• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.7 Hasil Clustering Bidang Sosial

Analisis pengelompokan untuk bidang sosial dilakukan berdasarkan indikator pendidikan, pembangunan infrastruktur, kesehatan, dan ketenaga kerjaan. Variabel yang digunakan untuk pengelompokan kondisi sosial di Bojonegoro antara lain jumlah sekolah, jumlah guru, besar dana untuk pembangunan jalan atau jembatan, dana untuk pembangunan drainase, jumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan, jumlah tenaga kesehatan, jumlah tenaga kerja berdasarkan pekerjaannya, dan jumlah angkatan kerja. Berdasarkan variabel tersebut berikut hasil dendogram clusternya.

Bojon egor o Kasim an Pada ngan Sumb errej o Baur eno Kedu ngad em Ngase m Dand er Sugih wara s Suko sewu Tema y ang Kalitid u Balen Kapa s Kano r Kepo hbaru Tamb akrej o Ngrah o Malo Truc uk Bubu lan Kede wan Ngam bon Purw osari Gond ang Seka r Marg omuly o 6,89 4,60 2,30 0,00 D is ta n ce

Gambar 5. 11 Dendogram Kondisi Sosial

Hasil dendogram gambar 5.11 menunjukkan banyaknya cluster yang terbentuk, yakni dapat dikelompokan menjadi lima cluster. Warna orange menunjukkan cluster empat, warna pink merupakan cluster lima, warna biru merupakan cluster tiga, warna hijau merupakan cluster dua, dan sisanya warna merah termasuk anggota cluster satu. Berikut anggota kelompok untuk masing-masing cluster yang ditunjukkan dalam tabel 5.12.

63

5 Cluster Cluster 1 Margomulyo, Trucuk, Bubulan, Gondang, Ngambon, Sekar, Kedewan, Gayam, Sukosewu, Purwosari, Ngraho, Kanor, Kalitidu, Balen, Kapas, Tambakrejo, Ngasem, Malo, Temayang, Kepohbaru, Sugihwaras, Dander

Cluster 2 Kedungadem

Cluster 3 Baureno, Sumberejo Cluster 4 Bojonegoro

Cluster 5 Padangan, Kasiman

4 Cluster Cluster 1 Margomulyo, Trucuk, Bubulan, Gondang, Ngambon, Sekar, Kedewan, Gayam, Sukosewu, Purwosari, Ngraho, Kanor, Kalitidu, Balen, Kapas, Tambakrejo, Ngasem, Malo, Temayang, Kepohbaru, Sugihwaras, Dander

Cluster 2 Baureno, Sumberejo, Kedungadem Cluster 3 Bojonegoro

Cluster 4 Padangan, Kasiman

3 Cluster Cluster 1 Margomulyo, Trucuk, Bubulan, Gondang, Ngambon, Sekar, Kedewan, Gayam, Sukosewu, Purwosari, Ngraho, Baureno, Kanor, Kalitidu, Balen, Kapas, Tambakrejo, Ngasem, Malo, Temayang, Kepohbaru, Sugihwaras, Sumberrejo, Kedungadem, Dander

Cluster 2 Bojonegoro

Cluster 3 Padangan, Kasiman

2 Cluster Cluster 1 Margomulyo, Trucuk, Bubulan, Gondang, Ngambon, Kasiman, Sekar, Kedewan, Gayam, Sukosewu, Purwosari, Ngraho, Baureno, Kanor, Kalitidu, Balen, Kapas, Tambakrejo, Ngasem, Malo, Temayang, Padangan, Kepohbaru, Sugihwaras, Sumberrejo, Kedungadem, Dander Cluster 2 Bojonegoro

Tabel 5.12 menunjukkan banyaknya cluster yang dapat terbentuk dari dendogram gambar 5.11, yaitu sebanyak lima cluster. Pengelompokan dengan lima cluster sebanyak dua puluh satu kecamatan termasuk dalam anggota cluster satu dengan jarak pengelompokan sebesar 1,69, sebanyak satu kecamatan masuk dalam cluster dua dengan jarak pengelompokan 1,77 yaitu Kecamatan Kedungadem, sebanyak dua kecamatan termasuk dalam cluster tiga dengan jarak pengelompokan sebesar 1,75 yaitu Kecamatan Baureno dan Sumberjo, sebanyak satu kecamatan untuk anggota cluster empat yaitu Kecamatan Bojonegoro dengan

64

jarak cluster 6,89, dan kecamatan lainnya yang tidak masuk cluster satu sampai empat, merupakan anggota cluster lima dengan jarak pengelompokan 1,64. Pengelompokan dengan empat cluster didapatkan anggota sebanyak tiga kecamatan untuk cluster dua, satu kecamatan untuk cluster tiga, dan dua kecamatan untuk cluster empat. Sedangkan kecamatan lain yang tidak termasuk dalam cluster empat sampai dua termasuk dalam cluster satu. Pengelompokan dengan tiga cluster menghasilkan Kecamatan Bojonegoro termasuk dalam cluster dua, Kecamatan Padangan dan Kasiman termasuk dalam cluster tiga, dan kecamatan lain selain tiga kecamatan tersebut termasuk dalam cluster satu. Pengelompokan dengan dua cluster menghasilkan Kecamatan Bojonegoro termasuk dalam cluster dua, sedangkan kecamatan lainnya termasuk dalam cluster satu. Berikut centroid cluster untuk masing-masing cluster berdasarkan dari pengelompokan dengan lima cluster.

Tabel 5. 13 Centroid Cluster Pengelompokan Kondisi Sosial

Variabel Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Cluster 5

Jumlah guru -0,29742 1,18289 0,86613 3,8889 -0,29742 Jumlah sekolah -0,27961 2,01077 1,41716 1,89312 -0,27961 Pembangunan jalan/jembatan -0,37243 0,5274 0,46592 2,09648 -0,37243 Pembangunan drainase -0,16413 0,0806 0,27321 4,25687 -0,16413

Jumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan -0,20095 -0,16661 0,07033 4,53097 -0,20095 Jumlah tenaga kesehatan -0,2552 0,75286 1,59481 2,31649 -0,2552 Jumlah TK berdasarkan pekerjaan -0,26273 0,90156 2,02418 0,45845 -0,26273 Jumlah usia kerja -0,22081 1,56986 1,13897 1,686 -0,22081 Tabel 5.13 menunjukkan centroid pengelompokan kondisi sosial di Bojonegoro. Diketahui bahwa nilai centroid terbesar pada masing-masing variabelnya terdapat pada cluster empat. Jika dilihat masing-masing cluster, nilai centroid untuk cluster satu hampir sama tiap variabelnya, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk cluster satu pengelompokan terjadi berdasarkan kesamaan

65

menunjukkan nilai centroid terbesar terdapat pada variabel jumlah sekolah, hal tersebut bearti bahwa pengelompokan pada cluster dua berdasarkan kesamaan karakteristik variabel jumlah sekolah. Cluster tiga menunjukkan nilai centroid paling besar terdapat pada variabel jumlah tenaga kerja berdasarkan pekerjaan. Pengelompokan pada cluster empat berdasarkan nilai centroid terbesar yakni pada kesamaan karakteristik variabel jumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan, dan cluster lima hampir sama dengan cluster satu yakni memiliki nilai centroid kecil pada masing-masing variabel. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa cluster empat memiliki nilai centroid yang paling besar diantara cluster lainnya, sehingga dapat diartikan bahwa kondisi sosial di Bojonegoro berdasarkan variabel pendidikan, kesehatan, pembangunan, dan ketenaga kerjaan maka yang paling unggul adalah kecamatan yang ada di cluster empat yaitu Kecamatan Bojonegoro. Dengan adanya centroid cluster tersebut maka dapat dikategorikan kondisi sosial di Bojonegoro menjadi lima kategori. Untuk lebih jelas persebaran kecamatan kategori tersebut dapat dilihat pada gambar 5.12.

66

Gambar 5.12 menunjukkan peta administrasi Kabupaten Bojonegoro berdasarkan hasil cluster kondisi sosial yang meliputi pendidikan, pembangunan, kesehatan, dan ketenaga kerjaan. Berdasarkan hasil cluster didapatkan lima kategori kriteria pengelompokan kondisi sosial yakni sangat rendah yang ditunjukan dengan warna coklat sangat muda, rendah dengan warna coklat susu, sedang dengan warna coklat agak gelap, tinggi dengan warna coklat, dan sangat tinggi dengan warna coklat sangat tua. Wilayah kecamatan dengan warna coklat sangat tua menunjukkan kondisi sosial di kecamatan tersebut unggul dibandingkan dengan kecamatan lain, dimana wilayah tersebut terdapat di Kecamatan Bojonegoro. Sedangkan wilayah dengan warna coklat sangat muda menunjukkan kondisi sosial di kecamatan tersebut masih sangat kurang, pada gambar 5.12 warna coklat muda lebih mendominasi keseluruhan kecamatan yang ada di Bojonegoro. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembangunan, pendidikan, kesehatan di Kabupaten Bojonegoro belum terlaksana secara merata.

Dokumen terkait