda dalam belajar dan berdasarkan hasil wawancara dan

kuisoner kebanyakan lebih mudah memahami bila belajar dengan

menggunakan program Cabri 3D. Sedangkan untuk kelas X.1 pembelajaran

yang konvensional seperti yang biasa dilakukan, dan berdasarkan wawancara,

siswa menyatakan butuh adanya media yang mungkin bisa membantu mereka

dalam belajar sudut antara garis dan bidang ini agar lebih mudah untuk

dimengerti. Dan setelah melihat hasil belajar kedua kelas dengan menggunakan

nilai tes evaluasi didapatkan hasil bahwa rata – rata hasil tes evaluasi X.2 yaitu

85.63 dengan persentase ketuntasan 89.29% dan lebih besar bila dibandingkan

dengan X.1 yaitu 81.39 dengan persentase ketuntasan sebesar 82.14%.

C. Efektivitas Pembelajaran dengan Memanfaatkan Program Cabri 3D

Dokumen terkait